Anda di halaman 1dari 21

layanan integrasi

kesejahteraan anak
Tim perumus
Sistem Perlindungan
Anak disebutkan dalam
Dokumen JALAN
PERUBAHAN Jokowi-JK
(hal 41)
Sistem Hukum dan Kebijakan

Sistem kesejateraan
Sosial bagi anak dan Sistem
keluarga Peradilan
Dukungan Parenting, Pengasuhan Anak,
pengasuhan anak, Pengadilan Anak,
konseling dll.,pelayanan Perawatan, Adopsi,
dasar lain, yaitu saksi anak dan korban
Kesehatan dan Pendidikan anak

Perubahan
Perilaku Sosial

Sistem Data dan Informasi Perlindungan Anak


Modul 4 3
Diadaptasi dari CP SBA Training yang dikembangkan oleh UNICEF EAPRO Child Frontiers The Childrens Legal Centre
Sistem Kesejahteraan Sosial bagi anak
dan keluarga
Sistem Kesejateraan Sosial bagi Anak dan Keluarga merupakan sub-sistem
dari Sistem Kesejahteraan Sosial secara luas.
Bertujuan untuk mempromosikan kesejahteraan anak
dan perlindungannya sekaligus meningkatkan kapasitas
keluarga untuk memenuhi tanggung jawab mereka.
Bertujuan mencegah terjadi dan terulangnya
perlakuan salah, kekerasan, penelantaran dan
eksploitasi anak.
Sistem Kesos bagi anak dan Keluarga harus berinteraksi dengan Pelayanan
yang lain, seperti: Pendidikan, Kesehatan dan Jaring Pengaman Sosial untuk
menyediakan pengasuhan yang komprehensif bagi anak

Kesejahteraan
Sosial

Sistem
Kesejahteraan
Anak &
Keluarga
Konsep

1. Layanan-layanan dalam Sistem Kesejahteraan Sosial bagi anak dan Keluarga


harus mampu mencegah terjadinya anak yang berhadapan dengan hukum
serta mampu memberikan layanan rehabilitasi dan reintegrasi bagi anak-anak
yang berhadapan dengan hukum
2. Dalam memberikan pelayanan untuk pemenuhan kesejahteraan sosial anak
dan keluarga diperlukan intervensi secara berkelanjutan dan komprehensif,
mulai dari intervensi primer, sekunder dan tersier
Tingkatan Intervensi dalam Sistem Kesos
Anak & Keluarga :

INTERVENSI PRIMER
PRIMER (UNIVERSAL) INTERVENSI SEKUNDER
SEKUNDER (BERSASARAN) INTERVENSI TERSIER
TERSIER
(PERSEORANGAN)
Pendidikan,
Pelayanan
Informasi dan Protektif Anak
Peningkatan Dukungan
Kepekaan Keluarga -
( sensitisation) Intervensi Dini Dukungan Intensif Keluarga
Pengasuhan Alternatif

RANGKAIAN PENGASUHAN (Continuum of Care)

Tingkat Risiko
7
Modul 4
Intervensi primer ditujukan kepada seluruh masyarakat, misalnya Pendidikan dan
peningkatan kapasitas orangtua, Promosi identitias legal dan pencatatan
kelahiran, Peningkatan gizi, Kelompok bermain, Telepon bantuan, dll.
Intervensi sekunder ditujukan kepada anak dan keluarga yang rentan atau
beresiko, seperti pendidikan pengasuhan (parenting education), layanan konseling,
kunjungan keluarga (home visit), tempat pengasuhan anak sementara,
memberikan dukungan finansial, mediasi keluarga dalam penanganan konflik,
asesmen resiko dan kebutuhan anak, asesmen psikososial anak dan keluarga,
bantuan perlindungan sosial, pencatatan kelahiran dll.
Intervensi tersier ditujukan kepada anak yang telah mengalami kekerasan,
eksploitasi, perlakuan salah, dan penelantaran, misalnya layanan pengobatan,
rehabilitasi psikososial, penempatan anak dalam pengasuhan di luar keluarganya
ketika keluarga dinilai tak lagi aman bagi anak, manajemen kasus, bantuan
perlindungan sosial, pencatatan kelahiran, reunifikasi keluarga, dll.
Tantangan.!!!

BAGAIMANA CARA DINAS SOSIAL/KEMENTERIAN SOSIAL, PENDIDIKAN,


KESEHATAN, JAMINAN PENGAMAN SOSIAL, PEREMPUAN DAN ANAK
BERKOLABORASI DATA DI LUAR DARI ORGANISASINYA?
Unit integrasi Kesejahteraan anak Makassar ini juga bermaksud secara khusus
untuk menjadi pengolah data dan informasi kesejahteraan anak. Data-data
anak akan dintegrasikan dalam unit ini sebagai rujukan data terbaru soal
situasi dan kebutuhan anak;
Bagaimana cara UNIT layanan ini bisa berinteraksi sistemnya, datanya dengan
dinas pendidikan, kesehatan dan dinas pemberdayaan perempuan dan anak,
Capil, Kemenag, NGO beserta stake holder lain;
Apakah Unit ini mengambil kontinum intervnesi skunder (data skunder) saja?
Bagaimana memediasi antar sector untuk menghilangkan EGO SEKTORAL
Pengalaman layanan-layanan penanganan kasus anak oleh unit layanan dalam
SKPD, lembaga layanan dari NGO, komunitas dll telah memiliki SOP
berdasarkan standar kerja tersendiri. Begitu pula ada layanan-layanan
terpadu pada layanan-layanan Tersier misalnya P2TP2A yang di berada pada
Badan Pemberdayaan Perempuan dan anak.
Semua layanan dan stake holder punya program yang berdampak pada
peningkatan kesejahteraan anak namun system data dan informasi yang masih
menjadi hambatan utama untuk terkonsolidasi secara system atau terintegrasi
secara system.
Salah satu hambatan terbesar kita juga adalah DATA DAN INFORMASI ANAK
yang juga tidak terkonsolidasi dan terintegrasi;
Apa yang terintegrasi, berintegrasi?

Konvensi Hak Anak, prinsip Umum Hak anak Non-diskriminasi, Tumbuh


kembang anak, kepentingan terbaik anak sebagai dasar untuk
menjadikan anak sebagai SUBJEK HUKUM;
Jadi, yang dimaksud TERINTEGRASI dalam SOP ini lebih di khususkan
adalah program, layanan-layanan dan Data laporan program
kesejahteraan anak dan keluarga serta kasus anak.
Siapa yang Terintegrasi?

Bahwa adanya Instansi layanan dan lembaga-lembaga layanan sudah bekerja


di pemenuhan hak anak berbasis isu.
Bahwa parktek-praktek selama ini sudah beberapa kali melaksanakan
networking, kordinasi, kerjasama bahkan kolaborasi. Namun tetap saja masih
bekerja pada layanan tersier dan berdasarkan isu dan sektor.
Layanan-layanan sebagian besar bekerja pada penanangan system peradilan
Sementara dalam pendekatan system perlindungan anak, jika elemen
kesejahteraan anak dan keluarga tidak terpenuhi maka rentan akan masuk
pada system peradilan.
Dengan demikian instansi-intansi layanan, lembaga layanan ini
mengintegrasikan layanan anak dan dukungan keluarga yang mendukung
pemenuhan hak anak
Bagaimana?

Menggunakan pendekatan SISTEM PERLINDUNGAN ANAK;


Menggunakan TEORI INTEGRASI SOSIAL dan INTEGRASI DALAM HUKUM,
Menggunakan Teori reimburse----untuk mendaoatkan data yang telah di
laksanakan;
Menggunakan Teori kompensasi untuk mendapatkan data dan informasi dari
layanana-layanan;
Teori pertanggung jawaban sebagai mekanisme pertanggung jawaban setiap
kerja yang berdampak pada kompensasi, reimburse ataupun .promosi
INTEGRASI DAN TEORI INTEGRASI

INTEGRASI DALAM KAMUS BAHASA INDONESIA ; pembauran sehingga menjadi


satiu kesatuan yang utuh atau bulat;
Integrasi; fusi, konsolidasi, merger peleburan, pembauran, penggabungan,
penyatuan, unifikasi
Mengintegrasikan; menggabungkan, menyatukan, memadukan,
mengumpulkan,
Terintgrasi, terpadu, melekat
STRATEGI

Perlu di dukung mekanisme kerja integrasi, SOP dengan kewenangan,


pengalaman organisasi yang dimiliki masing-masing, dengan demikian
kerjanya tidak lebih pada kordinasi saja namun yang diharapkan pada tahap
bekerja sama dan kolaborasi.
Dengan demikian aturan mengenai system integrasi program, layanan, data
ini perlu dikuatkan dengan aturan berupa SK, Peraturan Walikota (bisa
merujuk pada perda Sistem Perlindungan Anak provinsi Sulawesi selatan).
Data-data tersier (Kasus/system peradilan) ini juga bisa terkonsolidasi dengan
sistem regulasi, yang bahan monitoring dan evaluasi untuk melanjutkan
program-program terkait pemenuhan, promosi Hak anak disetiap SKPD,
instansi layanan dan lembaga-lembaga layanan.
Divisi yang utama

Seksi PUSAT DATA DAN INFORMASI


Seksi ini mempunya tugas;
1. Identifikasi data (---activity---output---kelengkapan)
2. Entri data
3. Verifikasi data
4. Konsultasi
5. Riset dan Analisis data
6. Diskusi kasus/gelar perkara(multi pihak) -----------rekomendasi
7. Keputusan/rujukan/Terminasi
Pengaduan;

Pengaduan bisa melalui dua jalur, yaitu jalur offline dan jalur online
Pengadu bisa dengan cara online yaitu melalui sms, telepon maupun email
pengadu juga bisa dengan mengadu langsung di lembaga kesejahteraan anak
Indonesia Makassar;
Yang di kategorikan pengadu adalah orang-perorang ataupun rujukan/laporan
dan instansi pemerintah termasuk sampai tingkat RT, lembaga non
pemerintah, lembaga lananan anak, pekerja sosial, komunitas pemerhati anak
ataupun ormas dll
Resepsionis

Resepsionis menerima aduan dari pengadu berupa online dan offline


Pengaduan berupa online akan di teruskan pada petugas identifikasi data---
verfikasi data---rekomendasipenelitian---penjangkauan
Pengaduan berupa offline----tatap muka---wawancara---info conesent-----
form yang lengkap akan semakian mendukung penjangkauan dan analisa.
Penjangkauan dan rujukan

Divisi PENJANGKAUAN (Home visit) atau intervensi skunder ini lebih dominan pada
kerja-kerja DINAS SOSIAL
Setiap penjangkauan outputnya adalah LAPORAN SOSIAL ANAK DAN KELUARGA
(perspektif perempuan dan anak), yang di bawa kembali ke pusat data untuk
melakukan analisa sampai kembali melahirkan rekomendasi dan rujukan.
Divisi RUJUKAN untuk layanan sekunder dan tersier-----------merujuk pada lembag-
a lembaga layanan (P2TP2A, dinas pendidikan, kesehatan, layanan rehabilitasi
penyalahgunaaan Obat terlarang, unit layanan Dinas sosial yang tersier dll)
Setiap layanan yang menerima rujukan outpunya adalah LAPORAN KASUS yang di
laporkan kembali pada pusat layanan data untuk dilakukan analisa sampai kembali
melahirkan rekomendasi.
PUSAT DATA MENGGABUNGKAN LAPORAN SOSIAL ANAK DAN KELUARGA DAN
LAPORAN KASUS SEBAGAI LAPORAN YANG TERBARUKAN. Selanjutnya membuat
rekomendasi untuk layanan bagi anak dan kelaurganya.
Penting!!

Sistem keamanan dan kerahasiaan data ---------screening info consent


Bagaimana mekanisme mengkases data?
Data apa saja yang boleh di akses dalam Pusat Data?

Referensi:
Kode etik penelitian anak
Regulasi mengenai data
PENGADUAN

Berdasarkan identifikasi, registrasi


atau rujukan yang berasal dari:
Klien datang sendiri
Rujukan dari masyarakat
Pekerja sosial atau lainnya

RESEPSIONIS
Rujukan
Sekunder/Tersier
IDENTIFIKASI DATA
(sistem peradilan):
Entri data/verfifikasi PPKAI Kab/Kota
Tersier
Riset dan analisis Dinas Pendidikan
Rekomendasi/keputus Dinas Kesehatan
an/rujukan Pencatatan kelahiran (capil)
Unit dalam Dinsos
LKSA
P2TP2A
PENJANGKAUAN
LBH/OBH

LAPORAN KASUS
LAPORAN SOSIAL

Anda mungkin juga menyukai