Anda di halaman 1dari 13

NAMA KELOMPOK:

Nurifah Dwitasari 20170810060


Mutia Ardinsyah 20170810063
Imaniar Astrisari P 20170810068
Muhammad Rizky A 20170810079
Luci Martha Pratiwi 20170810082
Triana Wulandari 20170810083
Resa Ayu Firdiati 20170810091
Nadia Ratna Savira 20170810092
Galuh Dwi Septiantoro 20170810098
ARTIKEL
Vemale.com - Ketika dua orang sudah saling klik satu sama lain, dan juga telah sama-sama siap
.
untuk melangkah ke jenjang pernikahan, tentu disarankan agar keduanya segera mengambil
keputusan untuk menikah. Bukan apa-apa, pernikahan adalah suatu hal yang sangat terpuji.
Apalagi, jika pernikahan yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi sunah agama dan
menjauhkan diri dari berbagai perbuatan maksiat. Baik itu maksiat mata, maksiat hati atau maksiat
telinga atau lainnya.

Berbicara mengenai pernikahan, kali ini kabar bahagia telah datang dari putera pertama Ustadz
Airifin Ilham yang bernama Muhammad Alvin Faiz. Pada sabtu kemarin tepatnya tanggal 06 Agustus
2016, ia telah resmi mempersunting wanita cantik keturunan Tionghoa bernama Larissa Coul di
Kompleks Masjid Jamis Az Zikra, Sentul Selatan, Bogor. Yang lebih menarik dan menyentuh hati,
Larissa adalah seorang mualaf yang memantapkan diri untuk memeluk Islam.

Larissa dikatakan sebagai seorang mualaf yang memutuskan untuk memeluk Islam saat usianya
masih belasan. Keputusan untuk memeluk Islam ini sendiri tidak dilakukannya secara mudah dan
mulus. Ia bahkan telah mencoba untuk mencari jati diri mengenai Tuhan dengan belajar berbagai
agama lain. Dan bersyukur, ia akhirnya mantap untuk mempelajari lebih dalam mengenai Islam dan
memeluknya.
Tak hanya Larissa, ayah dan omanya dikatakan juga turut serta memeluk Islam karena

kemantapan hati-hati masing-masing. Islam menjadikan keluarga Larissa merasa lebih dekat

dengan Tuhan, lebih sabar dan lebih memahami arti kehidupan yang sesungguhnya. Wanita yang
kini berusia 20 tahun tersebut juga telah menemukan kehangatan serta berbagai kebaikan
setelah memantapkan diri untuk memeluk agama Islam.

Sementara itu, Alvin, sang putera ustadz Arifin Ilham adalah seorang pemuda yang santun lagi
cerdas. Ia yang kini masih berusia 17 tahun tersebut telah berhasil menjadi seorang hafiz Al-
Qur'an dan memiliki pemikiran kritis tentang berbagai hal. Dari keterangan sang ayah yakni
Ustad Arifin Ilham, Alvin dan Larissa awalnya bertemu melalui dunia maya. Saat itu, Larissa
yang mencoba mencari jati diri dalam Islam telah berdebat mengenai kebenaran dan kemuliaan
Islam. Setelah berdiskusi dan melakukan debat panjang, Larissa mengaku kalah. Ia pun akhirnya
memutuskan untuk memeluk Islam dan semakin didekatkan dengan Alvin.

Setelah beberapa waktu diperkenalkan oleh yang Maha Kuasa, keduanya akhirnya memantapkan
diri untuk membina rumah tangga bersama. Walau Alvin masih berusia 17 tahun, ia telah berpikir
dewasa dan siap menjadi imam yang siap membimbing dan membina keluarganya dengan baik
serta ikhlas.
Karena usianya masih 17 tahun, Alvin dikatakan harus mengurus berbagai keperluan guna
mendapat izin menikah dari negara. Atas pernikahan ini, Alvin pun memberikan pesan buat
sang istri dan wanita lain agar senantiasa menjaga pandangan juga menjaga diri dari godaan
lelaki yang bukan mahram.

Atas pernikahan Alvin dan Larissa yang masih terbilang sangat muda, semoga mereka bisa
hidup bahagia satu sama lain. Semoga pula, keduanya akan saling menjaga satu sama lain
serta menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan rohmah. Mengenai keputusan menikah
muda, hal ini justru sangat baik. Apalagi, jika pernikahan tersebut dilakukan untuk saling
menjaga diri dari fitnah, menjaga diri dari maksiat dan menikah karena Allah semata.

