Anda di halaman 1dari 37

Gempa Bumi & Tsunami

Di Indonesia

Oleh : Supriatna
Jenis gempa bumi
JENIS :

TEKTONIK,

VULKANIK,

TANAH LONGSOR, dan

BUATAN
Pembahasan bab lain Gempa bumi Vulkanik

Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu


(1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan
(2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya;
(3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai
beberapa kilometer;
(4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi
magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke
samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan
tersendiri.
Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi ini terbagi atas
kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya
sekitar 70 km. Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan
litosfer yang merupakan kulit terluar bumi yang padat. Litosfer
terdiri dari kerak dan selubung atas. Lempengnya kaku dan
lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang lebih cair.
BATAS - BATAS LEMPENG
Daerah tempat lempeng-lempeng itu bertemu disebut batas lempeng.
Pada batas lempeng kita dapat mengetahui cara bergerak
lempeng-lempeng itu. Lempeng bisa saling menjauh, saling
bertumbukan, atau saling menggeser ke samping.
PENYEBAB GERAKAN LEMPENG
Arus konveksi memindahkan panas melalui
zat cair atau gas.

Gambar poci kopi menunjukkan dua arus


konveksi dalam zat cair.
Perhatikan, air yang dekat dengan api akan naik, saat
dingin di permukaan air kembali turun. Para ilmuwan
menduga arus konveksi dalam selubung itulah yang
membuat lempeng-lempeng bergerak. Karena suhu
selubung amat panas, bagian-bagian di selubung bisa
mengalir seperti cairan yang tipis.

Lempeng-lempeng itu bergerak seperti ban berjalan


berukuran besar.
APAKAH GEMPABUMI ITU
Gempabumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan
antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunungapi atau runtuhan
batuan. Kekuatan gempabumi akibat aktivitas gunungapi dan runtuhan
batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada
gempabumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.
PROSES GEMPABUMI
Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan
dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke
bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan
dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan
energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu
terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh
lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran
partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempabumi.
DIMANAKAH KITA TINGGAL ?
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia
yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan
Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas
pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan
Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah
selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di
sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu
terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau
sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempabumi.
Peta kepulauan Indonesia pada pertemuan 3 lempeng 1. Daerah sangat aktif. Magnitude
Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan lebih dari 8 mungkin terjadi di
Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara daerah ini. Yaitu di Halmahera
dan pantai utara Irian.
(Simeulue), Sumatera Barat - Jambi, Bengkulu, Lampung,
Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, 2. Daerah aktif. Magnitude 8
Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, mungkin terjadi dan magnitude
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, 7 sering terjadi. Yaitu di lepas
Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku pantai barat Sumatra, pantai
Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, selatan Jawa, Nusa Tenggara
Wamena, dan Kalimantan Timur.(DGTL) dan Banda.

3. Daerah lipatan dan retakan.


Pembagian daerah aktifitas gempa bumi Magnitude kurang dari 7
berdasarkan sejarah kegempaan (SEASEE, mungkin terjadi. Yaitu di pantai
Vol.5, 1985) . barat Sumatra, kepulauan Suna
dan Sulawesi tengah.
4. Daerah lipatan dengan atau tanpa
retakan. Magnitude kurang dari
tujuh bisa terjadi. Yaitu di Sumatra,
Jawa bagian utara dan Kalimatan
bagian timur.

5. Daerah gempa kecil. Magnitude


kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu
di daerah pantai timur Sumatra dan
Kalimantan tengah.

6. Daerah stabil, tak ada catatan


sejarah gempa. Yaitu daerah pantai
selatan Irian dan Kalimantan
bagian barat.
INTENSITAS DAN KEKUATAN GEMPABUMI
Intensitas gempabumi adalah tingkat kerusakan yang terasa pada
lokasi terjadinya. Angkanya ditentukan dengan menilai kerusakan yang
dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan, dan tanah,
dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified
Mercalli Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun
1902. Magnituda adalah parameter gempa yang diukur berdasarkan yang
terjadi pada daerah tertentu, akibat goncangan gempa pada sumbernya.
Satuan yang digunakan adalah Skala Richter. Skala ini diperkenalkan
oleh Charles F. Richter tahun 1934. Sebagai contoh, gempabumi dengan
kekuatan 8 Skala Richter setara kekuatan bahan peledak TNT seberat 1
gigaton atau 1 milyar ton.
Hubungan Antara Nilai Intensitas dengan PGA

Nilai MMI Nilai PGA (gals)


1 dibawah 1.0
2 1.0 2.0
3 2.1 5.0
4 5.0 10.0
5 10.0 21.0
6 21.0 44.0
7 44.0 94.0
8 94.0 202.0
9 202.0 432.0
10, 11, 12 diatas 432
Kemungkinan Kerusakan Gempa Bumi
Berdasarkan Jarak Episenter dengan Lokasi Dinyatakan
Pada Skala Intensitas Modifikasi Mercalli MMI

Jarak dari pusat Magnitudo 5,6 Magnitudo 6 skala Magnitudo 6,5 Magnitudo 7 Magnitudo 7,5
gempabumi skala Richter Richter skala Richter skala Richter skala Richter

25 km V - VI MMI VII - VIII MMI VIII - IX MMI > X MMI XII MMI

50 km IV - V MMI VI - VII MMI VII - VIII MMI IX - X MMI X - XI MMI

75 km III - IV MMI V - VI MMI VI - VII MMI VIII - IX MMI IX - X MMI

100 km II - III MMI IV - V MMI V - VI MMI VII - VIII MMI VIII - IX MMI

125 km < II MMI III - IV MMI IV - V MMI VI - VII MMI VII - VIII MMI

150 km - II - III MMI III - IV MMI V - VI MMI VI - VII MMI

175 km - < II MMI II - III MMI IV - V MMI V - VI MMI

200 Km - - I - II MMI III - IV MMI IV - V MMI

Sumber : Bakornas PBP, 2003


AKIBAT GEMPABUMI
Akibat utama gempabumi adalah hancurnya bangunan-bangunan karena
goncangan tanah. Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi karena
tertimpa reruntuhan bangunan, terkena longsor, dan kebakaran. Jika
sumber gempabumi berada di dasar lautan maka bisa membangkitkan
gelombang tsunami yang tidak saja menghantam pesisir pantai di
sekitar sumber gempa tetapi juga mencapai beberapa km ke daratan.

Korban jiwa terbesar akibat gempabumi Indonesia terjadi di Nias pada


bulan Maret 2005 sebanyak 300 jiwa. Sementara korban jiwa gempabumi
yang kemudian membangkitkan tsunami terbesar memakan korban jiwa
terjadi di Aceh dan Sumut pada Desember 2004, sebanyak 250.000 jiwa.
UPAYA PENANGGULANGAN
PEMANTAUAN
INFORMASI DINI
PEMETAAN DAERAH RAWAN GEMPA
RENCANA TATA RUANG
BANGUNAN TAHAN GEMPA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KERJASAMA DALAM DAN LUAR NEGERI
TSUNAMI
( GELOMBANG LAUT AKIBAT GEMPA BUMI )

A. PENYEBABNYA

GEMPA BUMI BAWAH LAUT


(Flores th. 1992, Banyuwangi th. 1994, Biak
th. 1996, Aceh th. 2004)

GUNUNG API DI LAUT (Contoh : Krakatau th.


1883)

TANAH LONGSOR
B. GEMPABUMI BAWAH LAUT

DENGAN MAGNITUDE 6.3 SKALA RICHTER YANG


MENGAKIBATKAN TERJADINYA PERUBAHAN PERMUKAAN
DASAR LAUT SECARA VERTIKAL DAPAT MENIMBULKAN
TSUNAMI.

PROSENTASE TSUNAMI YANG DITIMBULKAN OLEH GEMPA


BUMI 85 %.
C. KETINGGIAN GELOMBANG TSUNAMI
DI PUSAT GEMPA :
DI LAUT DALAM KETINGGIAN GELOMBANG RENDAH (KURANG DARI 2 M),
KECEPATAN JALAR TINGGI.
DI LAUT DANGKAL KETINGGIAN GELOMBANG DIPERBESAR, KECEPATAN
JALAR RENDAH.
DI PANTAI GELOMBANG MENJADI LEBIH TINGGI

Permukaan Laut Darat


36 km/jam 10 m
Pantai
900 km/jam

episenter
Dasar Laut
GEMPA BUMI SERING DIAWALI OLEH GEMPA UTAMA DAN PASTI DIIKUTI OLEH GEMPA
SUSULAN
GEMPA-GEMPA SUSULAN LEBIH KECIL DARI GEMPA UTAMA DAN AKAN BERKURANG
TERUS MENERUS FREKUENSINYA TERHADAP WAKTU
DAERAH RAWAN TSUNAMI DI INDONESIA
JARINGAN PEMANTAU GEMPABUMI DI INDONESIA
CONTOH KERENTANAN GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI INDONESIA

Sukabumi

Lokasi Gempa Geologi Konstruksi


Absolut Bangunan
Kecamatan Jenis Batuan
Struktur
Episenter Magnitudo Kedalama Geologi
n Fokus Stratigrafi

Jarak Episenter
Daerah yang
mengalami
kerusakan akibat
gempa bumi Peak Ground Acceleration (PGA)

Model Analisis Risiko Kegempaan Daerah Sukabumi, Jawa Barat


Bagaimana dengan skala besar ???

Anda mungkin juga menyukai