Anda di halaman 1dari 35

PERTEMUAN KETIGA

GAS

a). Gas ideal dan Hukum-hukum Gas


b). Zat Padat, kristal dan amorf
c). Zat Cair / Larutan

1
WUJUD GAS
GAS DAPAT DITEKAN
GAS MENIMBULKAN TEKANAN PADA KONDISI SEKELILINGNYA
GAS MENGEMBANG DAN MENEMPATI VOLUME YANG TERSEDIA
GAS BERCAMPUR SEMPURNA DENGAN GAS LAIN
GAS DAPAT DIJELASKAN MENGGUNAKAN PARAMETER SUHU DAN TEKANANNYA

Beberapa satuan tekanan gas :


Satuan Notasi Besaran nilai
Pascal Pa 1 Pa = 1 N.m 2 = 1 kg.m 1.det 2

Bar bar 1 bar = 105 Pa


Atmosphere atm 1 atm = 101325 Pa
Torr Torr 1 Torr = 133,32 Pa
mmHg mmHg 1 mmHg = 1 Torr
Pound per square inch psi psi = 6,894757 kPa

GAS IDEAL (= GAS SEMPURNA)


1. Molekul-molekul bergerak secara terus menerus dengan arah gerakan yang acak (Gerak Brown)
2. Kecepatan gerak partikel semakin tinggi pada temperatur yang semakin tinggi
3. Molekul-molekulnya tidak dipengaruhi oleh gaya inter molekuler (gaya antar molekul).
4. Ukuran molekul gas diabaikan terhadap volume atau ukuran wadah.
5. Persamaan gas ideal P. V = n. R.T.

2
Beberapa Hukum Gas yang Penting :
1. Hukum Boyle
Pada suhu konstan, untuk sembarang gas dengan massa tertentu, hasil kali volume
V dan tekanan P adalah tetap

Sejumlah V yang sama sembarang gas mempunyai P yang lebih


Tekanan (bar)

tinggi pada T yang lebih tinggi

Volume (dm3)

CONTOH : Sembarang gas dengan tekanan 1 atm pada 25 C mempunyai volume 5 L. Hitunglah
volumenya bila pada T tetap tekanan dinaikkan sampai 2,5 atm

3
Beberapa Hukum Gas yang Penting :

1. Hukum Boyle
Pada suhu konstan, untuk sembarang gas dengan massa tertentu, hasil kali volume
V dan tekanan P adalah tetap
Tekanan (bar)

Sejumlah V yang sama sembarang gas mempunyai P yang lebih


tinggi pada T yang lebih tinggi

Volume (dm3)

CONTOH : Sembarang gas dengan tekanan 1 atm pada 25 C mempunyai volume 5 L. Hitunglah
volumenya bila pada T tetap tekanan dinaikkan sampai 2,5 atm

4
0,10 bar
Semua garis bertemu di satu 0,15 bar
titik yaitu : T = 0K = - 0,20 bar
273,15 C 0,30 bar
0,50 bar
Sembarang gas pada T yang tetap
mempunyai V yang lebih kecil bila P
semakin besar

CONTOH :

5
3. Hukum Gay Lussac

Masing-masing garis volume tetap disebut garis


isokhor, Garis-garis ini bertemu di titik (P,T) = (0,0),
yaitu keadaan dimana tidak terjadi pergerakan
molekul
V makin kecil
Ekstrapolasi

4. Hukum Avogadro

Pada jumlah mol gas = n = 1 mol dan STP (0 C dan 1 atm), V disebut volume molar
pada STP = 22,4 L
6
P = tekanan (atm atau Paskal atau N/m2) T = temperatur (Kelvin, K)
V = volume (Liter atau dm3, atau m3) n = jumlah mol
R = tetapan gas = 0,082 L.atm.K1.mol1
= 8,314 J.K1.mol1
= 1,987 kal.K1.mol1

Hubungan antara Tekanan dan kerapatan gas

7
5. Hukum Graham
Laju efusi gas berbanding terbalik dengan akar kerapatan gas tersebut

1 Laju efusi (A) dB MB


r = =
d Laju efusi (B) dA MA

Waktu efusi (A) dA MA


Atau = =
Waktu efusi (B) dB MB

6. Hukum Dalton (Tekanan parsial gas)


Tekanan masing-masing gas dalam campuiran disebut tekanan parsial
Tekanan parsial suatu gas tidak bergantung pada tekanan gas lainnya
Tekanan parsial adalah aditif dan secara matematik memenuhi :
n PT = tekanan total campuran
PT = Pi = P1 + P2 + P1 = tekanan parsial gas-1
P2 = tekanan parsial gas-2
i=1
Gas A PAVA = nARTA Campuran VA = VB = V TA = TB = T
nT = nA + nB PA V = nART PB V = nBRT
Gas B P V = n RT PT = PA + PB (P + P ) V = (n + n ) RT P V = n .RT
B B B B A B A B T T

PAV nA.RT PA nA
= = n. = XA Pi = Xi. PTOTAL .. (X = fraksi mol)
PTV nT.RT PT T

8
Contoh :
Sebuah wadah 10 L berisi 8 g CO2, 6 g O2 dan sejumlah N2, dengan tekanan total 800 mmHg
pada 30 C. Hitunglah : a). Jumlah mol gas dalam wadah. b). Tekanan parsial setiap gas, c).
Massa N2 di wadah

(800/760) (10)
a). nT = (PTV)/RT = = 0,423 mol
(0,082)(303)

(8/44) . 800 = 344 mmHg


b). PCO2 = XCO2PT =
0,423
(6/32) . 800 = 355 mmHg
PO2 = XO2PT =
0,423

PN2 = 800 PCO2 PO2 = 800 344 355 = 101 mmHg

c). XN2 = PN2/PT = 101/800 = 0,126


nN2 = XN2.nT = 0,126. 0,423 = 0,053 mol
mN2 = 0,053 . 28 g = 1,484 g
9
BAB VI
ZAT PADAT

a). Elemen struktur Kristal, satuan sel dan kisi Bravais


b). Cacat Kristal dan struktur padatan amorf
c). Prinsip dasar karakterisasi dan analisis zat padat

10
JENIS STRUKTUR ZAT PADAT
Kristal atom-atom tertata dalam susunan yang teratur dan berulang yang dapat diamati
pada tingkat makroskopik
padatan ionik satuan unit struktur tertata dengan ikatan ion 3 dimensi
Padatan molekuler satuanstruktur saling berhubungan melalui gaya antar molekul
(Vander Waals)
Jaringan kovalen satuan struktur saling berhubungan dalam rantai atau jaringan
ikatan kovalen
Struktur metalik struktur padatan dibangun melalui jaringan ikatan logam
Amorf atom-atom tersusun secara acak, keteraturan dalam struktur padatan tidak
berulang

atom

Kristal Amorf
ELEMEN STRUKTUR KRISTAL
1. Titik kisi (= simpul kisi) titik dalam struktur, yang mempunyai lingkungan yang identik

Contoh : titik kisi pada struktur 2 dimensi kristal NaCl

Titik kisi

Titik kisi

2. Kisi ruang susunan kumpulan titik kisi dalam ruang tiga dimensi .
Titik kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda, yang disebut kisi-kisi
Bravais.

Satuan sel satuan unit tata ulang terkecil dalam struktur kristal, dalam 3 dimensi, yang
menunjukkan simetri struktur
Satuan sel harus saling terikat, tak boleh ada celah yang memisah sesama satuan sel.
Satuan sel harus identik dengan lainnya
Satuan sel harus membangun bentuk simetri struktur.
1 satuan sel
4 satuan sel

4 satuan sel bukan satuan


sel, karena saling
terpisah

Satuan sel merupakan kotak dengan 3 sisi (a, b, c) dan 3 sudut ( , , )

(= sudut antara b dan c, = sudut antara a dan c, = sudut antara a dan b)


13
Ada 7 macam bentuk satuan sel (dicirikan dengan 3 sisi dan 3
sudut yang membangun satuan sel)
Kubus a=b=c = = = 90
(3 macam kisi Bravais)
Tetragonal a=bc = = = 90
(2 macam kisi Bravais)
Ortorombik abc == = 90
(4 macam kisi Bravais)
Monoklinik abc = = 90, 90
(2 macam kisi Bravais)
Triklinik a b c 90
(1 macam kisi Bravais)
Hexagonal a=bc = = 90, =120
(1 macam kisi Bravais)
Trigonal a=b=c = = 90
(Rhombohedral)
(1 macam kisi Bravais)
Trigonal

Kisi Bravais (Kisi ruang) dalam struktur kristal


16
Sistem Kristal yang banyak dijumpai
Dari 14 jenis kisi ruang yang sudah dikenal ternyata hanya ada 3
macam saja yang sering dijumpai pada kristal logam yang banyak
digunakan, yaitu :

1. Kubus berpusat Muka (KPM) atau


Face Centered Cubic (FCC)

2. Kubus bepusat Ruang (KPR) atau


Body Centered Cubic (BCC)

3. Heksag onal
18
CACAT KRISTAL
Merupakan ketidaksermpurnaan kristal yang dapat terjadi pada saat pembentukan kristal atau
akibat pengaruh dari luar terhadap kristal yang sudah terbentuk
Cacat titik kekosongan
intersisi (penyisipan)
substitusi

kekosongan Intersisi sejenis Intersisi pengotor substitusi pengotor

Cacat garis akibat diskontinuitas struktural sepanjang lintasan kristal (dislokasi)

dislokasi ulir

dislokasi sisi

Cacat volum Cacat yang menempati volume dalam kristal berbentuk gelembung gas atau
rongga/retakan. Cacat ini dapat terjadi akibat perlakuan pemanasan atau iradiasi .,

Cacat bidang atau cacat batas butir Cacat akibat perbedaan arah keteraturan atom
dalam membentuk butir-butir kristal
19
STRUKTUR NON-KRISTAL (AMORF)
[1] Struktur yang terbangun dari molekul berbentuk rantai panjang (2 dimensi);
Mobilitas material sangat rendah, sehingga penataan struktur menjadi tatanan yang teratur
tidak dapat berlangsung.

a b c d e f

a- satuan struktur berikatan secara acak


b- susunan satuan berselang-seling teratur
c- satuan membentuk kelompok dan tersusun secara blok-blok
d- rantai polimer yang pendek menjadi cabang dari rantai lain yang panjang
e- beberapa rantai membentuk cross-link oleh segmen yang lebih kecil dibeberapa posisi
f- cross-link oleh segmen/molekul lain/asing
[2] Struktur yang terbangun dari jaringan tiga dimensi;
Material non-kristal dengan susunan berbentuk jaringan tiga dimensi banyak
ditemui pada polimer oksida yang membentuk politetrahedral melaui interaksi
kovalen pada titik sudutnya, bukan pada sisi-sisinya,atau pada muka bidangnya,
sehinggat tidak terbangun struktur yang rapat seperti pada kristal..

Penambahan oksida alkali dapat memutus rantai politetrahedra karena atom


oksigen dari oksida ini menyelip pada titik dimana dua tetrahedra terhubung dan
memutus hubungan tersebut .Hal ini dapat menurunkan turunnya viskositas,
sehingga material amorf 3 dimensi dapat lebih mudah diubah bentuknya.
Karakterisasi Material Zat Padat
Menentukan sifat fisika dan kimia (fisiko-kimia)
Mangetahui jenis zat (atom, molekul, senyawa)
Mengetahui struktur (Kristal, non kristal, ikatan)
Mengetahui kemurnian, cacat kristal
Mofologi Permukaan, parameter kisi kristal
Sifat Termal
Sifat listrik
dan lain-lain Diagram Interaksi
BERBAGAI TEKNIK ANALISIS ZAT PADAT
Teknik Spektroskopi IR, NMR, ESR, XRF
Teknik Difraksi difraksi sinar-X, difraksi neutron, difraksi elektron
Teknik Mikroskopi Mikroskopi optik, SEM (Scanning Electron
Microscope), SEM-EDAX (Energy Dispersive Analysis X-ray)
Analisis Termal Termogravimetri
BAB VII
LARUTAN (I)

a). Jenis larutan dan besaran konsentrasi larutan


b). Diagram P-T dan sifat koligatif larutan
c). Beberapa pemanfaatan sifat koligatif

24
LARUTAN DAN BESARAN KONSENTRASI

DEFINISI :
Larutan adalah campuran homogen antara dua macam atau lebih zat
dengan salah satu zat merupakan zat pelarut (solvent) dan zat yang lain
merupakan zat terlarut (solute)
zat terlarut
larutan

pelarut zat terlarut dilarutkan dalam pelarut


Konsentrasi adalah besaran yang menyatakan jumlah zat terlarut
di dalam sejumlah tertentu larutan atau di dalam sejumlah
tertentu pelarut.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya tergantung
pada jumlah zat terlarut dan tidak tergantung pada jenis zat
terlarut.
BEBERAPA MACAM BESARAN KONSENTRASI.
1. Molaritas (satuan : Molar, M) Jumlah mol zat terlarut per liter larutan
M = n/V = (W/MR) / V
M = Molaritas = mol/L n = jumlah mol zat terlarut V = volume larutan (liter) W
= berat zat terlarut (g) MR = berat molekul zat terlarut (gram/mol)

2. Molalitas (satuan : molal, m) Jumlah mol zat terlarut per 1000 gram pelarut
m = (W/MR) (1000/p)
m = molalitas p = berat pelarut (g)

3. Fraksi mol (X) - tak bersatuan Menyatakan perbandingan jumlah mol zat
terlarut yang dimaksud terhadap jumlah mol total (jumlah mol pelarut dan mol
zat terlarut)
XA = jumlah mol zat terlarut A .
Jumlah mol total
4. Persen berat/volum (%, b/v), persen berat/berat (%, b/b) dan persen volum/ volum
(%, v/v) Menyatakan jumlah gram zat terlarut per 100 mL larutan atau jumlah
gram zat terlarut per 100 g larutan atau jumlah volume zat terlarut per 100 mL
larutan.
Diagram P-T untuk suatu larutan dan pelarut murni digambarkan sbb. :
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Ada 4 macam :
a. Turunnya tekanan uap (dibandingkan pelarut murni)
b. Naiknya titik didih (dibandingkan pelarut murni)
c. Turunnya titik beku (dibandingkan pelarut murni)
d. Tekanan osmosa (tekanan osmotik)
a). Turunnya tekanan uap
nP
P = P0 ..... (Hukum Raoult)
nT + nP
P = tekanan uap larutan P0 = tekanan uap pelarut murni
nT = jumlah mol zat terlarut nP = jumlah mol pelarut
nP
P = P0 - P = P0 - P0
nT + nP
nP
= P0 ( 1 )
nT + nP

P = (P0 - P) > 0 Tekanan uap larutan selalu lebih rendah dari


tekanan uap pelarut murninya.
P = P0 XT
Turunnya tekanan uap larutan bergantung pada fraksi mol zat terlarut.
b). Naiknya titik didih larutan
Naiknya titik didih Td) juga bergantung pada fraksi mol zat terlarut

Untuk larutan yang encer maka nT <<< nP,

Td = Kd m
Kd = Konstata kenaikan titik didih molal m = molalitas larutan.
c). Turunnya titik beku larutan.
Dengan cara yang sama akan diperoleh persamaan akhir untuk penurunan titik
beku, Tb sebagai berikut :
Tb = Kb m
Kb = Konstata penurunan titik beku molal m = molalitas larutan.
29
Tabel Harga Kd dan Kb beberapa pelarut

d). Tekanan Osmosa.


Tekanan osmosa adalah tekanan dari dalam larutan yang besarnya sama dengan
tekanan yang diperlukan untuk mengimbangi peristiwa osmosa (perembesan
melalui selaput semi permiabel) sedemikian sehingga peristiwa osmosa tersebut
tidak terjadi.

Persamaan Boyle-Vant Hoff (untuk larutan


encer)

= (n/V) R.T. = C. R.T.


Memenuhi persamaan Gas ideal
P.V = n. R.T
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT
Zat elektrolit zat yang dalam larutan mengurai menjadi ion-ionnya. Jumlah
penguraian dinyatakan dengan derajad ionisasi (disosiasi),

Penguraian zat terlarut ini menyebabkan partikel/zat dalam larutan bertambah


banyak.
Misalkan larutan AaBb dengan konsentrasi m terurai dengan derajad
ionisasi , maka
AaBb a Ab+ + b Ba-

Pada saat kesetimbangan :
m .m a. .m b. .m
Jumlah partikel zat terlarut menjadi : m {1 + ([a + b] 1)}

Td = Kd m {1 + (n - 1)}
{1 + (n - 1)} disebut faktor
Tb = Kb m {1 + (n - 1)} Vant Hoff
= C. {1 + (n - 1)}. R. T.
BEBERAPA PEMANFAATAN SIFAT KOLIGATIF
1. Digunakan dalam percobaan untuk menentukan berat
molekul (MR) suatu zat terlarut.
2. Untuk menurunkan titik beku dan menaikkan suhu cairan
radiator (banyak dilakukan di negara atau daerah yang
mengalami musim dingin).
3. Penentuan derajad ionisasi larutan elektrolit.
4. Pembuatan air bersih dengan teknik tekanan osmosa
balik, misalnya air laut ditempatkan dalam wadah berpori
(semi permiabel) dan diberi tekanan yang lebih besar dari
tekan osmosanya, sehingga kemudian air murni dapat
menembus selaput berpori tersebut.
5. Pembuatan larutan isotonis yang banyak digunakan dalam
bidang kedokteran (larutan yang mempunyai tekanan
osmosa sama dengan tekanan osmosa cairan tubuh).
CONTOH-CONTOH SOAL
1. Larutan asam sulfat (H2SO4, MR = 98) dengan kadar 98 %(b/b)
mempunyai masa jenis 1,8 g/mL. Tentukan molaritas, molalitas dan
fraksi mol larutan asam sulfat tersebut.
Jawab :
a. 98 %(b/b) = 98 g H2SO4 per 100 g larutan.
Masa jenis 1,8 100 g larutan = (100/1,8) mL = 55,5 mL larutan.
Molaritas = (98/98) (1000/55,5) 1M = 18 M.
b. 98 % (b/b) dalam 100 g larutan terdapat 2 g air (pelarut)
Molalitas = (W/MR). (1000/p) = (98/98). 500 = 500 m.
c. 98 % (b/b) dalam 100 g larutan terdapat 1 mol H2SO4 dan 2/18
mol air
Fraksi mol X = 1/(1 + 0,11) = 0,9.
2. Sebanyak 85,5 g sukrosa (MR = 342) dilarutkan dalam 540 g air.
Tekanan uap air pada suhu 60C adalah 150 mm Hg. Tentukan tekanan
uap larutan pada suhu 60C.
Jawab :
P = XT. P0 = 0,0083. 150 mm Hg = 1,24 mm Hg
Plar = (150 1,24) mm Hg = 148,76 mm Hg.
3. Titik beku larutan elektrolit kuat H3X 0,1 m adalah 0,558 di bawah 0C.
Bagaimana reaksi penguraian H3X dalam larutan tersebut ?
Jawab :
Kemungkinan reaksi penguraian adalah sebagai berikut :
H3X H+ + H2X jumlah partikel n = 2
H3X 2 H+ + HX2 jumlah partikel n = 3.
H3X 3 H+ + X3 jumlah partikel n = 4.
Tb = Kb m {1 + (n - 1)} 0,558 = 1,86. 0,1. {1 + 1 (n - 1)} n =3
Reaksi penguraian yang benar adalah H3X 2 H+ + HX2

4. Suatu larutan asam lemah bervalensi dua, H2A, dengan konsentrasi 0,4
M adalah isotonis dengan larutan glukosa 0,6 M. Hitung derajad ionisasi
H2A.
Jawab :
Penguraian H2A : H2A 2 H+ + A2- n = 3
glukosa (0,6 M) = 0,6. R. T = 0,4 . {1 + (3 - 1)}. R. T. 0,6 = 0,4 + 0,8
0,8 = 0,2 = 0,25 Derajad ionisasi H2A = 0,25.
BANK SOAL UNTUK LATIHAN
1. Jelaskanlah dua kelemahan utama model atom Rutherford. Dengan model atom apa kelemahan tersebut
diperbaiki, dan bagaimana substansi atau prinsip dasar perbaikan tersebut ?
2. Inti atom Helium mempunyai 2 buah proton ternyata mempunyai massa kira-kira 4 kali inti atom hidrogen yang
hanya mempunyai 1 buah proton. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan ?
3. Unsur A dapat berikatan dengan unsur B membentuk 2 macam senyawa A2B3 dan A3B4. Tunjukkanlah apakah
keadaan tersebut memenuhi hukum perbandingan berganda dari Dalton atau tidak.
4. Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya nitrogen. Mr senyawa itu = 80 (Ar : C = 12 ; H =
1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa itu!
5. Diketahui nomor atom H = 1, O = 8 dan S = 16. Gambarkan struktur Lewis dari molekul H2SO4 dan tunjukkan
dalam struktur tersebut ikatan yang mana merupakan ikatan kovalen koordinat.
6. Jelaskanlah jenis-jenis cacat kristal yang anda kenal.
7. Titik beku larutan elektrolit kuat (mengion sempurna) NaHCO3 0,1 m adalah 0,38 di bawah 0C. Bila Kb air = 1,86
maka tunjukkan bagaimana reaksi penguraian NaHCO3 dalam larutan tersebut , apakah NaHCO3 Na+ + H+
+ CO32 atau NaHCO3 Na+ + HCO3 ?
8. Suatu larutan asam lemah bervalensi dua, H2A, dengan konsentrasi 0,4 M adalah isotonis (mempunyai tekanan
osmosis sama) dengan larutan glukosa 0,6 M. Berapa derajad ionisasi H2A ?
9. Sebuah wadah bervolume 5 L berisi 4 g CO2, 0,8 g O2 dan sejumlah He, dengan tekanan total 0,88 atm pada
30C. Ar C = 12, O = 16, He = 4. Bila semua gas dianggap gas ideal, hitunglah
a). Konsentrasi masing-masing gas dalam wadah.
b). Tekanan parsial masing-masing gas.
10. Sebutkan paling sedikit 3 macam bentuk satuan sel kristal berikut ciri-ciri yang berkaitan dengan 3 sisi (a, b dan c)
serta 3 sudut kisi Kristal (, dan ).
11. Sebanyak 10 gram hidrat besi (II) sulfat dipanaskan sehingga semua kristalnya menguap. Massa zat padat yang
tersisa adalah 5,47 gram. Bagaimana rumus hidrat ini? (Ar H=1, O=16, S=32, Fe=56)
12. 1.Sebanyak 10 gram tembaga direaksikan dengan 20 gram belerang dengan reaksi:
Cu(s) + S(s) CuS(s). ( Ar Cu =64, S = 32)
a. Berapakah gram CuS terbentuk?
c. Manakah zat yang sisa dan berapakah massa zat yang tersisa tersebut?

Anda mungkin juga menyukai