Anda di halaman 1dari 19

Journal Reading

The Antioxidants in Prevention of Cataracts


Study: effects of
antioxidant supplements on cataract
progression in South
India
Oleh :
Abella Mahendha
Bahan & Metode

Penelitian ini adalah randomized, placebo controlled dan triple -


masked yang menggunakan penelitian klinis berbasis masyarakat
dengan menilai apakah suplemen antioksidan (b karoten dan vitamin C
dan E) bisa memperlambat laju perkembangan katarak di India selatan
yang berlangsung selama 5 tahun.
Penelitian ini dilakukan berbasis di lima desa di sekitar Madurai, Tamil
Nadu, India, dan merupakan proyek kolaborasi antara Aravind Rumah
Sakit Mata di Madurai, India, dan Francis I Proctor Yayasan Penelitian,
di San Francisco, California.
Semua Penyelidikan yang direncanakan sesuai dengan pedoman
Deklarasi Helsinki. Protokol studi telah disetujui oleh panitia
penelitian manusia di Universitas California, San Francisco dan
internal dewan peneliti dan komite etika di Aravind Eye RSUD.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah antioksidan
Suplementasi bisa memperlambat laju perkembangan katarak.
Semua variabel hasil dibandingkan pengobatan suplemen
antioksidan (b karoten dan vitamin C dan E dan kelompok
plasebo
Variabel hasil utama adalah perubahan rata rata opalesensi
nuclear dari waktu ke waktu, secara klinis dinilai pada slit lamp,
menggunakan Lust Opacification Classification System III (LOCS
III).
Variabel hasil sekunder adalah warna nuclear dan kekeruhan
subkapsular kortikal dan posterior secara klinis dinilai
menggunakan LOCS III, apakah ketajaman visual terkoreksi dan
kegagalan pengobatan.
Kegagalan pengobatan itu didefinisikan sebagai katarak yang
memerlukan operasi, atau paling baik dikoreksi ketajaman visual
20/400 atau lebih buruk lagi.
Kriteria inklusi berusia 35-50 tahun dan paling
baik dikoreksi ketajaman visual (BCVA) 20/40 atau
lebih baik di kedua mata
Kriteria eksklusi tidak riwayat diabetes mellitus,
operasi intraokular, terapi radiasi, terapi
kortikosteroid, atau penggunaan vitamin suplemen
secara aktif
Penilitian ini mengunakan Satu dosis obat
mengandung vitamin C 500 mg, vitamin A (b
karoten 25.000 IU/15 mg), vitamin E 400 IU
Dan kelompok kedua menggunakan plasebo 3 kali
seminggu
Semua tablet itu diproduksi oleh Vitaline
Corporation, Ashland, Oregon, AMERIKA SERIKAT.
Setiap pasien katarak dinilai pada warna nuclear dan
opalescence, kekeruhan kortikal, dan kekeruhan
subkapsular posterior, dalam 0,1 unit, dengan grader
mengacu pada LOCS III transparansi standar sesuai
kebutuhan. Setiap katarak bergradasi di kedua mata
semua pasien, ditutupi skor pengamat lainnya. Dua tim
dari tiga ophthalmol-ogists menilai subjek yang sama
selama penelitian berlangsung.
Peserta dikumpulkan status sosial ekonomi, pendidikan,
terpajan paparan tembakau atau tidak, pengguna alkohol
atau tidak, terpajan sinar matahari arau tidak. Dan juga
dinilai frekuensi makan selama 3 kali sehari pada tahun
pertama untuk mengevaluasi diet
Analisis statistik

Perbandingan statistik karakteristik baseline antara kelompok


perlakuan dibuat dengan menggunakan uji dua sisi untuk
variabel kontinu. Analisis data longitudinal pada katarak The
Lens Opacities Classification System (LOCS III) Nilai
dilakukan dengan pemodelan statistik multivariat generalised
estimating equation (GEE)
Analisis dilakukan untuk mata kanan dan kiri secara terpisah.
Analisis efek perawatan termasuk penyesuaian untuk kofaktor
independen terkait dengan perkembangan katarak. Kofaktor
potensial dievaluasi menggunakan analisis multivariat- sis
dan cut off untuk dimasukkan dalam analisis efek pengobatan
adalah nilai p, 0,05. Analisis ini dilakukan untuk hasil primer
dan sekunder skor LOCS III untuk mata kanan dan kiri dari
waktu ke waktu.
Hasil

