Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN TN.S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN


DI WISMA MATSWAPATI
RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

OLEH :
TRIO RAHADI WICAKSANA
070116B067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017
IDENTITAS KLIEN

Nama Inisial : Tn.S (L)


Umur : 26 tahun
Informan : Tn.E (Kakak)
Tanggal penngkajian : 17 agustus 2017
No.RM : 0018xxx
Alamat : Kab. Wonosobo
A. ALASAN MASUK
Klien mengatakan dirumah merasa takut karena ada
suara-suara yang mengancam saat malam hari dan klien tidak
bisa tidur karena suara ancaman tersebut.

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESITIPASI


Klien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah
dirawat di RSJ Prof.Dr.Soerojo Magelang 1 kali pada tahun
2016, pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien
tidak rutin minum obat, klien pernah mengalami kejang saat
umur kurang lebih 3 bulan. Dalam keluarga klien tidak ada
yang mengalami riwayat gangguan jiwa, tidak ada pengalaman
yang tidak menyenangkan, klien dirumah minder dengan temn-
temannya karena di umur 26 tahun belum menikah dan di
rumah hanya diam karena malu dengan temannya.
C. KONSEP DIRI
Peran diri
Klien mengatakan saat ini sebagai seorang anak ke 2 dari 3
bersaudara, klien mengatakan belum bekerja, belum bisa
membantu keperluan keluarganya, klien mengatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan di masyarakat
Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan cepat pulang ,
terkadang mengatakan sudah sembuh dan ingin sekali pulang
ke rumah.
Harga diri
Klien mengatakan minder karena belum bekerja dan belum
mempunyai penghasilan, klien mengatakan minder dengan
temannya karena diusianya yang sudah 26 tahun tetapi belum
menikah.
D. STATUS MENTAL
Pembicaraan
Nada bicara atau intonasinya lama-lama meningkat
saat diberikan pertanyaan dan diajak berbicara oleh
perawat, klien mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan perawat.
Aktifitas motorik
Klien terkadang terlihat tegang, kemudian mondar-
mandir di ruangan dan terlihat gelisah. Ketika
diajak bicara klien tangannya tidak bisa diam, klien
terkadang terlihat menyendiri dan melamun.
Alam perasaan
Klien mengatakan jengkel dan ingin marah karena
tidak diperbolehkan pulang, dan memaksa ingin
pulang, klien terlihat tegang dan gelisah.
Afek
Klien terlihat labil, klien merusak genteng
kemudian meminta maaf, terlihat mondar-mandir
dan gelisah.
INTERAKSI SELAMA WAWANCARA
Pada saat berinteraksi klien tampak tegang dan
tergesa-gesa saat menjawab pertanyaan, kontak
mata ada dan mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan.
E. MEKANISME KOPING
Klien merasa jengkel karena tidak diperbolehkan
pulang, klien memukul pintu dan memecahkan
genteng ruangan. Klien memaksa ingin pulang dan
memukul pintu besi di ruangan.
F. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik
F.20.0 (Skizofrenia Paranoid)

Terapi Medik
Trihexyphenidyl 2 mg 2x1 (oral)
Haloperidol 5 mg 2x1 (oral)
Clozapin 50 mg 2x1 (oral)
Diazepam 5 mg /24 (inj IM)
Lodomer 2 mg /24 (inj IM)
ANALISA DATA
Masalah
Data Fokus
Keperawatan
Ds: Resiko Perilaku
Klien mengatakan kemaren kesal karena tidak
diperbolehkan pulang dengan perawat. Kekerasan
Klien mengatakan ingin cepat pulang ke rumah dan
kemaren kesal memukul pintu besi kamar
Do:
Klien tampak bingung
Klien tampak tegang
Klien tampak gelisah
Klien terlihat mondar mandir
Klien berbicara dengan nada lama-lama tinggi/meningkat
Klien memukul pintu besi di kamar bangsal
Ds: Gangguan Konsep
Klien mengatakan minder karena belum menikah dan
bekerja Diri : Harga Diri
Do: Rendah
Klien terkadang terlihat menyendiri dan melamun
Masalah
Data Fokus
Keperawatan
Ds: Gangguan pola
Klien mengatakan merasa jengkel karena tidak
diperbolehkan pulang dan ingin memaksa koping : koping
pulang individu inefektif
Do:
Klien memukul pintu bangsal saat kesal
Klien meminta dan memaksa ingin pulang
IMPLEMENTASI

Dx.kep Implementasi Evaluasi


RPK SP 1: S:
1. Menidentifikasi penyebab - Klien mengatakan ingin segera pulang dari
PK rumah sakit hari ini
2. Mengidentifikasi tanda dan - Klien mengatakan mengetahui tanda dan gejala
gejala PK PK seperti jantung berdebar-debar, ingin
3. Mengidentifikasi PK yang mendobrak pintu ruangan
dilakukan O:
4. Mengidentifikasi akibat PK - Klien mampu mempraktikkan cara mengontrol
5. Mengajarkan cara PK dengan nafas dalam secara mandiri
mengontrol PK - Klien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala
6. Melatih klien cara kontrol marah/ PK
PK fisik 1 (nafas dalam) - Klien terlihat masih mondar-mandir dan gelisah
7. Membimbing klien A:
memasukkan dalam jadwal - SP 1 perilaku kekerasan (PK) belum tercapai
kegiatan klien (ulangi), dan lanjut SP II control PK dengan
minum obat
P:
- Validasi SP I RPK
- Lanjut SP II (minum obat prinsip 5 benar minum
obat) dengan bimbingan
Dx.kep Implementasi Evaluasi
RPK SP II: S:
1. Memvalidasi masalah - Klien mengatakan sudah tidak marah-marah dan
dan latihan sudah merasa tenang,
sebelumnya - Jika klien ingin marah klien mampu mempraktikkan
2. Menjelaskan cara nafas dalam
kontrol PK dengan - Klien mengatakan masih lupa nama obat dan manfaat
minum obat (5 benar obatnya.
minum obat) O:
3. Membimbing pasien - Saat divalidasi SP I klien mampu mempraktikkan
memasukkan dalam cara mengontrol PK dengan nafas dalam secara
jadwal kegiatan harian mandiri,
- Klien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala
marahnya/PK
- Klien belum mampu menyebutkan 5 benar minum
obat
- klien belum mampu menghafal nama-nama obat yang
dikonsumsi

A: SP II perilaku kekerasan (PK) belum tercapai

P: Ulangi SP II (minum obat prinsip 5 benar minum


obat)
Dx.kep Implementasi Evaluasi
RPK SP II: S:
1. Memvalidasi - Klien mengatakan sudah merasa tenang, klien
masalah dan sering mempraktikkan nafas dalam, klien rutin
latihan minum obat yang diberikan perawat
sebelumnya O:
2. Menjelaskan cara - Saat divalidasi SP I, II klien mampu
kontrol PK mempraktikkan cara mengontrol PK dengan
dengan minum nafas dalam secara mandiri,
obat (5 benar - Klien mampu menyebutkan efek jika tidak
minum obat) minum obat,
3. Membimbing - Klien mampu menyebutkan nama-nama obat
pasien yang dikonsumsi
memasukkan - Klien mampu menyebutkan warna obat yang di
dalam jadwal konsumsi
kegiatan harian - Klien belum mampu menyebutkan 5 benar
minum obat,
A: SP II perilaku kekerasan (PK) belum tercapai
P: Ulangi SP II (kontrol PK dengan minum obat)
PEMBAHASAN

A. Kesesuaian antara kasus dengan teori baik data focus,


masalah keperawatan yang muncul maupun
implementasi yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan dan mencari pemecahannya

B. Kekuatan atau kemudahan yang ditemukan selama


pemberian asuhan keperawatan

C. Kelemahan atau kesulitan perawat dalam mengatasi


diagnosa keperawatan terutama saat melakukan
implementasi
IMPLIKASI KEPERAWATAN

A. Kesimpulan dari proses hasil pemberian asuhan


keperawatan yang telah dilakukan
B. Saran dan rekomendasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai