Anda di halaman 1dari 17

FLU BABI

KELOMPOK 2
Definisi
Flu babi adalah penyakit saluran pernafasan
akut pada babi yang disebabkan oleh virus
influensa tipe A.
Menurut Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), secara umum penyakit ini
mirip influenza dengan gejala demam, batuk,
pilek, sesak nafas, nyeri tenggorokan, lesu,
letih dan mungkin disertai mual, muntah dan
diare. kasus flu babi yang terjadi pada
manusia saat ini sudah bersifat pandemic
(penyakit sudah tersebar ke mancanegara).
Etiologi
Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe
A subtype H1N1 dari familia
orthomyxoviridae. Flu atau influenza ada 2
type :
Type A : Menular pada unggas (ayam, itik,
dan burung) serta babi
Type B dan type C : Menular pada manusia
Virus influenza tipe A yang termasuk family
orthomyxoviridae, erat kaitannya dengan
penyabab swine flu dan avian influenza (fowl
plaque). Ukuran virus tersebut berdiameter
80120 nm. Selain influenza A, terdapat
influenza B dan influenza C yang juga sudah
dapat di isolasi dari babi. Sedangkan 2 tipe
influenza pada manusia adalah tipe A dan B.
kedua tipe ini diketahui sangat progresif
dalam perubahan antigenic yang sangat
dramatic sekali (antigenik shift).
Epidemiologi
Penyebaran virus influensa dari babi
ke babi dapat melalui kontak
moncong babi, melalui udara atau
droplet.
Faktor cuaca dan stres akan
mempercepat penularan. Virus tidak
akan tahan lama di udara terbuka.
Penyakit bisa saja bertahan lama
pada babi breeder atau babi anakan.
Penyebabnya adalah virus influensa
tipe A, subtipe: H1N1 (H1N2, H3N1,
H3N2). Identifikasi pertama kali pada
tahun 1931. Kasus infeksi sudah
dilaporkan pada pekerja di kandang
babi di Eropa dan di Amerika Utara.
Patofisiologi
Pada penyakit influenza babi klasik,
virus masuk melalui saluran
pernafasan atas kemungkinan lewat
udara. Virus menempel pada trachea
dan bronchi dan berkembang secara
cepat yaitu dari 2 jam dalam sel
epithel bronchial hingga 24 jam pos
infeksi. Hampir seluruh sel terinfeksi
virus dan menimbulkan eksudat pada
bronchiol. Lesi akibat infeksi
sekunder dapat terjadi pada paru-paru
karena aliran eksudat yang berlebihan
dari bronkhi.
Lanjut,,,,,
Pembentukan eksudat pada bronchiol
menyebabkan suplai oksigen menurun, paru-
paru akan meningkatkan kerjanya sehingga
menimbulkan sesak nafas. Karena suplai
oksigen terganggu, orang yang terinfeksi
akan mengalami hipoksia dan kesadaran juga
dapat menurun. Selain itu, metabolisme tubuh
pun dapat terganggu dalam pembentukan
energi sehingga orang dengan flu ini akan
cepat merasa lelah. Virus flu babi juga dapat
masuk ke dalam saluran cerna yaitu lambung
dan usus. Virus yang masuk ke dalam
lambung akan meningkatkan produksi HCl
yang dapat menimbulkan perasaan mual dan
penurunan nafsu makan. Sedangkan virus
yang masuk ke dalam usus akan
meningkatkan kerja peristaltik, dengan
demikian orang akan mengalami diare.
Klasifikasi Flu Babi
Menurut Keparahannya :
Ringan
ILI (influenza like illness)
Tidak Sesak
Tidak nyeri dada
Tidak ada pneumonia
Tidak termasuk kelompok risiko tinggi (Asma,
DM, PPOK, Obesitas, kurang Gizi, Penyakit kronis
lainnya)
Usia muda
Sedang
ILI (influenza like illness) dengan komorbid
Sesak napas
Pneumonia
Usia tua
Hamil
Keluhan mengganggu: diare, muntah-muntah
Lanjut.....
Berat
Pneumonia luas
Gagal napas
Sepsis
Syok
Kesadaran menurun
ARDS
Gagal multiorgan
(Sudoyo, 2006)
Tanda dan Gejala
Pada Manusia
Manifestasi flu babi sama dengan influenza musiman.
Klien datang dengan gejala penyakit respirasi akut,
termasuk minimal 2 dari gejala berikut :
1. Demam, dapat hingga menggigil
2. Batuk
3. Nyeri tenggorokan
4. Sakit kepala
5. Rasa lemas dan letih
6. Diare dan muntah (mungkin dapat terjadi)
Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention
(CDC), gejala flu babi pada manusia sama dengan
influenza pada umumnya. Gejala meliputi demam,
batuk, nyeri tenggorokan, body aches, sakit kepala,
menggigil dan lemas/letih. Beberapa klien juga
dilaporkan memiliki gejala diare dan muntah. Oleh
karena gejala-gejala ini tidak spesifik untuk flu babi,
diagnosis banding dari kemungkinan flu babi tidak
hanya dari gejala namun juga kecenderungan tinggi
flu babi tersebut berdasarkan riwayat klien saat ini.
Lanjut....
Pada Babi
apatis
sangat lemah
enggan bergerak atau bangun karena gangguan
kekakuan otot dan nyeri otot
eritema pada kulit
anoreksia
demam sampai 41,8oC
Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit
cukup hebat dibarengi dengan muntah eksudat
lendir
bersin
dispneu diikuti kemerahan pada mata dan
terlihat adanya cairan mata
Beberapa babi akan terlihat depresi dan
terhambat pertumbuhannya.
Pemeriksaan Penunjang
Umum
Laboratorium: pemeriksaan darah rutin (Hb,
leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit),
spesimen serum
Pemeriksaan apusan (aspirasi nasofaring
atau bilasan/ aspirasi hidung)
Kalau tidak bisa dengan cara di atas maka
dengan kombinasi apusan hidung dan
orofaring
Pada pasien dengan intubasi dapat diambil
secara aspirasi endotrakeal
Pemeriksaan kimia darah: albumin, globulin,
SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, analisis gas
darah
Pemeriksaan radiologik: PA dan lateral
Pemerikaan CT-Scan toraks (bila diperlukan)
Lanjut.....
Khusus :
1. Pemeriksaan laboratorium virologi
2. Untuk mendiagnosis konfirmasi influenza A
(H1N1) dengan cara :
Real time (RT) PCR
Kultur virus
Peningkatan 4 kali antibodi spesifik influenza A
Penatalaksanaan
TERAPI
1) Pasien dengan ILI akan dievaluasi apakah
termasuk kelompok dengan gejala klinis
ringan, sedang atau berat.
2) Kelompok dengan gejala klinis ringan
dipulangkan dengan diberi obat simptomatis
dan KIE untuk waktu istirahat di rumah.
3) Kelompok gejala klinis sedang dirawat di
ruang isolasi dan mendapat oseltamivir 2 x 75
mg.
4) Untuk kelompok dengan gejala klinis berat
dirawat di ICU.
5) Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal
yang sudah ditentukan.
6) Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi
keadaan umum, kesadaran, tanda vital,
pantau saturasi oksigen.
Pencegahan
1. Jagalah kesehatan dengan pola makan yang
seimbang, jika perlu dapat mengkonsumsi
multi vitamin A, C, D, E, Zink dan suplemen
imunomodulator (contoh: stimuno, imunos)
untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
2. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan
sekitar Cuci tangan menggunakan air
mengalir dan sabun sesering mungkin,
terutama setelah batuk, bersin dan
memegang sarana umum.
3. Minimalkan kontak dengan orang sakit atau
orang yang baru bepergian dari Negara
terjangkit. Jika rencana pergi ke luar negri,
cek kesehatan ke dokter (jika perlu anda
dapat divaksinasi influenza, atas permintaan
atau dilakukan tindakan khusus dengan
pemberian obat.)
Lanjut.....
4. Etiket saat Batuk Pada saat batuk atau bersin
gunakanlah tissue atau masker penutup
mulut di tempelkan ke mulut atau hidung, dan
jangan batuk atau bersin kea rah orang lain.
Bila ada gejala batuk dan bersin kenakanlah
masker penutup mulut.
Bila waktu batuk dan bersin tutuplah mulut
dengan tissue dan lain-lainnya.
Bila waktu batuk dan bersin jangan langsung
berhadapan muka/wajah dengan orang-orang
sekeliling anda.
5. Pencegahan juga dilakukan melalui sosialisasi
intensif ke sejumlah puskesmas di Ibu Kota.
Pengenalan flu babi sejak dini diharap akan
meningkatkan kewaspadaan masyarakat
terhadap bentuk penularannya
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA FLU BABI


DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty
Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Aru W. Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Unoversitas Indonesia.
Corwin, Ellizabetz. 2001. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes. 1999. Perencanaan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : EGC
http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penje
lasan-imunisasi, di akses 14 juli 2011
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=
15HI, di akses 14 juli 2011
http://www.klikpdpi.com/swine%20flu/penangan
an%20flu%20babi/penanganan.htm

Anda mungkin juga menyukai