Ada 4007 subjek yang memenuhi syarat yang tinggal


di lima sasaran utama desa, 954 subjek diperiksa
untuk penelitian ini. Dari jumlah tersebut, Sebanyak
798 subjek didaftarkan karena saat dikoreksi
Ketajaman visual baik yaitu 20/40, ketaman visual
yang dikoreksi lebih buruk dari 20/40 dimasukkan
dalam kriteria eksklusi
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam
basis- line prevalensi faktor risiko katarak potensial antara 2
group tersebut.
Skor dasar LOCS III untuk semua katarak subtipe sebanding
antara kedua kelompok.
Di Garis dasar, sedikit lebih dari 73% mata memiliki
signifikan opitiensi nuclear dan hampir 59% mata memiliki
signifikan perubahan warna nuklear (didefinisikan sebagai
nilai> 2,0 pada Skala LOCS III).
Meskipun Tingkat katarak saat ini, 84,2% mata kanan
memiliki ketajaman 20/20 atau lebih baik dan kondisi serupa
ada di mata kiri Lebih dari 84% dari semua mata berada
dalam 1 diopter emmetropia (diopter : satuan ukuran
kekuatan bias lensa atau mata dengan jarak fokus 1 meter)
Hasil: Pendaftaran awal sebanyak 798 orang. Kelompok
perlakuan sebanding pada awal. Disana ada kepatuhan tinggi
terhadap tindak lanjut dan pengobatan. Terjadi
perkembangan katarak. Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok plasebo dan kelompok perlakuan aktif baik
variabel hasil primer maupun sekunder.
Kepatuhan pasien dalam penilitian ini sangat baik 90,1%
subyek menerima >95% dosis yang dimasukkan dan 6,1 %
subyek menerima 90-95% dari dosis yang diinginkan
Tidak ada perbedaan kepatuhan berdasarkan jenis kelamin
(p=0,55) atau usia (p=0,71)
Faktor risiko yang terkait dari progres katarak lebih cepat
temasuk dari usia, jenis kelamin, paparan sinar matahari, gds
>140mg/dl selama penilitian berlangsung.
Tabel 1: mencantumkan rincian jumlah perkembangan katarak dari
waktu ke waktu dengan mengunakan variabel hasil LOCS III
Ada beberapa nilai p < 0,05 dengan kelompok plasebo kurang
mengalami perkembangan dibandingkan kelompok perlakuan
Tidak ada perbedaan dan perubahan ketajaman penglihatan antara
kedua kelompok (p=0,8)
BCVA (best corrected Visual Activity) dari kelompok plasebo rata-
rata kurang dari 1,66 (SD 4,96) pada tahun kelima
Sedangkan BCVA (best corrected Visual Activity) dari kelompok
antioksidan rata-rata -1,64(SD 4,74) pada tahun kelima
Tidak ada perbedaan dalam pergeseran rabun yang diamati antara
kelompok
Discussion

Kejadian Katarak di negara berkembang sangat


meningkat seiring dengan bertambahnya usia
penduduk dunia,
Namun katarak akan jauh berkurang jika dilakukan
operasi kepada populasi katarak yang dapat
memperbaiki kualitas hidup.
Tingkat kebutaan katarak paada negara berkembang
tidak proporsional hal ini mengakibatkan kerugian
dan beban ekonomi yang sangat besar dengan
demikian pengembangan strategi untuk pencegahan
katarak bisa memiliki dampak yang besar.
Bukti epidemiologis menun jukkan kemungkinan peran
dari antioksidan dalam pencegahan katarak namun
dalam studi lain menemukan hasil yang berbeda.
Saat ini beberapa penelitian telah meneliti secara
intervensi pencegahan katarak di negara maju dan
mendapatkan hasil negatif.
Tetapi dari 5 penelitian dengan hasil negatif, 3 penelitian
memiliki percobaan temuan berpotensi positif di china.
Study di lixian tersebut menunjukkan efek positif pada
katarak dengan dua intervensi dengan gabungan
multivitamin dan suplemen mineral
Studi lain dengan riboflavin dan suplemen niasin
Chylack et al melakukan studi multicentre di
amerika serikat dengan mengamati penurunan
perkembangan katarak dengan suplemen
antioksidan namun memberikan hasil negatif
Christen et al menemukan efek positif dari
antioksidan pada perokok pada awal uji klinis
selama 12 tahun namun efek tidak baik pada dokter
laki laki yg merokok terus menerus.
Kesimpulan: Suplemen antioksidan dengan b karoten,
vitamin C dan E tidak mempengaruhi perkembangan katarak
pada populasi dengan prevalensi katarak tinggi yang dietnya
pada umumnya kurang antioksidan

Anda mungkin juga menyukai