Tapi, kalau memang kita belum siap untuk menikah muda, disarankan untuk memantapkan hati
terlebih dahulu dan menyibukkan diri dengan melakukan berbagai aktivitas lain yang tak kalah
bermanfaat buat diri sendiri maupun buat orang lain. Kita juga disarankan untuk senantiasa
memantaskan diri menjadi lebih baik buat seseorang yang kelak ditakdirkan menjadi jodoh
kita.
ANALISIS

Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa mereka melakukan


pernikahan dini agar terhindar fitnah masyarakat sekitar. Sebenarnya
secara biologis pasangan tersebut belum matang dalam proses
reproduksinya. Siklus reproduksinya pun belum stabil, sehingga
tubuh akan memberikan respon yang negatif, seperti : terkejut
dengan keadaan sekarang, sulit menerima perubahan drastis, dan
sulit menerima diri sendiri yang berbeda.
Secara mental sebenarnya usia-usia tersebut masih dibilang labil.
Belum siap dalam membina suatu hubungan pernikahan. Pernikahan
tersebut didasari dengan emosi, keinginan untuk menyalurkan hasrat
sesksual. Umumnya pasangan belia tidak memikirkan masa depannya
seperti apa dengan kondisi belum siapnya segi fisik, psikis, maupun
material. Hal tersebut dapat memicu perilaku yang tidak diinginkan
seperti : bercerai karena pemikiran dangkal, kondisi ekonomi yang
carut marut, bunuh diri akibat stres dan depresi, dan aborsi.
Bagian-bagian Otakdan Hormon yang Teraktivasi
Dalam Proses Reproduksi
1. SISTEM LIMBIK

2. AMYGDALA

3. THALAMUS

4. HIPPOCAMPUS

5. TESTOSTERON

6. HORMON PROGESTERON

7. DOPAMIN

8. OXYTOCIN

9. HORMON GONADOTROPIN

10. HORMON ESTROGEN


PROSES REPRODUKSI DAN SISTEM
HORMONAL YANG BERKAITAN DENGAN
PROSES MENTAL
PROSES REPRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PROSES MENTAL
KONDISI PASANGAN PERNIKAHAN DINI

Pernikahan dini umumnya disebabkan karena pengaruh emosi, yaitu emosi keinginan untuk
menyalurkan hasrat seksual kepada lawan jenis agar sah di mata masyarakat. Segala aktivitas
dalam pernikahan dini didominasi oleh amigdala yang merupakan penyebab munculnya emosi. Hal
ini disebut dengan Hyjacking Amigdala. Di mana pasangan ini tidak menggunakan PFC untuk
memikirkan resiko yang diterima di masa depan, namun hanya memikirkan kesenangan hari ini saja.

Dari segi fisik, pasangan yang menikah dini belum matang. Organ-organ seksualnya pun belum
sempurna, masih dalam tahap perkembangan dan berpotensi menimbulkan gangguan. Dari segi
psikis, pasangan yang menikah dini pun belum kuat mentalnya. Emosi labil, dan hanya memikirkan
jangka pendeknya. Pasangan muda ini tidak memikirkan masa depan, padahal pernikahan bukan
hanya masalah pelampiasan hasrat seksual, namun persiapan dalam membangun rumah tangga
dengan keturunan, kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan yang penting lainnya.

Kondisi mental yang labil dapat memicu terjadinya stres, terkejut dengan perubahan yang drastis,
tidak menerima diri apa adanya, dan apabila tubuh dipaksa untuk dewasa namun belum waktunya,
maka akan ada bentuk penolakan dari tubuh seperti : gelisah, tidak menerima dan menyalahkan
keadaan, berontak, dan adanya keinginan untuk bebas.
HYJACKING AMYGDALA

TIDAK BEKERJA
HIPOCAMPUS AKTIF
PFC

THALAMUS AMIGDALA
HYJACKING AMIGDALA

TIDAK BEKERJA
HORMON :
DOPAMINE (KESENANGAN) HIPOTHALAMUS

OKSITOSIN (MEMPENGARUHI
PROSES REPRODUKSI

STIMULUS GABA (PENETRAL)


RESPON
(RANGSANGAN)
TIROKSIN (MEMPENGARUHI
FERTILITAS)
KONDISI PASANGAN DENGAN PERNIKAHAN NORMAL

LONG SYSTEM

HIPPOCAMPUS ACTIV

THALAMUS AMIGDALA

HORMON :
DOPAMINE (KESENANGAN) HIPOTHALAMUS

OKSITOSIN (MEMPENGARUHI
PROSES REPRODUKSI

STIMULUS GABA (PENETRAL)


RESPON
(RANGSANGAN)
TIROKSIN (MEMPENGARUHI
FERTILITAS)
PERBEDAAN

Di dalam pernikahan usia normal, reproduksi bertujuan untuk memperoleh keturunan


untuk masa depan mereka. Tentu persiapan secara jasmani dan rohani telah siap.
Secara material pun telah dipikirkan matang-matang di PFC. Bukan hanya sebagai
penyaluran hasrat saja.

Berbeda dengan pernikahan di usia yang masih belia. Umumnya usia belia adalah usia
labil. Pasangan belia tidak memikirkan masa depan. Yang dipikirkan hanya
kesenangan saat ini saja. Padahal membangun rumah tangga tidak semudah
membalikkan telapak tangan, tidak hanya bentuk pengesahan hubungan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA REPRODUKSI
DAN SITEM HORMONAL

FAKTOR INTERNAL :

1. Perspektif biologi
2. Emosionalitas laki-laki dan perempuan

FAKTOR EKSTERNAL:

1. Pengaruh orang tua


2. Pengaruh teman sebaya
3. Perspektif akademik
4. Konstruk budaya
5. Kemajuan teknologi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai