Anda di halaman 1dari 32

Teknik

pembuatan
sediaan obat cair
Emulsi
Pengertian umum sediaan Emulsi

EMULSI adalah sediaan farmasi yang


mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa. Distabilkan
dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok (Farmakope Indonesia)
Fase terdispers diubah menjadi tetesantetesan
kecil yang berukuran 0,1-100 mm
Persyaratan & Tujuan Pembuatan Emulsi

Syarat
TUJUAN
Fase dalam punya
uk. Partikel yg lbh
Stabil dan homogen
scr fisika dan kimia
kecil & sama besar
mendekati uk. Menutupi rasa
Partikel koloid yg < enak
Memudahkan
Tidak terjadi
Rasa, bau, warna proses
creaming atau
cracking
menarik pencernaan
Memudahkan
pemakaian
Tipe Emulsi

1. Emulsi Tipe O/W


Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar
ke dalam air
air sebagai fase eksternal,minyak sebagai fase
internal
2. Emulsi Tipe W/O
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke
dalam minyak
Minyak sebagai fase eksternal,air sebagai fase
internal
Tipe Emulsi
oil in water emulsion water in oil emulsion

Diagram

Simbol oil/water o/w Water/oil w/o


terasa berminyak dapat
penghantar listrik, dapat
Karakteristik terencerkan dengan
terencerkan dengan air
minyak
Contoh susu margarine
Macam macam Emulsi

a. Emulsi Vera (alam)


Emulsi yang dibuat dari biji-bijian yang mengandung
lemak dan protein dengan air
Contoh : Emulsi dari biji Amygdala dulcis, Amygdala
amara, Lini Semen, Cucurbitae Semen
b. Emulsi Spuria (buatan)
Emulsi yang terbentuk karena penambahan
emulgator dari luar
Contoh : Emulsi dengan Gom Arab
Tujuan Pemakaian Emulsi ;

Membuat sediaan obat yang larut dalam air


maupun minyak dalam satu campuran
Emulsi berdasar penggunaannya :
- Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral)
biasanya Emulsi tipe O/W
- Emulsi untuk pemakaian luar
Emulsi tipe O/W atau W/O
Komponen Emulsi

Fase dispers / fase internal / fase


diskontinyu zat cair yg terbagi jd
butiran kecil kedalam zat cair lain.
Komponen Fase kontinyu / fase eksternal /
fase luar zat cair berfungsi sbg
Dasar pendukung emulsi.
Emulgator menstabilkan emulsi.

Preservatif metil dan propil


paraben, asam benzoat, asam sorbat,
fenol, kresol, dan klorbutanol,
Komponen benzalkonium klorida, fenil merkuri
asetat, dll.
Tambahan Antioksidan asam askorbat,
L.tocoperol, asam sitrat, propil gallat
dan asam gallat.
Teori Terjadinya Emulsi

1. Teori Tegangan Permukaan (teori surface tension)


2. Teori Oriented Weight
3. Teori Interfasial Film (plastic film)
4. Teori Electric double Layer (Lapisan Listrik Rangkap)
1. Teori Tegangan Permukaan (teori surface tension)

Daya Kohesi (tarik menarik molekul yang sejenis) setiap


zat tidak selalu sama, sehingga pada permukaan suatu
zat cair (bidang batas antara air dan udara) akan terjadi
perbedaan tegangan karena tidak adanya
keseimbangan daya kohesi.
Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut
dinamakan tegangan permukaan
Penambahan emulgator akan menurunkan
/menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang
batas antara kedua zat cair, dan menyebabkan mudah
bercampurnya kedua zat tersebut
2. Teori Oriented Weight

Setiap molekul emulgator dapat dibagi menjadi 2


kelompok :
- Kelompok hidrofilik
- Kelompok Lipofilik
Masing2 kelompok akan bergabung dengan zat cair
yang disenanginya, dengan demikian seolah2
emulgator tersebut merupakan tali pengikat antara air
dengan minyak
Antara kedua kelompok tersebut akan membuat suatu
keseimbangan dalam setiap jenis emulgator.
H.L.B = Hidrofilic Lipofilic Balance
Angka yang menunjukkan perbandingan antara
kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil.
Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak
kelompok yang suka pada air sehingga emulgator
tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian pula
sebaliknya.
Daftar Harga HLB
Harga HLB Kegunaan
13 Anti Foaming Agent
4 -6 Emulgator Tipe W/O
79 Wetting Agent
8 18 Emulgator Tipe O/ W
13 15 Detergent
15 - 18 Solubilizing Agent
3. Teori Interfasial Film (plastic film)
Emulgator akan diserap pada batas antara air dan
minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan
membungkus partikel fase dispers.
Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha
antara partikel yang sejenis untuk penggabungan
menjadi terhalang. Sehingga fase dispers menjadi stabil
Syarat emulgator agar memberikan stabilitas
maksimal kepada emulsi :

Dapat membentuk lapisan film yang kuat tetapi lunak


Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan
partikel fase dispers
Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat
menutup semua permukaan partikel dengan segera
4. Teori Electric double Layer (Lapisan Listrik Rangkap)

Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang


langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan
bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan
mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan
didepannya.
Dengan demikian seolah-olah setiap partikel minyak
dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang berlawanan
Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel
minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi
satu molekul yang besar, karena susunan yang sama.
Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-
menolak, stabilitas emulsi akan bertambah
MACAM-MACAM EMULGATOR
1. Emulgator alam
a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan
- Gom Arab, Tragacanth, Agar, Chondrus
b. Emulgator berasal dari hewan
- Kuning telur, adeps lanae
c. Emulgator dari tanah mineral
- Mg Al Silikat, Bentonit
2. Emulgator buatan
- Sabun, tween 20, Span 20, Benzalkonium klorid
Beberapa alat yang digunakan
dalam pembutan Emulsi :

1. Dengan mortir dan stamfer


emulsi skala kecil, mortir dengan permukaan kasar
2. Botol
penggojokan yang terputus-putus
3. Dengan Mixer
fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang berputar
dengan kecepatan tinggi , fase dispers berbentuk kecil
4. Dengan Homogenizer
Fase dispers dilewatkan dalam celah sempit, sehingga
partikel mempunyai ukuran yang sama
Metode pembuatan emulsi

Metode Gom Kering


Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1.
Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan
jumlah volume air dan jumlah emulgator.
Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2
bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu
ditambahkan air sebagian dan diaduk /digerus dengan
cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.
Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air
ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis sambil
diaduk.
Metode Gom kering
2. Metode gom basah

Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk


penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan
gum sebagai emulgator, dan menggunakan
perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering.
Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air
misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2
bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.
3. Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode ini digunakan
untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak-
minyak dengan kekentalan yang rendah.
Metode ini merupakan variasi dari metode gom kering
atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat
dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan
dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan dari
jumlah minyak. Ditambahkan dua bagian air lalu
dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak
dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil
terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat
diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.
CARA MEMBEDAKAN TIPE EMULSI
Pengenceran = Dilutiont Test
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya
Pewarnaan = dye Solubility test
zat warna akan tersebar rata kedalam emulsi apabila zat
tersebut larut kedalam fase eksternal dari emulsi tersebut.
amaranth, adalah pewarna yang larut air, maka akan
terdispersi seragam pada emulsi tipe m/a. Sudan III, adalah
pewarna yang larut minyak, maka akan terdispersi seragam
pada emulsi tipe a/m.
Creaming Test
memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut
melakukan pemisahan sehingga tidak tersebar kedalam
emulsi
Conductivity test
Fase eksternal dari emulsi dapat dilalui aliran listrik.
Elektroda dicelupkan, jika lampu indikator nyala berarti fase
eksternalnya air.
Destabilisasi Emulsi

Sistem emulsi dapat di-destabilisasi


melalui mekanisme berikut:

Creaming
Flocculation
Coalescence
Ostwald Ripening
Creaming

Selama penyimpanan, adanya perbedaan densitas


antara minyak dan air, terdapat kecenderungan
fase minyak untuk terkonsentrasi di atas sistem
emulsi
Polydisperse vs Monodisperse
Flocculation

Flocculation diartikan sebagai proses


dimana dua atau lebih droplet saling
menempel tanpa kehilangan identitas
Coalescence

Coalescence merupakan proses ketika dua


atau lebih droplet bergabung dan
membentuk droplet yang lebih besar
Ostwald Ripening
Ostwald ripening terjadi pada emulsi dimana
droplet bertabrakan dengan yang lain dan
membentuk droplet yang lebih besar dan yang
lebih kecil
Droplet berukuran kecil cenderung menjadi makin
kecil

Anda mungkin juga menyukai