Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PERBEDAAN UKURAN PARTIKEL DARI

AMPAS TEBU DAN KONSENTRASI NATRIUM


BISULFIT (NaHSO3) PADA PROSES PEMBUATAN
SURFAKTAN

Trievita Anna Furi, Pamilia Coniwanti*


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

Presented by
Linda Mahyuni
1408103010018
1. PENDAHULUAN

Tebu merupakan bahan baku yang digunakan pada pabrik gula. Pada proses pembuatan gula
akan dihasilkan limbah berupa ampas tebu. sebanyak 60% dari ampas tebu tersebut
dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas, bahan baku
industri kanvas rem, industri jamur dan lain-lain. Oleh karena itu diperkirakan sebanyak 45
% dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan. Saat ini ampas tebu merupakan bahan
baku yang sangat potensial untuk pembuatan surfaktan karena kandungan ligninnya yang
cukup besar.
SURFAKTAN

Surfaktan (surface active agent) atau bahan aktif permukaan merupakan


suatu zat yang ditambahkan pada cairan untuk meningkatkan sifat
penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan
cairan. Surfaktan mempunyai struktur molekul yang terdiri dari gugus
lyophobic dan lyophilic.

Pembagian Surfaktan berdasarkan kelarutannya


1. Surfaktan yang larut dalam minyak
2. Surfaktan yang larut dalam pelarut air

Pembagian surfaktan berdasarkan muatannya


1. Surfaktan Anionik
2. Surfaktan Kationik
3. Surfaktan Nonionik
4. Surfaktan Ampoter
2. METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan

Alat
Labu leher tiga, Kondenser, Termometer, Motor Pengaduk, Kertas pH
Universal, Penangas Minyak, Gelas kimia 500ml Gelas ukur 100 mL, Spatula
dan pengaduk, Neraca analitik, Water Cooler, Kaca arloji, Pipet ukur dan bola
karet, Pipet tetes, Vibrating Screening, spektrofotometer UV/Vis, Corong pisah
250 ml, Corong buchner

Bahan
Bahan-bahan terdiri atas ampas tebu, NaHSO3, Aquadest, H2SO4 1 N, NaOH
1 N, Metilen biru, Indikator PP, CHCl3 pekat, Alkil Benzen Sulfonat dan
Parafin.
2.2 Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Surfaktan
1. dihaluskan ampas tebu dan diayak dengan ukuran -1,4 +1 mm, -1
+0,63 mm dan -0,63 +0,355 mm (lolos pada ayakan 0,63 mm dan
tertahan pada ayakan 0,355 mm)
2. direaksikan 7 gram serbuk ampas tebu dengan larutan Natrium
Bisulfit sesuai variabel 5 %, 10%, 15%, 20%, 25%, diatur pH 4
menggunakan Asam Sulfat pekat, kemudian direbus pada suhu 105 oC
selama 30 menit dalam reaktor labu leher tiga.
3) disaring larutan hasil reaksi sehingga didapatkan residu dan filtrat

2. Analisis Kandungan Lignosulfonat dengan Spektrofotometer UV/Vis


1. diukur sampel sebanyak 100 mL dan dimasukkan ke dalam corong pisah 250 mL.
2. ditambahkan 3-5 tetes indikator pp dan larutan NaOH 1 N sampai timbul warna merah muda,
kemudian dihilangkan warna tersebut dengan menggunakan H2SO4 1 N
3. ditambahkan larutan Metilen biru sebanyak 25 mL
4. ditambahkan 10 mL CHCl3, dan diaduk selama 30 detik sambil membuka tutup corong pisah
sesekali.
5. Dibiarkan sampel, kemudian digoyangkan perlahan-lahan dan ditambahkan Isopropil Alkohol bila
terbentuk emulsi, kemudian dikeluarkan lapisan bawah yang mengandung CHCl3 dan ditampung
dalam corong pisah yang lain.
6.ditambahkan 50 mL aquadest ke dalam larutan ekstrak Klorofom dan dikocok selama 30 detik.
7. dibiarkan sampai terjadi pemisahan fase, kemudian dikeluarkan lapisan bawah dan dimasukkan ke
dalam labu ukur.
9. Menambahkan Klorofom kedalam larutan tersebut hingga tepat pada tanda tera.
Pembuatan Larutan Induk
Melarutkan 0,1 gr ABS dengan 50 mL aquadest kedalam gelas kim
setelah itu memasukkan larutan tersebut kedalam labu ukur da
menambahkan aquadest hinggat tanda batas.

Pembuatan Larutan Standar


1. Mengambil 5, 10, 15, 20, 25 mL larutan induk dengan menggunakan pipet ukur dan
dimasukankedalam masing-masing labu ukur 100 mL.
2. Menambahkan aquadest sampai tepat pada tanda batas, sehinga diperoleh kadar ABS 10, 15,
20, 25, 30 mg/L.

Pembuatan Kurva Kalibrasi


1. Mengoptimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk pemakaian alat.
2. Memipet larutan baku masing-masing 100 mL kedalam corong pisah 250 mL.
3. Menambahkan larutan Metilen biru sebanyak 25 mL.
4. Menambahkan 10 mL CHCl3, mengocoknya kuat-kuat selama 30 detik dan membuka tutup
corong sesekali.
5. Membiarkan hingga terjadi pemisahan fase, menggoyang-goyangkan corong perlahan-lahan dan
menambahkan sedikit Isopropil Alkohol bila terjadi pembentukan emulsi, lalu mengeluarkan
lapisan bawah dan menampungnya dalam corong pemisah yang lain.
6. Memasukkan larutan ekstrak kedalam labu ukur 100 mL dan menambahkan Klorofom tepat
pada tanda tera.
Analisis Karakteristik Larutan Surfaktan (Lignosulfonat)
Pencirian Warna dan Bau
Pencirian warna dan bau dari larutan Lignosulfonat dilakukan secara visual.

Uji Kelarutan dalam Air


1. Memipet 5 ml larutan Lignosulfonat dengan menggunakan pipet ukur dan dimasukan
ke dalam gelas ukur 100 mL.
2. Menambahkan aquadest mulai dari 10 mL sampai 50 mL.
3. Mengamati apakah larutan Lignosulfonat dapat larut dalam aquadest.

Uji pH Larutan Lignosulfonat


1. Mengambil 5 mL larutan Lignosulfonat dengan menggunakan pipet ukur
2. Melarutkannya ke dalam 10 mL di dalam gelas kimia 100 mL, kemudian menentukan pH
nya menggunakan kertas pH universal.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Surfaktan Lignosulfonat yang terbuat dari
ampas tebu dengan Surfaktan Sintetis (ABS)
Pengaruh ukuran partikel ampas tebu terhadap kadar lignosulfonat
Pengaruh konsentrasi NaHSO3 terhadap kadar lignosufonat

karakteristik kualitas surfaktan yang dihasilkan dari ampas


tebu dengan surfaktan yang terbuat secara sintetis
1. pH
2. warna
3. Bau
4. Kelarutan dalam air
4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin kecil ukuran partikel ampas tebu, maka kadar lignosulfonat yang dihasilkan akan
semakin besar dan % yield juga akan semakin meningkat.
2. Semakin besar konsentrasi NaHSO3 yang digunakan maka kadar Lignosulfonat yang diperoleh
juga semakin besar.
3.Kualitas surfaktan lignosulfonat dari ampas tebu hampir sama dengan kualitas Surfaktan
Sintetis (ABS)
4.Kondisi optimum untuk menghasilkan kadar lignosulfonat yang tinggi yaitu pada ukuran
partikel ampas tebu -0,63 +0,355 mm ( lolos pada ayakan 0,63 mm dan tertahan pada ayakan
0,355 mm), dengan konsentrasi pelarut Natrium Bisulfit (NaHSO3) sebesar 25 %
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai