Anda di halaman 1dari 17

DIABETES MILITUS (DM)

PADA ANJING
Subtitle
Latar belakang
D.M. : gangguan metabolik dengan beberapa etiologi yang
berlainan, ditandai dengan hiperglikemia kronis dan
bersamaan dengan gangguan dari metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi insulin,
sensitivitas insulin, atau keduanya (Holtet al., 2010).
Gejala D.M. dengan manusia seperti banyak minum
(polydipsia), banyak kencing (polyuria), banyak makan
(polyphagia), kelemahan umum karena kekurangan energi,
penurunan berat badan dan hipertensi (Bailie at al., 2004).
Kejadian penyakit diabetes melitus pada hewan di Indonesia
belum banyak diperhatikan
1.2 Rumusan masalah

Bagaimana etiologi penyakit diabates mellitus?


Bagaimana gejala klinis penyakit diabates mellitus?
Bagaimana patogenesa penyakit diabates mellitus?
Bagaimana diagnosa dan diagnosa banding penyakit
diabates mellitus?
Bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit
diabates mellitus?
1.3 Manfaat

Mengetahui etiologi penyakit diabates mellitus.


Mengetahui gejala klinis penyakit diabates mellitus.
Mengetahui patogenesa penyakit diabates mellitus.
Mengetahui diagnosa dan diagnosa banding penyakit
diabates mellitus.
Mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit
diabates mellitus.
Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) : salah satu penyakit berbahaya


yang dapat menyerang anjing kesayangan kita.
Penyebab : kelainan regulasi hormon dan akan
menyebabkan jumlah gula darah meningkat secara
signifikan (Putra, 2015).
Pankreas berfungsi untuk meregulasi gula dalam tubuh.
Pankreas menghasilkan hormon glukagon dan insulin.
2.2 Etiologi
Ada 2 tipe Diabetes melitus :
a. Tipe 1 (DDM) :
Disebabkan karena kerusakan -cell pankreas
b. Tipe 2 (NDDM) :
Disebabkan kurang sensitifnya jaringan terhadap
insulin
Tipe 1 (DDM) : kerusakan -cell pankreas,
karena:

a. Faktor keturunan
b. Destruksi pankreas karena pancreatitis,
virus atau penyakit auto immune
Tipe 2 (NDDM) : kurang sensitifnya
jaringan terhadap insulin, karena:
a. Obesitas
b. Hormon diabetogenik seperti glukocorticoid,
cortisol
c. Tiroksin (T4)
d. Glukagon
e. Hormon pertumbuhan
f. Progesteron
g. Epinephrine
Sebab resistensi insulin atau ketidak efektifan insulin
pada jaringan pada anjing dan kucing (Agna, 2009):
Insulin inaktif karena pemberian obat-obatan diabetogenik
Insulin dilarutkan karena hyperadrenocorticismus
Pemberian di waktu yang tidak tepat saat diestrus pada anjing
Dosis yang tidak tepat karena infeksi terutama pada cavum
oris dan saluran urine
Frekuensi pemberian insulin yang tidak tepat karena
hypothroidismus (anjign) dan hyperthyroidismus (kucing)
Gagal atau kurangnya absorbsi insulin karena kerusakan ginjal,
hepar dan jantung
Adanya antibodi anti insulin.
antibodi anti insulin pada kasus:
a. Glukagonoma (anjing)
b. Pheochromocytoma
c. Radang kronis (terutama pancreatitis)
d. Kerusakan kelenjar eksokrin pankreas
e. Obesitas parah
f. Hiperlipidemia
g. Neoplasia
Gejala Klinis
peningkatan urinasi, berat badan
menurun, munculnya katarak mata, dan
adanya gangguan ketidak seimbangan
metabolisme. Gejala tersebut dapat
diamati mulai dari gejala awal hingga
terdiagnosa Diabetes Mellitus ( Putra,
2015).
Patogenesa
Sel beta pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon
Setiap sel memiliki sel sasaran dan berikatan pada reseptor
pada membran sel
Sel sasaran insulin adalah sel di seluruh tubuh
Reseptor insulin berada pada membran plasma sel yang
diperlukan agar insulin dapat aktif dan menyediakan energi
dari glukosa
Diabetes Mellitus berkaitan dengan kerjasama antara insulin
dengan reseptor spesifik. Adanya defisiensi, keduanya atau
salah satu dari unsur tersebut adalah dasar timbulnya diabetes
klinis dan merupakan dasar paradigma klasifikasi yang
digunakan untuk Diabetes Mellitus
Diagnosa
Melihat gejala klinis dan riwayat dari pasien, serta
melakukan uji laboratorium (Huang, 2012).
Pada penderita diabetes mellitus maka jumlah glukosa
darah puasanya lebih dari 10 mmol/L.
uji haemogram, biokimia, dan urinalisis
Diagnosa Banding

A. Hyperadrenocorticism
B. Penyakit ginjal kronik
C. Pheochromocytoma dan pankreatitis
Pencegahan

penurunan berat badan merupakan cara utama untuk


menurunkan resiko terkena DM tipe 2 pada anjing.
Exercise yang cukup juga penting karena kadar gula
dalam tubuh dapat dimetabolisme dengan baik.
Pemberian diet pakan yang sehat dan sesuai dengan
kebutuhan gizi dari anjing tersebut.
Pengobatan
injeksi insulin untuk membantu mobilisasi gula darah ke
jaringan tubuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai