Anda di halaman 1dari 81

Company CASE REPORT

LOGO
Demam Dengue
dan
Demam Berdarah Dengue
Pembimbing :

Dr. Christine, SpA


Disusun oleh :

Ronald Bangkit Van Basten

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Periode 14 Desember 2015 28 Februari 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
IDENTITAS
DATA SUBJEKTIF Orangtua / wali
Identitas Pasien Ayah
Nama : An. V Nama : Tn. B
Usia : 10 tahun 2 Usia : 29 tahun
bulan Suku : Minahasa
BB : 28,5 kg Alamat : Jl. Maytjen Sutoyo
TB : 136 cm RT 002/001
Jenis kelamin: Perempuan Agama : Kristen
Agama : Kristen Pendidikan : S1
Pendidikan : SD Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Maytjen Sutoyo
RT 002/001
Anamnesis ( 29 Januari 2016 Pukul 10.15 WIB )

( Allo Anamnesa )

Keluhan Utama : Demam


Keluhan Tambahan : Mual, muntah, pusing,
nyeri sendi, pegal pegal, nyeri pada mata.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RS U dengan keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan tinggi mendadak dan berlangsung terus menerus. Demam dirasakan tidak
sampai menggigil dan tidak sampai kejang. Sebelum masuk rumah sakit, di rumah pasien
diadakan fogging. Riwayat berpergian keluar kota dalam 1 minggu terakhir sebelum pasien
demam tidak ada. Untuk mengurangi keluhan, pasien sudah diberi obat sirup penurun panas,
demam sempat turun namun timbul kembali. Demam dirasakan sangat mengganggu aktivitas.
Selain demam, keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah mual dan muntah. Muntah
dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah sebanyak 2 kali, sebanyak 300 ml,
berisi air dan makanan, berwarna putih, tidak ada lendir dan darah. Pasien juga mengeluh pusing,
pegal pegal, sakit pada sendi, nyeri pada mata dan buang air besar cair. Buang air besar
sebanyak 2 kali, berwarna kuning kecoklatan, bau asam maupun busuk disangkal, cair, ampas +,
lendir -, darah -. Keluhan buang air besar cair ini dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Buang air kecil tidak ada keluhan. Pasien tidak sampai mimisan, gusi berdarah, muntah
berdarah, BAB berwarna hitam serta nafsu makan berkurang, sesak napas disangkal. Alergi
disangkal dan riwayat penyakit lain disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan demam sebelumnya dan belum pernah dirawat di
rumah sakit.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama pada keluarga pasien.
Riwayat Kehamilan :
Sakit selama hamil (-), demam (-), kuning (-), keputihan (-), perut
tegang (-), BAK sakit dan anyang-anyangan (-), kencing manis (-), dan
darah tinggi (-).

Riwayat Kelahiran :
Cara lahir : Spontan
Tempat lahir : Rumah Sakit
Ditolong oleh : Dokter
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat lahir : 3500 gram
Panjang lahir : 50 cm
Lahir normal, langsung menangis, sianosis (-), kejang (-),nilai APGAR
8/9

Kelainan bawaan :
Tidak ada.
Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan
Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor :
* Tengkurap : 3 bulan
* Duduk : 6 bulan
* Berdiri : 12 bulan
* Berjalan : 12 bulan
* Berbicara : 12 bulan
* Membaca/menulis : 4 tahun
Kesan : Tumbuh dan kembang anak normal
Riwayat Imunisasi

Vaksin Dasar (Umur) Ulangan (Umur)

BCG 2 bulan
DPT / DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan 24 bulan 5 tahun
4 bulan/6
POLIO 0 hari 2 bulan bulan 24 bulan 5 tahun
Campak 9 bulan 24 bulan 6 tahun

Hepatitis B 0 hari 1 bulan 6 bulan


MMR -

TIPA -

Kesan : Imunisasi dasar Lengkap sesuai dengan IDAI


Lokasi Imunisasi : Rumah Sakit
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 134 x/menit (kuat angkat, isi cukup, reguler)
S : 38 C ( per aksila )
RR : 24 x/menit (reguler, adekuat)
Kepala : Normocephali, Lingkar kepala 45 cm
Rambut dan kulit kepala : Pertumbuhan rambut merata, tidak mudah dicabut, warna
hitam
Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik : -/-, pupil isokor +/+, cekung -/-
Telinga : Liang telinga lapang, serumen -/-, membran timpani intak +/+
Hidung : Cavum nasi lapang/lapang, Septum nasi ditengah, konka eutrofi/eutrofi,
Sekret -/-
Tenggorok : T1 T1, Faring hyperemis -.
Bibir : Sianosis -, kering
KGB : Tidak teraba membesar KGB pada leher, aksila, inguinal
Thorax :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal Fremitus teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler/vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-

Jantung :
Inpeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -.

Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 5x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -, turgor : tidak melambat
Perkusi : timpani, nyeri ketok

Hepar : Tidak teraba membesar


Lien : Tidak teraba membesar

Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema , sianosis -.

Integumen : Rumple leed Test : +


Status Gizi
CDC 2000
BB : 28,5 kg
TB : 136 cm
BB/U : 28,5/33 x 100 % = 86,4 % baik
TB/U : 136/140 x 100 % = 97,1 %
baik/normal
BB/TB : 28,5/30 x 100 % = 95 % normal
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium ( 29 januari 2016 Pukul 12.24 WIB )
Hemoglobin : 13,4 g/dL
Leukosit : 6400 /uL
Hematokrit : 40,7 %
Trombosit : 182.000 /uL

40,7 40 = 0,7
0,7/40 x 100 % = 1,75 % Peningkatan Hematokrit > 20 % ( - )
Diagnosis kerja
Susp DHF
Diagnosis Banding
Demam Dengue
Tata laksana
Pro Rawat Inap
Diet : Lunak
IVFD : RL 18 tpm ( makro )
MM :
Ceftriaxone 2 x 800 mg ( IV )
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 300 mg ( IV )
Imunos syr 1 x 1 cth ( PO )
Follow Up
PH : 1 ( 30 januari 2015 )
PP : 2
BB : 28,5 kg

S : Demam, muntah 2x , bab padat, bak tidak ada keluhan, nafsu makan menurun
O:
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
N : 112 x/menit ( reguler, kuat angkat, isi cukup )
RR : 30 x/menit ( reguler, adekuat )
S : 39,4 C ( per aksilla )
TD : 90/60 mmHg
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : T1 T1, detritus -, faring hyperemis
Thorax :
Inspeksi : Pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus suara teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi Jantung I dan II reguler, gallop -, murmur -.

Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 5x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -, turgor tidak melambat
Perkusi : timpani, nyeri ketok

Hepar : Tidak teraba membesar


Lien : Tidak teraba membesar

Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema, sianosis -

Integumen : Rumple Leed +


Pemeriksaan Laboratorium
( Tanggal 30 januari 2016 pukul 09.39 )
Hb : 13 g/dL
Leukosit : 3200 /uL Leukopenia
Trombosit : 147.000 /uL
Ht : 38,5%

40,7 38,5 = 2,2


2,2/38,5 x 100 % = 5,7 % Tidak terjadi
peningkatan hematokrit 20 %
A : Demam Dengue
P:
Diet Lunak
IVFD : RL 18 tpm ( makro )
MM:
Sanmol drip 3 x 300 mg ( IV )
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Ceftriaxone 2 x 800 mg ( IV )
Imunos syr 1 x 1 cth ( PO )
Cek H2TL per hari
PH : 2 ( 31 januari 2016 )
PP : 3
S : demam -, muntah -, BAB tidak ada keluhan, BAK tidak ada keluhan, nafsu
makan kurang,
O:
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
N : 100 x/menit ( kuat angkat, isi cukup, reguler )
RR : 20 x/menit ( adekuat, reguler )
S : 36,4 C ( per aksilla )
TD : 100/70 mmHg
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : T1 T1, detritus -, faring hyperemis -
Thorax :
Inspeksi : Pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal Fremitus suara teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler/vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi Jantung I dan II reguler, gallop -, murmur -.

Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 5x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan
Perkusi : timpani, nyeri ketok

Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema, sianosis -

Integumen : Rumple Leed +


Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 31-01-2016 pukul 07.10
Hb : 14,1 g/dL
Ht : 41,9 %
Leukosit : 2500 /uL Leukopenia
Trombosit : 156.000 /uL

Kenaikan Hematokrit 8,8 %


A : Demam Dengue
P : Diet Lunak
IVFD : RL 18 tpm / makro
MM:
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Ceftriaxone 2 x 800 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 300 mg ( IV )
Proris supp k/p ( Suhu > 39 C )
Imunos syr 1 x 1 cth ( PO )
PH : 3 ( 1 januari 2016 )
PP : 4
S : demam +, mual +, muntah 1 x isi air, nyeri perut, nafsu makan baik.
O:
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
N : 108 x/menit ( kuat angkat, isi cukup, reguler )
RR : 24 x/menit ( reguler, adekuat )
S : 38,7 C ( per aksilla )
TD : 90/50 mmHg
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : T1 T1, detritus -, faring hyperemis
Thorax :
Inspeksi : Pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Fremitus suara teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi Jantung I dan II reguler, gallop -, murmur -.

Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan + regio epigastrium
Perkusi : timpani, nyeri ketok

Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema

Hepar : Tidak teraba membesar


Lien : Tidak teraba membesar

Integumen : Rumple Leed + , ptekie +


Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 1-2-2016 pukul 10.04 WIB
Hb : 15,1 g/dL
Ht : 50 %
Trombosit : 118.000 /uL Trombositopenia
Leukosit : 2000 /uL Leukopenia

Peningkatan hematokrit 21,1 %


Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 1-2-2016 pukul 19.03 WIB
Hb : 12,9 g/dL
Ht : 39,8 %
Trombosit : 92.000 /uL Trombositopenia
Leukosit : 1300 /uL Leukopenia

Kenaikan hematokrit 25,6 %


A : Demam Berdarah Dengue Grade I
P:
Diet Lunak
IVFD : RL 20 tpm/ makro
MM:
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Ceftroaxone 2 x 800 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 350 mg
Imunos syr 1 x 1 cth
PH : 4 ( 2 januari 2016 )
PP : 5
S : demam -, mual -, muntah -, nyeri perut -, nafsu makan baik.
O:
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
N : 72 x/menit ( kuat angkat, isi cukup, reguler )
RR : 24 x/menit ( reguler, adekuat )
S : 36 C ( per aksilla )
TD : 90/60 mmHg
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : T1 T1, detritus -, faring hyperemis
Thorax :
Inspeksi : Pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal Fremitus suara teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi Jantung I dan II reguler, gallop -, murmur -.

Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -
Perkusi : timpani, nyeri ketok

Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema

Integumen : Rumple Leed +


Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 2-2-2016 pukul 00.20
Hb : 13,3 g/dL
Ht : 39,8 %
Trombosit : 87000 /uL Trombositopenia
Leukosit : 1900 /uL Leukopenia

Kenaikan hematokrit 0,8 %


A : Demam Dengue
P:
Diet Lunak
IVFD : RL 18 tpm/ makro
MM:
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Ceftroaxone 2 x 800 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 350 mg
Imunos syr 1 x 1 cth
PH : 5 ( 3 januari 2016 )
PP : 6
S : demam -, mual -, muntah -, nyeri perut -, nafsu makan baik.
O:
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
N : 72 x/menit ( kuat angkat, isi cukup, reguler )
RR : 24 x/menit ( reguler, adekuat )
S : 36 C ( per aksilla )
TD : 90/60 mmHg
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : T1 T1, detritus -, faring hyperemis
Thorax :
Inspeksi : Pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal Fremitus suara teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi Jantung I dan II reguler, gallop -, murmur -.

Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -
Perkusi : timpani, nyeri ketok

Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema

Integumen : Rumple Leed -


Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 3-2-2016 pukul 22.27
Hb : 13,8 g/dL
Ht : 41,9 %
Trombosit : 94000 /uL Trombositopenia
Leukosit : 6200 /uL

Kenaikan hematokrit 5,3 %


A : Demam Dengue dengan perbaikan
P:
Diet Lunak
IVFD : RL 18 tpm/ makro
MM:
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Ceftriaxone 2 x 800 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 350 mg k/p
Imunos syr 1 x 1 cth
PH : 6 ( 4 januari 2016 )
PP : 7
S : demam -, mual -, muntah -, nyeri perut -, nafsu makan baik.
O:
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
N : 84 x/menit ( kuat angkat, isi cukup, reguler )
RR : 24 x/menit ( reguler, adekuat )
S : 36 C ( per aksilla )
TD : 90/60 mmHg
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : T1 T1, detritus -, faring hyperemis
Thorax :
Inspeksi : Pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal Fremitus suara teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi Jantung I dan II reguler, gallop -, murmur -.

Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -
Perkusi : timpani, nyeri ketok

Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema

Integumen : Rumple Leed -


Tanggal 4-2-2016 pukul 09.06
Hb : 13,7 g/dL
Ht : 41,5 %
Trombosit : 117000 /uL
Leukosit : 5700 /uL

Kenaikan hematokrit 1 %
A : Demam Dengue dengan perbaikan
P:
Diet Lunak
IVFD : RL 18 tpm/ makro
MM:
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Ceftriaxone 2 x 800 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 350 mg k/p
Imunos syr 1 x 1 cth
Analisa Kasus
Pada anamnesis didapatkan bahwa keluhan utama demam yang
berlangsung selama 1 hari SMRS dirasakan tinggi mendadak dan terus -
menerus. Demam tidak sampai mengigil dan tidak kejang. Pasien sudah
diberikan obat penurun panas namun demam tetap muncul. Pada
lingkungan rumah pasien sebelum demam, 1 minggu terdapat fogging.
Demam menggangu aktivitas. Selain keluhan demam, pasien juga
mengeluh pusing, nyeri di sekitar mata, nyeri pada sendi sendi dan pegal
pegal. Pasien tidak mimisan, gusi berdarah, BAB berwarna hitam dan
muntah darah.
Pada pemeriksaan fisik tanda tanda vital ditemukan adanya kenaikan suhu 38 C,
sesak -, nadi dalam batas normal, thoraks dalam batas normal, abdomen dalam
batas normal, hepar dan lien tidak teraba membesar, ekstremitas akral hangat dan
capillary refill time kurang dari 2 detik yang berarti tidak disertai dengan adanya
syok. Pada hasil laboratorium didapatkan leukosit, trombosit, hematokrit dalam
batas normal sesuai dengan usia menurut buku Infeksi Tropis IDAI ( Trombosit 150
300 ribu/uL, Leukosit 4,5 13,5 ribu/uL, Hematokrit 40 % ). Berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, diagnosis pada pasien
sudah mengarah ke arah demam dengue. Pasien perlu dirawat di rumah sakit karena
intake sulit.
Pada tatalaksana, pasien dirawat inap karena pasien sulit makan. Sesuai
dengan teori bahwa tata laksana daripada demam dengue maupun demam
berdarah dengue adalah terapi cairan dan terapi simtomatik. Pada pasien
seharusnya tidak menggunakan antibiotik karena penyebab dari penyakit
adalah virus. Pasien cukup diberikan terapi cairan sesuai kebutuhan tubuh
yang dapat dihitung dengan rumus Holiday Caegar serta terapi simtomatik,
misalnya pada pasien demam, cukup memberikan paracetamol yang
dosisnya sesuai dengan berat badan pasien, pada pasien dengan mual
mmuntah diberikan obat antiementik misalnya ranitidine maupun
domperidone sesuai dengan berat badan serta dosis obat.
Pada follow up pasien ternyata didapatkan keluhan yang kunjung membaik,
lalu pada pemeriksaan laboratorium leukosit dan trombosit mengalami
penurunan,. Hal tersebut memperkuat diagnosa untuk demam dengue
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Dalam hal
tatalaksana sudah sesuai dengan terapi cairan dan mengobati
simptomatiknya. Lalu, pasien pun boleh pulang atas indikasi pulang yang
sesuai dengan teori.
Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
DHF
2.5 Billion at Risk (now
including US)
DF
50-100 Million Cases
500,000 Hospitalized
25,000 Deaths
Morbidity 1-3 weeks
Global Distribution of Dengue Virus Serotypes, 2007

DEN-1
DEN-2
DEN-1 DEN-1
DEN- DEN-3
DEN-1 DEN-2 DEN-4 DEN-1
2
DEN-2 DEN-3 DEN-1 DEN-2
DEN-
DEN-3 DEN-4 DEN-2 DEN-3
3 DEN-1
DEN-4 DEN-3 DEN-4
DEN-2
DEN-1 DEN-4
DEN-3
DEN-2 DEN-4
DEN-3 DEN-1
DEN-4 DEN-2
DEN-3
DEN-4

Gubler,1998
Company
LOGO
Etiologi
BIOTIK
Faktor : virus
Vector : nyamuk Aedes Aegypti
Pejamu : Manusia

ABIOTIK
Suhu, kelembapan, dan kecurahan hujan
Mengapa laju kejadian DD/DBD terus
meningkat?

Industrialisasi Mobilitas manusia


bungkus sekali yang cepat Urbanisasi
pakai Tak terkendali

Jumlah dan Pelayanan publik


Limbah ban dan
kapasitas Aedes dan perilaku
plastik yang sulit
meningkat kebersihan kurang
hancur
Patogenesis infeksi virus dengue
Berhubungan dengan
1. Faktor Virus, yaitu serotype, jumlah, virulensi.
2. Faktor Pejamu, genetic, usia, status gizi, penyakit
komorbid, dan interaksi antara virus pejamu.
3. Faktor lingkungan, musim, curah hujan, suhu udara,
kepadatan penduduk, mobiitas penduduk, dan
kesehatan lingkungan.
IMUNOPATOGENESIS
sitokin,
sel dendrit,
peningkatan
monosit/makrofag,
Virus dengue aktivasi sistem
sel endotel, dan
komplemen, serta
trombosit.
aktivasi limfosit T.

menimbulkan berbagai
kelainan yang akhirnya
menimbulkan berbagai
bentuk tanda dan gejala
infeksi virus dengue.
Respon Imun Humoral
Respon Imun Seluler

mengenali sel yang


terinfeksi virus
dengue dan memacu respon
menimbulkan inflamasi dan
sel limfosit T ( sel T ) respon beragam meningkatkan
berupa proliferasi permeabilitas sel
sel T, lisis sel endotel vascular.
terinfeksi ,produksi
berbagai sitokin.
Mekanisme Autoimun
Antibodi terhadap protein NS1 dengue menunjukkan reaksi silang
dengan sel endotel dan trombosit, sehingga menimbulkan
gangguan pada kedua sel tersebut, serta menimbulkan
respon inflamasi
Faktor pejamu
Beberapa faktor pejamu yang dilaporkan dapat menjadi
faktor resiko unyuk terkena infesi virus dengue yang
berat , antara lain status gizi, faktor genetic, dan
penyakit tertentu khususnya yang berkaitan dengan
sistem imun. Obesitas merupakan salah satu faktor
resiko yang pernah dilaporkan. Faktor genetic
berhubungan denga HLA ( human leucocyte antigen ).
Manifestasi infeksi virus Dengue
Infeksi Virus
Dengue

asimtomatik simtomatik

Demam Expanded
Demam
tidak khas ( Demam dengue
berdarah
sindrom dengue syndrome/o
dengue
virus ) rganopati

DBD
Tanpa Dengan DBD
dengan
pendarahan pendarahan nonsyok
syok
Infeksi Virus Dengue

Trombositopenia
Demam Manifestasi Hepatomegali
Anoreksia Perdarahan Komplex AgAb
Muntah Permeabilitas Komplemen
vaskular naik

I
Perembesan plasma
Dehidrasi Hemokonsentrasi
Hipoproteinemia II
Efusi pleura
Asites
Demam Dengue Derajat
Hipovolemia

DIC Syok III

Perdarahan GI Anoksia Asidosis


IV
Meninggal

Demam Berdarah Dengue derajat I - II - III - IV


Perjalanan klinis infeksi dengue

Days of illness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Flushing
Temperature Ruam Makulopapular
40
Petikie
Ruam penyembuhan
Mialgia dan atralgia
Shock Reabsorption
Potential Dehydration Bleeding Fluid overload
clinical issues
Organ Impairment

Platelet
Laboratory
changes Hematocrit

Viraemia IgM/IgG

Serology and
virology

Course of dengue illness: Febrile Critical Recovery Phases


Adapted from WCL Yip, 1980 by Hung NT, Lum LCS, Tan LH
Kriteria Demam Dengue
menurut IDAI 2014
Demam 2 7 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus menerus, bifasik.
Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
torniquet
Nyeri kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital.
Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah,
rumah atau di sekitar rumah.
Leukopenia < 4.000/mm3
Trombositopenia <100.000/mm3
Pengobatan Demam Dengue

Tirah baring selama demam

Antipiretik (parasetamol)

Cairan & elektrolit oral


jus buah, sirup, susu, oralit

Monitor suhu dan laboratorium darah


MANIFESTASI KLINIS DEMAM
BERDARAH DENGUE

= GEJALA DEMAM DENGUE

disertai:
KECENDERUNGAN BERDARAH
&
TANDA KEBOCORAN PLASMA
Kriteria diagnosis DBD, IDAI
Klinis Berat penyakit :
demam 2 - 7 hari yang timbul mendadak,
tinggi, terus-menerus ( kontinua ) Derajat I : demam
Manifestasi perdarahan baik yang spontan
seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, dengan uji bendung +
perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena ; maupun berupa uji Turniquette yang Derajat II : Der I
positif.
Hepatomegali
ditambah perdarahan
Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan spontan
sekolah, rumah atau di sekitar rumah.
Trombositopenia <100.000/mm3 Derajat III : nadi cepat
Terdapat kebocoran plasma yang ditandai
dengan salah satu tanda/gejala : dan lemah, TN < 20,
Peningkatan nilai hematokrit, >20% hipotensi, akral dingin
dari pemeriksaan awal atau dari data
populasi menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Derajat IV : syok berat,
Hipoalbuminemia, hiponatremia nadi tak teraba, TD tak
Demam disertai dengan dua atau lebih
terukur
manifestasi klinis, ditambaha bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk
menegakkan diagnosis DBD
Gejala klinis DD Gejala klinis DBD
demam dengue ++ Nyeri kepala +
dan +++ Muntah ++

demam berdarah + Mual +


++ Nyeri otot +
dengue
++ Ruam kulit +
++ Diare +
+ Batuk +
+ Pilek +
++ Limfadenopati +
+ Kejang +
0 Kesadaran menurun ++
0 Obstipasi +
+ Uji tourniquet positif ++
++++ Petekie +++
0 Perdarahan sal cerna +
+ Hepatomegali +++
+ Nyeri perut +++
++ Trombositopenia ++++
0 Syok +++
TABEL
Klasifikasi dengue dan derajat
keparahan
DD vs DBD
Tidak mungkin dibedakan pada awal
Perembesan plasma pada DBD
DD lebih sering dijumpai gejala penyerta
(nyeri kepala, mialgia, nyeri retrobulbair,
mual, muntah, diare)
DD dapat disertai perdarahan
Perhatikan saat fever of defervescence (saat
suhu turun)
Prognosis DD lebih baik dp DBD
Uji torniquet
Uji torniquet dilakukan dengan mempertahankan
tekanan pada manset sebesar nilai rerata
(sistolik +diastolik : 2) selama 5 menit hasil
positif 10 petikie dalam area 2.5 cm2.
Hasil dapat negatif atau positif palsu pada
kondisi kegagalan sirkulasi (DBD derajat III dan
IV)
Bila tes torniquet pertama negatif, harus di
ulang.
Deteksi antigen virus dengue (
NS 1 )
NS-1 antigen virus dengue adalah suatu
glikoprotein yang diproduksi oleh semua
flavivirus yang penting bagi kehidupan dan
replikasi virus. Protein ini dapat dideteksi
sejalan dengan viremia yaitu sejak hari
pertama dan menghilang setelah 5 hari.
Sensitivitasnya tinggi pada 1 2 hari
demam dan kemudian makin menurun
setelahnya.
Pemeriksaan laboratorium
penunjang
Leukosit
awalnya menurun / normal,
pada fase akhir limfositosis relatif (LPB>15%),
pada fase syok akan meningkat
trombositopenia dan hemokonsentrasi
hiponatremia pada kasus berat
Uji Dengue Blot Test
Uji serologi IgM dan IgG anti dengue
Antibodi IgM anti dengue dapat dideteksi pada hari sakit ke-5 ,
mencapai puncaknya pada hari sakit ke 10-14, dan akan menurun/
menghilang pada akhir minggu keempat sakit.
Antibodi IgG anti dengue pada infeksi primer dapat terdeteksi pada
hari sakit ke-14. dan menghilang setelah 6 bulan sampai 4 tahun.
Sedangkan pada infeksi sekunder IgG anti dengue akan terdeteksi
pada hari sakit ke-2.
Rasio IgM/IgG digunakan untuk membedakan infeksi primer dari
infeksi sekunder. Apabila rasio IgM:IgG >1,2 menunjukkan infeksi
primer namun apabila IgM:IgG rasio <1,2 menunjukkan infeksi
sekunder.
Interpretasi Uji Dengue Blot

IgM IgG Interpretasi

+ - Infeksi primer

+ + Infeksi sekunder

- +
Tersangka infeksi sekunder

- - Tidak ada infeksi


Jalur Triase kasus tersangka
infeksi dengue
Jalur Triase menurut IDAI 2014
Jumlah cairan
Volume cairan diberiksan disesuaikan dengan berat
badan, kondisi klinis dan temuan laboratorium. Pada
pasien dengan obesitas pemberian cairan harus hati-
hati karena mudah terjadi kelebihan cairan, maka
pemberian harus berdasar berat badan ideal.

Antipiretik :
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali diberikan apabila
suhu >38OC dengan interval 4-6 jam, hindari
pemakaian aspirin/NSAIDS/ibuprofen. Beri kompres
hangat

Apabila pasien masih bisa minum, dianjurkan minum


yang cukup, terutama cairan yang mengandung
elektrolit
Penggantian cairan
Jenis cairan
Cairan kristaloid merupakan cairan pilihan untuk pasien DBD.
Cairan koloid hiperonkotik seperti dextran 40 atau HES walaupun lebih lama
bertahan namun memiliki efek samping seperti alergi, mengganggu fungsi
koaguasi, dan berpotensi mengganggu fungsi ginjal.
Jenis cairan ini hanya diberikan pada .

Perembesan plasma masif yang ditunjukkan dengan nilai hematokrit yang makin
meningkat atau tetap tinggi sekalipun telah diberi cairan kristaloid yang
adekuat.
Daftar Pustaka
1. Hadinegoro, Sri Rezeki H. Soegianto, Soegeng. Suroso, Thomas. Waryadi,
Suharyono. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue pada Anak.
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014.
2. World Health Organization, 2005. Dengue, Dengue Hemorrhagic Fever, and
Dengue Shock Syndrome in the Context of the Integrated Management of
Childhood Illness. World Health Organization.
3. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. Dalam:
Sudoyo, A. et. al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta:
Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2006. p. 1774-9
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai