Krisna Styadi
Aris Giyanto
Indra Jonatan W
Winda Pertiwi S
Dito Styoko
Widiyanto
Sampai saat ini kita menganggap bahwa gaya
tarik bumi pada suatu benda tegar dinyatakan
sebagai gaya tunggal W yg bekerja pada benda
tersebut, hal ini dilakukan untuk memudahkan
dalam perhitungan.
Faktanya setiap gaya yang
bekerja pada suatu benda,
maka gaya tersebut akan
terdistribusi pada suatu luas
sentuh terbatas bagaimanapun
kecilnya.
b
DISTRIBUSI GARIS
Bila gaya terdistribusi sepanjang
garis, seperti pada beban vertikal
menerus yang digantung pada kabel
maka intensitas dari beban
dinyatakan sebagai gaya per satuan
panjang garis (N/m) atau (lb/ft).
DISTRIBUSI LUAS
Gaya terdistribusi pada satu luas, seperti
tekanan hidrolik air pada bagian dalam
bendungan. Intensitas dinyatakan sebagai
gaya persatuan luas (N/m2) atau pascal (pa)
1 2 3 4
Y1 1 2 3 4
W1 W2 W3 W4
X
X1 X2 X3 X4
1 2 3 4
W1 W2 W3 W4
X
X1 X2 W X3 X4
W = w1 + w2 + w3 + w4 + + wn.
y1 1 2 3 4
W1 W2 W3 W4
X
X1 X2 X3 X4
my : A = x1 A1 + x2 A2 + + xn An
mx : A = y1 A1 + y2 A2 + + yn an
A = x dA A = y dA
A = x dA A = y dA
Persamaan ini mendefinisikan dan dari
pusat grafitasi plat homogen. Titik koordinat
ini dikenal sebagai titik berat C dari bidang
yang luasnya A.
Persamaan ini hanya berlaku untuk pelat
yang HOMOGEN.
Lalu bagaimana jika kita harus menghitung
benda yang tidak homogen?
Dengan cara yang sama kita akan memperoleh
bahwa W = a L.
= berat spesifik bahan
a = luas penampang kawat
L = panjang element
L = x dL L = y dL
MOMENT PERTAMA DARI
BIDANG GARIS
Dari persamaan sebelumnya kita memperoleh
nilai x dA, nilai ini dikenal sebagai moment
pertama dari bidang A terhadap sumbu Y dan
diberi notasi Qy.
Demikian pula y dA, dikenal sebagai moment
pertama dari bidang A terhadap sumbu X dan
diberi notasi Qx. Sehingga kita dapat:
Qy = x dA Qx = y dA
Dari hal di atas maka kita dapat menyatakan
bahwa moment pertama dari bidang A dapat
dinyatakan sebagai perkalian luas dengan
koordinat dari titik beratnya.
Ini juga berlaku untuk moment pertama pada
garis.
Qy = A Qx = A
JIKA TITIK BERAT SUATU BIDANG TERLETAK PADA SUMBU KOORDINAT,
MAKA MOMENT PERTAMA BIDANG TERHADAP SUMBU TERSEBUT = 0
Bidang simetris
Dikatakan simetris jika satu sisi
dari suatu benda dapat
bertemu tepat persis terhadap
satu sisi lainya.
Garis tengah yang membagi
sama besar tersebut disebut
sebagai garis sumbu.
Jika bidang A atau garis L
memiliki garis sumbu maka
moment pertamanya terhadap
sumbu tersebut = 0 dan titik
beratnya berada pada sumbu
itu
Lebih jauh kita perhatikan
bahwa jika suatu bidang atau
garis memiliki 2 sumbu
simetri maka titik berat C
terletak pada perpotongan 2
sumbu simetri tersebut.
Sifat ini membuat kita akan lebih mudah menentukan
letak titik berat bidang yang berbentuk teratur seperti
lingkaran, elips, bujur sangkar dan lain sebagainya.
Suatu bidang A disebut simetri terhadap titik berat C
jika setiap elemen bidang dA dengan koordinat x,y
memiliki padanan elemen bidang dA dengan
koordinat -x,-y, sehingga titik berat berada pada titik
perpotonganya.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua bentuk
yang memiliki pusat simetri memiliki sumbu
simetri, sedang suatu bentuk yang memiliki 2
sumbu simetri tidak selalu memiliki pusat simetri.
Namun jika suatu bentuk memiliki 2 sumbu
simetri yang saling tegak lurus maka perpotongan
sumbu-sumbu ini akan merupakan pusat simetri.
Bidang
segitiga
Seperti di atas dijelaskan absis X dari titik grafitasi G
dapat ditentukan dari absis x1, x2, dst, dari pusat
grafitasi berbagai bagian dengan menyatakan
momen berat seluruh plat terhadap sumbu y sama
dengan jumlah moment berat berbagai bagian
terhadap sumbu yang sama. Demikian juga untuk
absis Y.
My: X(W1+W2++Wn) = x1W1+x2W2++xnWn.
Mx: Y(W1+W2++Wn) = y1W1+y2W2++ynWn.
XW = xW YW = yW
Titik berat bidang komposit.
Qy X A x A
Qx Y A y A
Qy X A x A Qx 506.2 103 mm 3
Qx Y A y A Q y 757.7 103 mm 3
LETAK TITIK BERAT
Dengan memasukan hasil tabel diatas dalam
rumus yang telah kita dapatkan tadi maka kita
peroleh hasil sbb:
X x A 757.7 103 mm 3
A 13.828103 mm 2
X 54.8 mm
Y y A 506.2 103 mm 3
A 13.828103 mm 2
Y 36.6 mm
PENETUAN TITIK BERAT DENGAN
INTRGRASI
Titik berat bidang yang dibatsi oleh kurva analitis
biasanya ditentukan dengan menghitung integral, jika
elemen bidang dA berupa bujur sangkar kecil berisi dx
dan dy penentuan masing2 integral ini membutuhkan
integrasi rangkap dalam x dan y. koordinat titik berat
diperoleh dengan menyatakan moment pertama
seluruh bidang terhadap sumbu koordinat = jumlah
moment yang bersangkutan dari elemen bidang.
Tanda Xel dan Yel sebagai koordinat titik berat elemen
dA.
Qy x A x dA x dx dy xel dA
Qx yA y dA y dx dy yel dA
Koordinat titik berat elemen bidang harus dinyatakan
dalam koordinat suatu titik yang terletak pada kurva
yg membatasi bidang yang sedang ditinjau. Demikian
juga element bidang dA harus dinyatakan dalam
koordinat titik dan diferensialnya.
x A xel dA
x A xel dA x A xel dA
2r 1
ax cos r 2 d
x ydx a x dx 3 2
2
yA yel dA yA yel dA
yA yel dA
2r 1
y
ydx y a x dx sin r 2 d
2 3 2
= + ( ) = + ( ) = + ( )
Contoh soal
Ditanya:
Tentukan titik beratnya
ykx 2
b
SOLUTION:
bka 2
k
Subtitusi X=a dan Y=b. a2
b a
y x 2
or x y1 2
a2 b1 2
Cari luas totalnya.
A dA
a
a
b 2 b x3
y dx 2 x dx 2
0 a a 3 0
ab
3
a
b
Q y xel dA xydx x 2 x 2 dx
0 a
a
b x4 a 2b
2
a 4 0 4
a 2
y 1 b
Q x yel dA ydx 2 x 2 dx
2 02a
a
b2 x5 ab 2
4
2a 5 0 10
Hasil yang sama dapat kita peroleh dengan
meninjau element horisontal. Moment
pertama bidangnya adalah:
ax a x2
b 2
Q y xel dA a x dy dy
2 0 2
1 b 2 a 2
a 2
b
a y dy
2 0 b
4
a 12
Qx yel dA y a x dy y a 1 2 y dy
b
b
a 3 2 ab 2
ay 1 2 y dy
0 b 10
Untuk memperoleh x dan y kita subtitusi
ke persamaanya
xA Q y
3
x a
ab a 2 b 4
x
3 4
yA Q x
3
ab ab 2
y b
y 10
3 10
TEOREMA PAPPUS-GULDINUS
Dirumuskan Geometer Yunani Pappus abad
3M. Lalu dinyatakan lagi oleh matematikawan
Swiss Guldinus atau Guldin.
Suatu permukaan putar ialah permukaan yang
dapat dibentuk dengan memutar kurva
terhadap suatu sumbu tetap.
TEOREMA 1
Luas suatu permukaan putar sama dengan
panjang kurva pembentuk dikalikan dengan jarak
yang ditempuh oleh titik berat kurva ketika
permukaan itu dibentuk.
Catatan kurva pembentuk tidak boleh memotong
sumbu putarnya.
dL dari garis L diputar terhadap
sumbu X. terbentuk bidang dA =
2y dL. Maka seluruh bidang yg
dibentuk L adalah:
A 2 yL
TEOREMA 2
Volume benda putar = luas bidang pembentuk
dikalikan jarak yg ditempuh titik berat ketika
membentuk benda tersebut. (catatan sama di
atas).
Volume dV yg dibentuk elemen
dA = 2y dA. Jadi volume yg
dibentuk A adalah V= 2y dA.
Karena y dA = A maka kita
peroleh:
V 2 y A
Contoh soal
Diketahui diameter luar
kerekan adalah 0,8 m
dengan penampang seperti
di gambar. Tentukan massa
dan berat rim (pinggiran)
dengan mengetahui bahwa
kerekan tersebut terbuat
dari baja dengan kerapatan
7,85 X 103 kg/m3.
Volume rim dapat dicari dengan teotrema 2. luas
penampang akan lebih mudah diperoleh jika kita
perhatikan bahwa penampang terdiri dari persegi
empat (I) dengan luas positif dan persegi empat
(II) dengan luas negatif.
9 3 3
m V 7.85 10 kg m 7.65 10 mm 10 m mm
3 3 6 3
m 60.0 kg
W mg 60.0 kg 9.81 m s 2 W 589 N
Beban terdistribusi pada balok
SOLUTION:
The magnitude of the concentrated load is equal to
the total load or the area under the curve.
F 18.0 kN
Pusat grafitasi benda 3 dimensi
rG W j r W j
Untuk benda homogen,
W V dan dW dV
rGW j r W j
x V xdV yV ydV z V zdV
W dW rGW r dW
Contoh soal
Tentukan letak pusat
grafitasi elemen
berikut, jika kedua
lubang berdiameter 1
inch.
X xV V 3.08 in 4 5.286 in 3
X 0.577 in.
Y yV V 5.047 in 4 5.286 in 3
Y 0.577 in.
Z zV V 1.618 in 4 5.286 in 3
Z 0.577 in.