Quality : Quality :
- performance - kepemimpinan
- kebanggaan - komitmen
ongkos pemeriksaan
ongkos penolakan
keuntungan ( jumlah produksi )
keseragaman kualitas
sebaran toleransi
Dimensi yang dinilai pada kualitas
produk manufaktur
1. Performance,kesesuaian produk dengan fungsi utama produk
2. Feature,ciri khas yang membedakan dengan produk lainyg
merupakan karakteristik
3. Reliability,kehandalan produk
4. Conformance,kesesuaian produk dg syarat atau ukuran standar
yg telah ditetapkan
5. Durability,tingkat keawetan produk
6. Serviceability,kemudahan perawatan dan kemudahan
mendapatkan suku cadang
7. Aesthetic,keindahan atau daya tarik produk
8. Perception,fanatisme konsumen akan merk karena citra atau
reputasi produk
Demensi produk jasa
1. Communication
2. Credibility,(kepercayaan)
3. Security
4. Knowing the customer
5. Tangibles,kualitas pelayanan harus dapat diukur atau dibuat standar
6. Realibility,konsisten dalam memenuhi janji
7. Responsiveness,tanggapan dari produsen ataupun konsumen
8. Competence,kemampuan atau ketrapilan produsen
9. Access,kemudahan untuk dihubungi
10. Courtesy,(kesopanan,respek,perhatian,dan kesamaan dalam hubungan
personil)
PRODUK
Pengertian
Produk yaitu setiap apa saja yang bisa ditawarkan dipasar untuk mendapatkan
perhatian,permintaan,pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan.
Jenis produk yaitu Barang dan Jasa
Barang dan jasa, keduanya merupakan produk(product) yaitu sesuatu yang
dihasilkan (to produce)dari suatu operasi(operation).Dua-duanya mempunyai
karakteristik yang berbeda.
Perbedaan :
Barang Jasa
1.Berwujud 1.Tidak berujud
2.Tahan lama 2.Tidak tahan lama
3.Bisa disimpan 3.Tidak bisa disimpan
4.Bisa dipindah tangankan 4.Tidak bisa dipindah
tangankan
5.Bisa dijual kembali
5.Tidak bisa dijual kembali
Konsep produk
Contoh :
Susu segar Susu bubuk
(90% air) (3% air)
Batu kapur,
lempung, pasir Semen
silika, gips
Mengembangkan cara-cara ?
Kuno (art) :
1. coba-coba ( membabi buta ? )
2. pengalaman ( sendiri > , orang lain< )
3. naluri
4. dll
Perkembangan lambat
For fine chemicals and specialty products, quality is the main attribute
(produk Indonesia umumnya baru sampai crude chemicals)
Specialty Product?
Produk kimia dapat digolongkan
menjadi 2 jenis :
1. Commodity Chemicals
2. Produk-produk khusus (Specialty
Products)
Commodity chemicals :
Berjumlah banyak (kuantita)
Kualitas standard (relatif sama)
Komposisi kimia sebagai parameter penting
Harga tidak terlalu tinggi (relatif)
Banyak produsen
Faktor harga sangat menentukan daya saing
Efisiensi proses sangat esensial
Contoh : semen, bensin, pupuk, minyak goreng,
etanol, deterjen, dll
Specialty Products:
Berjumlah sedikit (kuantita)
Kualitas menjadi daya saing utama
Komposisi kimia bukan parameter utama
Harga sangat tinggi
Features sangat menentukan daya saing
Jumlah produsen terbatas, karena seleksi persaingan
Faktor harga kurang dominan pada daya saing
Selalu terjadi perlombaan peningkatan kualitas
Efisiensi proses kurang menentukan daya saing
Contoh : parfum, kosmetik, obat, pembersih, dll
Specialty product makin bertambah penting
dalam industri kimia
Keuntungan industri specialty product relatif
tinggi
Indonesia kaya bahan untuk membuat specialty
product
Kualitas penting untuk commodity chemicals,
apalagi untuk specialty product
Specialty
Product
Fine Chemical
Crude Chemical
Natural Resources
Membuat specialty product berbasis
fine chemicals disebut :
formulation engineering
Specialty products umumnya terdiri banyak
komponen kimia (bisa puluhan)
Mempunyai kualitas-kualitas/sifat-sifat yang
sesuai keinginan konsumen
Komposisi kimia bisa berbeda
Contoh Perbandingan Harga
MANAJEMEN PENGENDALIAN
Proses industri harus dipandang sebagai suatu
perbaikan terus menerus(continuous improvement)
yang merupakan siklus yang mulai adanya ide-ide
untuk menghasil kan suatu produk, proses produksi,
pengembangan produk, sampai pada distribusi ke
tangan konsumen.
Seterusnya berdasarkan informasi sebagai umpan balik
yang dikumpulkan dari konsumen kita dapat
mengembangkan ide-ide untuk menciptakan produk
baru atau memperbaiki produk lama beserta proses
produksi yang ada saat ini.
POLA SISTEM PENGENDALIAN
para pembuatan produk (manufacturers) biasanya
melakukan inspeksi terhadap produk setelah produk
itu selesai dibuat dengan jalan menyortir produk yang
baik dari yang cacat,kemudian mengerjakan ulang
bagian-bagian produk yang cacat itu.
Secara Dengan demikian pengertian tentang konsep kualitas
tradisional hanya berfokus kepada aktivitas inspeksi untuk
mencegah lolosnya produk cacat ketangan
konsumen.Kegiatan inspeksi ini dipandang dari
prespektif sistim kualitas modern adalah sia-
sia,karena tidak memberikan kontribusi kepada
peningkatan kualitas (quality improvement).
Pengertian dari konsep kualitas adalah lebih
luas dari sekedar aktivitas inspeksi yang
mengandalkan pada strategi
pendekteksian(strategy ofdetection),yang
Pada masa salah satu strateginya adalah berorentasi pada
sekarang strategi pencegahan (strategy of prevention)
terjadinya produk cacat.
Karena itu perlu dibangun suatu sistim
pengendalian proses sebagai implementasi dari
strategi pencegahan dalam sistim kualitas
modern.Contoh suatu model system
pengendalian proses ;
MODEL SISTEM PENGENDALIAN
INDUSTRI
Beberapa ahli Pengendalian kualitas
W.Edwards Deming
Joseph M Juran
Philip B Crosby
Armand V Fligenbaum
Kaoru Ishikawa
Genechi Taguchi
Shigeo Singo.
Contoh2 pendapat-dapatnya antara lain:
Konsep sistim industri Roda Deming(Demings
wheel),
Siklus mutu terdiri atas 4 komponen utama
yaitu ; riset pasar,desain produk,proses
produk,pemasaran.
Deming menekankan pentingnya interaksi tetap
antara ke 4 komponen tersebut agar perusahaan
mampu menghasilkan produk dengan harga
kompetitif dan kualitas yang lebih baik
sehingga memuaskan konsumen.
RANTAI REAKSI DEMING
Q Biaya : Produktivitas
- pekerjaan diulang
- keterlambatan
- penggunaan mesin
Pangsa pasar
( Q , Price )
Stay in
Jobs opportunity
business
Pengukuran performansi kualitas dapat dilakukan pada 3
tingkatan
cause
defects
Q planning :
menentukan konsumen
menentukan kebutuhan konsumen
mengembangkan produk = f (kebutuhan)
mengembangkan proses = f ( produk)
Q control :
evaluasi produk
membandingkan dengan tujuan
perbaikan
Q improvement
infrastruktur
melihat kemajuan yang dicapai
motivasi tim
Manajemen kualitas :
uncertainty
awakening
enlightment
wisdom
certainty
4 filosofi :
Q ~ kebutuhan
Q ~ pencegahan
zero defect
pengukuran kualitas ketidaksamaan
kebutuhan
zero defect
Gusoku (armor)
Katana (sword)
Ya (arrow)
7
CARA UNTUK MENYATAKAN KONDISI DATA
KUALITAS. MENURUT KAORU ISHIKAWA ADA 7 ALAT :
check sheet,
histogram,
pareto diagram,
cause - effect diagram,
scaterred diagram,
stratification,
Control chart
CHECK SHEET
Fungsi
Defective item
Defective location
Defective cause
Check up confirmation
CHECK SHEET
Date :
Product : Plant :
Usage : Dept. :
Specification : Inspector :
Inspection Lot No. :
number :
Lot Size :
Supplier :
Measurement
unit :
Total
HISTOGRAM
1. Guna : menyajikan data secara visual sehingga lebih mudah
dilihat oleh pelaksanan
2. Mekanisme :
1. Kumpulkan data pengamatan (N)
data : minimum rumus statistik
KI
K?
min max
NT
10 11
5
2 2 2 1 10
8.25 20.25
X = 12.78 , SD = 2.31
DIAGRAM PARETO
~ Petunjuk hierarki kepentingan persoalan cacat produk
~ Mekanisme
1. Buat klasifikasi cacat
2. Tentukan absis~ordinat
3. Buat diagram % jumlah cacat
Kumulatif % cacat
a b c d e
~ manfaat
membuat orang mau bekerja sama
dampak perbaikan besar
identifikasi tujuan terpilih
Pareto Diagram
75
100
50
25
0
0 Hd Bd Ld Md Cd
C.E.atau SEBAB AKIBAT atau DURI IKAN
DIAGRAM
~ MANFAAT :
mengarahkan diskusi faktor sebab dominan
petunjuk pengumpulan dan pencatatan data
menunjukkan kemampuan pekerja
Yield (y)
Step 6. Pada setiap cabang tulis secara rinci faktor yang mempengaruhi
terjadinya karakteristik tersebut.
Yield (y)
Temp.
Steam Pressure
Step 8. Lihat kembali dan tambahkan bila perlu faktor lain yang
belum ada padadiagram
SCATTERED DIAGRAM/DIAGRAM
PANCAR
~ MANFAAT :
X
X
Mud stratum
Ilustrasi :
Sand stratum
Stone stratum
Rock
Contoh : analisa produk cacat distratifikasi berdasarkan penemuan
operatornya.
N=200
Operators Production (in pieces) Defectives (Pieces) Defective Percentage
Joko 75 20 26.7 %
Edi 62 12 19.4 %
Achmad 63 8 12.7 %
Total 200 40 20.0 %
Statify the defectives by the material suppliers
Suppliers Production (in pieces) Defectives (Pieces) Defective Percentage
Yaris 76 14 18.4 %
Chemical Co
mengendalikan proses
kecenderungan proses
identifikasi kebutuhan konsumen
pH
t
GAFIK KENDALI
Grafik yang dilengkapi garis-garis kendali
~garis kendali atas (UCL)
~garis pusat (CL)
~garis kendali bawah (LC)
Grafik kendali X R
Grafik kendali P
GRAFIK KENDALI ~ proses normal / tidak normal
Rule 2: Suatu proses diasumsikan ter kontrol tetepi tidak normal , jika dari tiga
titik plot yang berurutan terdapat 2 titik plot berada di luar batas
kontrol 2 (warning limit) pada sisi yang sama.(RUN)
Rule 3: Suatu proses diasuksikan terkontrol tetapi tidak normal , jika dari lima titik plot yang
berurutan terdapat empat titik plot yang melewati batas kontrol 1 pada sisi yang
sama. (TREND)
Rule 4: Suatu proses diasumsikan terkontrol tetepi tidak normal, jika delapan atau lebih titik
plot yang berurutan berada di satu sisi dari center line.(periodicity)
Rule 5: Suatu proses diasumsikan terkontrol tetapi tidak normal, jika delapan atau
lebih titik plot yang berurutan berada di atas atau di bawah center
line. (HUGGING OF THE CONTROL LINE).
- Dasar Statistika Dalam Peta Kontrol
* Distribusi Normal
* Populasi, sampel, mean, standar deviasi
X bar = Xi/n
xbar = /n
BATAS-BATAS KONTROL
CL = E ( bar)
UCL = E ( bar) + k SD ( bar)
LCL = E ( bar) k SD ( bar)
Dimana:
- merupakan karakter kualitas
- bar merupakan estimator
- SD = standar deviasi
- K = jumlah SD statistik sampel dari center line
PETA KONTROL VARIABEL
PETA X-Bar dan R-Bar
* Digunakan untuk memantau proses yang mempunyai
karakteristik bersifat kontinyu (data variabel) berdasarkan rata-
ratanya, dengan asumsi ukuran contoh (n) kecil.
