Anda di halaman 1dari 56

PERTEMUAN 5 5

TAHAPAN PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PROYEK SISTEM


INFORMASI

1
Perlunya Pengembangan Sistem
Adanya permasalahan (problem) yang timbul
pada sistem yang lama:
Ketidakberesan
Pertumbuhan organisasi

Untuk meraih kesempatan (opportunities)


Teknologi informasi telah berkembang dengan
cepatnya

Adanya instruksi-instruksi (directives)


Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi
karena adanya instruksi dari pimpinan maupun
dari luar organisasi, misalnya pemerintah
2
PENGEMBANGAN SISTEM dan
PERUBAHAN
Peralihan ke sistem informasi yang baru merupakan
perubahan organisasional terencana
Pengembang sistem perlu memahami dampak
penerapan sistem baru pada seluruh organisasi:
Prosedur kerja
Tingkat perubahan

3
Perubahan struktur oleh TI
OTOMATISASI: Pelaksanaan pekerjaan lebih efisien
dan efektif
RASIONALISASI PROSEDUR: Perampingan SOP,
kelancaran kerja meningkat, sehingga prosedur operasi
lebih efisien
REKAYASA ULANG PROSES BISNIS (BPR, Business
Process Reengineering): Analisis, penyederhanaan dan
desain ulang proses bisnis guna menekan biaya bisnis
PERGESERAN PARADIGMA: perubahan bisnis secara
radikal, mendefinisikan model bisnis baru dan mengubah
sifat perusahaan
4
Risiko dan keuntungan dari
perubahan organisasi

5
BUSINESS PROCESS
REENGINEERING
Inti dari BPR: memahami proses bisnis
proses bisnis mana yang perlu diperbaiki
(Bukan bagaimana SI dapat membantu proses
bisnis)
BPR dilakukan dengan cara:
Analisis strategis:
Manajer senior mengidentifikasi proses bisnis mana
yang terpenting dan fokus pada proses bisnis tersebut
Aspek bermasalah
Manajer senior akan mengidentifikasi proses bisnis yang
bermasalah dari pemasok, pelanggan atau karyawan.
6
LANGKAH DALAM REKAYASA
ULANG PROSES BISNIS (BPR)

Langkah 1.
Identifikasi input/output
Identifikasi aliran produk dan layanan
Identifikasi jaringan aktivitas dan penyangga
Identifikasi sumber daya
Identifikasi struktur dan aliran informasi
Identifikasi di mana proses dilakukan
Identifikasi pelaku proses.

7
LANGKAH BPR (2)
Langkah 2.
Mengukur proses bisnis dengan dimensi:
Biaya proses
Waktu proses
Kualitas proses
Fleksibilitas proses

8
LANGKAH BPR (3)
Langkah 3
Mengganti langkah sekuensial dengan langkah
paralel dalam proses bisnis
Meningkatkan otorisasi keputusan dan
memusatkan informasi
Shared informasi
Menghilangkan unsur penyangga
Mengubah pemrosesan dan pengambilan
keputusan
Mengotomatisasi tugas keputusan bila
mungkin
9
PERBAIKAN PROSES: BPM,
TQM dan SIX SIGMA
Manajemen proses bisnis (BPM, Business
Process Management):
upaya membantu perusahaan mengelola
perubahan proses yang dibutuhkan di banyak
bidang meliputi:
manajemen aliran kerja
pemodelan proses bisnis
pengukuran dan manajemen kualitas
manajemen perubahan
perangkat penataan ulang proses bisnis
10
PERBAIKAN PROSES: BPM,
TQM dan SIX SIGMA
TQM (Total Quality Management): Sebuah konsep
yang menjadikan kontrol kualitas suatu tanggung
jawab yang dibebankan kepada semua orang dalam
organisasi
Upaya seluruh karyawan untuk menghindari
kesalahan/cacat hingga kualitas merupakan tanggung
jawab semua orang.
Selain peningkatan dalam efisiensi, organisasi harus
menyesuaikan proses bisnisnya untuk meningkatkan
mutu produk, jasa/layanan, dan operasinya.
11
PERBAIKAN PROSES: BPM,
TQM dan SIX SIGMA
Six Sigma : Ukuran mutu secara khusus, yang
menunjukkan tingkat peluang kegagalan 3,4
dalam satu juta kejadian, dengan menggunakan
perangkat analisis statistik.
Konsep TQM dan Six Sigma digunakan untuk
peningkatan sedikit demi sedikit
Konsep BPR digunakan untuk perubahan
radikal.

12
Prinsip Pengembangan Sistem
1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat dalam
pengembangan
2. Gunakan pendekatan pemecahan masalah
3. Tentukan tahapan pengembangan
4. Tetapkan standard untuk pengembangan dan
dokumentasi yang konsisten
5. Justifikasi sistem sebagai investasi
6. Jangan takut membatalkan atau merubah lingkup
pekerjaan
7. Rancang sistem untuk pertumbuhan dan perubahan

13
Aktivitas inti pengembangan sistem

Analisis Sistem
Perancangan Sistem
Pemrograman
Pengujian
Konversi
Produksi dan Pemeliharan

14
PENGEMBANGAN SISTEM (1)
Analisis sistem:
Analisis masalah yang diusahakan untuk
diselesaikan dengan bantuan SI melalui tahap
identifikasi masalah, identifikasi penyebab,
solusi dan identifikasi kebutuhan informasi.

Analisis sistem menggambarkan perincian dari


sistem yang sudah berjalan dengan cara:
mempelajari dokumen, lembar kerja, prosedur
mengamati operasi sistem
mewawancarai pengguna
menganalisis masalah tersebut sesuai dengan target.
15
PENGEMBANGAN SISTEM (2)

Analisis sistem meliputi studi


kelayakan bisnis, untuk menentukan:
apakah solusinya layak/dapat dicapai dari sisi
finansial, teknis, dan organisasi.
apakah sistem yang diusulkan adalah investasi
yang baik
apakah teknologinya tersedia dan dapat
dijalankan oleh sumber daya yang ada
apakah perusahaan dapat menangani
perubahan sistem tersebut

16
Kebutuhan informasi sistem baru
meliputi:
identifikasi siapa membutuhkan informasi apa
di mana, kapan dan bagaimana caranya

Hasil dari studi kelayakan bisnis


berupa biaya dan manfaat, kelebihan
dan kekurangan.

17
Perancangan sistem

Perancangan sistem
Memperlihatkan bagaimana sistem tersebut
mencapai sasaran
Memperlihatkan keseluruhan rancang sistem
dan model
Perancang sistem menjelaskan spesifikasi
sistem yang telah diidentifikasi dalam analisis
sistem.

18
Pengguna akhir.
Harus memiliki kontrol atas proses
perancangan untuk memastikan sistem
tersebut menggambarkan prioritas bisnis dan
kebutuhan informasinya
Penyebab utama kegagalan sistem adalah
kurangnya keterlibatan pengguna dalam upaya
perancangan sistem

19
PENYEMPURNAAN PROSES
PENGEMBANGAN SISTEM
Pemrograman:
Spesifikasi sistem yang diterjemahkan ke dalam kode
program
Pengujian:
Pengujian unit (program)
Pengujian sistem
Uji penerimaan
Konversi:
Strategi paralel (parallel strategy)
Strategi pindah langsung (direct cut over)
Strategi studi percontohan (pilot study)
Strategi pendekatan bertahap (phased approach)
20
CARA KONVERSI SISTEM

* LANGSUNG SISTEM LAMA SISTEM BARU

SISTEM BARU
SISTEM LAMA
* PILOT SISTEM BARU (PILOT / CONTOH)

SUBSISTEM 3
SUBSISTEM 3 LAMA
BARU
* BERTAHAP SUBSISTEM 2 LAMA SUBSISTEM 2 BARU
SUBSISTEM 1 LAMA SUBSISTEM 1 BARU

SISTEM BARU
* PARALEL
SISTEM LAMA

21
CARA KONVERSI SISTEM

Pengalihan langsung (direct cut over)


Kurang aman
Uji coba sistem perlu maksimal
Untuk sistem kecil dengan risiko rendah bila gagal
Murah

22
CARA KONVERSI SISTEM

Pengalihan bertahap (phased cut over)


Kurang aman
Untuk sistem besar yang masing-masing subsistem tidak
erat kaitannya
Uji coba subsistem perlu maksimal
Dipakai pada subsistem yang risiko rendah bila gagal
Murah

Pengalihan paralel
Aman; diterapkan pada sistem yang risikonya besar bila
gagal
Mahal

23
PRODUKSI DAN PEMELIHARAAN
SISTEM
Produksi:
kondisi setelah sistem baru dipasang dan
dikonversi
Sistem ditinjau ulang oleh pengguna dan
spesialis teknis
Pemeliharaan:
Perubahan PK/PL, dokumentasi atau prosedur
dalam sistem produksi untuk memperbaiki
kesalahan, memenuhi kebutuhan baru, dan
meningkatkan efisiensi pemrosesan.
24
PENDEKATAN DALAM
PENGEMBANGAN SISTEM
1. Siklus hidup pengembangan sistem
tradisional (model air terjun) (SDLC=system
development life cycle)
2. Prototipe
3. Pengembangan sistem secara cepat (RAD
= rapid application development)
4. Pengembangan sistem bertahap (phased
development methodology)

25
System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC merupakan metode pengembangan
sistem paling tua
Sangat cocok untuk pengembangan sistem
yang besar
Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk
small scale project karena:
Banyak memerlukan sumber daya
Tidak fleksibel
Sulit untuk melakukan perubahan aplikasi dengan
pengambilan keputusan yang cepat
SDLC
Keuntungan: Kelemahan:
Adanya laporan setiap akhir Pengguna mendapatkan produk
fase sehingga memudahkan sesuai dengan pemahaman
adanya kontrol / pengembang, yang belum tentu
pengawasan sesuai kebutuhan
Mudah melakukan Dokumentasi mahal dan
dokumentasi menghabiskan waktu dalam
Dokumentasi secara formal pembuatan, dan selalu berubah
sehingga memudahkan / mengalami perbaikan
penelusuran kembali
terhadap kebutuhan bisnis

27
PEMBUATAN PROTOTIPE
(PROTOTYPING)
Prototipe:

Dua cara prototyping:


Insourcing prototyping menghasilkan model untuk
membangun sistem jadi yang operasional
Selfsourcing prototyping menghasilkan sistem jadi yang
operasional
Pada selfsourcing, iterasi penilaian kesesuaian sistem
dilakukan berulangkali, dan perbaikan sistem pada dasarnya
adalah membuat sistem sesungguhnya yang operasional
28
PROSES PEMBUATAN PROTOTIPE (PROTOTYPING)

IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN DASAR

BANGUN PROTOTIPE
AWAL

PENILAIAN (REVIEW)
KESESUAIAN SISTEM

TIDAK
SES PERBAIKI DAN
UAI PERLUAS PROTOTIPE

YA
PROTOTIPE SEBAGAI
DASAR PEMBUATAN
SISTEM AKHIR

29
RAPID APPLICATION DEVELOPMENT
Metode untuk membangun sistem dengan cepat
Umumnya lingkup lebih luas dari yang sesuai
menggunakan prototipe
Aspek dalam penerapan R.A.D.:
Manajemen: dapat menerima hal-hal baru
Personil: dapat menggunakan lebih dari satu tim
Metodologi: 4 fase:
Perencanaan kebutuhan

Rancangan pengguna

Konstruksi (pembangunan sistem)

Piranti, bahasa yang memfasilitasi pemrograman


dengan cepat serta casetool
30
PELAKSANA
PENGEMBANGAN S. I.
Alternatif:
Insourcing (dilaksanakan knowledge worker T.I.
perusahaan)
Selfsourcing (= end-user development), tanpa / sedikit
bantuan profesional T.I.
Outsourcing (dilaksanakan oleh pihak lain).
Misal, pengadaan barang

31
PELAKSANA PENGEMBANGAN S. I.
Manfaat selfsourcing:
Kebutuhan lebih jelas
Partisipasi dan rasa memiliki tinggi
Pengembangan sistem cepat

Penyebab kegagalan & risiko selfsourcing:


Keahlian membangun sistem sangat kurang sehingga
mutu sistem rendah
Terjadi sistem pribadi, tidak terintegrasi
Alternatif solusi tidak banyak karena wawasan kurang
luas
Dokumentasi tidak terjamin

