PKN Dita I.i.2017 1
PKN Dita I.i.2017 1
HAM muncul karena inisiatif manusia terhadap harga diri dan martabatnya
sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan,
perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman (tirani). HAM sebagai gagasan,
paradigma, serta kerangka konseptual tidak lahir secara tiba-tiba dan langsung
tercantum dalam Universal Declaration Of Human Rights tanggal 10 Desember
1948.
Berikut beberapa
penjelasan Sejarah
Perkembangan HAM :
3) Socrates (469-399 SM), Plato (429-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM)
4) Perjuangan Nabi Muhammad Saw, yang awalnya untuk membebaskan para bayi wanita
dari penindasan bangsa Quraisy serta banyak hak lagi yang diatur di dalam Al-Quran dan
Hadis (Tahun 600 Masehhi).
b.Perkembangan
HAM di Inggris
Tahun 1679, keluar Habeas Corpus Act. Dokumen ini merupakan UU yang
mengatur tentang penahanan seseorang.
Atlantic Charter adalah sebuah deklarasi bersama yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Inggris yang bernama Winston
Churchill dan Presiden Amerika Serikat yang bernama Franklin D Roosevelt pada tanggal 14 Agustus 1941 di atas kapal
perang Kerajaan Inggris. Dalam Piagam Atlantik terdapat delapan poin penting mengenai:
Tidak ada lagi wilayah yang dicari oleh Amerika Serikat atau Inggris,
Pengaturan sebuah wilayah harus sesuai dengan kehendak masyarakat bersangkutan,
Hak untuk menentukan nasib sendiri,
Pengurangan rintangan perdagangan,
Memajukan kerja sama ekonomi dunia dan peningkatan kesejahteraan sosial,
Kebebasan berkehendak dan bebas dari kekhawatiran,
Menciptakan kebebasan dilaut lepas dan,
Pelucutan senjata di seluruh dunia pasca perang,
(4 kebebasan ) yaitu :
Hak kebebasan untuk bebicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya (freedom of religion)
Hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan
sejahtera bagi penduduknya (freedom from want)
Hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan, persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa (negara)
berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap negara lain (freedom from fear)
Doktrin inilah yang kemudian menjadi inspirasi dari Universal Declaration of Human Right tahun 1948.
f. Pengakuan HAM oleh PBB
pada tanggal 10 Desember 1948, PBB telah berhasil merumuskan naskah yang
dikenal dengan The Universal Declaration of Human Rights (pernyataan se-
dunia tentang HAM). Pasal 1 piagam ini berbunyi: Sekalian orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka
dikaruniai akal dan budi, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
persaudaraan.
Hal yang terlihat menonjol dalam Deklarasi Universal HAM ini antara lain
adalah:
Hak asasi manusia adalah hak
Hak-hak ini dianggap bersifat Universal
HAM dianggap ada dengan sendirinya
HAM dipandang sebagai norma-norma yang penting
Hak-hak ini mengimplikasikan kewajiban bagi individu maupun pemerintah.
g. Hasil Sidang Majelis
Umum PBB Tahun 1966
Pembukaan UUD 1945, tentang hak untuk merdeka, hak untuk hidup sejahtera, hingga hak memperoleh
pendidikan.
UUD 1945 Pasal 27 34 yang mengatur tentang berbagai hak dan kewajiban warga negara Indonesia.
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM yang juga mengatur tentang berbagai macam hak yang harus
dimiliki oleh warga negara Indonesia berbagai macam hak yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia.
UU RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Khusus membahas tentang UU No. 39 Tahun 1999, terdapat macam-macam HAM yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan ini, antara lain:
Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
Hak untuk hidup
Hak mengembangkan diri
Hak memperoleh keadilan
Hak kebebasan pribadi
Hak atas rasa aman
Hak atas kesejahtraan
Hak turut serta dalam pemerintahan
Hak wanita
Hak anak
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran HAM yang berat, yang meliputi:
Kesejahteraan genosida; yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa ras, kelompok etnis, dan kelompok agama.
Kesejahteraan terhadap kemanusiaan; salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya
bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil.
Dengan adanya berbagai produk hukum tentang perlindungan HAM diatas,
diharapkan HAM di Indonesia akan dapat ditegakkan sehingga Indonesia
kembali berjaya dimata dunia sebagai salah satu negara yang benar-benar
serius dalam menegakkan HAM.
B. Rule Of Law
Rule Of Law terkait erat dengan keadilan, sehingga Rule Of Law harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh
masyarakat/bangsa.
Rule Of Law merupakan doktrin dalam hukum yang mulai muncul pada abad ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara
konsitusi dan demokrasi.
Rule Of Law merupakan konsep tentang common law, dimana segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh
kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule Of
Law adalah rule by the law dan bukan rule by the man.
Rule Of Law oleh sebagian besar pakar disamakan dengan konsep negara hukum atau rechtsstaat. Istilah negara hukum
secara terminologis terjemahan dari kata rechtsstaat atau rule of law. Para ahli hukum didaratan Eropa Barat lazim
menggunakan istilah rechtsstaat.
Negara hukum (rechtsstaat/rule of law) adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan
atas hukum negara berdasar hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi.
2. Prinsip-
prinsip Rule
Of Law
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa konsep rule of law tidak bisa
dipisahkan dengan konsep negara hukum. Namun demikian, negara yang
menganut sistem rule of law harus memiliki prinsip yang jelas.
Menurut Dicey (dalam Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007: 97), terdapat tiga
unsur yang fundamental dalam rule of law, yaitu:
Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wennag,
dalam arti seseorang hanya boleh dihukum jika memang melanggar hukum.
Kedudukan yang sama dihadapan hukum.
Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang dan keputusan-
keputusan pengadilan.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam decade abad ke-20. Konsep negara dengan
sistem rule of law mengarah pada pengembangan negara hukum dalam arti
material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan
dan dinamika perkembangan zaman. Konsep negara dengan sistem rule of law yang
dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada
negara hukum atau reschtsstaat. Yaitu sebagai berikut:
Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik,hukum,sosial,ekonomi,dan budaya.
Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak.
Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat
dipahami dan dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Supremasi hukum (menjunjung tinggi hukum)
Pembagian kekuasaan (division of power dalam konsep trias politika) demi
kepastian hukum.
Pemilihan umum yang bebas.
3. Indonesia adalah Negara Hukum
Secara yurudis, Indonesia dikatakan adalah sebuah negara hukum, hal ini
disebabkan oleh pernyataan bahwa:
Negara, termaksuk didalamnya pemerintah dan lembaga negara lainnya
dalam melaksanakan tindakan apapun, harus dilandasi oleh hukum atau
harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.
Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
Negara melindungi HAM
Adapun landasan yuridis yang memperkuat pendapat bahwa
Indonesia adalah negara hukum adalah:
Pasal 1 aat 3 UUD 1945 pasca amandemen, yang berbunyi negara
Indonesia adalah negara hukum
Sebelumnya ditemukan dalam bagian penjelasan umum UUD 1945
tentang sistem pemerintahan negara (7 kunci pokok negara), yang
menyatakan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum,
bukan berdasarkan atas kekuasaa.
Dasar hukum lain, bahwa Indonesia adalah negara hukum dalam arti
matetil terdapat dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut:
Pada bab XIV tentang perekonomian negara dan kesejahteraan sosial
pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut
aktif dan bertanggung jawab atasperekonomian negara dan
kesejateraan rakyat.
Pada bagian penjelasan umum tentang pokok-pokok pikiran dalam
pembukaan juga dinyatakan perlunya turut serta dalm kesejateraan
rakyat.