M.Azhari
Introduction
Physiology is the study of the functions of the body, or how the body
works
-Tissue level
-Organ level
-Organism level
HOMEOSTASIS
homo & statis
keadaan yang konstan dari cairan ekstra selular yang dipertahankan oleh
proses Fisiologis yang kompleks dan terpadu, agar sel dapat berfungsi dengan
optimal . (Cannon W B)
Control system
&
2. Motor (efferent ) L. ad, ex, away from or motor : membawa informasi dari
susunan syaraf pusat ke otot rangka.
Stimulasi pada SI, titik demi titik pada SI, sensasi di proyeksikan ke
permukaan tubuh yg sesuai ( lokalisasi yg jelas ).
Sensasi kebas kebas , perasaan dicucuk. Dengan elektroda perangsang
yg lebih halus bisa diperoleh sensasi murni dari sentuhan , panas dingin
dan sakit , sensasi pergerakan.
Propriosepsi:
informasi propriosepsi ditransmisikan dari spinal cord:
a. menuju thalamus melalui lemniscus medialis.
Dari thalamus ke cerebral cortex ( area 1,2 dan 3 = S I).
Dan dari S I proyeksi ke S II dan area 5-7.
b. Menuju thalamus melalui sistem anterolateral ke S I, dst.
informasi a dan b mencapai kesadaran.
c. Menuju cerebellum melalui tractus spino cerebellaris an-
terior dan posterior informasi ini tdk mencapai kesadaran.
Reseptor :- Pacinian corpuscles, ujung ujung syaraf, golgi
tendon organ didalam dan sekitar persendian.
- reseptor sentuh dikulit.
- spindel otot ( muscle spindle ).
Informasi ini diproses di cerebral cortex memberikan gambaran
lengkap dari posisi tubuh diruangan ( body image ).
sensasi suhu.
reseptor suhu panas: ujung serabut syaraf gol. C. respons
pd suhu 30 0 45 0 C.
reseptor suhu dingin: ujung serabut syaraf A delta &
serabut syaraf gol.C. respons
pd suhu 10 0 38 0 C.
lintasan syaraf untuk informasi suhu: tractus spinotha-
lamikus ke gyrus postcentralis.
Area area motorik di cerebral cortex :
Bagian bagian tubuh sebelah kiri digerakan oleh area 4 sebelah kanan kecuali
daerah muka yg representasinya bilateral. Pergerakan halus / pelik ( jari tangan,
mimik, vokalisasi dll ) representasinya di area 4 luas.
gang benda diantara 2 ( dua ) jari jari tangan ( hilang kontrol otot - otot
distal ).
Lesi tractus corticospinalis anterior : gangguan keseimbangan,
berjalan, memanjat.
Sistem koordinasi pergerakan ( oleh cerebellum ).
Jika lintasan tadi diputus (transeksi) maka pusat eksitasi lebih aktif peninggian
tonus otot-otot ekstensor rigid (lihat pusat integrasi refleks postur)
PENGATURAN SIKAP TUBUH DAN PERGERAKAN
( Control of posture and movement ).
Kegiatan / aktifitas neuron neuron motorik spinal di cornu anterior dan
neuron neuron motorik di nukleus nukleus syaraf otak (cranial nerve)
III, IV, V, VI, VII, IX, X, XI, dan XII dipengaruhi oleh aktifitas centra
yg lebih tinggi yg berada di cerebral cortex, cerebellum, mesencephalon,
medulla oblongata dan spinal cord. Aktifitas ini yg mempengaruhi
( tonus / kontraksi ) otot skelet dan seterusnya menentukan sikap tubuh
dan pergerakan.
Pengaruh ini :
a.Sebagian langsung pd neuron motorik.
b.Sebagian lagi melalui interneuron.
c.Sebagian melalui sistem efferen gamma.
Masukan masukan pd neuron motorik menyelenggarakan 3 fungsi utama
b. Pelaksana pergerakan
perintah dikirim oleh premotor / motor cortex serentak ke neuron motorik
spinal / homolog dan spinocerebellum untuk menggerakan otot skelet .
Dijumpai hubungan dua arah antara spinocerebellum dan pergerakan serta
antara premotor / motor cortex dan pergerakan.
Pergerakan yg terjadi memberikan perobahan masukan sensorik dari
otot, tendon, persendian dan kulit dikirim ke premotor / motor cortex
dan spinocerebellum.
Spinocerebellum proyeksi ke batang otak dan dari batang otak mem-
Pengaruhi pergerakan ( postur dan koordinasi pergerakan ).
Proyeksi kebatang otak ke neuron motorik spinal melalui :
- Tractus rubro spinalis
- Tractus reticulo spinalis
- Tractus tecto spinalis
- Tractus vestibulo spinalis.
Encephalisasi :
Peran cerebral cortex relatif besar pada berbagai fungsi SSP.
Misal pada manusia , untuk memperoleh gambaran yg lebih jelas tentang
fungsi motorik SSP manusia lebih berguna dilakukan :
-Observasi pathologis / klinis
-percobaan laboratorium dari primata, diutamakan pengaturan 0tot-otot
Distal: - otot otot badan ( trunk )
- otot otot bagian proximal dari anggota gerak.
Otot otot ini terutama berfungsi untuk postur / penyesuaian postur.
Otot otot distal terdiri dari : otot otot bagian distal dari anggota gerak.
Bagian bagian tubuh sebelah kiri digerakan oleh area 4 sebelah kanan
kecuali daerah muka yg representasinya bilateral. Pergerakan halus / pelik
( jari tangan, mimik, vokalisasi dll ) representasinya di area 4yang luas.
Integrasi motorik terjadi pd berbagai tingkatan ( level ) spt dapat dilihat pada
tabel . berikut.
Integrasi spinal.
Transeksi as neural ( neural axis ) pada spinal cord ( medulla spinalis )
spinal shock :
- Semua reflex spinal hilang.
- Potensial membran istirahat dari neuron motorik spinal naik 2 6 mv.
- Berhenti impuls impuls excitasi dari centra yg lebih tinggi.
- Durasi shock spinal : kodok 2 6 menit.
kucing 1 2 jam.
monyet beberapa hari.
manusia 2 mgg s / d 3 bln.
Pusat integrasi reflex reflex postur
Colliculum superior dan inferior yang menyebabkan 2 (dua) dari 3 (tiga) daerah
inhibisi reflex regang hilang.
Akibatnya aktifitas reflex regang berlebihan dan menyebabkan rigiditas.
Di CNS terdapat pusat inhibisi (ekstrapiramidalis) dan pusat eksitasi dibagian dorsal
medula oblongata sedangkan bagian ventral bersifat inhibisi. Keberadaan kedua pusat
ini untuk mempengaruhi gerakan motorik (tonus otot).
Jika lintasan tadi diputus (transeksi) maka pusat eksitasi lebih aktif peninggian
tonus otot-otot ekstensor rigidity (lihat pusat integrasi refleks postur)
Decerebrasi menyebabkan masih tertinggal mekanisme mekanisme
reflex postur statis yg tonik untuk menopang kucing melawan gravitasi
( keempat extremitas extensi ). Selain reflex postur yang menimbulkan
Postur berdiri yg normal yg diatur oleh medulla / pons dijumpai 2 reflex- reflex
lainnya yg diatur oleh medulla / pons :
a. Reflex reflex labyrinthin tonik ( tonic labyrinthin reflexes ).
pada binatang yg mengalami rigiditas decerebasi ( decerebrate animal)
pola rigiditas pd anggota gerak bervariasi dgn posisi binatang tersebut.
Tidak dijumpai respons memperbaiki posisi tubuh ( righting reflexes ).
Perobahan rigiditas pd reflex reflex tonic labyrinthin distimulasi oleh
gravitas pd ogan organ otolith dan pengaruhnya disalurkan melalui
Tractus vestibulospinalis.
b. Reflex-reflex leher tonic ( tonic neck reflexes ).
jika kucing mengalami decerebrasi, kepalanya digerakkan kesamping
maka anggota gerak mengalami extensi dipihak kepala.
jika kepala digerakkan keatas maka tungkai belakang flexi dan jika
kepala digerakkan kebawah kaki depan flexi. Respon ini distimula
si oleh receptor proprioceptor di bagian atas leher.
2.3.Integrasi postur dimesencephalon ( mid brain animal ).
transeksi poros syaraf ( neural axis ) pada batas atas mesence-
phalon ( mid brain animal ) pd kucing, rigiditas extensor, kucing
dapat berdiri, berjalan, ekor tegak dan memperbaiki posisi tubuh.
Reflex reflex memperbaiki posisi tubuh ( righting reflexes ), gunanya
untuk mempertahankan posisi normal, berdiri dan kepala keatas /
kedepan.
2.4. Integrasi postur di cerebral cortex .
pada binatang yg mengalami decortikasi ( removal of cerebral cor-
tex ) thalamus / hypothalamus, ganglia basalis, batang otak, ce-
rebellum dan spinal cord intact ( utuh ) rigiditas dekortikasi sebab
area cerebral cortex yg melakukan inhibisi pada letupan gamma
efferen hilang . Hal ini menyebabkan fasilitasi reflex reflex regang
yg akan menimbulkan rigiditas otot otot skelet.
reflex reflex postur yg pusat integrasinya di cerebral cortex terdiri
dari :- optical righting reflex.
- placing reaction.
- hopping reaction.
rigiditas dekortikasi ditunjukkan gbr berikut.
gbr rigiditas dekortikasi
3. Ganglia basalis ( the basal ganglia ).
thalamus
Hubungan syaraf ini adalah satu lingkaran tertutup.
b.Hubungan antar bagian ganglia basalis:
- Hubungan timbal balik striatum substantia nigra.
Striatum
gabaergic dopaminergic
Substantia nigra
- Hubungan Striatum dan Globus pallidus.
- Hubungan globus pallidus dan nukleus subthalamikus, hubungan
nukleus subthalamikus dan globus pallidus.
c. Hubungan globus pallidus dan thalamus dan thalamus ke cerebral
cortex.
3.2. penyakit penyakit pd manusia yg disebabkan kerusakan ganglia
basalis.
lesi ganglia basalis dyskinesia.
dyskinesia tdd : - hypokinetik.
- hyperkinetik.
hyperkinetik tdd : - chorea dan penyakit huntington.
- athetosis.
- Ballism / hemiballism.
Hypokinetik + hyperkinetik
Paralysis agitans ( Parkinsons disease ):
- Akinesis / bradykinesis.
- Rigiditas / tremor ( resting tremor ).
- Wajah tanpa ekspresi.
3.3.Fungsi ganglia basalis.
a. lesi ganglia basalis menimbulkan penyakit ( paling nyata pada
daerah subtansia nigra ).
b. studi laboratorium : sebelum suatu pergerakan terjadi letupan
( discharges ) ganglia basalis.
Fungsi ganglia basalis perencanaan / program pergerakan.
REFLEKS (REFLEX)
Contoh : refleks regang ( stretch reflex ) lengkung refleks ter diri dari :
Motorik : gamma afferent system dan beta afferent neuron struktur dan
innervasi muscle spindle dapat dilihat pada Gbr. berikut.
Gbr. Muscle spindle.
Gambaran anatomy dan histologi spindle otot
Aktifitas sistem efferent gamma menambah kepekaan ( sensitivity ) dari
spindle otot ( muscle spindle )
Fungsi dari muscle spindle :
Jika otot diregang ( panjang beruah / bertambah ) maka spindle otot teregang
( panjang berubah ) menimbulkan potensial generator dan hal ini akan menimbulkan
potensial aksi pada serabut syaraf ( axon ) dari lengkung refleks dan seterusnya
menyebabkan otot berkontraksi ( otot skelet berkontraksi = memendek ).
Respon dari muscle spindle ( spindle otot ) pada peregangan
Dan berbagai keadaan dapat dilihat pada Gbr. Berikut.
Gbr. Respon muscle spindle terhadap stimulus
Innervasi bertentangan dan refleks terbalik :
( Reciprocal Innervation and inversed strectch reflex ) Innervasi
bertentangan ( reciprocal innervation ) Stimulasi hubungan syaraf
pd protagonist ( mis: extensor ) menimbulkan eksitasi dan pd antagonis
( mis : flexor ) inhibisi.
Pada refleks regang terbalik (inversed stretch reflex)
Kejadiannya sebagai berikut : jika regangan otot kuat sekali maka reseptor
yg terangsang adalah golgi tendon organ dan impulses sensorik dihantar
melalui serabut syaraf gol- Ib .
melalui interneuron yg inhibitory menimbulkan inhibisi pd otot protagonist
( autogenic inhibition )untuk melindungi ( proteksi ) supaya otot protagonist
yg bersangkutan tidak robek.
Reseptor merupakan bagian dari satu neuron atau sel khusus yang -
menimbulkan potensial aksi di dalam neuron neuron.
Reseptor sering berassosiasi dengan sel sel nonneural yang
Mengelilinginya membentuk organ sensorik.
Bekerja sebagai transducers merubah berbagai bentuk Energi, misal :
- mekanis ( touch and pressure )
- thermis ( degrees of warm )
- electromagnetic ( light )
- chemical ( bau / odor, taste dan kadar oksigen
dalam darah) impuls impuls ( potensial aksi ) didalam
neuron neuron.
Reseptor paling peka pada satu bentuk energi ( stimulus adequat ), misal
reseptor rod and cone paling peka pada stimulus cahaya.
( threshold / perangsangan reseptor paling rendah ).
Sensasi - sensasi
Stimulasi reseptor menimbulkan sensasi.
a. Modalitas modalitas sensasi.
secara tradisional ada 5 modalitas modalitas sensasi terdiri dari sensasi:
penciuman, penglihatan, pendengaran,
pengecapan dan somatik.
tetapi masih banyak modalitas sensasi yang lain,seperti:
modalitas sensasi yang mencapai kesadaran:
sensasi akselerasi rotasi.
sensasi akselerasi linier.
sensasi pergerakan dan posisi sendi,dll.
Modalitas sensasi yang tidak mencapai kesadaran
Terminasi serabut serabut itu di spinalcord ditunjukkan pada Gbr berikut ini.
Lintasan syaraf dari berbagai reseptor di peripheri sampai
di cerebral cortex ( gyrus postcentralis ) ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
The Autonomic Nervous System
Levels of ANS Control
The hypothalamus is the main
integration center of ANS activity
Subconscious cerebral input via
limbic lobe connections influences
hypothalamic function
Other controls come from
the cerebral cortex, the
reticular formation, and the spinal
cord
ANS vs. Somatic Nervous System (SNS)
In the ANS:
Preganglionic fibers release ACh
Postganglionic fibers release norepinephrine (most
sympathetic) or ACh (parasympathetic) and the effect is
either stimulatory or inhibitory
ANS effect on the target organ is dependent upon the
neurotransmitter released and the receptor type of the
effector
Comparison of Somatic and Autonomic Systems
Divisions of the ANS
The two divisions of the ANS are the sympathetic and
parasympathetic. Generally they serve the same visceral
organs, but cause opposite effects.
Through dual innervation the two divisions counterbalance
each others activity
The sympathetic mobilizes the body during extreme
situations
The parasympathetic performs maintenance activities and
conserves body energy
Role of the Parasympathetic Division
Keeps body energy use low, directs housekeeping
activities
Involves the D activities digestion, defecation, and
diuresis
Its activity is illustrated in a person who relaxes after a
meal: blood pressure, heart rate, and respiratory rates are
low -gastrointestinal tract activity is high - the skin is
warm and the pupils are constricted
Role of the Sympathetic Division
Location of
Division Origin of Fibers Length of Fibers
Ganglia
Thoracolumbar region Short preganglionic and Close to the
Sympathetic
of the spinal cord long postganglionic spinal cord
Found on:
Motor end plates (somatic targets)
All ganglionic neurons of both sympathetic and
parasympathetic divisions
The hormone-producing cells of the adrenal medulla
The effect of ACh binding to nicotinic receptors is
always stimulatory
Muscarinic Receptors
Muscarinic receptors occur on all effector cells
stimulated by postganglionic cholinergic fibers
The effect of ACh binding:
Can be either inhibitory or excitatory
Depends on the receptor type of the target organ
Adrenergic Receptors
Two types of adrenergic receptors - alpha and beta
Each type has two or three subclasses
(1, 2, 1, 2 , 3)
Effects of NE of epinephrine binding to:
receptors is generally stimulatory
receptors is generally inhibitory
A notable exception NE binding to receptors of
the heart is stimulatory
Effects of Drugs
Atropine (anticholinergic) blocks parasympathetic effects, pre-
surgery drug to block salivation and respiratory system secretions
Neostigmine inhibits acetylcholinesterase and is used to treat
myasthenia gravis
Tricyclic antidepressants prolong the activity of NE on
postsynaptic membranes
Over-the-counter drugs for colds, allergies, and nasal congestion
stimulate -adrenergic receptors
Beta-blockers attach mainly to 1 receptors and reduce heart rate
and prevent arrhythmias
Autonomic reflex
Higher Lower
Information Modify activity autonomic
autonomic
from viscera centres
centres
Effectors:
-Viscera organ
Involve of 2
-Sweat gland neuron; pre & Efferent Brain stem
post pathway Spinal cord
-Arrectores
ganglionic
pilorum
Sympathetic Tone
Nyeri yang berasal dari organ dalam (visceral) difus dan sulit dilokalisir.
Pasien sering menyebutnya sebagai nyeri rujukan didaerah terbatas pada
permukaan tubuh, yang disebut sebagai zona head (lihat gambar sebelumnya).
Serabut somatik aferen dan otonom aferen mempunyai persamaan neuronnya
terletak pada ganglion spinalis dan menggunakan lintasan radiks posterior
medula spinalis, serabut otonom dan somatik keluar melalui cornu posterior
tractus spinotalamicus lateralis proyeksi miotom dan dermatom yang sesuai
nyeri rujukan (referred pain), lihat gambar berikut.
Nyeri rujukan