Anda di halaman 1dari 23

KEWIRAUSAHAAN

PERTEMUAN KE 6

By : Alceu Novi Lastiani


Manajemen Kewirausahaan

Manajemen Kewirausahaan

Studi Kelayakan Usaha


Manajemen Kewirausahaan

Manajemen adalah proses penentuan dan pencapaian tujuan-tujuan melalui pelaksanaan


fungsi-fungsi dasar (planning, organizing, staffing, directing, and controlling) dalam
penggunaan sumber-sumber tenaga kerja, modal, material dan informasi.

Fungsi Manajemen
a) Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan merupakan langkah awal daripada fungsi manajemen yang lain. Dengan
perencanaan ini semua kegiatan akan mempunyai suatu pedoman pelaksanaan kerja.

Perencanaan ini mempunyai bentuk-bentuk antara lain :

Kebijakan
Hal ini merupakan petunjuk
umum bagi perusahaan. Prosedur
Sasaran
Misalkan kebijakan Prosedur merupakan
Dalam kurun waktu tertentu
perusahaan adalah hanya rangkaian tindakan yang
perusahaan tentu mempunyai
memproduksi produk-produk akan dijalankan untuk
suatu sasaran atau tujuan
berkualitas tinggi dengan mempermudah pelaksanaan
yang hendak dicapai.
bahan-bahan pilihan. kegiatan perusahaan.

Program Aturan
Program merupakan Aturan yaitu merupakan Strategi
kombinasi antara kebijakan, bagian dari prosedur dan Strategi merupakan program
prosedur, aturan dan merupakan tindakan yang yang luas untuk mencapai
pemberian tugas yang disertai spesifik. Beberapa aturan tujuan yang telah ditetapkan
dengan anggaran atau yang sejenis dapat yaitu bagaimana perusahaan
budget. dikelompokkan menjadi suatu akan melaksanakan misinya.
prosedur.
b) Staffing (Penyusunan Staf)
Fungsi penyusunan staf dalam manajemen juga disebut manajemen personalia atau
manajemen sumber daya manusia. Di dalamnya terdapat semua aktivitas seperti
merekrut, mewawancara, menguji, memilih, mengarahkan, melatih, mengembangkan,
memelihara, mengevaluasi, memberi imbalan, mendisiplinkan, mempromosikan,
memindahkan, menurunkan pangkat, dan mengeluarkan karyawan, serta menjaga
hubungan dengan serikat buruh. Aktivitas penyusunan staf berperan penting dalam
usaha pelaksanaan strategi. Karena itu, manajer sumber daya manusia semakin terlibat
lebih aktif dalam proses manajemen strategis. Mengidentifikasikan kekuatan dan
kelemahan
Dalam bidang penyusunan staf merupakan hal yang penting, adalah :
o Recruiting : merekrut/menarik tenaga kerja yang memiliki kemampuan hard skills dan
soft skills.
o Selecting: memilih karyawan-karyawan yang berkompetensi/profesional.
c) Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai
proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar
semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan. Tujuan
dari pengorganisasian dalam manajemen terbagi menjadi tiga aktivitas yang berurutan
yaitu: membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan),
menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen (departementalisasi), dan
mendelegasikan wewenang.
Beberapa keunggulan adanya pengorganisasian yang baik, yaitu:
1. Dapat terjalin pola hubungan yang baik antar organisasi, antar anggota organisasinya,
serta antar organiasi dengan organisasi, sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan
organisasi.
2. Setiap anggota organisasi dapat mengetahui dengan jelas tugas dan kewajiban serta
tanggung jawanya, karena disini terjadi pendelegasian wewenang secara tegas.
d) Directing (Pengarahan)
Yang dimaksud dengan pengarahan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan ke arah tercapainya tujuan.
Kegiatan pengarahan ini banyak menyangkut masalah pemberian motivasi kepada para
anggota organisasi, kepemimpinan serta pengembangan komunikasi.

e) Controlling (Pengendalian)
Merupakan aktivitas untuk menemukan, mengoreksi adanya penyimpangan-penyimpangan dari
hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.
Fungsi pengawasan termasuk semua aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan operasi sesuai dengan yang direncanakan.
Semua manajer dalam suatu organisassi mempunyai tanggung jawab pengawasan, seperti
melakukan evaluasi prestasi dan mengambil tindakan yang perlu untuk meminimalkan inefisiensi.
Fungsi manajemen sangat penting agar evaluasi strategi dapat dilakukan secara efektif.
Terdapat beberapa alasan akan pentingnya pengendalian di dalam
setiap organisasi, yaitu:

1. Adanya perubahan di lingkungan organisasi. Hal itu menyebabkan fungsi pengendalian harus
dilaksanakan agar dampak dari perusahaan-perusahaan tersebut segera dapat dideteksi
sehingga manajemen akan mampu menghadapi tantangan maupun memanfaatkan adanya
peluang yang disebabkan oleh perubahan itu.

2. Organisasi menjadi semakin kompleks. Oleh karena pada umumnya organisasi pada masa
sekarang ini cenderung bercorak desentralisasi, maka kegiatan perusahaan menjadi terpisah-
pisah secara geografis dan pula menjadi lebih luas dan kompleks. Dengan demikian juga jika
banyak dipakai penyalur dalam penjual produk, maka untuk menjaga kualitas dan
profitabilitas, perlu sistem pengendalian yang lebih teliti.

3. Timbulnya kesalahan-kesalahan dalam bekerja. Untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin


dapat diperbuat oleh organisasi maka digunakan fungsi pengendalian. Semakin jarang
pekerja melakukan kesalahan dalam bekerja maka, semakin sederhana manajemen
menjalankan fungsi pengendalian.

4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Mengimplementasikan sistem


pengendalian agaknya merupakan cara yang tepat untuk memeriksa pelaksanaan tugas-
tugas pekerja yang telah didelegasikan dari atasan masing-masing. Namun demikian, manajer
harus dapat menjaga keseimbangan antara pengendalian dengan kebebasan pribadi dan
pekerja supaya tidak mematikan kreativitas.
Ada 4 Jenis Pengendalian , yaitu:

1. Pengendalian Fisik, adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara melihat barang-
barang yang dijual, datang ke toko pelanggan (untuk memastikan pelanggan benar-benar
ada dan salesman benar-benar menjual atau menawarkan produk perusahaan) ada uang
ada barang.

2. Pengendalian Administratif, adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara melakukan


pencatatan terhadap produk yang diproduksi, produk yang ada di gudang, produk yang laku
dijual, faktur-faktur penjualan (penjualan tunai dan kredit), setoran salesman, piutang-piutang
yang akan/sudah jatuh tempo. Hal ini dilakukan antara bagian keuangan, salesman, tenaga
bongkar muat (orang gudang), dan supervisor.

3. Pengendalian Elektronik Digital, adalah pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan


barang-barang elektronik, seperti: telepon dan kamera digital yang mana untuk memastikan
pelanggan itu benar-benar ada (nyata), bukan sekedar karangan salesman sehingga
pelanggannya bisa di data (kartu pelanggan).

4. Pengendalian Matriks fungsional, adalah pengendalian yang dilakukan oleh masing-masing


bagian dalam perusahaan terhadap tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan.
Misalnya salesman bertanggung jawab pada bagian keuangan untuk memberikan faktur
tunai, uang tunai, faktur kredit dan uang tunai hasil pembayaran kredit yang lalu. Sedangkan
bagian keuangan bertugas untuk menghitungnya dan memasukkannya pada pembukuan.
Prinsip-prinsip manjemen Ilmiah (menurut Taylor, 1991)

1. Prinsip 1. semua pekerjaan dapat di observasi dan dianalisis guna menentukan satu cara
terbaik untuk menyelesaikannya.
2. Prinsip 2. orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah
3. Prinsip 3. kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan menggaji
pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu menyamakan gaji dengan hasil kerja.
4. Prinsip 4. menempatkan manajemen dalam perencanaan, persiapan, dan pemeriksaan
pekerjaan.

Tantangan Persaingan Global

Studi Kelayakan Usaha

Sumber : Umar Husein, Studi Kelayakan Bisnis, 1999


Studi Kelayakan Usaha

Studi kelayakan Usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan
dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinu. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai
konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu.

Manfaat Studi Kelayakan Usaha, antara lain :

1. Untuk merintis Usaha Baru, misalnya untuk membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.

2. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik,
untuk memperluas skala usaha, untuk mengganti peralatan/mesin, untuk menambah mesin
baru, untuk memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.

3. Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan
usaha dagang, pilihan usaha barang dan jasa, pabriksasi proyek A, proyek B dan lain
sebagainya. Pihak-pihak yang memerlukan studi kelayakan usaha, diantaranya :
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan). Studi kelayakan sangat penting dilakukan supaya
kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan dapat memberikan keuntungan
sepanjang waktu.
2. Pihak investor dan Penyandang dana. Studi kelayakan digunakan sebagai bahan
pertimbangan layak tidaknnya investasi dilakukan. Apabila investasi yang dilakukannya
memberikan jaminan pengembalian investasi yang memadai atau tidak
3. Pihak masyarakat dan pemerinntah. Studi kelayakan juga diperlukan terutama sebagai
bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau malah merugikan. Bagaimna dampak lingkugannya apakah
positif atau negatif.

Proses Studi Kelayakan Usaha

1. Tahap Penemuan Ide


2. Tahap Memformulasikan
atau Perumusan
Tujuan
Gagasan

3. Tahap Analisis 4. Tahap Keputusan


Proses Studi Kelayakan Usaha

Gagasan Usaha

Tujuan
(Visi dan Misi)

Analisis/Evaluasi :
1. Pasar
2. Produksi/Operasi
3. Manajemen
4. Keuangan
5. Aspek2 lain

KEPUTUSAN

Dilaksanakan Tidak Dilaksanakan


(Go) (No Go)
1. Tahap Penemuan Ide atau Perumusan gagasan. Adalah tahap dimana wirausaha
memiliki ide untuk merintis usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah ada.
Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi

2. Tahap memformulasikan tujuan, tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi usaha. Apa
visi dan misi yang hendak diemban, setelah jenis usaha tersebut diidentifikasi. Apakah visi dan
misi yang akan dikembangkan tersebut benar-benar dapat menjadi kenyataan atau tidak,
semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.

3. Tahap analisis, adalah tahap pengkajian ide bisnis, apakah ide bisnis anda akan dapat
mencapai tujuan atau tidak. Aspek2 yang harus dikaji diantaranya :
a. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluanng pasar, permintaan dan
penawaran, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran pasar, perkembangan pasar, struktur
pasar, dan strategi bersaing.
b. Aspek teknik produksi, mencakup ; lokasi bangunan gedung, mesin dan peralatan, bahan
baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan layout tempat usaha
c. Aspek manajemen pengelolaan, mencakup ; organisasi, aspek pengelolaan, aspek tenaga
kerja, aspek kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dll.
d. Aspek finansial/keuangan, mencakup ; sumber dana, penggunaan dana, proyeksi dana,
proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan dan proyeksi aliran kas.
e. Aspek lain2 yang relevan, antara lain seperti ; aspek ekonomi, aspek keamanan, aspek sosial
budaya, dll.
4. Tahap keputusan. Langkah yang terakhir adalah tahapan pengambilan keputusan, apakah
bisnis layak dilaksanakan atau tidak.

Analisis Aspek Pemasaran


- Kebutuhan dan keinginan konsumen
- Pertumbuhan pasar
- Segmentasi pasar
- Target
- Laba kotor
- Nilai tambah
- Masa hidup produk
- Pangsa pasar

Analsisi Produksi/Operasi
- Bahan baku
- Bahan penolong
- Tenaga kerja
- Mesin
- Layout
- Lokasi
- volume
Analisis Aspek manajemen
- Organisasi : kepemilikan dan manajemen
- Karyawan

Analisis Aspek Keuangan


- Kebutuhan dana
- Sumber dana
- Proyeksi neraca
- Proyeksi laba rugi
- Proyeksi aliran kas ; kas masuk, kas keluar dan kas bersih
Analisis Kelayakan Bisnis/Usaha

a. Analisis Aspek Pemasaran

1. Kebutuhan dan Keinginan Konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan
diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan ? Bagaimana daya beli mereka ?
Kapan mereka membutuhkan ?
2. Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan
geografi, demografi dan sosial budaya.
3. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih
4. Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai
pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir. Nilai tambah barang dan
jasa adiukur dengan harga.
5. Masa hidup Produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama
atau tidak. Apakah ukuran lama produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak.
6. Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan ajsa yang akan dipasarkan termasuk
pasar persaingan tidak sempurna seperti pasar monopoli, oligopoli, dan monopolistic
competition ataukah termasuk pasar persaingan sempurna.
7. Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau
rendah. Jika tinggi bahkan ketat berarti peluang pasar rendah.
8. Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan tinggi berarti pasar
potensial.
9. Pertumbuhan pasar. Dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan
pasar tinggi (misalnya > 20%), berarti potensi pasar tinggi.
10. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah ? Jika profit margin kotor
> 20% berarti pasar potensial
11. Pangsa pasar. Dapat dianalisis dari selisih antara jumlah barang dan jasa yang diminta dengan
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

b. Analsis Aspek Produksi

1. Lokasi operasi. Hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan paling efisien baik bagi
perusahaan maupun bagi pelanggannya. Misalnya dekat ke pemasok, dekat ke konsumen, dll
2. Volume operasi. Harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.
3. Mesin dan peralatan. Harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang
akan datang., serta disesuaikan dengan luas produksi supaya tidak kelebihan kapasitas
4. bahan baku & bahan penolong, serta sumber daya harus cukup tersedia.
5. Tenaga kerja. Jumlah & kualifikasi jumlah karyawan harus disesuaikan dengan keperluan.
6. Latout, adalah ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasional. Layout harus tepat dan
prosesnya praktis sehingga efisien.
c. Analisis aspek manajemen

1. Kepemilikan. Apakah bisnis yang didirikan milik prinadi atau milik beberapa oranng yang
bekerjasama. Apa saja keunntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih tersebut.
seharusnya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
2. Organisasi. Tentukan jenis organisasi yang palingn tepat dan efisien.
3. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara personal.
Tergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha
4. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang diperlukan

d. Analisis Aspek Keuangan

1. Kebutuhan dana, untuk operasional perusahaan misalnya berapa besar dana untuk aktiva tetap,
modal kerja dan pembiayaan awal.
2. Sumber dana, yaitu dari modal dana internal dan modal dana eksternal.
3. Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta kekayaan serta untuk
mengetahui kondisi keuangan lainnya.
4. Proyeksi laba & Rugi, harus bisa diperkirakan laba atau rugi dari tahun ke tahun. Kompenen rugi
& laba meliputi proyeksi pnjualan, biaya, dan proyeksi rugi/laba bersih
5. Proyeksi aliran kas. Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan
kewajiban2 keungannya. 3 jenis aliran kas : aliran kas masuk, aliran kas keluar, dan aliran kas
masuk bersih.
Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis/Usaha

Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis denga secermat mungkin dan secara ekonomis
layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi kelayakan.
Sistematika laporan Studi kelayakan pada umumnnya berisikan :

Bab I Pendahuluan
1.1. Dasar gagasan membuka bisnis baru/pengembangan bisnis
1.2. Nama dan alamat perusahaan
1.3. Bidang Usaha
1.4. Bentuk Perusahaan
1.5. Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk perusahaan yang sudah ada)

Bab II Profil Perusahaan


2.1. Gambaran Umum Perusahaan
2.2. Perizinan
2.3. Aspek Teknik Prduksi
2.4. Aspek Pemasaran
2.5. Aspek Manajemen
2.6. Aspek Keuangan
Bab III Proyek yang disuslkan
3.1. Proyek yang diusulkan
a. Sifat Investasi (baru/perluasan)
b. Jenis Produk (produk utama & sampingan)
3.2. Aspek Teknis
a. Sifat Proyek
b. Jenis dan Jumlah Produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan Peralatan
f. Layout Proses
h. Kapasitas Produksi
i. Bahan Baku dan Bahan Penolong
j. Tenaga Kerja
3.3. Aspek Pemasaran
a. Peluang Pasar
b. Daerah Pemasaran
c. Pasar Sasaran
d. Volume dan Harga Penjualan
e. Masa Hidup Produk
f. Struktur Pasar
g. Persainngan & Strategi
h. Ukuran Pasar & Pertumbuhannya
i. Pangsa Pasar
j. Gross Profit Margin

3.4 Aspek Manajemen


a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi
c. Tim Manjemen
d. Tenaga Kerja/Karyawan

3.5 Aspek Keuangan


a. Kebutuhan dana
b. Sumber dana
c. Prediksi Pendapatan
d. Prediksi Rugi Laba
e. Kriteria Investasi

Bab IV Kesimpulan
4.1. Kesimpuan
Lampiran-lampiran.

Anda mungkin juga menyukai