LOGO
Demam Dengue
dan
Demam Berdarah Dengue
Pembimbing :
( Allo Anamnesa )
Riwayat Kelahiran :
Cara lahir : Spontan
Tempat lahir : Rumah Sakit
Ditolong oleh : Dokter
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat lahir : 3500 gram
Panjang lahir : 50 cm
Lahir normal, langsung menangis, sianosis (-), kejang (-),nilai APGAR
8/9
Kelainan bawaan :
Tidak ada.
Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan
Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor :
* Tengkurap : 3 bulan
* Duduk : 6 bulan
* Berdiri : 12 bulan
* Berjalan : 12 bulan
* Berbicara : 12 bulan
* Membaca/menulis : 4 tahun
Kesan : Tumbuh dan kembang anak normal
Riwayat Imunisasi
BCG 2 bulan
DPT / DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan 24 bulan 5 tahun
4 bulan/6
POLIO 0 hari 2 bulan bulan 24 bulan 5 tahun
Campak 9 bulan 24 bulan 6 tahun
TIPA -
Jantung :
Inpeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -.
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 5x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -, turgor : tidak melambat
Perkusi : timpani, nyeri ketok
Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema , sianosis -.
40,7 40 = 0,7
0,7/40 x 100 % = 1,75 % Peningkatan Hematokrit > 20 % ( - )
Diagnosis kerja
Susp DHF
Diagnosis Banding
Demam Dengue
Tata laksana
Pro Rawat Inap
Diet : Lunak
IVFD : RL 18 tpm ( makro )
MM :
Ceftriaxone 2 x 800 mg ( IV )
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 300 mg ( IV )
Imunos syr 1 x 1 cth ( PO )
Follow Up
PH : 1 ( 30 januari 2015 )
PP : 2
BB : 28,5 kg
S : Demam, muntah 2x , bab padat, bak tidak ada keluhan, nafsu makan menurun
O:
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
N : 112 x/menit ( reguler, kuat angkat, isi cukup )
RR : 30 x/menit ( reguler, adekuat )
S : 39,4 C ( per aksilla )
TD : 90/60 mmHg
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : T1 T1, detritus -, faring hyperemis
Thorax :
Inspeksi : Pergerakkan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus suara teraba simetris
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 5x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -, turgor tidak melambat
Perkusi : timpani, nyeri ketok
Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema, sianosis -
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 5x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan
Perkusi : timpani, nyeri ketok
Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema, sianosis -
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan + regio epigastrium
Perkusi : timpani, nyeri ketok
Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -
Perkusi : timpani, nyeri ketok
Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -
Perkusi : timpani, nyeri ketok
Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus +, 4x/menit
Palpasi : supel, nyeri tekan -
Perkusi : timpani, nyeri ketok
Ekstrimitas :
Akral hangat, Capillary Refill Time < 2, edema
Kenaikan hematokrit 1 %
A : Demam Dengue dengan perbaikan
P:
Diet Lunak
IVFD : RL 18 tpm/ makro
MM:
Acran 2 x 30 mg ( IV )
Ceftriaxone 2 x 800 mg ( IV )
Sanmol drip 3 x 350 mg k/p
Imunos syr 1 x 1 cth
Analisa Kasus
Pada anamnesis didapatkan bahwa keluhan utama demam yang
berlangsung selama 1 hari SMRS dirasakan tinggi mendadak dan terus -
menerus. Demam tidak sampai mengigil dan tidak kejang. Pasien sudah
diberikan obat penurun panas namun demam tetap muncul. Pada
lingkungan rumah pasien sebelum demam, 1 minggu terdapat fogging.
Demam menggangu aktivitas. Selain keluhan demam, pasien juga
mengeluh pusing, nyeri di sekitar mata, nyeri pada sendi sendi dan pegal
pegal. Pasien tidak mimisan, gusi berdarah, BAB berwarna hitam dan
muntah darah.
Pada pemeriksaan fisik tanda tanda vital ditemukan adanya kenaikan suhu 38 C,
sesak -, nadi dalam batas normal, thoraks dalam batas normal, abdomen dalam
batas normal, hepar dan lien tidak teraba membesar, ekstremitas akral hangat dan
capillary refill time kurang dari 2 detik yang berarti tidak disertai dengan adanya
syok. Pada hasil laboratorium didapatkan leukosit, trombosit, hematokrit dalam
batas normal sesuai dengan usia menurut buku Infeksi Tropis IDAI ( Trombosit 150
300 ribu/uL, Leukosit 4,5 13,5 ribu/uL, Hematokrit 40 % ). Berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, diagnosis pada pasien
sudah mengarah ke arah demam dengue. Pasien perlu dirawat di rumah sakit karena
intake sulit.
Pada tatalaksana, pasien dirawat inap karena pasien sulit makan. Sesuai
dengan teori bahwa tata laksana daripada demam dengue maupun demam
berdarah dengue adalah terapi cairan dan terapi simtomatik. Pada pasien
seharusnya tidak menggunakan antibiotik karena penyebab dari penyakit
adalah virus. Pasien cukup diberikan terapi cairan sesuai kebutuhan tubuh
yang dapat dihitung dengan rumus Holiday Caegar serta terapi simtomatik,
misalnya pada pasien demam, cukup memberikan paracetamol yang
dosisnya sesuai dengan berat badan pasien, pada pasien dengan mual
mmuntah diberikan obat antiementik misalnya ranitidine maupun
domperidone sesuai dengan berat badan serta dosis obat.
Pada follow up pasien ternyata didapatkan keluhan yang kunjung membaik,
lalu pada pemeriksaan laboratorium leukosit dan trombosit mengalami
penurunan,. Hal tersebut memperkuat diagnosa untuk demam dengue
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Dalam hal
tatalaksana sudah sesuai dengan terapi cairan dan mengobati
simptomatiknya. Lalu, pasien pun boleh pulang atas indikasi pulang yang
sesuai dengan teori.
Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
DHF
2.5 Billion at Risk (now
including US)
DF
50-100 Million Cases
500,000 Hospitalized
25,000 Deaths
Morbidity 1-3 weeks
Global Distribution of Dengue Virus Serotypes, 2007
DEN-1
DEN-2
DEN-1 DEN-1
DEN- DEN-3
DEN-1 DEN-2 DEN-4 DEN-1
2
DEN-2 DEN-3 DEN-1 DEN-2
DEN-
DEN-3 DEN-4 DEN-2 DEN-3
3 DEN-1
DEN-4 DEN-3 DEN-4
DEN-2
DEN-1 DEN-4
DEN-3
DEN-2 DEN-4
DEN-3 DEN-1
DEN-4 DEN-2
DEN-3
DEN-4
Gubler,1998
Company
LOGO
Etiologi
BIOTIK
Faktor : virus
Vector : nyamuk Aedes Aegypti
Pejamu : Manusia
ABIOTIK
Suhu, kelembapan, dan kecurahan hujan
Mengapa laju kejadian DD/DBD terus
meningkat?
menimbulkan berbagai
kelainan yang akhirnya
menimbulkan berbagai
bentuk tanda dan gejala
infeksi virus dengue.
Respon Imun Humoral
Respon Imun Seluler
asimtomatik simtomatik
Demam Expanded
Demam
tidak khas ( Demam dengue
berdarah
sindrom dengue syndrome/o
dengue
virus ) rganopati
DBD
Tanpa Dengan DBD
dengan
pendarahan pendarahan nonsyok
syok
Infeksi Virus Dengue
Trombositopenia
Demam Manifestasi Hepatomegali
Anoreksia Perdarahan Komplex AgAb
Muntah Permeabilitas Komplemen
vaskular naik
I
Perembesan plasma
Dehidrasi Hemokonsentrasi
Hipoproteinemia II
Efusi pleura
Asites
Demam Dengue Derajat
Hipovolemia
Days of illness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Flushing
Temperature Ruam Makulopapular
40
Petikie
Ruam penyembuhan
Mialgia dan atralgia
Shock Reabsorption
Potential Dehydration Bleeding Fluid overload
clinical issues
Organ Impairment
Platelet
Laboratory
changes Hematocrit
Viraemia IgM/IgG
Serology and
virology
Antipiretik (parasetamol)
disertai:
KECENDERUNGAN BERDARAH
&
TANDA KEBOCORAN PLASMA
Kriteria diagnosis DBD, IDAI
Klinis Berat penyakit :
demam 2 - 7 hari yang timbul mendadak,
tinggi, terus-menerus ( kontinua ) Derajat I : demam
Manifestasi perdarahan baik yang spontan
seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, dengan uji bendung +
perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena ; maupun berupa uji Turniquette yang Derajat II : Der I
positif.
Hepatomegali
ditambah perdarahan
Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan spontan
sekolah, rumah atau di sekitar rumah.
Trombositopenia <100.000/mm3 Derajat III : nadi cepat
Terdapat kebocoran plasma yang ditandai
dengan salah satu tanda/gejala : dan lemah, TN < 20,
Peningkatan nilai hematokrit, >20% hipotensi, akral dingin
dari pemeriksaan awal atau dari data
populasi menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Derajat IV : syok berat,
Hipoalbuminemia, hiponatremia nadi tak teraba, TD tak
Demam disertai dengan dua atau lebih
terukur
manifestasi klinis, ditambaha bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup untuk
menegakkan diagnosis DBD
Gejala klinis DD Gejala klinis DBD
demam dengue ++ Nyeri kepala +
dan +++ Muntah ++
+ - Infeksi primer
+ + Infeksi sekunder
- +
Tersangka infeksi sekunder
Antipiretik :
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali diberikan apabila
suhu >38OC dengan interval 4-6 jam, hindari
pemakaian aspirin/NSAIDS/ibuprofen. Beri kompres
hangat
Perembesan plasma masif yang ditunjukkan dengan nilai hematokrit yang makin
meningkat atau tetap tinggi sekalipun telah diberi cairan kristaloid yang
adekuat.
Daftar Pustaka
1. Hadinegoro, Sri Rezeki H. Soegianto, Soegeng. Suroso, Thomas. Waryadi,
Suharyono. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue pada Anak.
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014.
2. World Health Organization, 2005. Dengue, Dengue Hemorrhagic Fever, and
Dengue Shock Syndrome in the Context of the Integrated Management of
Childhood Illness. World Health Organization.
3. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. Dalam:
Sudoyo, A. et. al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta:
Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2006. p. 1774-9
Terima kasih