32
PENYEBAB KEGAGALAN
PENGEMBANGAN SISTEM
Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem.
Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan
pemakai.
Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya.
Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan.
Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang
tidak direncanakan dan pemasangan teknologi tidak
sesuai.
Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara.
Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang
baik.
33
MANAJEMEN PROYEK
SISTEM INFORMASI

34
Manajemen
Dari kata Manage : Yang berarti Menata,
Merencanakan, Mengatur,
Mengendalikan, Mengelola.
Orang yang berkecimpung dalam
manajemen disebut sebagai Manager

35
Proyek Sistem Informasi
Definisi Proyek adalah : Aktivitas/kegiatan yang
telah direncanakan untuk diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan dan di dalamnya
dialokasikan budgetnya.
Proyek Sistem Informasi : proyek yang
berhubungan perangkat lunak/sistem informasi
dalam suatu sistem komputer.

36
Spektrum Manajemen Proyek
1. People (Manusia)
2. Problem (Masalah)
3. Process (Proses)

37
Spektrum Manajemen Proyek
(People/Manusia)
Peran penting dalam unsur manajemen proyek
Unsur-unsurnya meliputi

1. Pemain
A. Manajer senior
Menentukan isu-isu bisnis yang sering memiliki pengaruh penting di
dalam proyek.
B. Manajer teknik
Merencanakan,memotivasi,mengorganisir dan mengontrol sebuah
produk atau aplikasi
C. Pelaksana
Menyampaikan ketrampilan teknik yang diperlukan untuk merekayasa
sebuah produk atau aplikasi
D. Pelanggan
Menentukan jenis kebutuhan bagi perangkat lunak yang akan direkayasa
E. Pemakai Akhir
Berinteraksi dengan perangkat lunak bila perangkat lunak telah
dikeluarkan untuk digunakan
38
Spektrum Manajemen Proyek
(People/Manusia)
2. Pimpinan Tim
A. Mampu melakukan pemecahan masalah
B. Mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan kontrol
terhadap proyek
C. Mengoptimasi produktivitas sebuah proyek,
memiliki inisiatif dan prestasi
D. Memiliki pengaruh dan mampu membentuk TIM yang
solid, serta mampu menguasai diri meskipun berada
pada situasi tekanan yang tinggi.

39
Spektrum Manajemen Proyek
(People/Manusia)
3. Tim Perangkat Lunak
Pilihan-pilihan berikut dapat diambil untuk menerapkan sumber daya manusia
kepada sebuah proyek yang akan membutuhkan n manusia yang bekerja selama k
tahun.
A. n Orang mengerjakan tugas-tugas fungsional yang berbeda sebanyak m, yang
relatif hanya sedikit saja kombinasi kerja. Koordinasi merupakan tanggung
jawab seorang manajer proyek yang mungkin memiliki enam proyek lain yang
juga harus dia kerjakan.

B. n Orang bertugas mengerjakan tugas-tugas fungsional yang berbeda sebanyak


m (m<n) sehingga terbentuk TIM informal. Seorang tim ad hoc dapat dipilih.
Koordinasi antar tim merupakan tanggung jawab seorang manajer perangkat
lunak.

C. n Orang diatur di dalam t tim, setiap tim bertugas mengerjakan satu tugas
fungsional atau lebih, masing-masing tim memiliki sebuah struktur yang
spesifik yang ditentukan untuk semua tim yang bekerja dalam sebuah proyek.
Koordinasi di sini dikontrol baik oleh tim itu sendiri maupun oleh seorang
manajer proyek perangkat lunak.

40
Spektrum Manajemen Proyek
(People/Manusia)
Tiga organisasi tim yang umum
A. Demokrasi terdesentralisasi (DD)
Tim perekayasa perangkat lunak ini tidak memiliki pemimpin yang permanen.
Tetapi koordinator dipilih untuk bertugas di dalam durasi waktu yang pendek, yang
kemudian diganti oleh yang lain yang mungkin bertugas untuk mengorganisasi
tugas-tugas yang berbeda. Keputusan terhadap masalah dan pendekatan dibuat
oleh konsensus kelompok. Komunikasi di antara kelompok bersifat horisontal.

B. Terkontrol terdesentralisasi (CD)


Tim rekayasa perangkat lunak memiliki pemimpin tertentu yang mengkoordinasi
tugas-tugas khusus serta memiliki pemimpin-pemimpin sekunder yang
bertanggung jawab atas masalah sub-sub tugas. Pemecahan masalah merupakan
aktivitas dari kelompok, tetapi implementasi dari pemecahan masalah dipecah di
antara sub-sub kelompok oleh pimpinan tim. Komunikasi antar kelompok dan
orang bersifat horisontal, tetapi komunikasi vertikal sepanjang hierarki kontrol juga
terjadi di sini.

C. Terkontrol tersentralisasi (CC)


Koordinasi pemecahan masalah tingkat puncak dan internal tim diatur oleh
pimpinan tim. Komunikasi antara pimpinan dan anggota tim bersifat vertikal.

41
Spektrum Manajemen Proyek
(People/Manusia)
Tujuh faktor proyek yang harus dipertimbangkan pada
saat merencanakan struktur tim perekayasa perangkat
lunak, yaitu :

1. Kesulitan masalah yang akan dipecahkan


2. Ukuran program-program resultan pada baris kode atau titik
fungsi
3. Waktu tim akan tinggal bersama (umur tim)
4. Tingkat di mana masalah dapat dimodularisasi
5. Kualitas yang diperlukan serta keandalan sistem yang
dibangun
6. Kepastian tanggal penyampaian
7. Tingkat sosiabilitas (komunikasi) yang dibutuhkan untuk
proyek tersebut
42
Spektrum Manajemen Proyek
(People/Manusia)
Pengaruh karakteristik proyek pada struktur tim:

43
Spektrum Manajemen Proyek
(People/Manusia)
4. Masalah koordinasi dan komunikasi
Ada banyak alasan mengapa proyek perangkat lunak menemui kesulitan, yaitu salah satunya
usaha pengembangan yang besar, kompleksitas yang besar dan kesulitan dalam
mengkoordinasi anggota tim.
Tim perekayasa perangkat lunak harus membangun metode yang efektif untuk mengkoordinasi
orang-orang yang mengerjakan pekerjaan tersebut.
Teknik koordinasi proyek yang dikategorikan dalam kelompok berikut.
A. Pendekatan impersonal, formal
Mencakup penyampaian dan dokumen rekayasa perangkat lunak (seperti kode sumber), memo-
memo teknis, kejadian penting pada proyek, jadwal dan peranti kontrol proyek, kebutuhan akan
perubahan dan dokumentasi yang berhubungan, laporan pelacakan kesalahan, dan data
cadangan.
B. Prosedur interpersonal, formal
Berfokus pada aktivitas jaminan kualitas yang diterapkan kepada produk kerja rekayasa
perangkat lunak. Hal ini menyangkut pertemuan status pengkajian serta perancangan dan
inspeksi kode.
C. Prosedur interpersonal, informal
Menyangkut pertemuan kelompok untuk penyebaran informasi dan pemecahan masalah.
D. Komunikasi Elektronik
Mencakup surat elektronik, papan buletin elektronik, web sites, serta konferensi berbasis video.
E. Jaringan interpersonal
Diskusi informal dengan orang-orang di luar proyek yang mungkin memiliki pengalaman atau
pengetahuan yang dalam yang dapat mendukung anggota tim.
44
Spektrum Manajemen Proyek
(Problem/Masalah)
Analisis yang mendetail tentang kebutuhan perangkat lunak akan memberikan
informasi yang memadai untuk suatu perhitungan, tetapi analisis sering memerlukan
waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, lebih buruk lagi, kebutuhan
terkadang berubah-ubah, berubah secara reguler pada saat proyek berjalan,
sehingga kita harus memetakan masalah sejak awal dengan detail.
Pemetaan masalah diawali dengan :
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dibatasi dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
A. Konteks : Bagaimana perangkat lunak yang akan dibangun dapat
memenuhi sebuah sistem, produk, atau konteks bisnis yang lebih besar,
serta batasan apa yang ditentukan sebagai hasil dari konteks
tersebut?
B. Tujuan informasi : Objek data pelanggan apa yang dihasilkan sebagai
output dari perangkat lunak? Objek data apa yang diperlukan sebagai input?
C. Fungsi dan unjuk kerja : Fungsi apa yang dilakukan oleh perangkat lunak
untuk mentransformasi input data menjadi ouput? Adakah ciri kerja khusus
yang akan ditekankan?

45
Spektrum Manajemen Proyek
(Problem/Masalah)
2. Dekomposisi masalah
Dekomposisi masalah yang sering juga disebut sebagai partitioning
(pembagian), merupakan sebuah aktivitas yang mendudukan inti dari
analisis kebutuhan perangkat lunak.
Dekomposisi diterapkan pada dua area utama yaitu :
A. Fungsionalitas yang harus disampaikan
B. Proses yang akan dipakai untuk menyampaikannya.
Manusia cenderung menerapkan sebuah strategi pembagian ketika
dihadapkan sebuah masalah yang kompleks.Masalah yang kompleks yang
besar, dibagi lagi menjadi masalah yang lebih kecil yang dapat
dikendalikan.
Sebagai contoh: Anda membuat sebuah software pengolah kata yang baru
dengan dilengkapi fasilitas input suara untuk fasilitas edit copy otomatis,
maka masalah yang kompleks tersebut harus dibatasi dan diperjelas
dengan pertanyaan sebagai berikut, apakah input suara harus dilatih di
dalam software?, kemampuan khusus apakah yang dimiliki fasilitas edit
copy?

46
Spektrum Manajemen Proyek
(Process/Proses)
Fase-fase yang menandai proses perangkat lunak yaitu
1. fase definisi
2. fase pengembangan
3. fase pemeliharaan

Perencanaan proyek dimulai dengan menggabungkan masalah dan proses. Setiap fungsi yang
akan direkayasa oleh tim perangkat lunak harus melampaui sejumlah aktivitas kerangka kerja
yang telah ditentukan bagi sebuah organisasi perangkat lunak. Misal organisasi sudah
mengadopsi serangkaian aktivitas kerangka kerja sebagai berikut :
1. Komunikasi pelanggan : tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun komunikasi yang
efektif.
2. Perencanaan : tugas-tugas yang diperlukan untuk menentukan sumber daya, ketepatan waktu,
dan informasi proyek yang lain.
3. Analisis risiko : tugas-tugas yang diperlukan untuk memperkirakan risiko-risiko manajemen
dan teknis.
4. Rekayasa : tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun suatu perwakilan aplikasi atau
lebih.
5. Kontruksi dan rilis : tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun, menguji, memasang dan
memberikan dukungan kepada pemakai (seperti dokumentasi dan
pelatihan)
6. Evaluasi pelanggan : tugas-tugas yang diperlukan untuk memperoleh umpan balik dari
pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat
lunak yang diciptakan selama masa rekayasa serta implementasi
selama masa instalasi.
47
Fase Proyek Sistem Informasi
1. Fase definisi (Definition phase)
Berfokus pada apa (what), pada fase ini pengembang perangkat lunak harus
mengidentifikasikan informasi yang akan diproses, fungsi dan unjuk kerja apa
yang dibutuhkan, tingkah laku sistem apa yang diharapkan, interface apa yang
dibangun, batasan desain apa yang ada, dan kriteria validasi apa saja yang
dibutuhkan mendefinisikan sistem yang sukses.

2. Fase pengembangan (Development phase)


Berfokus pada bagaimana (how), yaitu di masa pengembangan perangkat lunak,
teknisi harus mendefinisikan bagaimana dikonstruksikan, bagaimana fungsi-fungsi
diimplementasi sebagai sebuah arsitektur perangkat lunak, bagaimana detail
prosedur akan diimplementasikan, bagaimana interface dibangun, bagaimana
rancangan akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman, serta bagaimana
pengujian dilakukan.

3. Fase pemeliharaan (Maintenance phase)


Berfokus pada perubahan (change), yaitu yang dihubungkan dengan koreksi
kesalahan, penyesuaian yang dibutuhkan ketika lingkungan perangkat lunak
berkembang, serta perubahan sehubungan dengan perkembangan yang
disebabkan oleh perubahan kebutuhan pelanggan.

48
Fase Proyek Sistem Informasi
(Fase Maintenance)
Fase pemeliharaan mengaplikasikan lagi langkah-langkah pada fase definisi dan fase
pengembangan, tetapi semua tergantung pada konteks perangkat lunak yang ada.
Ada 4 tipe perubahan yang terjadi selama masa fase pengembangan yaitu :

1. Koreksi
Meskipun dengan jaminan kualitas yang terbaik, seperti pelanggan akan tetap menemukan
cacat pada perangkat lunak. Pemeliharaan korektif mengubah perangkat lunak, membetulkan
cacat atau kerusakan.
2. Adaptasi
Dari waktu ke waktu, lingkungan original (contohnya CPU, sistem operasi, aturan-aturan
bisnis, karakteristik produk eksternal) di mana perangkat lunak dikembangkan akan terus
berubah. Pemeliharaan adaptif menghasilkan modifikasi kepada perangkat lunak untuk
mengakomodasi perubahan pada kebutuhan fungsional original.
3. Perkembangan
Ketika perangkat lunak dipakai, pemakai/pelanggan akan mengenali fungsi-fungsi tambahan
yang memberi mereka keuntungan, sehingga harus memperluas perangkat lunak dan
melampaui kebutuhan fungsi originalnya.
4 Pencegahan
Keadaaan perangkat lunak akan semakin memburuk sehubungan dengan waktu, dan karena
itu, preventive maintenance yang sering disebut rekayasa perangkat lunak, harus dilakukan
untuk memungkinkan perangkat lunak melayani kebutuhan pemakainya. Pada dasarnya
preventive maintenance melakukan perubahan pada program komputer sehingga lebih mudah
untuk dikoreksi, disesuaikan dan dikembangkan.

49
Proyek Sistem Informasi
(Model Proses Perangkat Lunak)
Untuk menyelesaikan masalah aktual di dalam sebuah setting industri, rekayasa perangkat lunak atau tim
perekayasa harus menggabungkan strategi pengembagan yang melingkupi lapisan proses, metode dan alat-alat
bantu.
Proses perangkat lunak dimodelkan sebagai berikut :

1. Model sekuensial liner

Pemodelan
Sistem Informasi

analisis desain kode tes

50
Proyek Sistem Informasi
(Model Proses Perangkat Lunak)
2. Model Prototipe

Mendengarka
Membangun
n Memperbaiki
Pelanggan Market

Uji pelanggan-
Mengendalikan
Market

51
Proyek Sistem Informasi
(Model Proses Perangkat Lunak)
3. Model RAD (Rapid Aplication Development)

Tim #1 Tim #2
Pemodelan Pemodelan
Bisnis Bisnis

Pemodelan Pemodelan
Data Data

Pemodelan Pemodelan
Proses Proses

Pembentukan Pembentukan
Aplikasi Aplikasi

Pengujian Pengujian
& turnover & turnover

52
Proyek Sistem Informasi
(Model Proses Perangkat Lunak)
4. Model Evolusioner
A. Model Pertambahan

Pemodelan Increment 1
Sistem Informasi
analisis desain kode tes Pengiriman increment ke-1

Pemodelan Increment 2
Sistem Informasi
analisis desain kode tes Pengiriman increment ke-2

Pemodelan Increment 3
Sistem Informasi
analisis desain kode tes Pengiriman increment ke-3

Waktu Kalender 53
Proyek Sistem Informasi
(Model Proses Perangkat Lunak)
B. Model Spiral
Perencanaan Analisis Resiko

Komunikasi Pelanggan

Rekayasa

Proyek Pengembangan
Konsep
Evaluasi Pelanggan
Proyek Pengembangan
Produk Baru
Proyek Pemeliharaan
Konstruksi dan perbaikan produk

& Peluncuran
54
Proyek Sistem Informasi
(Model Proses Perangkat Lunak)
C. Model Perkembangan Konkruen

Tidak ada
Aktivitas analisis

Sedang dalam
Pengembanga
n

Menunggu Sedang dalam


perubahan Pemeriksaan

Sedang dalam
revisi
Baseline

Dikerjakan

55
AKHIR MATERI

SAMPAI JUMPA

56

Anda mungkin juga menyukai