Anda di halaman 1dari 36

Terapi Cairan dan Elektrolit

Pendahuluan
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan
komposisi elektrolit di dalamnya tetap stabil adalah penting bagi
homeostatis.
Elektrolit merupakan molekul terionisasi yang terdapat di dalam
darah, jaringan, dan sel tubuh.
menghantarkan arus listrik
membantu mempertahankan pH dan level asam basa dalam tubuh
memfasilitasi pergerakan cairan antar dan dalam sel melalui suatu
proses yang dikenal sebagai osmosis
memegang peraran dalam pengaturan fungsi neuromuskular,
endokrin, dan sistem ekskresi
Gangguan homeostasis: jumlah yang masuk dan keluar tidak
seimbang harus segera diberikan terapi untuk mengembalikan
keseimbangan tersebut
Anatomi Cairan Tubuh
Total Body Water ( TBW ) 60% BB
TBW pada orang dewasa berkisar antara 45-75% dari berat badan. Kisaran ini
tergantung pada tiap individu yang memiliki jumlah jaringan adipose yang
berbeda, yang mana jaringan ini hanya mengandung sedikit air.
TBW pada wanita lebih kecil dibanding dengan laki-laki dewasa pada umur
yang sama, karena struktur tubuh wanita dewasa yang umumnya lebih
banyak mengandung jaringan lemak.
TBW pada neonatus lebih tinggi yaitu sekitar 70-80% berat badan.
Untuk beberapa alasan, obesitas serta peningkatan usia akan menurunjkan
jumlah kandungan total air tubuh.
CIS dan CES
TBW dibagi menjadi 2; yaitu Cairan Intra Sel (CIS) dan Cairan Ekstra
Sel (CES)
Cairan Ekstra Sel
Perpindahan cairan interstisiel dan plasma
menurut hukum Starling
Komposisi Cairan Tubuh
Kebutuhan Air dan Elektrolit Bayi dan Anak
Pada bayi dan anak sesuai dengan perhitungan di bawah ini :
Berat badan Kebutuhan air perhari
Sampai 10 kg 100 ml/kgBB
11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB ( untuk tiap kg diatas 10 kg)
>20 kg 1500 ml + 20 ml/kgBB ( untuk tiap kg diatas 20 kg)

Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari


Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan Air dan Elektrolit pada Dewasa
Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari
Kebutuhan kalium 1-2 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan
Peningkatan
Demam ( kebutuhan meningkat 12% setiap 10 C, jika suhu > 370 C
Hiperventilasi
Suhu lingkungan yang tinggi
Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria
Penurunan
Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 10 C, jika suhu <370
Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi
Oliguria atau anuria
Hampir tidak ada aktivitas
Retensi cairan misal gagal jantung
Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Proses aktif butuh energi
Osmosis
Difusi
Proses pasif tidak butuh energi
Pompa Na-K
Kandungan Air dalam tiap Organ
Perubahan Cairan Tubuh
Volume
Defisit volume: dehidrasi, perdarahan
Kelebihan volume: iatrogenik, insufisiensi renal, sirosis hepar, CHF
Konsentrasi
hipernatremia / hiponatremia
hiperkalemia / hipokalemia
Komposisi
Rumatan Cairan menurut rumus Hollyday-Segar
Koreksi Elektrolit
Defisit natrium (mEq total) = (Na serum yang diinginkan Na serum
sekarang) x 0,6 x BB (kg)
Defisit Kalium (mEq total) = (K serum yang diinginkan [mEq/liter] K
serum yang diukur) x 0,25 x BB (kg)
Defisit Klorida (mEq total) = (Cl serum yang diinginkan [mEq/liter] Cl
serum yang diukur) x 0,45 x BB (kg)
Gangguan
Elektrolit
Terapi Cairan
Pemilihan Cairan
Kristaloid
isotonik, hipotonik, hipertonik
keuntungan : aman, nontoksik, bebas reaksi, dan murah
kerugian (kristaloid yang hipotonik dan isotonik): kemampuannya terbatas
untuk tetap berada dalam ruang intravaskular
Normal Saline (NaCl 0,9%), Ringer Laktat (RL) , Dekstrose 5% (D5)

NaCl 0,9% baik untuk resusitasi defisit cairan intersisial, namun bahaya asidosis
hiperkloremik
RL bahaya alkalosis metabolik
D5 baik untuk kadar gula darah rendah / kadar natrium tinggi, komplikasi
hiperomolalitas-hiperglikemik, diuresis osmotik, dan asidosis serebral
Komposisi Kristaloid
Komposisi Kristaloid
Koloid
Plasma expander
Cenderung bertahan lebih lama di intravaskuler
Contoh: Albumin, Dekstran, Gelatin, Hydroxylethyl Starch (HES)
Albumin
Koloid murni dari plasma
Waktu paruh 16 jam, sekitar 90% bertahan di intravaskuler selama 2
jam
Dekstran
Koloid sintetik
syok hipovolemik dan profilaksis tromboembolisme
waktu paruh intravaskular sekitar 6 jam
dibatasi sampai 1 liter (1,5 gr/kgBB) risiko terjadi perdarahan
abnormal, batas dosis dekstran: 20 ml/kgBB/hari
Gelatin
Koloid sintetik (kolagen sapi)
Gelofusin, Haemaccel
reaksi alergik berupa kemerahan kulit dan pireksia sampai anafilaksis
yang mengancam nyawa
tidak berpengaruh pada sistem koagulasi, maka tidak ada
pembatasan dosis hati-hati delusi
dapat diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal bahkan
pada pasien yang menjalani hemodialisis
Indikasi: penggantian volume primer pada hipovolemia, stabilisasi
sirkulasi perioperative
Kontraindikasi: infark miokard yang masih baru terjadi, gagal jantung
kongestif dan syok normovolemik
Hydroxylethyl Starch (HES)
Koloid sintetik
Waktu paruh dari 90% partikel HES adalah 17 hari
Indikasi: terapi dan profilaksis defisiensi volume (hipovolemia) dan
syok (terapi penggantian volume) berkaitan dengan pembedahan
(syok hemoragik), cedera (syok traumatik), infeksi (syok septik),
kombustio (syok kombustio)
Kontra indikasi: gagal jantung kongestif berat, gagal ginjal (kreatinin
serum >2 mg/dL dan >177 mikromol/L), gangguan koagulasi berat
(kecuali kedaruratan yang mengancam nyawa)
Dosis penggunaan HES adalah 20 ml/kgBB/hari.
Kontroversi Kristaloid versus Koloid
Bila problema sirkulasi utama pada syok adalah hipovolemia, maka
terapi hendaknya ditujukan untuk restorasi volume darah dengan
cairan resusitasi ideal.
Cairan ideal adalah yang dapat membawa oksigen.
Larutan koloid yang ada terbatas karena ketidak mampuan membawa
oksigen.
Darah lengkap marupakan ekspander volume fisiologis dan komplit,
namun masa simpannya yang tidak lama, risiko kontaminasi viral,
reaksi alergi dan mahal
mudah tersedia
risiko infeksi relatif rendah
resusitasi hemodinamik lebih cepat dilaksanakan dengan koloid
karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskular dengan lebih
sedikit cairan dari pada larutan kristaloid
larutan kristaloid akan keluar dari pembuluh darah dan hanya
bagian tetap tinggal dalam plasma
larutan kristaloid mengencerkan protein plasma sehingga TOK
menurun, yang memungkinkan filtrasi cairan ke interstisiel.
resusitasi cairan kristaloid dapat pula berakibat pemberian garam dan
air yang berlebihan dengan konsekuensi edema interstitial.
pada kasus perdarahan yang cukup banyak, tetapi yang tidak
memerlukan transfusi, dapat dipakai koloid dengan waktu paruh yang
lama misalnya HES steril 6 %.
Bila pasien memerlukan transfusi, selama menunggu darah, kita
dapat memberi koloid dengan BM sekitar 40.000 misalnya Expafusin,
Plasmafusin, Haemaccel, Gelafundin atau Dextran L.
Dengan begitu, manakala darah siap untuk ditransfusikan sekitar 2 -3
jam kemudian, kita dapat melakukannya langsung, tanpa khawatir
terjadi kelebihan cairan dalam ruang intravaskular.
Koloid vs Kristaloid
Koloid vs Kristaloid
Pilihan Cairan Pengganti

Anda mungkin juga menyukai