Anda di halaman 1dari 54

PLENO PEMICU 4

KELOMPOK 4
Fasilitator :
dr. Elvira Rosana

Mentari Ulfah Angga Gemilang


Tessa Hijriani M. Burlian F
Rizki Adena Putri Devi Nindya Oktara
Sarah Gustia Woromboni Sisca Permata Sari
Agi Azhari Sandini Rizki Muharani
Pemicu 3 :
Kisah Pak Lim

Pak Lim, seorang petani sayur di daerah Curup, berusia 50 tahun


mengeluhkan ada benjolan sebesar telur puyuh di leher kiri.Benjolan
semakin membesar sejak tiga bulan ini namun tidak terasa nyeri. Sudah
berobat namun tidak membaik. Nafsu makan menurun sehingga berat
badannya juga turun.Kadang-kadang terasa demam namun tidak tinggi.
Pak Lim khawatir apakah benjolan tersebut merupakan tumor ganas. Ia
takut dikemoterapi. Ia pun memeriksakan diri ke dokter. Dokter melakukan
anamnesis diantaranya didapatkan bahwa pak Lim seorang perokok, suara
serak tidak ada, mimisan tidak ada, telinga berdenging tidak ada.
Riwayat batuk lama dan terapi TBC tidak ada. Pemerikaan fisik: Mata:
konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pemeriksaan THT dalam batas
normal, thorak: dalam batas normal, abdomen: dalam batas normal,
ekstremitas: dalam batas normal. Regio colli sinistra : massa ukuran 3x3x2
cm, tidak terfiksir,konsistensi kenyal seperti karet (rubbery), nyeri tekan (-).
Dokter menyarankan pemeriksaan laboratorium dan biopsi serta sitokimia
.
Terminologi

Tidak ada
Keywords

Laki-laki 50 tahun
Benjolan di leher kiri sebesar telur puyuh
Tidak nyeri
3 bulan yang lalu benjolan semakin membesar
Penurunan nafsu makan
Penurunan BB
Riwayat perokok
PF : Regio colli sinistra massa ukuran 3x 3 x 2 cm kenyal,
tidak terfiksasi
Identifikasi Masalah

Laki-laki 50 tahun ditemukan massa dengan ukuran


3x3x2 cm dengan konsistensi kenyal dan tidak terfiksir
pada regio coli sinistra. Benjolan semakin membesar
sejak 3 bulan yang lalu dan tidak nyeri.
Analisis Masalah
Perokok dan laki-laki 50
petani sayur tahun

Benjolan di leher kiri sejak 3


bulan lalu

Semakin membesar

PF : massa
PA : reed
ukuran 3x 3 x 2
sternberg cell
cm kenyal,
dan infiltrat sel
tidak terfiksasi,
radang
nyeri (-)

Pembesaran
KGN/ limfoma

Limfoma hodgkin
Hipotesis

Pasien pada pemicu mengalami limfoma hodgkin stadium


I
Hepatosplenomegali pada pemicu dikarenakan
penekanan nodus limfa yan membesar disekitar organ.
Limfoma hodgkin yang diderita pasien dsebabkan toksik
lingkungan dari pekerjaan pasien sebagai petani sayur
PERTANYAAN TERJARING
1. Gangguan Biomolekular
a. Struktur DNA

DNA adalah asam deoksiribonukleat yang terutama


terdapat di nuleus sel, berbentuk untai ganda atas dasar
gugus gugus deoksiribosa dan fosfat dengan rantai-
rantai samping yang terdiri dari adenin, guanin, sitosin
dan timin
b. Ekspresi gen

Didalam gen, urutan nukleotida sepanjang untaian DNA


menentukan protein yang akan dihasilkan oleh
organisme
c. Protoonkogen

Protoonkogen gen yang berfungsi mendorong


pertumbuhan sel normal.
Gen supressor tumor : gen yang berfungsi menghambat
pertumbuhan sel.
Apoptosis sel : kematian sel secara teratur.
d. Gen apoptosis

Apoptsis adalah mekanisme kematian sel yang


terprogram yang penting dalam berbagai proses
biologis.
Gangguan apoptosis:
Apoptosis berlebihan
Kehilangan kemampuan apoptosis kanker
e. Siklus sel

Kelainan siklus sel dapat terjadi saat :


Perpindahan fase G1 ke fase S

Siklus sel terjadi tanpa disertaiaktivasi faktor transkripsi

Siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan

Translokasi kromosom yang sering ditemuka pada kanker darah


(limfoma, leukimia).
f. kromosom

Merupakan nukleoprotein yang berisi DNA


Fungsi
1. Menjaga integritas DNA selama siklus sel.
2. Menjaga agar dna tetap.sama selama siklus sel.
g. Faktor pertumbuhan

Growth factor merupakan protein yang berikatan pada


sel yang mempengaruhi bermacam-macam respon
selular seperti survival, proliferasi, diferensiasi dan
angogenesis.
2. Invasif dan metastasi sel tumor
3. Respon imun terhadap sel tumor

Ada 4 jenis sel-sel imun yang berbeda dapat membunuh


target tumor in vitro maupun in vivo.

1. Sel pembunuh alami (Natural Killer (NK) Cell),


2. Cytolytic thymus dependent Lymphocytes (CTLs),
3. Lymphokine-activated killer cells (LAK cells),
4. Macrophages
4. Tentang tumor secara umum
a. terapi

Contoh, stadium I & II Ca Limfoma:


b. Diagnosis

1. Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan keluhan pasien, riwayat keluarga,
status ekonomi dan pekerjaan dan ditanyakan yang
berhubungan dengan benjolan jika keluhan benjolan.
2. Pemeriksaan fisik
dilakukan pemeriksaan yang dicurigai kanker, dinilai bagaimana
sifat benjolannya. Dilakukan juga pemeriksaan pada daerah
sekitar benjolan dan daerah lainnya untuk melihat metastasis.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Histopatologi
Pemeriksaan ini merupakan salah satu gold standard untuk diagnosis kanker
b. Pemeriksaan petanda tumor
merupakan pemeriksaan yan g digunakan untuk menseleksi dan membantu
penegakan diagnosis kanker.
4. Radiologi
Pemeriksaan untuk melihat ukuran kanker dan penyebarannya ini dapat
membantu untuk menentukan stadium kanker.
5. Limfoma Hodgkin
a. Definisi

Penyakit hodgkin adalah keganasan sistem


limforetikuler dan jaringan pendukungnya yang sering
menyerang kelenjar getah bening dan disertai gambaran
histopatologi yang khas yaitu adanya sel Reed-sternberg
b. Epidemiologi dan faktor risiko

Di AS terdapat 7500 kasus baru penyakit hodgkin setiap

tahunnya. Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah


1,3-1,4 : 1. Dengan usia 15-34 tahun dan diatas 55 tahun.

Faktor resiko untuk penyakit ini adalah infeksi virus

seperti EBV, sitomegalovirus, HIV, dan HHV-6. Faktor


resiko lain adalah defisiensi imun serta adanya riwayat
keluarga yang mempunyai penyakit hodgkin.
c. Etiologi

Penyebab pasti belum diketahui. Pada penyakit ini

ditemukan adanya perkembangan sel B abnormal atau


dinamakan sel Reed-sternberg akibat pengaruh paparan
virus Epstein-Barr yang terkait proses transkripsi sel B
yang terganggu
d. Manifestasi klinis

Limfadenopati dengan konsistensi rubbery dan tidak


nyeri
Demam, tipe pel-ebstein
Hepoatosplenomegali
Neuropati
e. Stadium
f. Diagnosa

1. Anamnesis
keluhan terbanyak adalah pembesaran kelenjar getah bening di
leher, aksila dan inginal yang disertai dengan penurunan berat
badan dan sering berkeringat.
2. Pemeriksaan fisik
palpasi : pembesaran kelenjar getah bening dileher, aksila dan
inguinal. Kadang teraba pembesaran hati dan lien. Pemeriksaan
THT perlu dilakukan untuk menentukan adanya keterlibatan
cincin Waldeyer.
3. Sitologi byopsi aspirasi
biopsi ini sering digunakan untuk diagnosa pendahuluan
limfadenopati untuk identifikasi penyebab kelainan tersebut.
4. Histopatologi
Tindakan ini dilakukan untuk identifikasi sub tipe. Jaringan
yang diambil untuk biopsi dipastikan dapat memberikan
informasi yang adekuat, biasanya pada kelenjar getah bening
dileher.
5. Radiologi
a. Foto thorak
b. Limfangiografi dan CT scan
c. USG
6. Laparatomi
Sering dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar getah
bening di iliaka dan mesenterium dengan tujuan untuk
menentukan stadium.
g. Tatalaksana

Pilihan yang biasa digunakan kemoterapi dan


radioterapi
Kombinasi obat yang sering digunakan sebagai terapi
penyakit hodgkin dan limfoma lainnya yaitu MOPP
(Mekloretamin, Oncovin, Prokarbazin dan Prednison).
Masing-masing obat mempunyai mekanisme yang
berbeda.
h. Prognosis

Stadium I dan II prognosa lebih baik dibandingkan

stadium III dan IV. Penyakit hodgkin tipe sclerosis


nodular prognosanya baik khususnya yang mengenai
daerah mediastinum pada wanita.
6. Patofisiologi hepatosplenomegali

Infeksi virus dan defisiensi imun

Mutasi sel B

Gangguan imun

RS sel

Peningkatan proliferasi sel B

hepatosplenomegali
7. Limfoma Non Hodgkin
a. Definisi
b. Etiologi dan faktor resiko

Imunodefisiensi
Agen infeksius
Paparan lingkungan & pekerjaan
Diet & paparan lain
Abnormalitas sitogenik
Infeksi HTLV-1
c. Epidemiologi
d. Stadium
e. Pemeriksaan fisik dan penunjang

Pemeriksaan Fisik
Pembesaran KGB
Kelainan/ pembesaran organ (ex: hepatomegali/splenomegali)
Performance statu (ECOG/ WHO Karnofsky)

Pemeriksaan Penunjang
Biopsi ekiional / core biopsi
Diagnosi awal harus tegak (bdsarkan histopatologi)
Lab: darah rutin, kimia klinik, tes khusus (gamma GT, SPE, IEP, tes
Coomb, B2 globulin)
Aspirasi sumsum tulang
Radiologi
Konsultasi THT
Cairan tubuh lain
Konsuktasi kardiologi
f. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan penunjang, dan histo-
pa.
Anamnesis: adakah perbesaran KGB/ organ lain, Bb
turun >10% dlm 3 bln, demam 1 minggu tanpa
sebab, keluhan anemia, peny. Autoimun, dll ?
PF, P. Penunjang (yang telah dijelaskan di
pertanyaan sebelumnya)
Histo-PA: ditemukannya Reed Sternberg untuk
membedakan Hodgkin & non Hodgkin.
g. Diagnosis banding
h. Tatalaksana
Lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku
preventive medicine for the doctor in his community.
Promotif : Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
ex: Penyuluhan tentang tanda & bahaya kanker.
Preventif : kegiatan pencegahan thd suatu masalah kesehatan/ penyakit.
ex: pengolesan fluor pada gigi, rutin minum susu kaya kalsium sbelum terjado
osteoporosis.
Kuratif : ditujukan utk penyembuhan penyakit, pengurangan derita akibat penyakit,
pengendalian kecacatan agar kualitas hidup pasien terjaga/ maksimal.
ex: penambalan gigi.
Paliatif : meningkatkan kualitas hidup pasien & keluarga. Paliatif tdk lg utk penyembuhan,
tp utk mmpertahankan kualitas hidup pasien disisa hidupnya. ex: pasien AIDS
stadium akhir.
Rehabilitatif: mengembalikan bekas penderita/ sebagai pasien ke masyarakat agar daapt
berfngsi kembali. Golongan: rehab fisik, mental, vokasioanl, estetik. ex:
pembuatan gigi, tangan, kaki palsu, dll.
Rehabilitasi

Diberikan sedini mungkin (sejak sblum pegobatan definitif diberikan)


Dapat diberikan pada berbagai tahap & pengobatan sesuai tujuan penanganan
Terapi sebelum tindakan
Terapi terhadap keterbatasan/ gangguan fungsi tubuh:
- Modifikasi aktivitas yg aman & nyaman
- Dengan alat bantu
Pasca kemoterapi:
- edukasi pada pasien & keluarga
- latihan penguatan otot
- electrical stimulation
- latihan somato-sensoris
- keseimbangan
i. Komplikasi

Penekanan thd organ


Infeksi
Aplasia sumsum tulang
Gagal jantung
Gagal ginjal
neuritis
j. Prognosis
Kesimpulan

Pasien pada pemicu mengalami limfoma hodgkin stadium


I (BELUM DITERIMA)
Hepatosplenomegali pada pemicu dikarenakan
penekanan nodus limfa yan membesar disekitar organ.
(BELUM DITERIMA)
Limfoma hodgkin yang diderita pasien dsebabkan toksik
lingkungan dari pekerjaan pasien sebagai petani sayur.
(BELUM DITERIMA)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai