Anda di halaman 1dari 22

URAIAN MATERI MENGENAI

HAK ASASI MANUSIA


A. Hak Asasi Manusia
1. Pengertian dan Hakikat HAM
HAM merupakan => terjemahan dari Human Right(hak manusia) dan dalam bahasa
belanda disebut dengan mensen rechten.secara definitif hak merupakan unsur normatif yang
berfungsi sebagai pedoman berperilaku.melindungi kebebasan,kekebalan,serta menjamin
adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.sementara kata asasi
diambil dari istilah leges fundamentalis(hukum dasar) dimana dalam bahasa belanda
disebut dengan gron rechten,bahasa jerman dsebut dengan grundrechte,dan dalam
bahasa inggris disebut dengan basic right.
Antara human right dan basic right terdapat perbedaan yang ukup mendasar.Human right
merupakan perlindungan terhadap seseorang dari penindasan oleh negara atau bukan
negara.sementara basic right merupakan perlindungan seseorang warga negara atau
penduduk dari penindasan negra.Artinya,konsep human right lebih luas cakupannya jika
dibandingkan dengan basic right.
Berdasarkan definisi dan uraian tentang HAM diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan
mengenai beberapa ciri pokok HAM, antara lain sebagai berikut :
Inheren atau kodrati, artinya HAM tidak perlu diberikan, dibeli atau diwarisi. HAM
adalah bagian dari manusia secara otomatis yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
(yang telah dianugerahkan sejak manusia masih dalam kandungangan).
Bersifat Universal, artinya HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau usul-usul sosial dan bangsa.
Bersifat Partikular, dimana setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam
kehidupan bernegara
Tidak dapat diingkari dan dilanggar atau bersifat supralegal, tidak seorang pun
mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain.
Tidak dapat dibagi.semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah itu hak sipil,
politik, ekonomi dan sosial budaya.
Saling tergantung. Artinya, penikmatan satu hak dipengaruhi ole penikmatan hak-hak
lainnya. Penikmatan hak sipil dan politik memungkinkan menikmati hak-hak ekonomi
dan sosial lebih baik.
Trasendental, dimana hak itu merupakan sesuatu yang teramat sangat penting,
sehingga tidak dapat untuk disepelekan.
2. Sejarah
Perkembangan
HAM

HAM muncul karena inisiatif manusia terhadap harga diri dan martabatnya
sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan,
perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman (tirani). HAM sebagai gagasan,
paradigma, serta kerangka konseptual tidak lahir secara tiba-tiba dan langsung
tercantum dalam Universal Declaration Of Human Rights tanggal 10 Desember
1948.
Berikut beberapa
penjelasan Sejarah
Perkembangan HAM :

a. Perkembangan HAM Pada Masa Lampau


Perkembangan HAM pada masa lampau dapat diruntut sebagai berikut :
1). Perjuangan Nabi Musa dalam membebaskan umat Yahudi dari perbudakan pada masa
pemerintahan Firaun di Mesir (Tahun 6000 Sebelum Masehi).

2) Piagam Hammurabi di Babylonia yang memberi jaminan keadilan warga negaranya


(Tahun 2100 SM).

3) Socrates (469-399 SM), Plato (429-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM)

4) Perjuangan Nabi Muhammad Saw, yang awalnya untuk membebaskan para bayi wanita
dari penindasan bangsa Quraisy serta banyak hak lagi yang diatur di dalam Al-Quran dan
Hadis (Tahun 600 Masehhi).
b.Perkembangan
HAM di Inggris

Lahirnya HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta


atau Piagam Agung di Inggris pada tahun 1215, pada masa pemerintahan
Raja John Lackland yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan
kelompok bangsawan.
Terdapat dua prinsip yang sangat mendasar dalam Magna Charta, yaitu; (1)
adanya pembatasan kekuasaan raja, dan (2) HAM penting dari pada
kedaulatan raja.

Tahun 1679, keluar Habeas Corpus Act. Dokumen ini merupakan UU yang
mengatur tentang penahanan seseorang.

Tahun 1689, keluar Bill Of Rights yang merupakan UU yang diterima


parlemen Inggris dan ditandatangani oleh Raja Willem III, sebagai hasil dari
pergolakan politik.
c. Perkembangan
HAM di Amerika
Serikat

perjuangan penegakan HAM di Amerika Serikat didasari pemikiran John


Locke tentang hak-hak alam seperti: hak hidup (life), kebebasan (liberty),
dan hak milik (property).
Dasar pemikiran John Locke inilah yang kemudian dijadikan landasan bagi
pengakuan HAM yang terlihat dalam Declaration of Independence of The
United States pada tanggal 4 Juli 1776.
Deklarasi kemerdekaan Amerika menumbangkan kolonialisme dengan
prinsip: 1) Manusia itu dilahirkan sama, dan 2) Tuhan pencipta alam
semesta menganugerahkan kepada manusia beberapa hak yang tidak dapat
dirampas dari padanya, yaitu hak hidup, hak merdeka, dan hak mengejar
kebahagiaan
d. Perkembangan
HAM di Prancis

perjuangan HAM di Prancis sudah dimulai sejak zaman Rousseau, dan


perjuangannya memuncak dalam Revolusi Prancis yang berhasil menetapkan
hak-hak asasi manusia yang dirumuskan dalam suatu naskah Declaration des
Droits et du Citoyen (pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia dan warga
negara).
Deklaarasi Prancis juga menjebol feodalisme dan menjamin tumbuhnya
demokrasi maupun negara hukum. Dalam revolusi ini muncul semboyan;
Liberte, Egalite, & Fraternite (Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan).
e. Atlantic Charter
Tahun 1941

Atlantic Charter adalah sebuah deklarasi bersama yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Inggris yang bernama Winston
Churchill dan Presiden Amerika Serikat yang bernama Franklin D Roosevelt pada tanggal 14 Agustus 1941 di atas kapal
perang Kerajaan Inggris. Dalam Piagam Atlantik terdapat delapan poin penting mengenai:
Tidak ada lagi wilayah yang dicari oleh Amerika Serikat atau Inggris,
Pengaturan sebuah wilayah harus sesuai dengan kehendak masyarakat bersangkutan,
Hak untuk menentukan nasib sendiri,
Pengurangan rintangan perdagangan,
Memajukan kerja sama ekonomi dunia dan peningkatan kesejahteraan sosial,
Kebebasan berkehendak dan bebas dari kekhawatiran,
Menciptakan kebebasan dilaut lepas dan,
Pelucutan senjata di seluruh dunia pasca perang,
(4 kebebasan ) yaitu :
Hak kebebasan untuk bebicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya (freedom of religion)
Hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan
sejahtera bagi penduduknya (freedom from want)
Hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan, persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa (negara)
berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap negara lain (freedom from fear)
Doktrin inilah yang kemudian menjadi inspirasi dari Universal Declaration of Human Right tahun 1948.
f. Pengakuan HAM oleh PBB

pada tanggal 10 Desember 1948, PBB telah berhasil merumuskan naskah yang
dikenal dengan The Universal Declaration of Human Rights (pernyataan se-
dunia tentang HAM). Pasal 1 piagam ini berbunyi: Sekalian orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka
dikaruniai akal dan budi, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
persaudaraan.
Hal yang terlihat menonjol dalam Deklarasi Universal HAM ini antara lain
adalah:
Hak asasi manusia adalah hak
Hak-hak ini dianggap bersifat Universal
HAM dianggap ada dengan sendirinya
HAM dipandang sebagai norma-norma yang penting
Hak-hak ini mengimplikasikan kewajiban bagi individu maupun pemerintah.
g. Hasil Sidang Majelis
Umum PBB Tahun 1966

walaupun Universal Declaration of Human Rights sudah dikukuhkan dan


diraktifikasi oleh negara-negara di dunia, akan tetapi masih belum mampu
unuk mencabut akar-akar penindasan yang terjadi diberbagai negara.
Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966 menghasilkan beberapa piagam
yang berkaitan dengan HAM, antara lain:
The International on Civil and Political Rights, yaitu tentang hak sipil dan
politik.
The International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights, yaitu berisi
syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial dan budaya.
Optional Protocol, yang berisi adanya kemungkinan seorang warga negara yang
mengadukan pelanggaran HAM kepada The Human Rights Committee PBB
setelah melalui upaya pengadilan di negaranya.
Dalam Perspektif global, HAM merupakan isu yang universal bersamaan dengan isu-isu lainnya, seperti isu demokrasi, isu
lingkungan hidup, dan isu terorisme. HAM sudah mulai dicetuskan oleh negara-negara di dunia sejak ribuan tahun lalu yang
bertujuan untuk menghapus penindasan terhadap manusia oleh manusia lain atau penindasan oleh penguasa.
Pelanggaran-pelanggaran HAM, seperti: 3. HAM dalam
Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Mussolini di Italia Perspektif Global
Pelanggaran HAM yang dilakukan oelh Adolf Hitler di Jerman dan Regional

Pelanggaran HAM yang dilakukan Israel terhadap Palestina


Masalah sengketa antara Israel dan Palestina menjadi salah satu contoh pelanggaran HAM internasional yang lainnya.
Dalam rangka menekan terjadinya tindakan pelanggaran HAM, maka negara-negara di dunia sepakat memperjuangkan
HAM dengan mengadakan suatu deklarasi tentang perlndungan HAM.
Sementara itu, dalam perspektif regional, perjuangan HAM di Indonesia dimulai dari siding BPUPKI dan PPKI pada saat
menyusun UUD 1945 yang membicarakn tentang h dasar manusia sehingga menetapkan 37 pasal dalam UUD 1945,
Walaupun demikian, dalam perkembangannya kasus pelaanggaran HAM tetap terjadi di Indonesia, seperti:
Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Gerakan 30 September/PKI diantara kasus-kasus pelanggaran berat HAM.
Kasus Pembunuhan Munir, adalah aktivitas HAM yang pernah menangani kasus-kasus HAM.
Peristiwa pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah, merupakan salah-satu buruh yang bekerja di PT.Catur Putra Surya
(CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kasus Penembakan Mahasiswa Trisakti, merupakan salah satu kasus penembakan kepada para mahasiswa Trisakti yang
sedang berdemonstrasi oleh para anggota polisi dan militer.
4. HAM di Indonesia

Bangsa Indonesia yang dulunya dikenal ramah tamah, rukun, gotong-royong,


saling menghormati dan bersatu padu dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika
tampaknya telah mengubah wajah menjadi bangsa yang menampilkan
kekerasan, melanggar HAM dan merendahkan peradaban.
Hal demikian tidak boleh berlanjut, harus dicegah dan dikembalikan harkat
martabatnya sebagai bangsa yang besar dan berbudaya tinggi sera menjunjung
tinggi HAM,
Beberapa produk hukum nasional tentang HAM tersebut antara lain adalah:

Pembukaan UUD 1945, tentang hak untuk merdeka, hak untuk hidup sejahtera, hingga hak memperoleh
pendidikan.
UUD 1945 Pasal 27 34 yang mengatur tentang berbagai hak dan kewajiban warga negara Indonesia.
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM yang juga mengatur tentang berbagai macam hak yang harus
dimiliki oleh warga negara Indonesia berbagai macam hak yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia.
UU RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Khusus membahas tentang UU No. 39 Tahun 1999, terdapat macam-macam HAM yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan ini, antara lain:
Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
Hak untuk hidup
Hak mengembangkan diri
Hak memperoleh keadilan
Hak kebebasan pribadi
Hak atas rasa aman
Hak atas kesejahtraan
Hak turut serta dalam pemerintahan
Hak wanita
Hak anak
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran HAM yang berat, yang meliputi:
Kesejahteraan genosida; yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa ras, kelompok etnis, dan kelompok agama.
Kesejahteraan terhadap kemanusiaan; salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya
bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil.
Dengan adanya berbagai produk hukum tentang perlindungan HAM diatas,
diharapkan HAM di Indonesia akan dapat ditegakkan sehingga Indonesia
kembali berjaya dimata dunia sebagai salah satu negara yang benar-benar
serius dalam menegakkan HAM.
B. Rule Of Law

1. Konsep dan Hakikat Rule Of Law


Rule Of Law dapat diartikan kedalam bahasa Indonesia dengan aturan (rule) dan hukum (law). Jadi konsep rule of law
dikaitkan dengan negara adalah negara yang dalam tata pemerintahnya menggunakan aturan hukum untuk menjaga
ketertiban masyarakat yang tertuang dalam konsitusinya.

Rule Of Law terkait erat dengan keadilan, sehingga Rule Of Law harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh
masyarakat/bangsa.

Rule Of Law merupakan doktrin dalam hukum yang mulai muncul pada abad ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara
konsitusi dan demokrasi.

Rule Of Law merupakan konsep tentang common law, dimana segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh
kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule Of
Law adalah rule by the law dan bukan rule by the man.

Rule Of Law oleh sebagian besar pakar disamakan dengan konsep negara hukum atau rechtsstaat. Istilah negara hukum
secara terminologis terjemahan dari kata rechtsstaat atau rule of law. Para ahli hukum didaratan Eropa Barat lazim
menggunakan istilah rechtsstaat.
Negara hukum (rechtsstaat/rule of law) adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan
atas hukum negara berdasar hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi.
2. Prinsip-
prinsip Rule
Of Law

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa konsep rule of law tidak bisa
dipisahkan dengan konsep negara hukum. Namun demikian, negara yang
menganut sistem rule of law harus memiliki prinsip yang jelas.
Menurut Dicey (dalam Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007: 97), terdapat tiga
unsur yang fundamental dalam rule of law, yaitu:
Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wennag,
dalam arti seseorang hanya boleh dihukum jika memang melanggar hukum.
Kedudukan yang sama dihadapan hukum.
Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang dan keputusan-
keputusan pengadilan.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam decade abad ke-20. Konsep negara dengan
sistem rule of law mengarah pada pengembangan negara hukum dalam arti
material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan
dan dinamika perkembangan zaman. Konsep negara dengan sistem rule of law yang
dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada
negara hukum atau reschtsstaat. Yaitu sebagai berikut:
Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik,hukum,sosial,ekonomi,dan budaya.
Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak.
Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat
dipahami dan dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Supremasi hukum (menjunjung tinggi hukum)
Pembagian kekuasaan (division of power dalam konsep trias politika) demi
kepastian hukum.
Pemilihan umum yang bebas.
3. Indonesia adalah Negara Hukum

Secara yurudis, Indonesia dikatakan adalah sebuah negara hukum, hal ini
disebabkan oleh pernyataan bahwa:
Negara, termaksuk didalamnya pemerintah dan lembaga negara lainnya
dalam melaksanakan tindakan apapun, harus dilandasi oleh hukum atau
harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.
Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
Negara melindungi HAM
Adapun landasan yuridis yang memperkuat pendapat bahwa
Indonesia adalah negara hukum adalah:
Pasal 1 aat 3 UUD 1945 pasca amandemen, yang berbunyi negara
Indonesia adalah negara hukum
Sebelumnya ditemukan dalam bagian penjelasan umum UUD 1945
tentang sistem pemerintahan negara (7 kunci pokok negara), yang
menyatakan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum,
bukan berdasarkan atas kekuasaa.
Dasar hukum lain, bahwa Indonesia adalah negara hukum dalam arti
matetil terdapat dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut:
Pada bab XIV tentang perekonomian negara dan kesejahteraan sosial
pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut
aktif dan bertanggung jawab atasperekonomian negara dan
kesejateraan rakyat.
Pada bagian penjelasan umum tentang pokok-pokok pikiran dalam
pembukaan juga dinyatakan perlunya turut serta dalm kesejateraan
rakyat.

Dengan demikian jelas bahwa secara konstitusional, negara Indonesia


adalah negara hukum yang dinamis (negara hukum materil) atau
negara kesejateraan (walfare state). Dalam negara hukum Indonesia
yang dinamis dan luas ini, para penyelenggara dituntut untuk
berperan luas demi kepentingan dan kesejateraan rakyat.
KESIMPULAN

Dengan demikian jelas bahwa secara konstitusional, negara Indonesia


adalah negara hukum yang dinamis (negara hukum materil) atau
negara kesejateraan (walfare state). Dalam negara hukum Indonesia
yang dinamis dan luas ini, para penyelenggara dituntut untuk
berperan luas demi kepentingan dan kesejateraan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai