GAS
1
WUJUD GAS
GAS DAPAT DITEKAN
GAS MENIMBULKAN TEKANAN PADA KONDISI SEKELILINGNYA
GAS MENGEMBANG DAN MENEMPATI VOLUME YANG TERSEDIA
GAS BERCAMPUR SEMPURNA DENGAN GAS LAIN
GAS DAPAT DIJELASKAN MENGGUNAKAN PARAMETER SUHU DAN TEKANANNYA
2
Beberapa Hukum Gas yang Penting :
1. Hukum Boyle
Pada suhu konstan, untuk sembarang gas dengan massa tertentu, hasil kali volume
V dan tekanan P adalah tetap
Volume (dm3)
CONTOH : Sembarang gas dengan tekanan 1 atm pada 25 C mempunyai volume 5 L. Hitunglah
volumenya bila pada T tetap tekanan dinaikkan sampai 2,5 atm
3
Beberapa Hukum Gas yang Penting :
1. Hukum Boyle
Pada suhu konstan, untuk sembarang gas dengan massa tertentu, hasil kali volume
V dan tekanan P adalah tetap
Tekanan (bar)
Volume (dm3)
CONTOH : Sembarang gas dengan tekanan 1 atm pada 25 C mempunyai volume 5 L. Hitunglah
volumenya bila pada T tetap tekanan dinaikkan sampai 2,5 atm
4
0,10 bar
Semua garis bertemu di satu 0,15 bar
titik yaitu : T = 0K = - 0,20 bar
273,15 C 0,30 bar
0,50 bar
Sembarang gas pada T yang tetap
mempunyai V yang lebih kecil bila P
semakin besar
CONTOH :
5
3. Hukum Gay Lussac
4. Hukum Avogadro
Pada jumlah mol gas = n = 1 mol dan STP (0 C dan 1 atm), V disebut volume molar
pada STP = 22,4 L
6
P = tekanan (atm atau Paskal atau N/m2) T = temperatur (Kelvin, K)
V = volume (Liter atau dm3, atau m3) n = jumlah mol
R = tetapan gas = 0,082 L.atm.K1.mol1
= 8,314 J.K1.mol1
= 1,987 kal.K1.mol1
7
5. Hukum Graham
Laju efusi gas berbanding terbalik dengan akar kerapatan gas tersebut
PAV nA.RT PA nA
= = n. = XA Pi = Xi. PTOTAL .. (X = fraksi mol)
PTV nT.RT PT T
8
Contoh :
Sebuah wadah 10 L berisi 8 g CO2, 6 g O2 dan sejumlah N2, dengan tekanan total 800 mmHg
pada 30 C. Hitunglah : a). Jumlah mol gas dalam wadah. b). Tekanan parsial setiap gas, c).
Massa N2 di wadah
(800/760) (10)
a). nT = (PTV)/RT = = 0,423 mol
(0,082)(303)
10
JENIS STRUKTUR ZAT PADAT
Kristal atom-atom tertata dalam susunan yang teratur dan berulang yang dapat diamati
pada tingkat makroskopik
padatan ionik satuan unit struktur tertata dengan ikatan ion 3 dimensi
Padatan molekuler satuanstruktur saling berhubungan melalui gaya antar molekul
(Vander Waals)
Jaringan kovalen satuan struktur saling berhubungan dalam rantai atau jaringan
ikatan kovalen
Struktur metalik struktur padatan dibangun melalui jaringan ikatan logam
Amorf atom-atom tersusun secara acak, keteraturan dalam struktur padatan tidak
berulang
atom
Kristal Amorf
ELEMEN STRUKTUR KRISTAL
1. Titik kisi (= simpul kisi) titik dalam struktur, yang mempunyai lingkungan yang identik
Titik kisi
Titik kisi
2. Kisi ruang susunan kumpulan titik kisi dalam ruang tiga dimensi .
Titik kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda, yang disebut kisi-kisi
Bravais.
Satuan sel satuan unit tata ulang terkecil dalam struktur kristal, dalam 3 dimensi, yang
menunjukkan simetri struktur
Satuan sel harus saling terikat, tak boleh ada celah yang memisah sesama satuan sel.
Satuan sel harus identik dengan lainnya
Satuan sel harus membangun bentuk simetri struktur.
1 satuan sel
4 satuan sel
3. Heksag onal
18
CACAT KRISTAL
Merupakan ketidaksermpurnaan kristal yang dapat terjadi pada saat pembentukan kristal atau
akibat pengaruh dari luar terhadap kristal yang sudah terbentuk
Cacat titik kekosongan
intersisi (penyisipan)
substitusi
dislokasi ulir
dislokasi sisi
Cacat volum Cacat yang menempati volume dalam kristal berbentuk gelembung gas atau
rongga/retakan. Cacat ini dapat terjadi akibat perlakuan pemanasan atau iradiasi .,
Cacat bidang atau cacat batas butir Cacat akibat perbedaan arah keteraturan atom
dalam membentuk butir-butir kristal
19
STRUKTUR NON-KRISTAL (AMORF)
[1] Struktur yang terbangun dari molekul berbentuk rantai panjang (2 dimensi);
Mobilitas material sangat rendah, sehingga penataan struktur menjadi tatanan yang teratur
tidak dapat berlangsung.
a b c d e f
24
LARUTAN DAN BESARAN KONSENTRASI
DEFINISI :
Larutan adalah campuran homogen antara dua macam atau lebih zat
dengan salah satu zat merupakan zat pelarut (solvent) dan zat yang lain
merupakan zat terlarut (solute)
zat terlarut
larutan
2. Molalitas (satuan : molal, m) Jumlah mol zat terlarut per 1000 gram pelarut
m = (W/MR) (1000/p)
m = molalitas p = berat pelarut (g)
3. Fraksi mol (X) - tak bersatuan Menyatakan perbandingan jumlah mol zat
terlarut yang dimaksud terhadap jumlah mol total (jumlah mol pelarut dan mol
zat terlarut)
XA = jumlah mol zat terlarut A .
Jumlah mol total
4. Persen berat/volum (%, b/v), persen berat/berat (%, b/b) dan persen volum/ volum
(%, v/v) Menyatakan jumlah gram zat terlarut per 100 mL larutan atau jumlah
gram zat terlarut per 100 g larutan atau jumlah volume zat terlarut per 100 mL
larutan.
Diagram P-T untuk suatu larutan dan pelarut murni digambarkan sbb. :
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Ada 4 macam :
a. Turunnya tekanan uap (dibandingkan pelarut murni)
b. Naiknya titik didih (dibandingkan pelarut murni)
c. Turunnya titik beku (dibandingkan pelarut murni)
d. Tekanan osmosa (tekanan osmotik)
a). Turunnya tekanan uap
nP
P = P0 ..... (Hukum Raoult)
nT + nP
P = tekanan uap larutan P0 = tekanan uap pelarut murni
nT = jumlah mol zat terlarut nP = jumlah mol pelarut
nP
P = P0 - P = P0 - P0
nT + nP
nP
= P0 ( 1 )
nT + nP
Td = Kd m
Kd = Konstata kenaikan titik didih molal m = molalitas larutan.
c). Turunnya titik beku larutan.
Dengan cara yang sama akan diperoleh persamaan akhir untuk penurunan titik
beku, Tb sebagai berikut :
Tb = Kb m
Kb = Konstata penurunan titik beku molal m = molalitas larutan.
29
Tabel Harga Kd dan Kb beberapa pelarut
Td = Kd m {1 + (n - 1)}
{1 + (n - 1)} disebut faktor
Tb = Kb m {1 + (n - 1)} Vant Hoff
= C. {1 + (n - 1)}. R. T.
BEBERAPA PEMANFAATAN SIFAT KOLIGATIF
1. Digunakan dalam percobaan untuk menentukan berat
molekul (MR) suatu zat terlarut.
2. Untuk menurunkan titik beku dan menaikkan suhu cairan
radiator (banyak dilakukan di negara atau daerah yang
mengalami musim dingin).
3. Penentuan derajad ionisasi larutan elektrolit.
4. Pembuatan air bersih dengan teknik tekanan osmosa
balik, misalnya air laut ditempatkan dalam wadah berpori
(semi permiabel) dan diberi tekanan yang lebih besar dari
tekan osmosanya, sehingga kemudian air murni dapat
menembus selaput berpori tersebut.
5. Pembuatan larutan isotonis yang banyak digunakan dalam
bidang kedokteran (larutan yang mempunyai tekanan
osmosa sama dengan tekanan osmosa cairan tubuh).
CONTOH-CONTOH SOAL
1. Larutan asam sulfat (H2SO4, MR = 98) dengan kadar 98 %(b/b)
mempunyai masa jenis 1,8 g/mL. Tentukan molaritas, molalitas dan
fraksi mol larutan asam sulfat tersebut.
Jawab :
a. 98 %(b/b) = 98 g H2SO4 per 100 g larutan.
Masa jenis 1,8 100 g larutan = (100/1,8) mL = 55,5 mL larutan.
Molaritas = (98/98) (1000/55,5) 1M = 18 M.
b. 98 % (b/b) dalam 100 g larutan terdapat 2 g air (pelarut)
Molalitas = (W/MR). (1000/p) = (98/98). 500 = 500 m.
c. 98 % (b/b) dalam 100 g larutan terdapat 1 mol H2SO4 dan 2/18
mol air
Fraksi mol X = 1/(1 + 0,11) = 0,9.
2. Sebanyak 85,5 g sukrosa (MR = 342) dilarutkan dalam 540 g air.
Tekanan uap air pada suhu 60C adalah 150 mm Hg. Tentukan tekanan
uap larutan pada suhu 60C.
Jawab :
P = XT. P0 = 0,0083. 150 mm Hg = 1,24 mm Hg
Plar = (150 1,24) mm Hg = 148,76 mm Hg.
3. Titik beku larutan elektrolit kuat H3X 0,1 m adalah 0,558 di bawah 0C.
Bagaimana reaksi penguraian H3X dalam larutan tersebut ?
Jawab :
Kemungkinan reaksi penguraian adalah sebagai berikut :
H3X H+ + H2X jumlah partikel n = 2
H3X 2 H+ + HX2 jumlah partikel n = 3.
H3X 3 H+ + X3 jumlah partikel n = 4.
Tb = Kb m {1 + (n - 1)} 0,558 = 1,86. 0,1. {1 + 1 (n - 1)} n =3
Reaksi penguraian yang benar adalah H3X 2 H+ + HX2
4. Suatu larutan asam lemah bervalensi dua, H2A, dengan konsentrasi 0,4
M adalah isotonis dengan larutan glukosa 0,6 M. Hitung derajad ionisasi
H2A.
Jawab :
Penguraian H2A : H2A 2 H+ + A2- n = 3
glukosa (0,6 M) = 0,6. R. T = 0,4 . {1 + (3 - 1)}. R. T. 0,6 = 0,4 + 0,8
0,8 = 0,2 = 0,25 Derajad ionisasi H2A = 0,25.
BANK SOAL UNTUK LATIHAN
1. Jelaskanlah dua kelemahan utama model atom Rutherford. Dengan model atom apa kelemahan tersebut
diperbaiki, dan bagaimana substansi atau prinsip dasar perbaikan tersebut ?
2. Inti atom Helium mempunyai 2 buah proton ternyata mempunyai massa kira-kira 4 kali inti atom hidrogen yang
hanya mempunyai 1 buah proton. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan ?
3. Unsur A dapat berikatan dengan unsur B membentuk 2 macam senyawa A2B3 dan A3B4. Tunjukkanlah apakah
keadaan tersebut memenuhi hukum perbandingan berganda dari Dalton atau tidak.
4. Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya nitrogen. Mr senyawa itu = 80 (Ar : C = 12 ; H =
1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa itu!
5. Diketahui nomor atom H = 1, O = 8 dan S = 16. Gambarkan struktur Lewis dari molekul H2SO4 dan tunjukkan
dalam struktur tersebut ikatan yang mana merupakan ikatan kovalen koordinat.
6. Jelaskanlah jenis-jenis cacat kristal yang anda kenal.
7. Titik beku larutan elektrolit kuat (mengion sempurna) NaHCO3 0,1 m adalah 0,38 di bawah 0C. Bila Kb air = 1,86
maka tunjukkan bagaimana reaksi penguraian NaHCO3 dalam larutan tersebut , apakah NaHCO3 Na+ + H+
+ CO32 atau NaHCO3 Na+ + HCO3 ?
8. Suatu larutan asam lemah bervalensi dua, H2A, dengan konsentrasi 0,4 M adalah isotonis (mempunyai tekanan
osmosis sama) dengan larutan glukosa 0,6 M. Berapa derajad ionisasi H2A ?
9. Sebuah wadah bervolume 5 L berisi 4 g CO2, 0,8 g O2 dan sejumlah He, dengan tekanan total 0,88 atm pada
30C. Ar C = 12, O = 16, He = 4. Bila semua gas dianggap gas ideal, hitunglah
a). Konsentrasi masing-masing gas dalam wadah.
b). Tekanan parsial masing-masing gas.
10. Sebutkan paling sedikit 3 macam bentuk satuan sel kristal berikut ciri-ciri yang berkaitan dengan 3 sisi (a, b dan c)
serta 3 sudut kisi Kristal (, dan ).
11. Sebanyak 10 gram hidrat besi (II) sulfat dipanaskan sehingga semua kristalnya menguap. Massa zat padat yang
tersisa adalah 5,47 gram. Bagaimana rumus hidrat ini? (Ar H=1, O=16, S=32, Fe=56)
12. 1.Sebanyak 10 gram tembaga direaksikan dengan 20 gram belerang dengan reaksi:
Cu(s) + S(s) CuS(s). ( Ar Cu =64, S = 32)
a. Berapakah gram CuS terbentuk?
c. Manakah zat yang sisa dan berapakah massa zat yang tersisa tersebut?