Anda di halaman 1dari 24

Analisis Mikrobiologis

Sediaan Farmasi

Oleh :
Adisti Qama
15020150156
ANALISIS MIKROBIOLOGIS SEDIAAN FARMASI

Pedoman Analisis
Mikrobiologis Pengujian Kulitatif
Sediaan Farmasi Bakteri Patogen
Metode
Pengujian Kuantitatif
Standar Mikrobiologi Perhitungan
Pedoman Analisis Mikrobiologis
Sediaan Farmasi
1. Untuk melihat tingkat
cemaran mikroorganisme
pada sediaan farmasi
2. Untuk menghitung
jumlah mikroba yg
tumbuh
3. Untuk menentukan
apakah sediaan
memenuhi syarat atau
tidak, sesuai dgn tabel
SNI masing-masing
sediaan
Uji Mikrobiologi yang Tercantum pada
Farmakope Indonesia edisi IV
Uji dan Penetapan secara Biologi
<91> Penetapan Aktivitas Vitamin B12
<121> Penetapan Kadar Kalsium Pantotenat
Uji secara Mikrobiologi <131> Penetapan Potensi Antibiotik secara
<51> Uji Batas Mikroba Mikrobiologi
<61> Uji Efektivitas Pengawet
<71> Uji Sterilitas
UJI KUANITATIF DAN KUALITATIF SEDIAAN FARMASI
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji
yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji
organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting,
karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan,
juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau
indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya
meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan
suatu makanan, dan uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan
tingkat keamanannya, serta uji bakteri indikator untuk mengetahui
tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz, 1993).
Pengujian Analisis Mikrobiologis
Secara Kuantitatif

Metode Angka Metode Perhitungan Metode Turbidimetri


Lempeng Total (ALT) Jumlah terkecil/terdekat
(Metode Most Probable
Number/MPN)
PERHITUNGAN ALT

ALT (Angka Lempeng Total) ALT


bakteri adalah bilangan yg
menunjukkan jumlah koloni bakteri
yg mencemari tiap gram/ml sampel
uji ALT kapang adalah bilangan yg
menunjukkan jumlah koloni jamur yg
mencemari tiap gram/ml sampel uji.

Richard Dawson ALT = V x N x 1/fp


PERHITUNGAN ALT
Sal sesuai nomor pada tabel dengan
No 10-1 10-2 10-3 persyaratan nilai lapor :
1
1. ALT = V x N x
1 32 15 10

= 1 x 32 x 101
2 18 23 26 = 3,2 x 102 gr/mL
1
3 361 357 349
2. ALT = V x N x

= 1 x 18 x 101
4 35 45 150
= 1,8 x 102 gr/mL
Lanjutan perhitungan ALT.....
1
4. ALT = V x N x

1
= 1 x 349 x
103
= 1 x 349 x 103
= 3,49 x 105 gr/ml 3,5 x 105
1 1 1
5. ALT = 45 x = 35 x + 45 x
102 101 102
1
35 x = 35x101 + 45x102
101
45 102
= = 3,5x102 + 45x102
35 101
45 102 48,5 102
= =
3,5 102 2
= 12,87 > 2 = 24,35 x 102 2,4 x 103
Perhitungan MPN

MPN (Most Probable


Number) Nilai tabel MPN
x 1/fp (tabung tengah).
Tabel 1. Tabel Nilai MPN
Perhitungan MPN
Pengenceran 10-1 Pengenceran 10-2 Pengenceran 10-3

3 1 0
1
MPN = nilai MPN tabel x
( )
1
= 43 x
102
= 43 x 102
= 4,3 x 103
Contoh Perhitungan MPN
Misalnya dalam praktikum diperoleh 64 koloni,
Dengan pengenceran 2 kali berarti pengerceran menjadi 10 .
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat di hitung
jumlah koloni pada masing masing metode karena koloni yang kami
dapat sesuai dengan aturan SPC yaitu 30 - 300.
Faktor pengenceran (FP) = 10-2 x 1
= 102
Jadi, Jumlah koloni = koloni yang tumbuh x 1/ FP
= 64 x 10
= 6.4x 10
METODE TURBIDIMETRI
Metode ini digunakan dengan cara
mengukur kekeruhan suspensi atas
dasar penyerapan dan pemencaran
cahaya yang dilintaskan, sehingga
yang mengandung lebih dari 107-
108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh
mata telanjang. Suatu volume biakan
yang telah ditakar ditempatkan
dalam tabung khusus yang jernih
dengan diameter tertentu.
SYARAT PELAPORAN DAN
PERHITUNGAN KOLONI
1. Jika semua pengenceran < 30, diambil pengenceran
terkecil
2. Jika semua pengenceran > 300, diambil pengenceran
tertinggi.
3. Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran
dihasilkan koloni 30 - 300, maka : bandingkan
pengenceran terbesar dengan pengenceran terkecil, jika
hasilnya kecil sama dengan dua, maka dirata-ratakan.
Apabila hasilnya > 2, diambil dari pengenceran terkecil
PENGUJIAN ANALISIS MIKROBIOLOGIS
Secara Kualitatif

Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeruginosa
Salmonella thyposa
Candida albicans
Tabel 2. Media Penduga dan Spesifik dalam Pengujian Bakteri Patogen
Bakteri Media Enrichmen Media Selektif Hasil positif
Koloni hijau metalik dengan
1. E. coli BGLBB, LB, BHIB EMBA,Mc concey
bintik hitam di tegah
Koloni keruh atau bening, tidak
2. Salmonella thypi BSA, SCB, SSA, BSA berwarna bagian tengah mungkin
berwarna hitam.
Koloni kecil dan sedang, jernih,
3. Pseudomonas aeruginosa BHIB MHA, CETA sedikit keruh. Koloni hijau
berfluoresen
Koloni berukuran kecil dan
berwarna hitam, dikelilingi oleh
4. Staphylococcus aureus BHIB VJA areal berwarna kuning yang
enunjukkan terjadinya fermentasi
manitol.
Koloni kuning permukaan agak
datar, bagian tengah keruh dan
5. Vibrio cholera APW TCBSA bagian pinggir bening atau koloni
kuning agak kering dilingkari zone
kuning.
Alasan perubahan warna pada medium:
Adapun mekanisme perubahan itu :
Pada medium LB, setelah diinkubasikan terjadi perubahan warna medium dari hijau ke
kuning dan terbentuk gas pada tabung durham yang menunjukkan adanya bakteri
coliform. Dalam hal ini disebabkan karena kelompok bakteri coliform mencakup bakteri
yang bersifat aerob dan anaerob fakultatif khususnya Escherichia coli yang
memfermentasikan laktosa yang terdapat dalam medium sehingga terjadi pembentukan
asam yang menyebabkan perubahan warna medium menjadi kuning dan juga
menghasilkan gas yang tertahan dalam tabung durham dimana proses fermentasi ini
diindikasikan oleh pembentukan gas.
Pada medium EMBA, setelah diinkubasi terlihat koloni warna merah bata yang
disebabkan oleh reaksi antara metabolit hasil metabolit bakteri coliform dengan
indikator yang terdapat dalam medium. Adapun mekansime penampakan warna
tersebut adalah adanya eosin dalam medium tersebut berflorosensi atau memancarkan
cahaya sehingga menghasilkan kilap logam atau metalik, dan terjadi reaksi antara
methylen blue dan bakteri Escherichia coli yang ada pada medium Laktosa Broth
sehingga dari warna kuning berubah menjadi warna hijau.
Pada medium BSA (Bismuth Sulfit Agar), untuk isolasi bakteri Salmonella
thypi dan spesies lain. Adanya bismuth sulfit dan briliant green dapat
menghambat pertumbuhan gram positif dan koliform. Adanya sulfit
dalam media akan diubah menjadi H2S yang berperan dalam
mengendapkan besi, sehingga koloni berwarna coklat hitam dengan
kilap logam.
Pada medium SSA, medium SSA (Salmonella Shigella Agar) mengandung
garam empedu, NA-sitrat, dan brilliant green yang menghambat
pertumbuhan bakteri gram negatif maupun positif. Laktosa merupakan
sumber karbohidrat, sedangkan indikator yang dipakai adalah netral red.
Jika bakteri tumbuh dan memfermentasi laktosa maka akan
menghasilkan asam dan mengubah indikator pink menjadi merah. Na-
tiosulfat sebagai sumber sulfur untuk produk H2S diproduksi maka akan
bereaksi dengan FeCl3 yang terdapat dalam medium SSA.
Pengujian
Staphylococcus aureus
Uji Penduga
Uji Spesifik
Pengujian
Pseudomonas aeruginosa
Uji Spesifik
Uji Penduga
Pengujian
Salmonella thyposa
Uji Penduga
Pengujian
Candida albicans
Uji Penduga
Uji Spesifik
Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai