Anda di halaman 1dari 41

Oleh:

Ayu Selba Yudi Putri


1670039
Kelompok E 1
Anatomi Mata

2
Uvea disebut juga lapis uvea, traktus uvea, tunika vaskulosa
yang merupakan lapis berpigmen dilapisan kedua dari tiga lapis
pembungkus bola mata.

Memberi Nutrisi

Menyerap sinar
Fungsi
Uvea
Melindungi Mata

Akomodasi
Uveitis merupakan proses peradangan intra okular yang
kompleks dan melibatkan jaringan uvea.
4
Epidemiologi
Uveitis biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun dan berpengaruh
pada 10-20% kasus kebutaan yang tercatat di negara-negara maju.

5
Etiologi

Trauma

Autoimun Iridoskilitis Terinduksi Lensa

Neoplasma
Virus : CMV, Herpes
UVEITI Idiopatik simpleks, H. Zoster, Peny.
S Voght-Harada,sindrome
behcet
Bakteri: Tuberkulosis
Jamur: Kandidiasis
Spesifik/Infeksi Parasit: Toksoplasmosis

Non spesifik/non
Primer 6
infeksi/reaksi
hipersensitivits Sekunder
Anterior

Anatomi Intermediate

Posterior

Panuveitis

Non-granulomatosa
Klasifikasi Etiologi
Granulomatosa

Akut
Perjalanan
Penyakit 7
Kronik
8
9
Vasodilatasi pembuluh darah kecil

Eksudat

Iris BMD

Edema Aqueous humor


Pucat keruh
10
Refleks lambat Hipopion
Keratic Precipitate
Reaksi Hipersensitivitas

Tipe III Tipe IV


(dimediasi kompleks imun) (bersifat delayed)

Pengendapan komples Kerusakan jaringan oleh selT


antigen-antibodi di jaringan dan makrofag

Merangsang sel-sel makrofag Gambaran granulomatosa

Keratik presipitat, hipopion


11
AKUT

Gejala Objektif
Gejala Subjektif
Palpebra edema & ptosis
Mata terasa ngeres
ringan
seperti ada pasir
Konjungtiva merah
Mata merah disertai air
PCVI (+)
mata
BMD keruh (flare), hipopion
Nyeri, baik saat ditekan
atau keratik presipitat
maupun digerakkan
Iris edema dan pucat
Fotofobia
Sinekia posterior
Blefarospasme 12
Pupil menyempit, bentuk tidak
Penglihatan kabur
teratur, reflek (-)
KRONIK

Gejala Objektif
Gejala Subjektif Sklera putih terkadang
Gejala biasanya muncul berwarna merah muda
perlahan, sebagian besar karena eksaserbasi berat
asimtomatis dan datang dengan BMD flare
komplikasi katarak atau Keratik presipitat
keratopati Dilatasi pembuluh darah iris
Nodul dan atrofi iris
13
14
Sinekia Posterior

15
Midriatikum Anti Inflamasi Antibiotik

Scopolamin 0,2 % Dewasa Anak


sehari 3 kali tetes
Oral: Prednison
Prednison 3 0,5mg/kgBB 3
dd tab II dd I
Sulfas Atropin 1 %
sehari 3 kali tetes
Sub konjungtiva:
16
Hidrokortison 0,3 cc
Sulfas atropin merupakan agen kolinergik yang
menghambat neurotransmiter reseptor sfingter iris dan
korpus silier. Fungsi:
Nyeri karena imobilisasi iris
Mencegah sinekia posterior glaukoma sekunder
Menyetabilkan blood aqueous barrier mencegah
flare

17
Atropin 0,5-2 % Homatropin 2-5% 3 dd gtt 1
3 dd gtt 1

Siklopegik kuat
Efek max
Bersifat Midriatik
siklopegik: 30-90 menit
Efek max: 30-40
Midriatik: 10-30 menit
menit
Bekerja selama:
Bekerja selama 2
Siklopegik 10-48 jam
minggu
Midriatik 6 jam-4 hari
ES: Takikardi,
KI: Pasien glaukoma sudut
demam, merah,
tertutup
mulut kering
18
Radang Sendi
Artritis Spondilitis
Juvenils Ankilosa

Terjadi pada usia 5/6 tahun Sering kambuh, jarang terkena


Didahului dengan: pada kedua mata,
leukokoria (katarak)
Heterokromia Gejala: Nyeri,
Pupil anisokor Fotofobia,kabur, injeksi
Strabismus limbus, Kps
Penunjang:
HLA-B7 (+)
Gejala : Floaters, KPs, Sinekia Rontgen sacroiliaca
posterior Kolonoskopi
Penunjang: ANA test (+) 19
Iridosiklitis
Heterokromik Fuchs

Gejala Subjektif: Kabur


Gejala Objektif: iris heterokromia, KP Stelata,
sinekia posterior, Gonioskopi: pembuluh darah
telangiektasis (melebar)

20
Terinduksi Lensa/Uveitis Autoimun terhadap
Fakogenik antigen lensa

Katarak Hipermatur kapsul lensa bocor


materi lensa masuk BMD & BMB reaksi sel
radang (+) uveitis Anterior

Gejala: Terapi:
Nyeri Definitif Pengeluaran
Fotofobia materi lensa
Kabur Konservatif kortikosterid,
midriatik, terapi TIO

21
Khas: terjadi bilateral, terdapat floaters dan
pengelihatan kabur

Etiologi: Sifilis, TB, sarkoidkosis, Sklerosis


multipel

Snowball, snowbank

Komplikasi: edema makula kistoid, vaskulitis


22
retina, neovaskularisasi diskus optik
23
Mengatasi edema makula
Kortikosteroid kistoid atau neovaskularisasi
retina.

Injeksi
intra okular dan sub-Tenon posterior
Triamcinolone acetonide 40mg/ml

24
Etiologi
Ritinitis: Toksoplasmosis, sifilis, penyakit Behcet

Koroiditis: Sarkoidosis, TB, sindroma Vogt-Harada

Papilitis Inflamatorik (neuritis optik): sklerosis multipel, atau karena


penyakit di atas.

25
Tidak nyeri
Gangguan kotoran atau bercak-
bercak pada lapang pandang
Gejala subjektif semakin banyak
Visus menurun
Kadang disertai fotopsia

Oftalmoskop : kekeruhan badan kaca,


bila retina nampak terlihat fokal pucat
disertai pigmen-pigmen
Gejala objektif Lensa kontak 3 cermin Goldman : pars
planatis sebagai focal kepucatan
disertai pigmen
26
FFA : untuk mengetahui luas daerah
radang dan neovaskularisasi.
Floaters

27
Toksoplasmosis Okular Toxoplasma gondii

Retinokoroiditis nyeri, fotofobia, floaters,


penglihatan kabur
Vaskulitis retina, edema makula kistoid, iridosiklitis

Po: Pyrimethamine 25-50


mg/hari (4-6 minggu)
Terapi
Trisulfapyrimidin dosis awal: 2 g single
dose 28
Maintenence: 0,5-1 g 4 dd
Autoimun
AIDS
CD4 < 100 sel/L

Histoplasmosis Funduskopi: punched out

Infeksi oleh Toxocara cati (parasit di


Toksokariasi usus kucing) atau Toxocara canis
Okular (parasit di usus anjing)

29
Homatropin 2 %
3x1 tetes
Midriatikum
Sulfas atropin 1%
1x1 tetes

Prednisolone 0,5 %
3x1 tetes/salep
Tetes/salep mata

Dexamethasone 1 % atau
Betamethasone 1%

Sistemik Prednisolone : dosis awal 1- 30


1,5 mg/kgBB
Injeksi
Periokuler
Long acting :
Methylprednisolone acetat atau
Triamcinolone acetonic 40 mg/cc/minggu
Short acting :
Betamethasone 4 mg/cc/hari
Dexamethasone 4 mg/cc/hari
Subtenon anterior
Obat sama dengan obat diatas, dosis 0,5 cc untuk kasus pars
planitis dan uveitis anterior.
Subtenon posterior
Obat sama, dosis 1,5 cc/suntikan untuk kasus pars planitis
dan uveitis posterior 31
Penyebab tersering
tuberkulosis, oftalmia simpatika, penyakit
Behcet, dan sarkoidosis

Gejala klinis
terdapat gejala-gejala yang mengarah pada
koroiditis, vitritis, dan uveitis anterior

32
Termasuk Granulomatosa
Uveitis TB Gejala objektif: KPs granuloma
Histopatolgik: Nekrosis pengkijuan

Terdapat Choroidal tuberkel

Pemeriksaan penunjang: fotorontgen, uji kulit

Terapi: OAT selama 6-9 bulan

33
Oftalmia
Simpatika

Uveitis granulomatosa bilateral

Trauma tembus mata

Terjadi pada 1 mata (terangsang) tidak


terobati mata sebelahnya (simpatik)
uveitis

34
Mata cedera:Enukleasi
Mata simpatik: Kortikosteroid
Sarkoidosis

Lebih ringan dari uveitis TB

Penyakit granulomatosa kronik

Pemeriksaan penunjang: Rontgen dada


adenopati hilus
histoPA: Granuloma tanpa pengkijuan di paru
atau konjungtiva

35
Terapi: kortikosteroid
Klasifikasi Menurut Etiologi
Non Granulomatosa
granulomatosa
Onset Akut Tersembunyi
Nyeri Nyata Tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan kabur Sedang Nyata
Merah Nyata Ringan
sirkumkorneal
Keratik presipitat Putih halus Kelabu besar (Mutton fat)
Pupil Kecil dan iregular Kecil dan iregular
Sinekia posterio Kadang-kadang Kadang-kadang
Nodul iris Tidak ada Kadang-kadang
Lokasi Uvea anterior Anterior, posterior atau
difus
36
Perjalanan penyakit Akut Kronik
Kekambuhan Sering Kadang-kadang
Klasifikasi Menurut Perjalanan Penyakit

Uveitis akut : onset simtomatik terjadi tiba-tiba dan berlangsung


selama 6 minggu.

Uveitis kronik : uveitis yang berlangsung selama berbulan-bulan atau


bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan bersifat asimtomatik.

37
Foto Rontgen : TBC atau sarkoidosis
Purified Protein Derivative (PPD): Kandida
ANA tes: Artritis
HLA-B27: penyebab automimun
IgG dan IgM: Toksoplasmosis

38
SINEKIA
GSST KATARAK
POSTERIOR

EDEMA
MAKULA ABLASIO
KISTOID RETINA Eksudat

39
Edema makula :
Kerusakan blood retina barrier. Inflamasi yg kronis
merusak pembuluh darah perimakular penggaungan
retina

40
41

Anda mungkin juga menyukai