Ante Partum
Ante Partum
WINA HANDAYANI
CERIA MUCHSIN
AKIP SURUWAKY
NOERLITA JUNIATI
Perdarahan antepartum adalah pervagina pada
kehamilan pada 28 minggu atau lebih
( manuaba, 2002 ).
1) Konservatif
menunda pelahiran mungkin bermanfaat pada
janin masih imatur bila solusio plasenta
hanya berderajat ringan.
1) Aktif
kelahiran janin secara cepat yang hidup hampir
selalu berarti seksio caesaria.
1.) Pengkajian
a.) Usia
b.) Keluhan utama
c.) Riwayat obstetri
d.) Gambaran pemeriksaan fisik pada solutio
placenta dapat terlihat pada tabel 13.3
Tabel 13.3 Pemeriksaan fisik pada Solutio
Placenta
Kondisi Ringan Sedang Berat
Genetalia perdarahan
,wrana kehitaman
Perdarahan ,warna
kehitaman. Perdahan ,warna Ketuban
periksa dalam kehitaman menonjol dan
ketuban normal tegang
,tidak menonjol
,tidak tegang ketuban menonjol mungkin ada
a.) USG : Perdarahan antara
plasenta dan dinding rahim
b.) Hb dan HCT menurun
c.) Test koagulasi : fibrinogen
<150 mg/dl
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan ketegangan uterus dan adanya uterus
couvelaire.
Rencana tindakan :
1.) Berikan suasana lingkungan yang tenang
2.) Kaji nyeri, frekuensi, lokasi dan intensitas
nyeri
3) Berikan teknik relaksasi dan distraksi
4) Kolaborasi dalam pemberian analgesik
Resiko kekurangan volume cairan yang
berhubungan dengan perdarahan
Rencana tindakan :
1. Bedrest, lebih baik miring ke kiri, kalau perlu
tinggukan tungai 3o derajat
2. Kaji perdaraan setiap 30 menit
3. Observasi perdarahan : jumlah, warna, frekuensi
4. Observasi vital sign
5. Ukur TFU
6. Observasi DJJ
7. Observasi kadar Hb dan Hct
8. Monitor faktor pembekuan darah
9. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena,
transfusi darah
Plasenta previa adalah keadaan
dimanaplacenta berimplantasi pada tempat
yang abnormal yaitu segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh
permukaan jalan lahir (ostium uteri internum)
KLASIFIKASI :
1. Tingkat 1 = Plasenta previa letak rendah
2. Tingkat 2 = plasenta previa lateralis
3. Tingkat 3 = Plasenta previa marginalis
4. Tingkat 4 = Plasenta previa totalis
ETIOLOGI
1. Usia ibu
2. Multiparitas
3. Riwayat seksio sesaria
4. Kebiasaan merokok
5. Defek vaskularisasi desidua
GAMBARAN KLINIS
Perdarahan pada plasenta previa adalah
perdarahan tanpa rasa nyeri dan biasanya belum
muncul sampai menjelang akhir trimester kedua.
DIAGNOSIS
1. Perdarahan pada paruh terakhir kehamilan
2. Jarang dapat dipastikan dengan pemeriksaan
klinis, pemeriksaan dalam (VT) hanya boleh
dilakukan diatas meja operasi (double set up)
untuk meraba plasenta, sehingga bila terjadi
perdarahan karena maneuver ini operator sudah
siap dengan tindakan
3. Pemeriksaan (VT) sekarang sudah tergantikan
oleh USG
PELAKSANAAN
Wanita dengan plasenta previa dapat dibagi
sebagai berikut :
1. Mereka yang janinnya preterm tetapi belum
ada indikasi untuk pelahiran
2. Mereka yang janinnnya sudah cukup matur
3. Mereka yang sudah in partu
4. Mereka yang perdaraannya sedemikian parah
sehingga janinnya harus dilahirkan walaupun
masih imatur
Walaupun separuh wanita memiliki kehamilan
mendekati aterm saat perdarahan pertama
kali terjadi, persalinan premature masih
menimbulkan masalah besar bagi sisanya,
karena tidak semua wanita dengan plasenta
previa dan janin premature dapat menjalani
pelaksanakan menunggu
1.) Pengkajian
a.) Anamnesa
b.) Pemeriksaan fisik : Inspeksi, plapasi,
auskultasi, pemeriksaan USG
A.) Resiko kekurangan volume cairan kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan perdarahan
pervagina
Rencana Tindakan :
1. Observasi perdarahan
2. Anjurkan klien untuk tirah baring
3. Berikan posisi yang tepat yaitu kepala lebih rendah
dari pinggang
4. Obsevasi tanda vital dan tanda shock
5. Observasi kontraksi uterus dan keadaan janin
6. Hindari rectal atau vagina toucher
7. Lakukan pemeriksaan Hb
8. Kolaborasi dalam pemberian rehidrasi cairan dan
transfusi
B.) Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan oksigenasi yang tidak adekuat
sekunder terhadap perdarahan
Rencana Tindakan :
1. Observasi keadaan janin dan pantau DJJ
2. Catat jumlah perdarahan yang keluar dan
kontraksi uterus
3. Anjurkan klien untuk tirah baring
4. Kolaborasi dalam pemberian oksigen,
rehidrasi dan transfusi
5. Siapkan klien jika diindikasikan operasi.