Anda di halaman 1dari 32

KIMIA LINGKUNGAN

AMDAL

Angggota Kelompok:
1. Nurul Khotimah (131810301009)
2. Nurul Zuhroul Vikriya (141810301009)
3. Hanifa Hanun (141810301024)
4. M. Ilham Fahruzi (141810301025)
Setiap pembangunan harus dilakukan
dengan berwawasan lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan tidak hanya
mengutamakan ekonomi, tetapi aspek
kelestarian lingkungan
Proyek Pembangunan

Pertemuan 2 Kepentingan tersebut Menimbulkan BENTURAN


yang disebut DAMPAK (terhadap lingkungan)
DAMPAK yang bersifat BESAR dan PENTING
WAJIB DIKELOLA melalui STUDI AMDAL.

Studi AMDAL Merupakan persyaratan yg ditetapkan


AMDAL adalah suatu proses pengkajian yang digunakan untuk
memperkirakan dampak yang terjadi pada lingkungan hidup akibat kegiatan
proyek yang dilakukan atau yang sedang direncanakan, sehingga diperlukan
rencana yang matang terhadap dampak tersebut.

AMDAL adalah syarat untuk mengajukan permohonan (bukan


pemberian) ijin suatu rencana kegiatan/usaha.
DASAR HUKUM
STUDI AMDAL

1. UU. No.23 (1997) Tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup
2. UU. No. 32 (2004) Tentang Pemerintahan
Daerah
3. PP. No. 27 (1999) Tentang AMDAL
4. Permen LH. No. 11 (2006) Tentang jenis
Kegiatan yang wajib AMDAL
5. Berbagai Peraturan lain yang terkait
Tujuan Studi AMDAL

Mengidentifikasi rencana kegiatan yang diprakirakan menimbulkan


dampak penting terhadap lingkungan baik yang bersifat positif
maupun negatif.

Mengidentifikasi komponen atau parameter lingkungan yang


diprakirakan terkena dampak penting.

Memprakirakan dan mengevaluasi segenap dampak penting yang


akan timbul akibat adanya rencana kegiatan sebagai dasar untuk
menilai kelayakan lingkungan.

Menyusun rencana atau langkah-langkah untuk mencegah dan


menanggulangi serta memantau dampak penting yang akan timbul.
Manfaat dari Amdal antara lain, sebagai berikut :
1. Manfaat Amdal untuk Pemerintah
Amdal dapat membantu proses perencanaan untuk mencegah pencemaran dan
kerusakan yang terjadi pada lingkungan.
Amdal dapat membantu mencegah konflik yang terjadi dengan masyarakat terhadap
dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan atau usaha.
Amdal dapat menjaga agar proses pembangunan berjalan sesuai dengan prinsip
pembangunan yang berkelanjutan.
Amdal membantu mewujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab dalam hal
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Manfaat Amdal untuk Pemrakarsa atau Pelaksana usaha
Amdal dapat membantu membuat usaha dan kegiatan menjadi lebih terjamin
dan aman.
Amdal dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengajuan kredit atau hutang
usaha di bank.
Amdal dapat dijadikan sebagai sarana dalam membantu interaksi dengan
masyarakat sekitar sebagai bukti dari ketaatan terhadap hukum.

3. Manfaat Amdal bagi Masyarakat


Amdal dapat menjelaskan kepada masyarakat mengenai dampak yang terjadi
kedepannya setelah usaha atau kegiatan tersebut dijalankan.
Dengan amdal, masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan suatu
kegiatan dan mengontrol kegiatan tersebut.
Dengan amdal, masyarakat dapat ikut terlibat dalam proses pengambilan
keputusan yang akan berpengaruh pada lingkungan tempat tinggalnya.
Kegiatan yang wajib menyertakan AMDAL termuat dalam
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.
05 Tahun 2012 Tentang Jenis dan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki AMDAL. Bidang kegiatan tersebut yaitu:
1. Bidang Multisektor (Reklamasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
dengan luas >25 ha)
2. Bidang Pertahanan (Pembangunan Pusat Latihan Tempur dengan Luas
> 10.000 ha)
3. Bidang Pertanian (Budidaya tanaman perkebunan dengan luas > 2.000 ha)
4. Bidang Perikanan dan Kelautan (Budidaya tambak udang/ikan tingkat
teknologi maju dan madya dengan atau tanpa unit pengolahannya dengan
luas > 50 ha)
5. Bidang Kehutanan (Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (UPHHK) dari
Hutan Alam (HA) luas: semua ukuran)
6. Bidang Perhubungan (Pembangunan Jalur Kereta Api, dengan atau tanpa
stasiunnya )
7. Bidang Teknologi Satelit (Pembangunan fasilitas uji statik dan fasilitas
peluncuran roket, semua besaran)
8. Bidang Perindustrian (Industri semen (yang dibuat melalui produksi klinker)
9. Bidang Pekerjaan Umum (Normalisasi sungai termasuk sodetan dan
pembuatan kanal banjir)
10. Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman dengan pengelola tertentu)
11. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (Panas bumi tahap eksploitasi)
12. Bidang Pariwisata (Kawasan wisata dan taman rekreasi)
13. Bidang Ketenaganukliran (Pembangunan dan pengoperasian reaktor daya
nuklir, utk semua kapasitas)
14. Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)
(Pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan bakar sintetis pada kiln di industri
semen, kecuali pemanfaatan limbah B3 yang dihasilkan, semua besaran)
Persiapan
RUANG LINGKUP STUDI

Sosialisasi & Konsultasi Publik


Survei Lapang Utama

Pengumpulan data sekunder


& Survei lap. awal Pengolahan dan analisis data

Pengolahan & Analisis Data


Draft Dokumen ANDAL, RKL dan RPL
& Ringkasan Eksekutif
Persetujuan dokumen
ANDAL, RKL dan RPL di
Komisi Penilai AMDAL
Draft Dokumen KA - ANDAL
Kabupaten atau kota
Presentasi Draft Dokumen ANDAL,
RKL & RPL

Presentasi draft KA - ANDAL

Perbaikan dokumen ANDAL, RKL dan RPL


(masukan dari Komisi Penilai AMDAL Kabupaten
Perbaikan Draft Dokumen KA ANDAL atau kota)
(masukan dari Komisi Penilai AMDAL
Kabupaten/Kota)
AMDAL terdiri dari 4 dokumen, yaitu:
KA - ANDAL adalah:
Dokumen pertama yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam
menyusun studi ANDAL.
ANDAL adalah:
Dokumen Kedua yang berisi tentang kajian secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana kegiatan terhadap LH.
RKL adalah:
Dokumen Ketiga yang berisi tentang rekomendasi ANDAL tentang
berbagai alternatif rencana upaya pengelolaan lingkungan yang perlu
dilakukan dalam rangka mencegah dan menanggulangi dampak negatif
penting yang diprakirakan terjadi dan mendorong dampak positif penting
yang diprakirakan terjadi.
RPL adalah:
Dokumen Keempat yang berisi tentang rekomendasi ANDAL tentang
berbagai alternatif rencana upaya pemantauan lingkungan yang akan
dilakukan dalam rangka melihat efektifitas RKL dan kecenderungan
perubahan lingkungan yang terjadi sekaligus sebagai early warning system.

Hasil utama studi AMDAL : dokumen RKL dan RPL


Tahapan Studi AMDAL
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

(Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)
Studi kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo,
Kabupaten Pati, Jawa Tengah)
Salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya
pertambangan di Jawa Tengah adalah Kabupaten Pati. Beberapa
potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Pati antara lain adalah
bahan galian atau tambang Trass, Phospat, Batugamping, Lempung,
Kalsit, Sirtu Batugamping, Batugamping pasiran, Andesit, Sirtu
Andesit, Andesit pasir dan Pasir Besi.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri semen.
Pada awal kegiatan penambangan kapur dilaksanakan, akan
terjadi perusakan lahan yang diakibatkan oleh penggalian bahan
tambang tersebut. Perusakan yang terjadi adalah berubahnya fungsi
lahan yang semula masih terdapat variasi tanaman menjadi lahan
yang tidak beraturan akibat bekas penambangan yang tidak
dikembalikan pada posisi sebenarnya dalam arti menjadi lahan yang
produktif.
Dampak yang ditimbulkan dari pertambangan kapur
oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

DAMPAK LINGKUNGAN
Perusakan yang terjadi adalah berubahnya fungsi lahan yang semula masih terdapat variasi tanaman
menjadi lahan yang tidak beraturan akibat bekas penambangan yang tidak dikembalikan pada posisi
sebenarnya.

Timbulnya kebisingan dan pencemaran udara yang diakibatkan oleh lalu lalangnya kendaraan/armada
pengangkut kapur tersebut.

Rusaknya lingkungan akibat pendirian pabrik semen yang mengandalkan bahan baku dari
penambangan batu kapur.

Rusaknya jalan penghubung antar dusun sepanjang 5 km untuk kepentingan pertambangan dan
memaksa warga memutar melalui jalan alternatif yang panjangnya 3 kali lipat dari jalan sebelumnya.

Masyarakat sekitar menilai, eksploitasi akan menjadi awal rusaknya lahan.


DAMPAK SOSIAL

Perpindahan tempat tinggal yang berarti tergusurnya masyarakat lokal dan


digantikan oleh masyarakat pendatang yang memiliki modal lebih besar.

Hilangnya mata pencaharian sebagian besar masyarakat wilayah Pati


Selatan yang menggantungkan hidupnya pada keberadaan lahan pertanian.

Hilangnya semangat kebersamaan dikarenakan tenaga kerja yang diserap


oleh industri semen jelas tidak akan menampung seluruh tenaga kerja yang
telah kehilangan lahan pertanian. Kondisi ini jelas akan memicu persaingan
yang menjurus pada konflik pada masyarakat sekitar lokasi pabrik semen.
Usaha yang Dilakukan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. untuk menanggulangi
dampak lingkungan
Dalam melakukan pengelolaan lingkungan, PT. Semen Gresik
membuat program CSR (Corporate Social Responsibility) yang bertujuan
menunjang pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan hidup. Berikut merupakan beberapa usaha yang dilakukan PT.
Semen Gresik, yaitu:
1. Penghijauan
Berupa penanaman atau pemberian bibit pepohonan jenis Mahoni, Trembesi,
Sengon, Matoa, dan Jambu Mente yang diperuntukkan bagi penghijauan
dibeberapa wilayah kabupaten di Jawa Timur, Kabupaten Rembang dan
Kabupaten Pati Jawa Tengah.
2. Program Green Belt
Sabuk Hijau (Green Belt), merupakan upaya untuk menjaga kualitas
lingkungan, salah satu syarat dalam Clean Development Mechanism (CDM). Clean
Development Mechanism (CDM) project atau Proyek Mekanisme Pembangunan
Bersih merupakan suatu upaya/usaha dalam rangka mengurangi dampak dari
pemanasan global. Salah satu penyebab dari pemanasan global adalah adanya
emisi CO2 yang dihasilkan dari berbagai proses dalam industri.
Area green belt yang menempati sekeliling area terluar selebar 50 meter di
area sepanjang penambangan ini ditanami dengan beberapa jenis pepohonan,
yaitu pohon mangga, nangka, dan mahoni. Tanaman tersebut dipilih, selain karena
manfaatnya juga karena pertimbangan kesesuaian dengan kondisi tanahnya.
3.Pengendalian Emisi
Selama periode pelaporan, PT. Semen Gresik telah melakukan
perhitungan total emisi karbon dalam bentuk CO2 sekitar 7.043.500 ton (gross
absoulut CO2 emission), yang secara berpotensi menimbulkan efek rumah kaca
pemicu pemanasan global dan perubahan iklim.

