Anda di halaman 1dari 16

Pembuatan Carbon Nanotube

Menggunakan Metode Spray Pyrolisis


dan Pemurniannya

Disusun oleh:
Nur Cahyanti (24030115120058)
Ayuningtyas Nur Laila (24030115120059)
Yunita Triwijayanti (24030115120062)
Ani Noviana (24030115120064)
Eti Kusuma Ramadhani (24030115120066)
Luthfi Dhiya Ulhaq (24030115140071)

Semarang, 14 November 2017


Pengertian Carbon Nanotube
Carbon nanotube adalah salah satu struktur carbon yang berbentuk seperti
silinder dengan diameter dalam orde nanometer.
Salah satu keunikan dalam struktur ini adalah kelebihannya dalam hal kekuatan,
sifat keelektrikannya, dan juga sifat dalam penghantaran panas yang baik.
Struktur ini memiliki bermacam bentuk turunan yang masing-masing memiliki
sifatnya tersendiri. Keistimewaan carbon nanotube membuatnya menjadi
harapan baru dalam perkembangan teknologi nano.
Carbon nanotube dapat dideskripsikan sebagai lembaran grafit setebal 1 atom
yang digulung menyerupai silinder dan memiliki diameter dengan orde
nanometer. Lembaran ini memiliki struktur seperti sarang lebah (honeycomb)
yang terdiri dari ikatan-ikatan atom carbon
CNT dapat diperoleh dari beberapa teknik yaitu :

pancaran elektroda,
penggunaan laser,
endapan uap senyawa kimia (chemical vapour
deposition, CVD), dan
spray-pyrolisis
Pembuatan Carbon Nanotube Menggunakan
Metode Spray Pyrolisis
Darihasil beberapa penelitian, dilaporkan bahwa pembuatan CNT dengan
menggunakan metode CCDV (catalytic chemical vapour deposition) dapat
menghasilkan biaya produksi yang murah.
Prinsippenumbuhan nanotube karbon dengan metode CCVD adalah
dekomposisi termal senyawa hidrokarbon dengan bantuan katalis partikel
metal.
Spray pyrolysis merupakan salah satu tipe dalam metode CCVD dimana
sumber karbon dalam bentuk hidrokarbon cair berperan sebagai pelarut katalis
yang kemudian larutan tersebut diinjeksikan ke dalam tungku pemanas.
Spray pyrolysis merupakan metode yang sederhana dalam menghasilkan CNT
dengan kualitas yang baik, biaya produksi yang murah, dan dapat diproduksi
dalam skala besar
Reaktor terdiri dari tungku pemanas dengan panjang 39 cm
Metode Eksperimental yang dilengkapi dengan lapisan keramik dengan diameter 6,5
cm, pipa stainless steel dengan panjang 143 cm dan lebar 2 cm.
Alat suntik digunakan sebagai pembuat droplet dengan
kapasitas 10 ml.
Dalam penumbuhan serbuk nanotube karbon, benzene
digunakan sebagai sumber karbon dan ferrocene dengan
kemurnian 98% sebagai katalis.
Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan massa ferrocene
dalam 10 ml benzene pada temperatur 850 C.
Larutan benzene-ferrocene disemprotkan ke dalam pipa
pemanas dengan menggunakan alat suntik tanpa bantuan gas
pembawa pada saat temperatur telah mencapai 850 C.
Setelah larutan disemprotkan kemudian temperatur diturunkan
hingga mencapai temperatur ruang.
Proses penumbuhan serbuk nanotube karbon diulang dengan
Sistem reaktor spray pyrolysis yang digunakan dalam
cara yang sama untuk mengetahui pengaruh waktu pemanasan
eksperimen pada temperatur yang sama dan dengan massa ferrocene dalam
benzene yang sama.
Hasil serbuk yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi
menggunakan SEM
Hasil

Gambar hasil karakterisasi SEM pada massa ferrocene: (a) 0,2 gram, (b)
0,4 gram, (c) 0,6 gram, (d) 0,8 gram, dan (e) 1 gram
Gambar (a) dan (b)
Terlihat bahwa dengan penambahan massa ferrocene 0,2 gram dan 0,4 gram serbuk
yang terbentuk didominasi oleh kumpulan granula. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian sedikit massa ferrocene menyebabkan tidak terbentuknya nanotube karbon.

Gambar (c)
Serbuk nanotube karbon yang diperoleh berukuran 40-90 nm dengan penambahan
ferrocene dengan massa 0,6 gram

Gambar (d) dan (e)


Dari gambar terlihat bahwa semakin besar massa ferrocene yang ditambahkan, maka
semakin besar pula diameter nanotube karbon yang terbentuk hingga mencapai di atas
100 nm.

Hasil yang didapat mengetahui bahwa partikel katalis memiliki peranan penting dalam
penumbuhan nanotube karbon . Ukuran partikel katalis sangat berpengaruh pada
diameter nanotube karbon yang terbentuk dimana diameter nanotube karbon yang
terbentuk semakin membesar seiring dengan penambahan konsentrasi ferrocene
PEMURNIAN CNT (CARBON NANOTUBE) HASIL
SPRAY-PYROLISIS DENGAN OPTIMASI
PERLAKUAN WAKTU REFLUKS

Pada sintesis carbon nanotube menggunakan metode spray-pyrolisis


masih banyak ditemukan pengotor-pengotor yang menyebabkan
berkurangnya performa dari carbon nanotube. Untuk menghilangkan
pengotor-pengotor pada carbon nanotube perlu dilakukan proses pemurnian
(purification). Pada penelitian ini dipilih teknik perlakuan menggunakan
perlakuan refluks dengan mencampurkan carbon nanotube dan asam kuat.
Keuntungan refluks yaitu pada proses pereaksian tidak ada senyawa
yang terbuang karena pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor sehingga turun lagi ke wadah reaksi.
METODE PERCOBAAN
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rangkaian alat spray-pyrolysis, (furnace, tabung gas argon, sprayer, tabung quartz,
dan thermochopel),
Rangkaian alat refluk (penangas air, pemanas, termometer, kondensor, pipa air, labu
alas bulat),
Gelas ukur, gelas beker, magnetic stirrer, kertas saring, oven, desikator
SEM (Scanning Electron Microscopy),
EDS (Energy Dispersive Xray Spectroscopy), dan
Bahan
benzena (C6H6), ferrocene ((C5H5)2Fe) 98%, gas argon murni, HNO3 (asam nitrat)
65%, aquadest.
Cara Kerja

1. CNT dari metode spray pyrolysis dicampur dengan 3 gram


ferrocence dan 50 ml benzena
2. Sebelum disintesis dilakukan termal cleaning dengan mengalirkan
gas argon kedalam tabung quartz pada suhu 900oC selama 30 menit
3. Proses pemurnian CNT dari pengotor Fe dengan mengontakkan CNT
dengan asam pada perlakuan refluks, refluks dilakukan dengan
variasi waktu 1 5 jam
4. CNT hasil pemurnian dianalisa dengan SEM dan EDS
Gambar Alat
Hasil dan Pembahasan
Dalam proses refluks ini dilakukan variasi waktu yaitu 1,2,3,4, dan 5 jam
untuk mengetahui pengaruh waktu dalam pemurnian CNT.

Dari keenam sampel yang dianalisis menggunakan SEM


(Scanning Electron
Microscopy) dapat dilihat struktur morfologi permukaannya
berbentuk tube (tabung) dengan
diameter antara 40-75 nanometer yang tergolong MWNT
(Multi-Walled Nanotube).
analisis menggunakan EDS (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) untuk
mengetahui komposisi unsur dari keenam sampel.

Penurunan carbon nanotube yang menghasilkan CNT dengan


pengotor Fe yang paling sedikit adalah pada proses refluks
selama 5 jam. Hal ini dikarenakan semakin lama interaksi
antara asam kuat dan carbon nanotube sehingga semakin
banyak Fe yang teroksidasi dan larut dalam asam.
Aplikasi Carbon Nanotube

Beberapa potensi aplikasi carbon nanotube antara lain sebagai :


1.Elektroda pada peralatan display
2.material komposit
3.Transistor
4.Pendeteksi gas
5.penyimpan hidrogen
6.Katalis
7.adsorben
Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan yaitu perlakuan refluks dengan mencampurkan carbon
nanotube dengan asam nitrat mampu mengurangi pengotor Fe pada carbon
nanotube, semakin lama waktu refluks akan terjadi penurunan prosentase
atom Fe. CNT yang menghasilkan pengotor paling sedikit dan kemampuan
adsorpsi paling tinggi adalah carbon nanotube dengan proses refluks
selama 5 jam.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai