Kelompok 6
Kelas 3B
ANGGOTA KELOMPOK :
201210420311078 Florina Ayu
201210420311079 Abdul Mukaffi
201210420311080 Dwi Lestari
201210420311081 Neina Mayadamayanti
201210420311082 Rizky Hendrik
201210420311083 Ragil Kurniawan
201210420311084 Novi Devita Hidayat
201210420311085 Iva Amalia
201210420311086 Lilik Nurhayati
201210420311087 Novia Lina
201210420311088 Devita Tri
201210420311091 Miftachul Janah
201210420311092 Novia Wiyanti
ABSTRAK
Tujuan / Hipotesis ini adalah untuk menganalisis
pengobatan penurun glukosa pada pasien DM yang
dicurigai mempunyai gangguan infark miokard akut.
Dalam penelitian sample dibagi menjadi 3 grup dalam
pemberian terapi insulin. Yang sample tersebut diambil
secara acak.
Pada jurna merupakan tindak anjut dari penelitian dari
Prognostic implication of Glocose Lowering treatment
in patiens with Diabetes: Experiences from an extended
follow up of the Diabetes Mellitus metformin in Type 2
Diabetes Mellitus, yang berbeda obat dengan jurnal
yang di anaisa sekarang.
Pasien dengan diabetes tipe 2 dan infark myocart
mempunyai prognosis yang buruk. Pengobatan
penurun glukosa menunjukkan prognosis yang
penting dalam pasien diabetes. Insulin mungkin
terkait dengan peningkatan faktor risiko non-fatal
seperti jantung.sementara metformin menjadi
pelindung terhadap risiko kematian atau
menurunkan angka kematian tetapi efek
sampingnya terhadap klien dengan DM yang
mempunyai komplikasi jantung.
ANALISIS PICO
POPULATION
Populasi yang di ambil pada penelitian ini adalah 1.253 pasien
dengan kriteria pasien tipe 2 diabetes meletus yang dicurigai
menderita myocardinal akut.
Ciri-ciri yang dicurigai menderita myocardinal yaitu:
1. Angina
- Rasa terbakar, teremas dan sesak yang menyakitkan di dada
substernal atau prekordial yang bisa memancar kelengan kiri
atau tulang belikat, leher dan rahang.
- Rasa nyeri setelah mengerahkan usaha fisik, meluapkan
kegembiraan emosional, terpapar dingin atau makan dalam
jumlah besar.
2. MI (myocardial infarction)
- Rasa tertekan, teremas, terbakar yang tidak nyaman, nyeri
atau rasa penuh yang sangat terasa dan menetap ditengah dada
dan berlangsung selama beberapa menit (biasanya lebih dari 15
menit).
- Nyeri yang memancar sampai ke bahu, leher, lengan atau
rahang atau nyeri di punggung diantara tulang belikat.
Tetapi dari 1.253 pasien tersebut, terdapat 108
pasien yang tidak dapat terobservasi oleh peneliti
sehingga sisa dari penelitian jangka panjang pada
penelitian ini adalah 1.145 pasien.
Pemilihan populasi dengan kriteria pasien tipe 2
diabetes meletus yang dicurigai menderita
myocardinal akut dikarenakan pada penelitian ini
ingin mengetahui prognosis dari pemberian insulin
terhadap peningkatan faktor risiko non-fatal
seperti jantung.
Pasien yang di amati dalam jangka panjang yaitu
1145 atau (91%) dari pasien yang telah di tentukan
sebelumnya oleh peneliti di bagi menjadi 3 grup,
yaitu:
Grup 1 :431 pasien
Grup 2 :441 pasien
Grup 3 :273 pasien
Pembagian grup ini hanya di bedakan atas
perlakuannya saja dalam pemberian terapi
Grup 1 : pengobatan yang berbasis insulin
Grup 2 : pemberian insulin selama rawat inap diikuti
dengan control glukosa konvensional
Grup 3 : pengobatan konventional
INTERVENSI
Pada intervensi ini dilakukan strategi pencatatan atau
observasi jangka panjang untuk meliahat prognosis
penggunaan agen penurun glukosa pada 1253 pasien
dengan kriteria pasien tipe 2 diabetes meletus yang
dicurigai menderita myocardinal akut.
Metodestatistik untuk perbandingan antara kelompok acak
uji x2 digunakan untuk variabel kategori non-order. the cox
model perbandingan resiko yang merupakan dasar untuk
menganalisis kematian , disajikan sebagai HR dan 95% CI.
Pasien yang di amati dalam jangka panjang yaitu 1145
atau (91%) dari pasien yang telah di tentukan sebelumnya
Kemudian pasien tersebut dimasukan dalam grup terapi:
Grup 1 : Pengobatan berbasis insulin
Grup 2 : Pemberian insulin selama rawat inap
diikuti dengan kontrol glukosa konvensional
Grup 3 : Pengobatan konvensional
Grup 1
Di berikan terapi insulin yaitu dengan cara diberikan
infus insulin untuk menurunkan gula darah secepat
mungkin dan tetap diantara 7-10 mmol/l.
Dipantau selama 24 jam pertama kemudian diikuti
dengan pemberian insulin secara subcutan secara terus
menerus dalam jangka waktu yang lama untuk
mengontrol glukosa.
Pemberian insulin yang dilakukan:
Insulin kerja pendek = diberikan sebelum makan
Insulin kerja panjang = diberikan siang hari
Hasil yang diharapkan :
Pada pasien yang menjalankan puasa gula darah,
gula darah 5-7 mmol/l
Sedangkan pada pasien yang tanpa puasa gula darah,
gula darah <10 mmol/l
Grup 2
Menerima terapi insulin yaitu kadar insulin yang yang
sesuai dengan kebutuhan basal atau sesuai dengan
kebutuhan orang yang sehat cara pemberian insulin
basal dapat dilakukan dengan pemberian insulin
short-acting melalui intra vena (hanya dilakukan
pada pasien rawat inap), atau dengan pemberian
insulin long-acting secara subkutan dan dilakukan
kontrol glukosa konvensional yaitu langsung
mengatasi insulin jika terjadi peningkatan gula darah
Grup 3
Memberikan insulin saat kadar gula darah telah
melewati abang batas tertentu
Keuntungan yang mendasar dari
penggunaan insulin dibandingkan obat
antidiabetik oral dalam pengobatan
diabetesmelitus adalah insulin terdapat di
dalam tubuh secara alamiah. Selain itu,
pengobatan dengan insulin dapat diberikan
sesuai dengan pola sekresi insulin endogen.
Sementara itu, kendala utama dalam
penggunaan insulin adalah pemakaiannya
dengan cara menyuntik dan harganya yang
relatif mahal. (Petunjuk Praktis Terapi Insulin
pada Pasien Diabetes Melitus)
COMPARATION
Comparation dalam jurnal ini adalah
Membandingkan efektifitas pemberian Insulin dan juga metformin pada
penderita Diabetes Mellitus type 2
Pada jurnal ini deberikan terapi Insulin secara konvensional
Sedangan pada jurnal sebelunya dengan populasi yang sama dengan
jurnal ini diberikan terapi metformin
Metformin adalah zat antihiperglikemik oral golongan biguanid untuk
penderita diabetes militus tanpa ketergantungan terhadap insulin. (Lanny
sustrani diabetes gramedia 2005)
Diberikan kepada pasien DM karena telah diakui dalam pedoman
terapi internasional sebagai terapi farmakologi pertama pada pasien
DM tipe 2.
(Ekstrom N 2012)