Sistem Transmisi
Suatu instalasi sistem tenaga listrik yang
berfungsi melayani penyaluran tenaga
listrik dari pusat pembangkit sampai ke
sistem distribusi.
Pusat pembangkit listrik terletak jauh dari pusat
beban. Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan
dengan menggunakan tegangan tinggi, dengan
alasan sebagai berikut:
Bila tegangan dinaikkan maka arus listriknya
menjadi kecil.
arus listrik yang kecil maka disipasi daya
pada kawat transmisi juga kecil.
arus kecil cukup digunakan kawat berpenampang
relatif lebih kecil , sehingga lebih ekonomis.
Energi listrik atau daya listrik yang
hilang pada kawat transmisi jarak jauh
dapat dihitung dengan persamaan
energi dan daya listrik sebagai berikut:
W I Rt
2
dan P I2 R
R = 0,01 ohm
Dimana :
= t T (oC)
I = kemampun hantar arus konduktor (Ampere)
Hw = koefisien disipasi panas konveksi (W/oC-cm2)
Hr = koefisien disipasi panas radiasi (W/oC-cm2)
R = tahanan konduktor pada temperatur t
(Ohm/cm)
R20 = tahanan konduktor pada 20oC (Ohm/cm)
= kenaikan temperatur konduktor (oC)
T = temperatur sekeliling (oC)
Ws = energi radiasi matahari (W/cm2), diasumsi 0,1
= koefisien permukaan, diasumsi 0,9
D = diameter total konduktor (cm)
v = kecepatan angin (m/detik)
= koefisien temperatur tahanan
t = temperatur konduktor (oC)
Kawat Tanah
Disebut juga sebagai kawat pelindung
(shield wires), utk melindungi kawat
penghantar/kawat fase terhadap
sambaran petir.
Kawat tanah biasanya digunakan kawat
baja (steel wires), karena lebih murah.
Jatuh Tegangan Sal Transmisi
selisih antara tegangan pada pangkal pengirim
(sending end) dan tegangan pada ujung
penerimaan (receiving end) tenaga listrik.
Jatuh tegangan relatif dinamakan regulasi
tegangan (voltage regulation)
Vs Vr
VR 100%
Vr
Dengan :
Vs = tegangan pada pangkal pengiriman
Vr= tegangan pada ujung penerimaan
Daya Guna Sal Transmisi (Efficiensi)
perbandingan antara daya yang diterima dan
daya yang disalurkan
Pr
100%
Ps
Pr
100%
Pr PH
Dimana:
Pr= daya yang diterima (kW)
Ps= daya yang dikirim (kW)
PH= hilang daya (kW)