Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

17 Oktober 2017
HERNIA INGUINAL MEDIALIS DEXTRA REPONIBEL

ALIA SALVIRA M.
04084821719233

Pembimbing:
dr. Ali Hanafiah, Sp.B
OUTLINES

1 2 3

PENDAHULUAN STATUS PASIEN ANALISIS MASALAH

3
1

PENDAHULUAN
BAB 1: PENDAHULUAN
URGENSI
10% di antaranya
PREVALENSI HERNIA
menimbulkan
50% hernia inguinal
kegawatdaruratan
indirek

03
25% hernia inguinal
direk
DEFINISI HERNIA
15% hernia femoralis
Penonjolan isi perut

02
dari rongga yang
normal melalui suatu
defek

01
5
2

STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : Ny. NS
Umur/ TTL : 72 tahun/ 30 Juni 1945
Jenis kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Muara Enim
MRS : 8 September 2017

7
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
Benjolan pada lipat paha kanan yang dapat masuk kembali apabila
pasien berbaring sejak 1 tahun SMRS

8
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien mengaku benjolan sebesar telur


ayam timbul kembali di lipat paha
1 MINGGU SMRS
kanannya saat pasien melakukan pekerjaan
sehari-hari.
Nyeri pada benjolan (-). mual (-), muntah
Benjolan timbul (-), perut kembung (-), demam (-). Flatus
1 TAHUN SMRS pasien sedang (+). BAB dan BAK tidak ada kelainan.
bekerja, mengedan, Sulit buang air besar (-), sulit buang air
batuk dan berjalan. kecil (-).
Benjolan pada lipat Benjolan masuk
KELUHAN UTAMA paha kanan yang kembali apabila
dapat masuk pasien berbaring.
kembali apabila Pasien belum berobat.
pasien berbaring
sejak 1 tahun
SMRS 9
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

R/ OPERASI (-)
R/ ALERGI (-)

R/ BATUK MENAHUN (-)


R/ DARAH TINGGI (-)

R/ SULIT BAB/
BAK (-) R/ DM (-)

10
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi : TB 160 cm
BB 80 kg Kepala : Normocephali
IMT Obesitas Mata : conjungtiva pucat (-/-),
Pernafasan : 20x/menit sklera ikterik (-/-), pupil
Nadi : 88 x/menit isokor (+/+), refleks cahaya
Tekanan darah : 110/70 mmHg (+/+)
Suhu : 36,5 C Leher : JVP 5-2 cmH2O

Kelenjar getah bening


Tidak ada pembesaran

11
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks
Pulmo
Inspeksi : simetris, retraksi (-), statis, sela
iga tidak melebar Abdomen
Palpasi : stemfremitus kanan = kiri, nyeri Lihat status lokalis
tekan (-), sela iga normal
Perkusi : sonor, nyeri ketok (-), batas paru Genitalia Eksterna
hepar normal Tidak ada kelainan
Auskultasi: vesikuler (+/+), ronchi (-/-),
wheezing (-/-) Ekstremitas atas
Tidak ada kelainan
Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat Ekstremitas bawah
Palpasi : iktus cordis tidak teraba Tidak ada kelainan
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: Bunyi jantung I-II normal, murmur
(-), gallop (-)
12
Status lokalis

1 INSPEKSI Datar
AUSKULTASI Bising usus (+)
2
normal
Regio abdomen
3 PALPASI Lemas, nyeri tekan (-)

4 PERKUSI Timpani

13
Status lokalis regio inguinal
dextra

INSPEKSI
PALPASI
Tidak tampak benjolan, warna
Teraba benjolan, permukaan rata, batas atas tidak tegas,
sama dengan sekitar, konsistensi kenyal, mobile, ukuran 4 x 2 x 2 cm, massa
transluminasi (-) dapat dimasukkan kembali ke dalam rongga perut,
valsava test (+), zieman test (+) di jari ke-3, finger test
teraba benjolan di samping jari telunjuk.

14
Status lokalis

Regio inguinal
dextra

I: Tidak tampak benjolan, warna sama dengan sekitar, transluminasi (-


)
15
Status lokalis

Regio inguinal
dextra

P: Teraba benjolan, permukaan rata, batas atas tidak tegas, konsistensi kenyal, mobile, ukuran 4 x
2 x 2 cm, massa dapat dimasukkan kembali ke dalam rongga perut, valsava test (+), zieman test
(+) di jari ke-3, finger test teraba benjolan di samping jari telunjuk.

16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (4 Oktober 2017)
Hemoglobin : 13,2 g/dL (12-16 g/dl)
Hematokrit : 38,8 % (36-48%)
Leukosit : 8.760/ mm3 (5.000-10.000/ mm3)
Trombosit : 598.000 /ul (150.000-400.000 /ul)

Hitung jenis leukosit


Basofil :0 (0-1)
Eosinofil : 21 (1-3)
Netrofil segmen : 48 (50-70)
Limfosit : 21 (20-40)
Monosit : 10 (2-8)
Glukosa Sewaktu : 99 mg/dL (<200 mg/dL)
Clotting Time : 4 menit (1-7 menit)
Bleeding Time : 8 menit (5-15 menit)
17
DIAGNOSIS KERJA

Hernia Inguinalis Medialis Dextra


Reponibel

18
DIAGNOSIS BANDING
Hernia inguinalis medialis dextra
reponible

Lipoma inguinalis dextra

Hidrokel kanalis Nuck

19
PENATALAKSANAAN

Edukasi
IVFD Asering gtt XX/menit
Pro hernioraphy elektif
Diet nasi biasa

20
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam


Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia

21
3

ANALISIS MASALAH
Tinjauan Pustaka
Hernia
Protusi atau penonjolan isi rongga
melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang
bersangkutan.

23
24
25
26
KLASIFIKASI

Lokasi Klinis
Gambaran dari luar
Hernia inguinalis Hernia reponibel
Hernia eksterna
Hernia umbilikalis Hernia ireponibel
Hernia interna
Hernia femoralis Hernia inkarserata

Berdasarkan Hernia lainnya Nama penemu


terjadinya Hernia pantolan Hernia petit
Hernia kongenital Hernia scrotalis Hernia spigelli
Hernia acquisita Hernia littre Hernia richter

27
ETIOLOGI

Lemahnya dinding rongga perut

Kongenital

Didapat
Tekanan intraabdominal tinggi, konstitusi tubuh, akibat pembedahan
sebelumnya, penyakit yang melemahkan dinding perut, merokok, diabetes
mellitus.
28
PATOFISIOLOGI

Penurunan testis menarik


Terjadi desensus vestikulorum
Kanalis inguinalis dalam kanal peritoneum ke skrotum
melalui kanal tersebut (usia 8
normal saat fetus sehingga terjadi penonjolan
bulan)
peritoneum

Jika prosesus terbuka


sebagian hidrokel
Testis kiri turun lebih dulu
sehingga kanalsi ingunalis Jika kanal terbuka terus
kanan terbuka karena prosesus tidak
terobliterasi hernia
inguinalis lateralis kongenital

29
Cont

Organ & jaringan tubuh degenerasi

Tekanan intraabdominal meningkat akibat beberapa faktor

Kanal terbuka kembali & timbul hernia inguinalis lateralis karena


terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut

Menekan dinding rongga yang melemas

30
DIAGNOSIS
1. Gejala
Tidak ada gejala terjadi pembengkakan di daerah lipat paha
Nyeri mendadak dan bertambah berat saat mengangkat beban berat
Adanya sensasi tarikan menjalar hingga skrotum (hernia inguinalis indirek)
Bertambah besarnya hernia, nyeri yang berkurang saat berbaring
Secara umum, hernia direk gejalanya lebih sedikit daripada hernia indirek dan
jarang menyebabkan inkarserata/strangulata
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi:
Hernia lateralis benjolan di regio inguinalis, berjalan lateral ke medial,
berbentuk lonjong
Hernia medialis terjadi bilateral , berbentuk bulat

31
Cont
Palpasi:
Jika titik tengah antara SIAS-tuberculum pibicum (AIL) ditekan, minta pasien
mengejan/batuk, terjadi penonjolan di medial hernia inguinalis medialis
Jika titik yang terletak di sebelah lateral tuberculum pubicum (AIM) ditekan,
minta pasien mengejan/batuk, teraba benjolan di lateral hernia inguinalis
lateralis

Perkusi:
Perut kembung

Auskultasi:
Hiperperistaltis akibat obstruksi usus

32
Finger test Ziemen test Thumb test

33
GAMBARAN KLINIS

Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi Tampak Toksik


sakit

Reponibel/bebas + - - - -

Ireponibel/akreta - - - - -

Inkarserasi - + + + -

Strangulasi - ++ + ++ ++

34
ALGORITME

35
TATALAKSANA

Lichtenstein Tension-Free Repair Total Extraperitoneal (TEP) 2


With Mesh1

1. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC, 2004; h.700-18
2. 36 LH, et al. Sabiston Textbook of
Malangoni, MA, Rosen MJ. Hernias. In: Acosta J, Adams Jr CA, Alarcon
Surgery. 18th ed. Canada : Elsevier, 2008; P 44.1-15
ANALISIS MASALAH

ANAMNESIS

DASAR DIAGNOSIS PEMERIKSAAN FISIK

TES PROVOKASI
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

37
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai