Deodoran Besok

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Diagnosa Dini Kanker Payudara Akibat Sering

Menggunakan Antiperispirants Atau Deodoran


dan mencukur Ketiak

ARISA NUR FADILAH

DYAH A. ANGGRAENI

TRI KURNIA

PAULUS T. BETAN
Pendahuluan
Menurut Mirick dkk, 2002 bahwa gaya hidup dan faktor
lingkungan pada payudara tidak menjadi penyebab terjadinya
kanker payudara. Melainkan kanker payudara disebabkan
karena penggunaan deodoran yang berlebihan (Doll &
Peto,1978)
Penelitian ini membahas frekuensi (intensitas) dari tingkat
kebersihan ketiak dengan menggunakan metode kohort.
Metode ini menggunakan populasi pada pasien dengan resiko
kanker payudara, sehingga dibuktikan dengan hasil biologis
dari epidemiologi yang ada bahwa penggunaan antiperspirant
dan deodoran dapat menyebabkan kanker payudara.
Metode

Metode yang digunakan adalah metode studi retrospektif


dan metode kohort. Metode ini menggunakan kuesioner yang
diberikan kepada pasien kanker payudara selama periode (1
Januari 1993 sampai 31 Desember 2001).
Kanker Payudara

X
Tolak

Kuisoner

Terima WAWANCARA

Dikirim Melalui Kantor


Pos
Kuisoner dikumpulkan berdasarkan hasil survei dan bersifat rahasia. Sehingga informasi yang deberikan
hanya melalui wawancara.

Data yang terkumpul disertakan demografi pasien

NEGARA
USIA KELAHIRAN TEMPAT
TINGGAL

JUMLAH RIWAYAT FREKUENSI PENYAKIT


DAN SEJARAH KANKER
PERSALINAN KELUARGA PAYUDARA

Frekuensi antiperspirant / deodoran (A / D) dan cukur ketiak (S) dicatat.


Usia onset kebiasaan higiene ketiak ini dicatat.
Penyebab timbulnya resiko kanker

MAKANAN PENGGUNAAN
BERLEMAK ESTROGEN

ASUPAN KURANGNYA
Responden diinstruksikan untuk ALKOHOL OLAHRAGA
membawa produk yang mereka
gunakan. Kemudian di lakukan
pencatatan apakah responden
menggunakan antiperspirantdeodoran,
atau produk gabungan.
1. Usia rata-rata diagnosis kanker
payudara dibandingkan antara
kelompok penggunaan.
Penilaian ini dibagi menjadi
dua kelompok diantaranya
2. Usia rata-rata kanker payudara dimana
diagnosis juga dibandingkan antara
subyek yang memulai kebiasaan ini
sebelum usia 16 tahun dan subjek
tersebut. Pada usia ini rat-rata
menggunakan deodoran, dan usia mulai
cukur ketiak.

Titik akhir sekunder termasuk Frekuensi keseluruhan kebiasaan dan efeknya


variabel perancu potensial.
Kelompok Pengguna
Respon kebiasaan Max Mid Min Non

Antiperspirant atau 2-3 x /week atau 1 2-5 x/ week atau 1 x/ Tidak pernah / jarang Tidak
penggunaan deodoran x/day/ > 1x /day day atau 0- <2/ buln

Pencukuran ketiak > 3x /week 1 x / week atau 1- <2 x/ Tidak pernah / jarang Tidak
week atau 2 X/ week atau <1 x / week

Semua grup pengguna = Max + Mid + Min.


Ket. Maksimum (Max), Tengah (Mid), Minimal (Min), Tidak ada (Non)
Insiden kanker payudara Amerika Serikat dan penjualan antiperspirant / deodoran (Roush et al., 1987; SEER
Cancer Insiden Public-Use Database, 2001; US Cosmetic and Toiletry Market, 2001).
ANALISA STATISTIK

Hasil dari penelitian DATA KATEGORIS :


ini di gabungkan
untuk membantu 1. Jumlah pengetahuan Analisa statistik ini
penyedik dalam 2. Standar devisiansi menggunakan metode
melakukan prosedure 3. Kesalahan Standar cohort bila nilai P
pengelolaan data dan (MIN, MID, MAX) 0.050 maka hasilnya
analisis statistik signifikan.
dengan memanfaatkan 4. Penggunaan dan
SAS dengan versi 8.1 non.
HASIL
NEXT
Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara pemakaian setiap riwayat
keluarga penderita kanker payudara, usia
rata-rata menarche dan jumlah
persalinan, lemak makanan, penggunaan
estrogen , jumlah latihan, atau konsumsi
minuman keras (P0,05)

Sedangkan konsumsi bir atau anggur


rata-rata tidak sama antara kelompok
penggunaan (P =0, 0113). Tanggapan
terhadap kategori bir atau anggur
sebagai berikut : Non ( n= 30,94%)> Min
( n =36,77%)>Max (n =25,71%)> Mid (n
=75,62%)
PEMBAHASAN
Faktor gaya hidup dan lingkungan menjadi penyebab utama
munculnya kanker payudara. Faktor lain yang menyebabkan kanker
payudara yaitu diet, konsumsi alkohol, makanan yang di bakar,
hormon, menyusui, sejarah reproduksi, merokok, paparan radiasi,
virus, dll. 5-10 % penyebab kanker di karenakan faktor genetik.
(Carroll,1975)

Pada kasus ini kebersihan ketiak juga menjadi faktor


penyebab terjadinya gejala pCa. Payudara. Menurut Data dari
hipotesis penelitian bahwa tingkat Penggunaan antiperspirant /
deodoran dan cukur dapat meneybabkan kanker payudara.

Rata - rata usia diagnosis kanker payudara semakin


menurun dari kelompok Non sampai Max. Resiko ini bisa di
kurangi dengan penggunaan secara terpisah antara
antiperspirant/deodoran dan mencukur ketiak.
Sembilan puluh persen penduduk amerika Serikat
menggunakan antiperpirant dan deodoran harian
(Laden, 1999), dan pada wanita penggunaan ini
sering di kaitkan dengan mencukur ketiak

Menurut kanker public data base 2001 bahwa pasar


kosmetik lebih sering di gunakan kombinasi antara
antiperpirant (untuk kekeringan dan melodour) dan
deodoran (untuk malodour). Komponen bahanya
termasuk aluminium dan garam logam lainya,
antimikroba , alkohol alifatik, dan glikol, dan wewangian
(Maken et al, 1990, benohania, 2001)
KERUSAKAN PAKAIAN

IRITASI KULIT ATAU


PERDANGAN

DERMATITIS KONTAK
EFEK SAMPING DARI
PENGGUNAAN
PRODUK INI
GRANULOMA

TIDAK TERDAPAT KORELASI


DENGAN KANKER PAYUDARA
Komponen yang paling sering di gunakan pada
antiperspirant komersial adalah garam aluminium
Pada tahun 1903 yang berfungsi untuk mengeringkan ketiak (laden
1999). Senyawa berbahan dasar aluminium dapat
bertahan sebagai antiperspirannt setiap hari

Menurut (Hostynek Paparan transdermal setiap hari dan dalam jangka


et al., 1993; Exley, lama produk yang mengandung aluminium sebagai
bahan dasar dapat menyebabkan masalah.
1998;Darbre,2001)
Dalam penelitian yang melibatkan kulit manusia, kulit menyerap
aluminium hanya menunjukkan penempusan sampai epidermal
akibat pembentukan komleks dengan protein kulit. (Hostynek et al.,
1993)

Dalam penelitian tikus dewasa yang mengandng janin pada kulitnya


yang telah di cukur dan di berikan sediaan topikal dengan kandungan
aluminium, bagian transpalental aluminium dari tikus hamil tersebut
dapat mempengaruhi ke organ janin. Aluminium muncul pada susu
kelinci menyusui setelah suntik subkutan dari laktat aluminium
(Ananceet al, 1997) dan (Yokkel dan Mc Namara , 1935)
Ada banyak penelitian hewan dan tumbuhan yang menunjukkan peran
buruk aluminium, terutama bila muncul dalam kandungan aktifnya (Al3 +),
dapat mempengaruhi sejumlah proses biologis, termasuk DNA dan sistem
enzim (DeBoni et al., 1980; Karlik et al., 1980; Wenk dan Stemmer, 1982).

Al3+ memiliki muatan yang sangat tinggi (3+) ke jari-jari ionik (0,05 nm)
yang menyebabkan dengan cepat menembus kompartemen, mengikat erat
dengan asam nukleat, ATP dan hetero chromatin, dan menghambat atau
mempengaruhi aktivitas template DNA, dan sistem enzim DNA dan RNA

Peningkatan konsentrasi aluminium dapat menyebabkan penurunan


sintesis DNA, peningkatan kesalahan replikasi DNA, dan peningkatan
afinitas linker histones DNA (Berlyne et al., 1972; Laussac and
Commenges, 1983). Studi ini memberikan bukti secara tidak langsung
bahwa Al3 + memiliki potensi onkogenik.
Dalam larutan
Data eksperimental menujukkan aluminium hidroksida,
bahwa kedalaman penetrasi, dapat misalnya dengan konsentrasi
menentukan durasi efek efek bebas, Al3 + pada pH 4.2
antiperspirant, dan efikasi adalah 100-1000 kali lebih
antiperspirant secara signifikan
tergantung pada mobilitas ionik besar dari pH 6,2.
(ukuran dan muatan). Dengan Umumnya, penurunan pH
demikian, pH yang berlaku sangat larutan di bawah 5,5
penting, perubahan pH dan menghasilkan peningkatan
dengan rentang yang relatif sempit konsentrasi Al3 + (Kaehny et
dapat menyebabkan terbentuknya al., 1977; Martin, 1991;
kompleks Al3 + / H2O / OH- Borak dan Wise, 1998).
dengan kelarutan yang sangat
berbeda dan ketersediaan hayati.
Menurut Herman dan Sulzberger,
1958; Lansdown, 1995; McGee dkk, Menurut Donegan et al., 1988;
1998; Labows et al., 1999; Quinton Fakta dan Angka Kanker, 1998;
dkk al., 1999, Ph yang lebih rendah Laden, 1999, Hal ini
dari beberapa garam dan aluminium menjelaskan, mengapa kejadian
(misalnya Ph aluminium klorida <4, kanker payudara lebih rendah di
aluminium chlohydrate Ph 4.38) dapat negara-negara dengan kebiasaan
mengurangi keringat dan mikroba pada budaya yang berbeda atau di
apokrin aksila. Tindakan keringat daerah dengan kurang paparan
apokrin aksila bisa secara kumulatif media, seperti di beberapa
berkontribusi pada lingkungan ketiak daerah pedesaan.
yang bersifat asam.
Pada payudara dan aksila terdapat aliran
Menurut taylor, lymphatic valveless dan bi-directional. Seorang
anatomosis Shared memberikan paparan kronis
1959; More dan jaringan payudara ke Al3 + atau pengaplikasian
zat aksiler (Taylor, 1959; More dan Dalley ,
Dalley, 1999) 1999).

Komponen yang paling konsisten digunakan sejak


pengenalan antiperspirant komersial pada tahun 1903
Menurut Laden, adalah garam aluminium untuk meningkatkan
kekeringan ketiak. Jika penyerapan topikal terjadi,

1999)
plasma normal kliring Al3+ dengan transferin dan sitrat
tidak dapat cukup mengikat dengan paparan harian
terutama selama sepuluh tahun.
Orang Kaukasia tidak
terlalu sering dalam Orang jepang Kebiasaan pencukuran ketiak dan
melakukan pencukuran memiliki jumlah penggunaan antiperispirant ini di
sebabkan faktor gaya hidup dan
ketiak di bandingkan rambut aksila yang lingkungan, di mana di turunkan
dengan orang ameriak rata-rata sama dari ibu ke anaknya. Sehingga
budaya dan faktor merupakan
serikat sehingga dengan bule sehingga faktor utama dalam penggunaan
kejadian kanker insiden kanker deodoran secara kombinasi.
Alternatif dalam pencgahan kanker
payudara AS lebih tinggi payudara lebih payudara yaitu menjaga kebersihan
daripada orang
kaukasia
rendah ketiak.
Sebuah studi Namun meningkat Investigasi kasus
retropektif seperti ini kecurigaan tentang kontrol perlu untuk di
tidak dapat di kebiasaan kebersihan evaluasi lebih jauh
simpulkan kebiasaan ketiak yang telah di seperti studi kanker
mencukur ketiak raktekkan oleh wanita tembakau dan paru
dengan kanker amerika paru
payudara

NEXT NEXT NEXT

Anda mungkin juga menyukai