Anda di halaman 1dari 69

Pemicu 1

Si Nyamuk Belang Beraksi Kembali


Learning Objective
1. Menjelaskan identifikasi masalah dengan
menggunakan paradigma Blum!
2. Menjelaskan konsep dasar penularan dan
pencegahan!
3. Menjelaskan kegiatan surveilance!
4. Menjelaskan kriteria KLB dan Penanggulangannya!
5. Menjelaskan upaya kesehatan lingkungan (metode
pembuangan samoah yang memenuhi standar)!
6. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi seseorang!
Learning Objective 1
Population

Populasi:
Normal

Lingkungan :
- Kotor Pelayanan Kesehatan :
- Banyak air tergenang - - Pelayanan tidak
- Mendukung Penduduk efisien dan suka
perkembangan melalaikan pekerjaan.
vektor

Perilaku :
-tidak
memperhatikan
lingkungan
- Suka membuang
sampah
sembarangan
Analisis Paradigma BLUM
BEHAVIOURAL
Penduduk sering kali mengumpulkan sampah i
pekarangan rumah
Reuse, reduce, recycle tak dikenal
Banyak mengumpulkan benda2 yang menampung air
Analisis Paradigma BLUM
ENVIRONMENT
Banyak tempat yang menampung air tergenang
Lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang
vektor (nyamuk)
Analisis Paradigma BLUM
Medical Care Services
Lalainya petugas kesehatan
Kurangnya koordinasi dan pengaturan
Kurang tertib
Learning Objective 2
Proses Penularan Penyakit
Penyebab (etiologi)
Agen penyebab (reservoir)
Mode of escape from reservoir
Proses transmisi
Proses masuk dalam tubuh
Ketersediaan host yang rentan
Reservoir
Tempat dimana kuman biasanya tinggal dan
berkembang biak

Human reservoir
Animal reservoir
Arthropode reservoir
Environment reservoir
Portal of Exit
Tempat dari mana bibit penyakit meninggalkan tubuh
pejamu

Portal of Entry
Tempat dimana bibit penyakit masuk ke dalam tubuh
pejamu baru
Mode of Transmition
Cara bibit penyakit berpindah dar satu pejamu ke
pejamu lain
DIRECT : Kontak Langsung
INDIRECT:
Air borne
Food & water borne
Arthropode borne
Vehicle borne
Cara Penularan Penyakit
1. Melalui kontak jasmani (Personal contact), cara
penularan ini dibagi 2 (dua) yaitu :
Kontak langsung (Direct contact)
yaitu cara penularan penyakit karena kontak antara
badan dengan badan, antara penderita dengan
orang yang ditulari, misalnya : penyakit kelamin dan
lain-lain.
Kontak tidak langsung (indirect contact)
yaitu cara penularan dengan perantara benda-benda
kontaminasi karena telah berhubungan dengan
penderita. misalnya : pakaian dan lain-lain.
2. Melalui makanan dan minuman
(Food borne infection) yaitu cara penularan suatu
penyakit melalui perantara makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi. Penyakit yang menular
dengan cara ini biasanya penyakit saluran pencernaan,
misalnya : cacingan, demam tifoid dan lain-
lainnya. Carapenularan ini juga disebut sebagai
"water borne diseases" dimana kebanyakan
masyarakat menggunakan air yang tidak memenuhi
syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga.
3. Melalui serangga
(Artropod borne infections) yaitu cara penularang
penyakit dengan perantara serangga (arthropoda-
insekta). Serangga tersebut bisa sebagai hospes
ataupun transmitter saja. Misalnya
penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit
Palsmodium sp. yang ditularkan oleh nyamuk.
4. Melalui udara (air borne infections) yaitu cara
penularan penyakit melauli udara terutama pada
penyakit saluran pernafasan. Seperti melalui debu
diudara yang sangat banyak mengandung bibit
penyakit, seperti pada penularan penyakit
Tuberculosa. Dan melaui tetes ludah halus (Droplet
infections), penularan penykit dengan percikan ludah
seperti pada pederita yang sakit batuk atau sedang
berbicara misalnya pada penyakit Diphtheri.
Prinsip Pokok Pencegahan Penyakit
1. Menutuskan hubungan antara H-A-E (=
memutuskan rantai penularan.
2. Mengusahakan agar pejamu diuntungkan,
lingkungan yang menguntungkan bagi pejamu dan
mengusahakan agar bibit penyakit dirugikan
Learning Objective 3
Surveilance
Sistem berkelanjutan pengumpulan, analisis dan
interpretasi hasil - data spesifik untuk digunakan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari praktik
kesehatan masyarakat

Tujuan
Menilai kesehatan masyarakat
Menetapkan prioritas
Mengevaluasi program
Melakukan penelitian
Kegiatan Pokok Surveilance
1. Pengumpulan data epidemiologis secara terus
menerus dan teratur
2. Analisa data
3. Penyebarluasan hasil analisa guna memungkinkan
pengambilan tindakan.
Kegiatan Surveilance
1. Memperkirakan masalah kesehatan secara kuantitatif
2. Menggambarkan riwayat alamiah
3. Mendeteksi adanya wabah (KLB)
4. Dokumentasi kejadian kesehatan
5. Mempermudah penelitian epidemiologi dan
laboratorium
6. Menguji hipotesis
7. Mengevaluasi program
8. Memantau terjadinya perubahan
9. Mendeteksi adanya perubahan dalam pelaksanaan.
Angka yang dipantau
Penyakit baru (incidence)
Kasus lama + penyakit baru (prevelance)
Kematian (mortality)
Years pf potential life lost
Learning Objective 4
Definisi Wabah
Meningkatnya frekuensi penderita penyakit tertentu
seecara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu
Definisi KLB
Timbulnya kejadian/kematian dan atau meningkatnya
suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk
dalam kurun waktu tertentu
Kriteria KLB
1. Timbulnya penyakit menular yang sebelumnya tidak
dikenal di suatu daerah
2. Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian
dua kali atau lebih dibandingkan kurun waktu
sebelumnya.
3. Adanya peningkatan kejadian penyakit selama 3
kurun waktu berturut-turut.
Keadaan wabah ditetapkan Menteri
Kesehatan
KLB ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Propinsi
Macam-Macam Wabah
Epidemi : kejadian penyakit yang menular dengan
cepat, mengenal banyak orang dalam waktu yang
singkat pada suatu wilayah tertentu.

Pandemi : kejadian penyakit yang menular dengan


cepat, mengenal banyak orang dalam waktu yang
singkat mencakup wilayah yang sangat luas
melampaui batas negara/benua
Macam-Macam Wabah
Sporadik : Kejadian penyakit yang menular dengan
cepat, mengenai banyak orang. Sifatnya sewaktu
dengan interval yang ireguler dan mengenai wilayah
yang berbeda-beda.

Endemi : peningkatan kejadian penyakit yang secara


periodik terjadi dalam suatu wilayah tertentu dengan
jumlah yang tidak melebih kurun waktu sebelumnya
Kerangka Penyelidikan KLB
1. Tetapkan diagnosa
2. Tetapkan adanya suatu KLB
3. Uraikan KLB menurut : orang, tempat, dan waktu;
buat kurva epidemiologik, spot map
4. Rumuskan & uji hipotesa KLB
5. Cari kasus lain yang belum diketahui
6. Analisa data
7. Tentukan apakah fakta mendukung hipotesa
8. Buat laporan
Penanggulangan KLB
1. Penetapan populasi rentan thd KLB berdasarkan waktu, tempat pada
kelompk masyarakat
2. Langkah-langkah penetapan populasi rentan :
Memperkirakan adanya pop rentan KLB berdasar informasi dan data
serta mempelajari gambaran klinis (gejala,cara penularan,cara
pengobatan) dan gambaran epid (sumber&cara penularan, klp masy
yg sering terserang, jml kasus,kematian, faktor ling, budaya yg
berpengaruh thd KLB)
3. Pengumpulan data (laporan rutin, data penyelidikan epid, laporan
rutin data kesakitan&kematian dr puskesmas/RS yg teratur &
lengkap, data lab yg memberikn infoms penyebab peny, data faktor
risiko
4. Pengolahan dan penyajian data (tabel, grafk, peta)
5. Analisis dan interpretasi
6. Deseminasi informasi
Wajib Diperhatikan !
Melakukan upaya pencegahan melalui perbaikan faktor
risiko yg menyebabkan timbulnya kerentanan dlm suatu
pop
Upaya penanggulangan ditujukan pd:
- Kuman penyakit dr sumber penularan
- Memutus mata rantai penularan
- Memperkuat sistem pelayanan kesh
Memantapkan pelaksanaan sistem kewaspadaan dini KLB
penyakit
Memantapkan keadaan kesiapsiagaan menghadapi
kemungkinan tjd KLB
Penyelidikan dan penanggulangan pd saat tjd KLB
Learning Objective 5
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan
yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan
suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai
ke hilir menjadi sampah yang kemudian dikembalikan
ke media lingkungan secara aman.
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis pada
prinsipnya adalah dengan melakukan pengurangan
sampah (reduce, reuse, recycle) dan penanganan
sampah (pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, pemrosesan akhir)
Tempat Sampah
Perlu disediakan di rumah, kantor, hotel, dsb
Wadah yang baik terbuat dari bahan yang tidak
mudah rusak, tidak bocor, mudah dibersihkan,
mempunyai tutup yang mudah dibuka, mudah dicapai
Pengumpulan
Sampah dari rumah tangga dan sejenis dikumpulkan
di tempat penampungan sementara sebelum dikirim
ke tempat pemrosesan akhir.
Proses pemilahan sudah dapat dilakukan disini; dan
tempat ini wajib disediakan oleh pengelola kawasan.
Pengangkutan
Menggunakan gerobak, gerobak motor, mobil dsb
Kendaraan yang digunakan harus tertutup agar tidak
berceceran.
Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu
Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan, pemrosesan akhir sampah.
Disposal/Pemrosesan Akhir
1. Open land dumping
2. Sanitary landfill
3. Incineration
4. Composting
5. Controled Landfill
6. Salvaging
7. Recycling
Open Land Dumping
Sampah diletakkan begitu saja di permukaan tanah.
Baik hanya untuk rubbish, dan jauh dari pemukiman
(2 km), dan jauh dari sumber air. Untuk garbage bisa
menjadi tempat berkembang biak serangga, tikus dan
dapat menimbulkan kebakaran.
Cara ini tidak dianjurkan dan mulai
ditinggalkan.
Sanitary Landfill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, dipadatkan,
kemudian ditutup dengan lapisan tanah. Dapat juga
dengan trench method (parit)
Syaratnya: daerah cukup luas, tersedia tanah untuk
menimbun, tersedia alat-alat besar.
Kebaikannya: sampah tidak terbuka, tidak bau, tidak
menjadi sarang binatang, meninggikan tanah, dapat
menjadi lahan pemukiman.
Controlled Landfill
Cara ini digunakan jika Sanitary Landfill belum dapat
dilaksanakan
Penguburan sampah dilakukan seminggu sekali,
bukan setiap hari
Incineration
Sampah dibakar secara besar-besaran dalam suatu alat
incinerator. Cara ini baik karena tidak memerlukan
tempat yang luas, tidak dipengaruhi cuaca, panasnya
dapat dimanfaatkan.
Kerugiannya adalah biayanya besar, terutama untuk
mesin dan bahan bakarnya.
Composting, dilakukan bagi garbage dengan bantuan
bakteri sehingga dihasilkan kompos. Proses dekomposisi
bisa anaerobik bisa aerobik.
Salvaging/Reuse, kertas dapat digunakan sebagai
pembungkus makanan. Bahayanya adalah kertas
tersebut mencemari makanan dengan bahan kimia
yang pernah dikemas dengan kertas tersebut.
Recycling, daur ulang plastik, kaca, karton, kertas.
Pengaruh Positif
Menimbun dataran yang rendah
Pemanfaatan untuk menjadi pupuk.
Makanan ternak
Mengurangi tempat berkembang biak serangga dan
binatang pengerat
Mengurangi insidensi penyakit yang disebabkan oleh
sampah
Lingkungan yang baik menimbulkan kegairahan
hidup masyarakat
Learning Objective 6
Health Belief Model
(Model Kepercayaan Kesehatan)

Menurut Rosenstock (1974, 1977)


Model ini dekat dengan Pendidikan Kesehatan

Konsep :
Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan
sikap.

Secara khusus bahwa persepsi sesorang tentang kerentanan dan


kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan
seseorang dalam perilaku kesehatannya
Tambahan
Becker
McGuire
Fishbein dan Ajsen
Lawrance Green
Rogers dan Shoemaker
Bandura
Health Belief Model menurut Becker (1979)
ditentukan oleh :
Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
Menganggap serius masalah
yakin terhadap efektivitas pengobatan
tidak mahal
menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

Kelemahan :
Bersaing dengan kepercayaan dan sikap-sikap lain
Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan
perilaku
Model Komunikasi/persuasi
(McGuire 1964)
Konsep :

Komunikasi dapat mengubah sikap dan perilaku kesehatan


secara langsung pda kausal yang sama

input (stimulus) output (tanggapan thp stimulus)

Perubahan pengetahuan dan sikap merupakan pra kondisi


dalam perubahan perilaku kesehatan
Input :
Source (sumber)
Messages (pesan)
Channel (saluran)
Audience (sasaran)
Tujuan pesan yang disampaikan

Output : (perubahan)

Kognitif (pengetahuan)

Sikap

Decision making

Perilaku yang dapat diobservasi


Theory of Reasoned Action
Teori aksi beralasan
(Fishbein dan Ajsen 1980)
Konsep :

Peranan niat mempengaruhi perilaku yang akan terjadi

Niat dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku seseorang yang


bersifat normatif dan apa yang dilakukan orang lain (terutama
yang orang-orang berpengaruh di dalam kelompok) pada situasi
yang sama
Transteoritic Model (bertahap)
Konsep :

Mengukur perilaku kesehatan dengan tidak bergantung pada


perangkap teoritik tertentu

Prochaska (1979)

Prakontemplasi : belum berpikir perilaku sama sekali, belum


bermaksud mengubah perilaku

Kontemplasi : memikirkan perilaku tapi belum siap melakukan

Aksi : melakukan perubahan perilaku

Pemeliharaan : pengentalan jangka panjang dari perubahan


yang terjadi
Preceed Model (presede)
Lawrance Green (1980)
Konsep :

Merncanakan program-program pendidikan kesehatan yang


mengarah pada upaya pragmatik mengubah perilaku
kesehatan daripada mengembangkan teoritis

Menganalisa kebutuhan kesehatan komunitas dengan Lima


tahap diagnosis yang berbeda :

Sosial

Epidemiologi

Perilaku
Pendidikan

Administrasi/Kebijakan

Kelima diagnosis di atas menghindarkan diri dari

menyalahkan korban dan penilaian terhadap individu

Fase diagnosis pendidikan model presede memberikan


penekanan pada faktor2 :

predisposisi (perilaku yang mendahului)

pemberdayaan (kebutuhan keterampilan kinerja perilaku

dan penguatan (konsekuen)


Divusi Inovasi
(Rogers dan Shoemaker 1971)

Konsep :

Peran agen perubahan dalam lingkungan sosial :

Meningkatkan kebutuhan perubahan

Membangun hubungan interpersonal

Indentivikasi masalah dan penyebab-penyebabnya

Menetapkan sasaran dan jalan keluar potensial

Memotivasi untuk menerima dan memelihara aksi

Memutuskan jalinan yg potensial kembali ke perilaku lama


Teori Pemahaman Sosial
Theory of Social Learning
(Bandura 1977)
Konsep :

Menekankan pada hubungan antara orang, perilaku dan


lingkungan dalam suatu proses deterministik resiprokal

Kalau lingkungan menentukan atau menyebabkan terjadinya


perilaku kebanyakan maka individu menggunakan kognisinya untuk
menginterpretasi lingkungan maupun perilaku yang dijalankan,
serta memberikan reaksi dengan cara merubah lingkungan dan
menerima hasil perilaku yang lebih baik
Kemampuan reproduce imitasi bila melihat orang lain :

Memperhatikan model

Mengingat observasi

Meniru

Reinforcement

Peninjauan kembali dalam model ini dengan pertanyaan :

Apakah ada gunanya?


Self Efficacy Kognisi

Self confidance Outcome expectation

Perilaku Lingkungan

Reinforcement
Analisa Perilaku terapan
Antecedent - Behavior - Consequence

Anteseden :
Peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau pemicu perilaku
(naturally occuring antecedents)
Konsekuen :
Peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku, yang juga
menguatkan, melemahkan/menghentikan perilaku
- Reinforcement positif
- Reinforcement negatif (juga menguatkan)
- Punishment : konsekuensi (-) yg melemahkanperilaku
Ciri-ciri Konsekuen untuk Komunikasi kesehatan :

Konsekuen yang segera mengikuti perilaku, jauh lebih kuat


mempengaruhi perilaku daripada yang tertunda

Makin menonjol, relevan, penting dan bermakna bagi individu,


konsekuen makin berguna

Konsekuen yang kongkret lebih berdayaguna daripada


abstrak

Satu kali perilaku berhasil dipelajari, maka konsekuen yang


menyenangkan tidak perlu mengikuti setiap kejadian untuk
memelihara perilaku

Anda mungkin juga menyukai