PETA X bar 3
CL = X double bar
UCL = X double bar + A2 R bar
LCL = X double bar A2 R bar
PETA R 3
CL = R bar
UCL = D4. R bar
LCL = D3. R bar
PETA KONTROL X-Bar dan S
* Digunakan untuk memantau proses yang mempunyai
karakteristik bersifat kontinyu (data variabel)
berdasarkan rata-ratanya, dengan asumsi ukuran contoh
(n) besar.
PETA X Bar 3
CL = X double bar
UCL = X double bar + A3 S bar
LCL = X double bar A3 S bar
PETA S 3
CL = S bar
UCL = B4 S bar
LCL = B3 S bar
PETA KONTROL X bar dan MR
* Digunakan untuk memantau proses yang mempunyai
karakteristik bersifat kontinyu (data variabel) berdasarkan rata-
ratanya, dengan asumsi ukuran contoh (n) = 1.
PETA X bar 3
CL = X bar
UCL = X bar + 2,66 MR bar
LCL = X bar 2,66 MR bar
PETA MR 3
CL = MR bar
UCL = D4 MR bar = 3,267 MR bar
LCL = D3 MR bar = 0
PETA KONTROL ATRIBUT
PETA P 3
* Digunakan untuk mengukur proporsi ketidak sesuaian dari
iyem-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi, untuk n
konstan atau berubah (variable).
CL = P bar
UCL = P bar + 3Sp
LCL = P bar 3 Sp
CL = np bar
UCL = np bar + 3Snp
LCL = np bar 3 Snp
CL = c bar
UCL = c bar + 3 Sc
LCL = c bar 3 Sc
Sc = c bar
PETA u
CL = u bar
UCL = u bar + 3 Su
LCL = u bar 3 Su
Su = u bar/n
ACCEPTANCE SAMPLING PLAN
MANFAAT SAMPLING:
- Meminimasi kerugian, untuk inspeksi yang merusak
- Lebih ekonomis untuk inspeksi dengan biaya tinggi,
waktu yang lama dan sumberdaya yang terbatas
- Dapat mengurangi kesalahan inspeksi oleh inspektor
- Memperkuat motivasi untuk meningkatkan kualitas,
karena setiap anggota lot/batch mungkin ditolak
KELEMAHAN SAMPLING
Artinya:
Pertama dipilih 100 unit sampel dari 5.000 populasi
secara acak, jika terdapat 1 item cacat maka lot
diterima, jika terdapat 4 item cacat maka lot ditolak,
jika cacat 2 atau 3 item maka dilakukan sampling
kedua, diambil 60 sampel. Jika kombinasi item cacat
sampling 1 dan 2 5 maka lot diterima, jika 6 maka
lot ditolak.
MULTIPLE SAMPLING PLAN
Tiga, empat, lima, atau lebih sampel yang digunakan untuk
memutuskan menerima atau menolak lot.
Biasanya memiliki nilai ni yang sama dan cenderung kecil.
Jika sampel pertama bagus maka lot diterima, jika jelek
maka ditolak, jika diantarannya maka diambil sampel
kedua. Jika kombinasi sampel 1 dan 2 bagus maka lot
diterima dan jika jelek maka ditolak, jika diantaranya
diambil sampel ketiga, dan seterusnya.
Contoh:
N = 4.000 n1 = 20 n2 = 20 n3 = 20
c1 = 0 c2 = 1 c3 = 4
r1 = 3 r2 = 4 r3 = 5
Artinya:
Pertama dipilih 20 unit sampel dari 4.000 populasi secara
acak, jika tidak item cacat maka lot diterima, jika
terdapat 3 item cacat maka lot ditolak, jika cacat 1 atau
2 item maka dilakukan sampling kedua, diambil 20
sampel. Jika kombinasi item cacat sampling 1 dan 2 1
maka lot diterima, jika 4 maka lot ditolak, jika item
cacat 2 atau 3 dilakukan sampling ketiga. Jika kombinasi
cacat sampling 1,2,3 4 maka lot diterima, jika 5 maka
lot ditolak