DEMENSIA
Miftaha Yusrafli
Muthmainnah Mardiyanti
Jessie Widyasari
Definisi
Suatu sindrom yang terdiri dari gejala-gejala gangguan daya
kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran,
namun bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat
berkembang secara mendadak atau sedikit demi sedikit pada
tiap orang dari semua golongan usia
Epidemiologi
Daya ingat terganggu, ditemukan adanya: afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi
eksekutif.
Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru.
Kehilangan inisiatif.
Sindrom down
Umur lanjut
Apolipoprotein, E4
Demensia Vaskular
15 – 30 % dari semua kasus demensia
Predisposisi → hipertensi dan gangguan kardiovaskular.
Pada demensia, tiap kali bibir atas atau bawah diketuk m.orbicularis oris
berkontraksi
Refleks Glabela
Refleks Palmomental
Pada demensia goresan pada kulit tenar akan membangkitkan kontraksi otot
mentalis ipsilateral
Refleks Korneomandibular
Pada demensia goresan telapak kaki membangkitkan kontraksi tonik dari kaki
berikut jari-jarinya
Pemeriksaan penunjang:
EEG, MRI, MRI
Lumbal punksi
Tes MMSE (Mini Mental Status Examination)
Tes IBCD (Indonesian Battery for Communication disorder of
Dementia)
Tata Laksana
Suportif
Emosional
Farmakologis :
Cholinergic-enhancing agents
Choline dan lecithin
Neuropeptide, vasopressin dan ACTH
Nootropic agents
Dihydropyridine
Pencegahan & Perawatan
a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat
adiktif yang berlebihan
b. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap
hari, mengisi TTS
c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental sehat dan aktif
d. Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
e. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memiliki
persamaan minat atau hobi (sesama lansia)
f. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap rileks dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Senam GLO (Gerak Latih Otak) menyilang
h. Jalan
Terima Kasih