Adapun aktivitas yang terkait langsung dengan upaya mengurangi efek pemanasan global
(global warming) adalah :
Implementasi CDM (Clean Development Mechanism)
Melakukan peningkatan dan rekondisi peralatan pabrik serta pengendalian operasi pabrik
dalam rangka penghematan energi.
Meningkatkan kapasitas produksi sehingga indeks kebutuhan bahan bakar/produk
menjadi lebih kecil.
Meningkatkan produksi blended cement dan optimalisasi penggunaan substitusi terak.
Pemasangan filter harmoni untuk efisiensi penerimaan listrik dari PLN.
Pemanfaatan bahan bakar alternatif.
Penggantian halon atau BCF sebagai bahan pengisi APAR (alat pemadam api ringan)
dengan AF11, AF11e dan dry powder.
Penggantian secara bertahap freon AC kantor dan kendaraan dari R11, R12, R22 menjadi
hidrokarbon R134.
4. Pengelolaan dan Pengolahan Limbah

Untuk limbah yang tergolong B3 yang umumnya berbentuk pelumas bekas,


dilakukan prosedur penanganan dan pengelolaan yang ketat. Sebagian besar
pelumas bekas dikelola dengan pemanfaatan kembali untuk pelumasan
peralatan pabrik, yang tidak memerlukan minyak pelumas berkualitas bagus
dalam prosedur perawatan/pemeliharaan. Sedangkan pelumas bekas yang tidak
dapat digunakan kembali dan grease atau minyak gemuk bekas pakai, akan
dicampur dengan oil sludge untuk dibakar dan digunakan sebagai alternatif
bahan bakar.
Contoh Kegiatan Wajib AMDAL (Bidang Perhubungan)

Pembangunan Jalur Kereta Api, dengan atau tanpa stasiunnya :


a. Pada permukaan tanah (at-grade), panjang > 25 km
b. Di bawah permukaan tanah (underground), panjang semua ukuran
c. Di atas permukaan tanah (elevated), panjang > 5 km
Alasan Ilmiah : berpotensi menimbulkan dampak berupa emisi, gangguan
lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan pandangan, ekologis, dampak
sosial, gangguan jaringan prasaranan sosial (gas, listrik, air minum,
telekomunikasi) serta dampak perubahan kestabilan lahan, land subsidence
dan air tanah.
Pembangunan Kereta Api
PENAMBANGAN BATU BARA
Lokasi pengambilan Sample
TAHAPAN RENCANA KEGIATAN

A. Tahap Pra Kontruksi


1. Survei potensi deposit batu bara
2. Sosialisasi dan negoisasi dengan masyarakat
3. Penetapan batas wilayah penambangan
4. Aspek Legal dan Perizinan lokasi penambangan
B. Tahap Kontruksi
1. Penerimaan tenaga kerja
2. Pembangunan Sarana penambangan
(jalan, base camp dsb)
C. Tahap Operasi 3. Mobilisasi peralatan
4. Pembukaan dan Pembersihan Lahan
1. Penerimaan Tenaga Kerja
2. Pengadaan dan Mobilisasi Peralatan
3. Pengupasan dan penggalian tanah D. Tahap Pascaoperasi
4. Penimbunan tanah galian
5. Penambangan batu bara 1. Pengembalian tanah
6. Pencucian batubara 2. Rehabilitasi lahan bekas tambang
7. Pentirisan dan Penimbunan batu bara 3. Pemutusan hubungan kerja
8. Pengangkutan batu bara
Disain Reklamasi

Sebelum
penambangan

Luasan diusahakan sama

Sesudah penambangan
Tabel 3.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Batubara d Kabupaten Lebak
Kompt Sm
Smber Tolok ukur Tujuan Rencana Lokasi Periode Institusi
Taha kena Upaya Pengelolaan ber
dmpk dampak Pengelolaan pengelolaan pengelolaan Pengelola
pan dmpak dna

Taha a. Kegiata Adanya Agar masyarakat 1.Melakukan sosialisasi secara Desa Kegiatan Pelaksana : Pem
p kompo n ketidakpuasan mengetahui dengan memadai dalam rangka Bojongmanik, sosialisasi PT. raka
Prak nen sosialis para jelas tentang rencana menjelaskan rencana kegiatan Desa minimal . rsa
onst Sosial asi dan pemilik/pengga kegiatan penambangan kepada Bojongmanik, dilakukan Pengawas :
ruksi a.1. peneta rap lahan atas penambangan masyarakat, khusunya mereka Desa satu kali di Kantor
Persep pan bentuk batubara beserta yang akan terkena dampak, baik Mekarmanik setiap desa Lingkungan
si batas kerjasama dan dampaknya yang langsung maupun tidak dan Desa selama tahap Hidup dan
masyar wilayah konpensasi dapat terjadi, baik langsung. Cempaka dan prakontruksi Kebersihan,
akat penam yang yang positif maupun 2. Melakukan musyawarah untuk Desa atau sebelum Dinas
bangan ditawarkan negatif sehingga mencapai mufakat berkaitan Cempaka, dilakukan Pertambangan
(KP) oleh masyarakat setempat dengan masalah kerjasama dan Kecamatan kegiatan dan Energi,
eksploit pemrakarsa. dapat mengambil konpensasi kepada Bojongmanik, penentuan Dinas Sosial
asi Adanya keputusan yang pemilik/penggarap lahan dan Kabupaten batas-batas Kab. Lebak,
batubar penolakan dari terbaik sehubungan masyarakat setempat Lebak. wilayah KP di Camat
a yang pemilik/pengga dengan rencana sehubungan dengan dampak lapangan. Bojongmanik
menca rap lahan untuk kegiatan tersebut. negative dari rencana kegiatan. dan Aparat
kup ditambang Agar masyarakat 3. Melibatkan berbagai pihak yang Pelaporan :
bebera sedemikian mengetahui dan terkait dan disepakati oleh para Bupati
pa banyaknya memahami batas pemilik/penggarap lahan dalam Kabupaten
desa di sehingga wilayah rencana penentuan batas wilayah Lebak
Kecam merubah penambangan penambangan batubara di
atan batas-batas batubara yang lapangan.
Bojong wilayah KP diberikan oleh 4. Mempertimbangkan permintaan
manik, eksploitasi Pemerintah Kabupaten masyarakat tentang dana
Kabup yang telah Lebak kepada kompensansi dan berbagai
aten diajukan oleh pemrakarsa, sehingga permintaan lainnya oleh
Lebak. pemrakarsa komitmen dan masyarakat sesuai dengan
atau merubah menghargai keputusan kemampuan perusahaan baik
keputusan yang diambil dari segi finansial maupun segi
pemrakarsa sehubungan dengan teknik.
mengenai rencana kegiatan 5. Melakukan koordinasi dengan
rencana tersebut. Dinas Pertambangan dan Energi
penambangan Kabupaten Lebak dan instansi
tersebut. terkait lainnya, dan tokoh
masyarakat di desa-desa sekitar
dalam upaya merumuskan
program community
development di desa-desa yang
termasuk wilayah KP.
Kompo
Ta- -nen Tujuan Lokasi Periode Sumber
Tolok ukur Institusi
ha- kena Sumber dampak Rencana Upaya Pengelolaan pengelo pengelola- penda-
dampak Pengelola
pan dam- Pengelola laan an naan
pak
Ope Komp Sumber dampak Tolok ukur Tujuan 1. Luas lahan yang Pengelola Selama Pelaksana : Pemraka
rasi onen peningkatan untuk pengelolaa dibuka untuk pit an tahap PT. rsa PT
Fisik- partikulat (debu) di mengklaim n dampak dibuka secara dilakukan operasi, Pengawas :
kimia udara selama tahap bahwa telah peningkata bertahap pada pit, sejak lahan Kantor
Penuru operasi terjadi n debu 2. Lakukan jalan mulai Lingkungan
nan penambangan peningkatan adalah penyiraman secara tambang ditambang Hidup dan
Kualita batubara di kadar debu di untuk periodik atau setiap dan jalan dan pada Kebersihan,
s Udara Kecamatan udara selain meminimal hari terhadap lahan- angkutan saat Dinas
Bojongmanik adalah visual juga isasi lahan gundul hasil pengangkut Pertambangan
debu tanah akibat adalah baku peningkata kupasan dan jalan an batu dan Energi,
adanya mutu yang n kadar pengangkutan batu bara dari Kab. Lebak,
pwnimbunan tanah, digunakan debu di bara dari mulai tambang Camat
penumpukan sebagai tolok udara tambang hingga hingga Bojongmanik
batubara hasil ukur dampak hingga stock pile stock pile dan Aparat
olahan untuk adalah SK berada 3. Posisi lahan pit Desa
dipasarkan), dan Gubernur dibawa tambang Pelaporan :
pembukaan lahan Jawa Barat baku mutu memperhatikan arah Bupati
batubara untuk pit No. kualitas angin yang dominan Kabupaten
tambang. Selain itu 660.31/694- udara. di Kecamatan Lebak
penyebaran debu BKPMD/82 Bojongmanik.
juga dapat berasal tahun 2000, 4. Posisi lahan yang
dari kendaraan yang tentang baku segera dibuka
melewati jalan-jalan mutu udara disesuaikan dengan
yang belum ambient dan pemukiman
mengalami penduduk, lahan-
pengaspalan serta lahan kebun milik
gas buang dari masyarakat terutama
kendaaran angkutan yang masih
batu bara. produktif.
5. Mempercepat
proses reklamasi
setelah tambang
selesai dimanfaatkan
6. Menutup bak
angkutan batu bara
dengan terpal,
sehingga debu batu
bara yang diangkut
tidak berterbangan.
Tabel 3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Pertambangan Batubara di Kabupaten Lebak

Komp Period
Lokasi
onen Sumber Tolok ukur Tujuan Rencana Upaya ePema Institusi Sumber
Taha Pemantau
kena dampak dampak Pemantauan Pemantauan ntaua Pengelola dana
pan an
dmpak n
Taha a. Kegiatan Adanya Mengetahui Melakuka Desa Kegiat Pelaksana : Pemrak
p kompo sosialisas ketidakpuasan jumlah atau n Bojongma an PT. .. arsa .
Prak nen i dan para proporsi wawancar nik, peman Pengawas :
onstr Sosial penetapa pemilik/penggara penduduk a dengan Mekarmani tauan DinasLingkung
uksi a.1. n batas p lahan atas pemilik/penggar penduduk k dan minima an Hidup dan
Persep wilayah bentuk ap lahan dan pemilik/pe Cempaka l Kebersihan,
si penamba kerjasama dan masyarakat nggarap dan dilakuk Dinas
masya ngan konpensasi yang yang menolak lahan dan sekitarnya, an Pertambangan
rakat (KP) ditawarkan oleh rencana masyarak Kecamata satu dan Energi,
eksploita pemrakarsa. penambangan at n Bayat, kali di Dinas Sosial Kab.
si Adanya batubara oleh setempat. Kabupaten setiap Lebak, Camat
batubara penolakan dari pemrakarsa Melakuka Lebak. desa Bojongmanik
yang pemilik/penggara Mengetahui n selama dan Aparat
mencaku p lahan untuk jenis tuntutan wawancar tahap Pelaporan :
p ditambang kompensasi a dengan prakon Bupati
beberapa sedemikian yang diajukan penanggu truksi Kabupaten
desa di banyaknya oleh ngjawab atau Lebak
Kecamat sehingga masyarakat dan sebelu
an merubah batas- setempat dan pelaksana m
Bojongm batas wilayah KP konpensasi kegiatan dilakuk
anik, eksploitasi yang yang dipenuhi penamban an
Kabupate telah diajukan oleh gan kegiata
n Lebak. oleh pemrakarsa pemrakarsa batubara n
atau merubah Mengetahui (pihak penent
keputusan kesungguhan pemrakars uan
pemrakarsa respon a dan batas-
mengenai pemrakarsa kontraktor batas
rencana dan nya, jika wilaya
penambangan masyarakat ada). h KP di
tersebut. dalam lapang
kesepakatan an.
kerjasama
penambangan
batubara di
lokasi.
Tambang Batu Bara Rakyat di Kabupaten
Lebak
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai