Celah langit-langit adalah celah yang terjadi pada satu (unilateral) atau
kedua (bilateral) sisi palatum mole yang dapat memanjang hingga palatum
durum.
Jumlah insidensi celah bibir dengan atau tanpa celah langit-langit sangat
dipengaruhi oleh ras.
Celah bibir dan langit-langit lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki.
Sebaliknya celah langit-langit tersendiri (isolated) lebih umum terjadi pada
bayi perempuan.
ETIOLOGI
Penyebab celah bibir dan langit-langit belum dapat diketahui namun sepertinya
bersifat multifaktor yang dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan
Celah bibir dan langit-langit bersifat turunan; orang tua yang menderita celah
bibir dan langit-langit memiliki kemungkinan anak celah bibir dan langit-langit
dengan persentase 3-5%, dan jika memiliki anak celah bibir dan langit-langit
maka kemungkinan memiliki anak celah bibir dan langit-langit berikutnya
sebesar 20-40%.
Beberapa kasus celah bibir dan langit-langit terjadi akibat obstruksi mekanis.
Perkembangan mandibula yang terganggu dapat menghambat penurunan
lidah, hal ini menyebabkan obstruksi penyatuan palatal shelves. Paparan
teratogen yang terkait dengan celah bibir dan langit-langit meliputi konsumsi
alkohol dan merokok selama kehamilan, antikonvulsan (phenytoin,
benzodiazepine), salisilat dan kortison. Konsumsi asam folat 400mcg/hari dapat
mencegah celah bibir dan langit-langit.
Celah bibir dan langit-langit dikaitkan dengan lebih dari 200 sindrom atau
sequences dan beberapa diantaranya memiliki dampak anestesi yang
signifikan. Anak-anak dengan celah bibir dan langit-langit dapat
mengalami beberapa abnormalitas tanpa sindrom yang jelas.
Intubasi endotrakeal dapat dilakukan dengan anestesi inhalasi yang dalam atau
menggunakan relaksan otot misalnya suxamethonium 2mg/kg atau agen non-
depolarisasi.
LMA telah digunakan dan sukses menghasilkan rekonstruksi celah bibir dan langit-
langit pada anak dimana tindakan intubasi tidak mungkin dilakukan. LMA
cenderung lebih tebal dan kurang aman daripada tabung endotrakea sehingga
tidak disarankan untuk dipakai secara rutin.
Alternatif lain endoskopi pada anak dapat digunakan untuk
mengenalkan tabung preloaded langsung melalui LMA.
Untuk rekonstruksi celah bibir, agen-agen short acting seperti fentanil 1-2
mcg/kg sudah mencukupi sedangkan untuk tindakan rekonstruksi celah bibir
yang lebih menyakitkan penggunaan agen longer acting lebih tepat seperti
morfin 0,05-0,1 mg/kg.
Throat pack harus diambil diakhir operasi dan orofaring diperiksa untuk
mencari adanya gumpalan darah dan mengecek hemostasis. Jika telah
menggunakan relaksan non-depolarisasi maka relaksan tersebut harus
saling berlawanan (antagonis).