Anda di halaman 1dari 19

Sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan

rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem


kontrol proses konvensional.
PLC menurut NEMA (The National electrical
Manufacturers Association) mendefinisikan
PLC sebagai piranti elektronika digital yang
menggunakan memori yang bisa diprogram
sebagai penyimpan internal dari sekumpulan
instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-
fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial,
pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk
mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun
proses melalui modul I/O digital dan atau
analog.
PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol
terkemuka saat ini biasanya mempunyai ciri-ciri sendiri yang
menawarkan keunggulan sistemnya, baik dari segi aplikasi
(perangkat tambahan) maupun modul utama sistemnya.
Meskipun demikian pada umumnya setiap PLC (sebagaimana
komputer pribadi Anda yang cenderung mengalami standarisasi
dan kompatibel satu sama lain) mengandung empat bagian
(piranti) berikut ini:

1. Modul Catu daya.


2. Modul CPU.
3. Modul Perangkat Lunak.
4. Modul I/O.
Modul Catu Daya (Power Supply: PS)

Power Suplly memberikan tegangan DC ke berbagai


modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan
arus total sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery
lithium integral (yang digunakan sebagai memory backup).
Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya
turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga. PLC
buatan Triconex, USA, yakni Trisen TS3000 bahkan
mempunyai double power supply yang berarti apabila satu PS-
nya gagal, PS kedua otomatis akan mengambil alih fungsi catu
daya sistem.
Modul CPU

Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri
dari dua bagian : Prosesor dan Memori

1. Prosesor berfungsi:
mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC
melalui busbusserial atau paralel yang ada dan Mengeksekusi
program kontrol.
2. Memori, yang berfungsi:
Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk
tabel data, register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang
merupakan program dan sebagai pengendali proses.
Modul Program Perangkat Lunak

PLC mengenal berbagai macam perangkat lunak, termasuk


State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer
digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa
pemrograman tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial
yang terjadi dalam plant (sistem yang dikendalikan). Semua
instruksi dalam program akan dieksekusi oleh modul CPU, dan
penulisan program itu bisa dilakukan pada keadan on line
maupun off line. Jadi PLC dapat bisa ditulisi program kontrol
pada saat ia mengendalikan proses tanpa mengganggu
pengendalian yang sedang dilakukan. Eksekusi perangkat lunak
tidak akan mempengaruhi operasi I/O yang tengah berlangsung.
Modul I/O

Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran


yang bertugas mengatur hubungan PLC dengan piranti
eksternal atau periferal yang bisa berupa suatu komputer host,
saklar-saklar, unit penggerak motor, dan berbagai macam
sumber sinyal yang terdapat dalam plant.
Sekarang kita akan membahas fungsi timer dan counter pada
PLC. Kedua fungsi ini sangat sangat dibutuhkan pada
aplikasi otomasi industri, untuk (timing) proses
dan (counting) menghitung produk.
Timer
Nah, fungsi timer sendiri dibagi menjadi beberapa jenis lagi
(disini sebenarnya saya pakai smartrelay-nya schneider,
perangkat lunaknya : zeliosoft).
Timer pada zeliosoft terbagi menjadi sebelas fungsi:
Active, control held down
Active, Press to start / stop
Off delay
On pulse one shot
Timing after pulse
Symmetrical flashing
Symmetrical flashing, Start / Stop on pulse
Time on addition
A/C
Flasher unit; control held down asynchronously
Flasher unit;Press to Start / Stop
Saya ambil contoh fungsi timer yang paling basic yaitu control held
down. Perhatikan gambar 2.

Jadi, ketika kita menggunakan fungsi timer, kita harus menentukan jenis
timer seperti apa yang akan kita gunakan (tergantung dari aplikasi yang kita buat).
Setiap jenis timer memiliki diagram kerja masing-masing. Nah pada Gambar 2
ditunjukan diagram kerja fungsi timer; active, control held down. Kalo kita
terjemahkan dari grafik diatas: "Ketika TTx (timer aktif) maka waktu akan
menghitung sampai t (nilai) tertentu (settingan kita) kemudian Tx aktif dan akan non
aktif ketika TTx di non aktifkan lagi".
I1 adalah alamat/ address untuk input (biasanya dihubungkan dengan
saklar atau sensor).
TT1 adalah fungsi timer dengan t (nilai) tertentu (misal kita set 3
detik)
T1 adalah kontak kepunyaannya TT1
Q1 adalah alamat/address untuk output (biasanya dihubungkan dengan
lampu atau motor atau aktuator lainnya)
Ketika I1 diaktifkan maka 3 detik kemudian Q1 baru aktif dan akan
non aktif ketika I1 sudah kembali non aktif.
Counter
Fungsi counter digunakan untuk menghitung (counting).
Biasanya di dunia Industri, fungsi ini digunakan untuk
menghitung banyaknya produk yang jadi secara otomatis.
Terbagi menjadi dua jenis yaitu count up / hitung naik dan count
down / hitung turun.
Nah dari gambar di atas kita bisa atur nilai pulses nya, maksudnya
nilai counting. Misal kita tulis 3. Ketika fungsi counting
mendapatkan pulse 5 kali maka kontak counter akan aktif.
Contoh program bisa dilihat di ladder diagram berikut:

Dari program di atas saya setting countingnya di 3. Jadi output Q1 akan


menyala ketika kita menekan tombol I1 sebanyak 5 kali.
Timing Diagram Simple Traffic Light
Sebelum kita membuat program ada baiknya kita buat dulu
timing diagram dari Simple Traffic Light. Kita butuh 6 buah
output untuk menyalakan lampu yaitu:
No Address Keterangan

1 Q1 Lampu Hijau

2 Q2 Lampu Kuning

3 Q3 Lampu Merah

4 T1 Timer Hijau

5 T2 Timer Kuning

6 T3 Timer Merah
Ketika
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai