LEMBAGA
KEHAKIMAN
NAMA KELOMPOK
1.Devintha Sutra N
2.Mutiara Windi P
3.Bias Alamsyah
4.Muhammad Sugiharta
5.Yusuf Himawan
KOMSI C
Lembaga kehakiman
Ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman secara
konstitusional telah diatur dalam Bab IX, Pasal 24, 24A, 24B,
24C dan 25 UUD 1945 hasil amandemen MPR beserta
4
penjelasannya. Hasil amandemen tersebut telah merubah
struktur kekuasaan kehakiman, karena disamping
Mahkamah Agung juga muncul lembaga kekuasaan
kehakiman yang baru yaitu, Mahkamah Konstitusi. Pasal 24
ayat (2) menyebutkan :
LEMBAGA Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
KEHAKIMAN Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer dan oleh sebuah mahkamah
konstitusi.
KEDUDUKAN
Kekuasan kehakiman menurut UUD 1945 sebelum amandemen
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman (Pasal 24 (1)).
Kekuasaan kehakiman hanya terdiri atas badan-badan pengadilan yang
berpuncak pada Mahkamah Agung. Lembaga ini dalam tugasnya diakui bersifat
mandiri dalam arti tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh cabang-
cabang kekuasaan lainnya, terutama eksekutif.
KEANGGOTAAN
Keanggotaan MA tidak disebutkan secara jelas.
WEWENANG
Sebelum adanya amandemen, Mahkamah Agung berwenang dalam
kekuasaan kehakiman secara utuh karena lembaga ini merupakan lembaga
kehakiman satu-satunya di Indonesia pada saat itu
MAHKAMAH AGUNG SESUDAH AMANDEMEN
KEDUDUKAN
KEANGGOTAAN
Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk
mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden [pasal
24A (3)***]. Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum [pasal 24A
(2)***]. Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim
agung [pasal 24A (4)***]
WEWENANG