Anda di halaman 1dari 19

Gagal Jantung

pada Laki-Laki
Berusia 60 Tahun
Skenario 3
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang diantar anaknya
berobat ke poliklinik RS dengan keluhan sering sesak bila
beraktivitas, hal ini dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Selain
itu pasien juga mengeluh batuk kering, tidak disertai demam
dan nyeri dada. Pasien merasa nafasnya sering tersengal-
sengal, terutama bila berjalan agak jauh sehingga sangat
mengganggu kesehariannya. Keluhan dirasakan berkurang
bila pasien beristirahat. Saat malam hari pasien merasa lebih
nyaman bila tidur dengan bantal yang agak tinggi, selain itu 2
bulan terakhir ini ia merasa kakinya sering bengkak. Pasien
didiagnosis menderita darah tinggi sejak berusia 50 tahun.
Dua tahun yang lalu ia didiagnosis dokter menderita penyakit
jantung coroner dan menjalani operasi Coronay Artery Bypass
Graft (CABG).
Seorang laki-laki 60 tahun, mengeluh sesak bila
beraktivitas sejak 6 bulan yang lalu, disertai batuk
Rumusan kering, nafas tersengal, bila berjalan jauh, keluhan
berkurang bila pasien beristirahat. Riwayat
masalah hipertensi sejak 50 tahun, kaki bengkak 2 bulan
terakhir, 2 tahun yang lalu didiagnosa penyait
jantung coroner dan menjalani operasi CABG.

Hipotesis Laki-laki tersebut menderita


Gagal jantung kronik atau CHF
Mind Map

anamnesis

- Etiology
- Epidemiology
Diagnosis - Patofisiologi
Pemeriksaan fisik
banding
Rumusan -
-
Gejala Klinis
Penatalaksanaan
- Prognosis
masalah - Komplikasi
- Pencegahan

Pemeriksaan
Diagnosis kerja
penunjang
Anamnesis
Identitas
Keluhan Utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat sosial ekonomi
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah : 160/90 mmHg
TTV Nadi : 100x/ menit
Frekuensi nafas : 22x/ menit
Inspeksi Suhu afebris
Palpasi Thorac : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (+/+)
Perkusi Bunyi jantung 1-2 murni reguler, murmur (-),
Auskultasi gallop (+)
Ekstremitas : akral hangat, edema (+/+), pitting
(+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
Pembesaran jantung
Penonjolan vascular pada
lobus atas: meningkatnya
tekanan vena pulmonalis.
Efusi pleura : opak yang
homogeny di bagian basal
dengan tepi atas yang
cekung.
Edema pulmonal interstisial
Edema pulmonal alveolus.
EKG
Echocardiography
Biomarker
Diagnosis kerja
Kriteria Framingham o Peninggian tekanan vena
jugularis
untuk diagnosis gagal o Refluks hepatojugular
jantung. Diagnosis Kriteria Minor
ditegakkan minimal ada o Edema ekstremitas
1 kriteria major dan 2 o Batuk malam hari
kriteria minor. o Dispnea deffort
o Hepatomegali
Kriteria Major o Efusi pleura
o Paroksismal nokturnal dispnea o Penurunan kapasitas vital 1/3
o Distensi vena leher dari normal
o Ronki paru o Takikardia (>120 menit)
o Kardiomegali
o Edema paru akut
o Gallop S3
Tabel 1. Klasifikasi Fungsional Gagal Jantung
Menurut NYHA.
Kelas Kapasitas Fungsional
I Pasien tidak ada keterbatasan aktivitas fisik. Tidak timbul sesak napas, rasa
lelah, atau palpitasi dengan aktivitas fisik biasa

II Pasien dengan sedikit keterbatasan aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik biasa
dapat mengarah pada kelelahan, jantung berdebar, dispnue, atau nyeri
angina ; Nyaman saat istirahat.

III Pasien dengan keterbatasan aktivitas fisik yang jelas, dimana aktivitas fisik
kurang dari biasa dapat mengarah pada kelelahan, jantung berdebar,
dispnue, atau nyeri angina ; Nyaman saat istirahat.

IV Pasien tidak hanya tidak bisa melakukan aktivitas fisik tetapi juga mendapat
gejala gagal jantung atau sindrom angina bahkan saat istirahat;
ketidaknyamanan pasioen bertambah bila aktivitas fisik dilakukan
Diagnosis banding
PPOK
Gejala :

Gejala respirasi : sesak napas yang semakin


bertambah berat, peningkatan volume dan purulensi
sputum, batuk yang semakin sering, napas dangkal
dan cepat. Gejala sistemik : peningkatan suhu tubuh,
peningkatan denyut nadi, serta gangguan status
mental pasien.
Gagal ginjal Sesak napas dari

Gejala klinis pada penyakitakumulasi cairan di paru-
ginjal paru
Sering buang air kecil, Sakit kepala, mati rasa

pada malam hari pada kaki atau tangan
(nokturia) (neuropati perifer), tidur
Pembengkakan kaki dan terganggu, status mental
bengkak di sekitar mata berubah (ensefalopati dari
(retensi cairan) akumulasi produk limbah
atau racun uremik), dan
Hipertensi gelisah
Kelelahan dan kelemahan Nyeri dada akibat
(dari anemia atau perikarditis (peradangan
akumulasi dari produk- di sekitar jantung)
produk limbah dalam Perdarahan (karena

tubuh) pembekuan darah yang
Hilangnya nafsu makan, buruk)
mual dan muntah Penurunan minat seksual
Gatal, mudah memar, dan dan disfungsi ereksi
kulit pucat (anemia)
Etiologi
Penyebab - disfungsi miokard, endokard,
pericardium, pembuluh darah besar, aritmia,
kelainan katup dan gangguan irama.
Di Eropa dan Amerika disfungsi miokard paling sering
terjadi akibat penyakit jantung koroner biasanya
akibat infark miokard, penyebab paling sering pada
usia kurang dari 75 tahun, disusul hipertensi dan
diabetes.
Indonesia belum ada data yang pasti, rumah sakit di
Palembang menunjukkan hipertensi sebagai
penyebab terbanyak, disusul penyakit jantung
koroner dan katup.
Epidemiologi
Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4%-2%
usia yang lebih lanjut, rata-rata umur 74 tahun.
Prognosis akan jelek bila penyebabnya tidak dapat
diperbaiki.
pasien gagal jantung akan meninggal dalam 4
tahun sejak diagnosis ditegakkan
gagal jantung berat > 50% akan meninggal dalam
tahun pertama
Patofisiologi
Penatalaksanaan non medika mentosa
Edukasi mengenai gagal jantung, penyebab, dan cara
mengenailinya, serta upaya bila timbul keluhan, dan
dasar pengobatan
Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari
Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air, dan
kebiasaan alkohol
Monitor berat badan, hati-hati dengan kenaikan berat
badan yang tiba-tiba
Mengurangi berat badan pada pasien dengan obesitas
Hentikan kebiasaan merokok
Konseling mengenai obat, baik efek samping, dan
menghindari obat-obat tertentu seperti NSAID,
antiaritmia kelas I, verapamil, diltiazem, dihidropiridin
efek cepat, antidepresan trisiklik, steroid
Penatalaksanaan

Angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE inhibitors)


Obat -blocker :bisoprolol, karvedilol, metoprolol
suksinat, dan nebivolol (I, A).
Mengurangi beban kerja jantung
Diuretik : loop diuretic, tiazid, metolazon bila terdapat
edema perifer, kongesti paru
Antagonis reseptor aldosterone. Obat ini digunakan
sebagai tambahan terhadap ACE inhibitor dan beta
blocker pada gagal jantung sesudah infark jantung
atau diabetes, dan terbukti menurunkan morbiditas dan
mortalitas
Angiotensin II Receptor Blocker (ARB). ARB masih
merupakan alternative bila pasien tidak toleran dengan
ACE inhibitor
Komplikasi
Tromboemboli
Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada gagal
jantung yang bisa menyebabkan perburukan
dramatis.
Kegagalan pompa progresif karena penggunaan
diuretik denagn dosis yang ditinggikan.
Transplantasi jantung merupakan pilihan pada
pasien tertentu.
Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan
sinkop atau kematian jantung mendadak (25-50%
kematian pada gagal jantung). Pada pasien yang
berhasil diresusitasi, amiodaron, bloker, dan
defibrilator yang ditanaqm mungkin turut
mempunyai peranan.
Pencegahan
Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard,
faktor risiko jantung koroner
Pengobatan infark jantung segera di triase, serta
pencegahan infark ulangan
Pengobatan hipertensi yang agresif
Koreksi kelainan kongenital serta penyakit jantung
katup
Bila sudah ada disfungsi miokard, upayakan
eliminasi penyebab yang mendasari, selain
modulasi progresi dari disfungsi asimptomatik
menjadi gagal jantung
Kesimpulan
Laki-laki berusia 60 tahun ini menderita gagal
jantung kronik. Hal ini dapat dicurigai dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik sehingga
didapatkan working diagnosis tersebut. Akan
tetapi, untuk menyingkirkan differential diagnosis
yang ada dari gagal jantung kronik (gagal ginjal
dan PPOK) perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
yang tepat. Dengan demikian, diagnosis pasti
dapat ditegakkan sehingga penatalaksanaannya
tepat, baik secara medika mentosa maupun
secara nonmedika mentosa

Anda mungkin juga menyukai