By 3th GROUP
Hilma Hilmiyati 1411011028
Retno Gustia Sari 1411011032
Widya Elisa 1411011033
Rezti Sawitri Amelia 1411011034
Gia Saputri 1411011035
Eka Rismawati 1411011037
Alfauzan Saputra 1411011039
Mona Dm Citra 1411011040
Meniran atau yang disebut juga dengan Phyllantus
niruri merupakan tumbuhan yang berasal dari hutan tropis.
Meniran tumbuh dihutan-hutan liar, dikebun-kebun, maupun
pekarangan halaman rumah.
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi : Spertmatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllantus
Spesies : Pyllantus niruri L.
Kandungan Kimia
Phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin, nirtetrali,
nirurin, nirurinetin, norsecurinine, phyllanthenol,
phyllnirurin, phylltetrin, quercitrin, quercetin, ricinoleic
acid, rutin, salicylic acid methyl ester, garlic acid, ascorbic
acid, hinokinin, hydroxy niranthin, isolintetralin,
isoquercetin, beta-d-xylopyranoside dan beta-sitosteroy.
Senyawa lain yang baru ditemukan adalah seco-4-
hidroksilintetralin, seco-isoarisiresinol trimetil eter,
hidroksinirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin, dan
neolignan.
Khasiat
Antibakteri
Pelarut asam urat dan batu ginjal
Immunodulator
Antikanker
Antidiabetes
Hepatoprotektor
Hepatitis kronis
Antituberkulosis
Penyakit kulit
dan lain-lain
Deskripsi Tanaman
Meniran merupakan tumbuhan semak dengan tinggi
20-60 cm. Meniran termasuk dalam tanaman semusim yang
masa hidupnya tidak lebih dari satu tahun. Batangnya
berbentuk bulat dan merupakan batang basah dengan tinggi
kuran dari 50 cm.
Daunnya merupakan daun tunggal yang sepintas
terlihat seperti daun majemuk menyirip genap. Dikatakan
daun tunggal sebab pada setiap satu tangkai daun terdiri dari
daun yang mempunyai ukuran kecil, berbentuk lonjong
permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi rata, panjang
sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau yang pada
tiap ketiak daunnya muncul bunga yang dapat berkembang
menjadi buah. Buahnya berbentuk bulat kecil. Akarnya
berupa akar tunggang berwarna putih kecoklatan
Kandungan Meniran
Sortasi setelah
pengeringan simplisia
Phyllanthus niruri bertujuan
untuk menyeleksi kembali
pengotor yang luput dari
sortasi basah seperti tanah,
kerikil dan benda asing
lainnya.
Contoh sediaan
Pengepakan Simplisia Kering
Tujuan : Melindungi simplisia terhadap cemaran
dan pengaruh cuaca.
Setiap kemasan harus diberi label :
Nama simplisia (nama daerah/latin)
Jumlah
Nama pemasok
Tanggal pengepakan
Kadaluwarsa (bila ada)
Bahan dan bentuk pengepakan haruslah dapat melindungi
simplisia dari kerusakan dan hemat tempat waktu penyimpanan dan
distribusi.
Syarat Wadah:
1. Tidak beracun
2. Inert sehingga tidak menebabkan
perubahan bau, rasa, warna dan reaksi dari
simplisia
3. Melindungi simplisia baik dari pencemaran
maupun pengaruh lingkungan yang dapat
menurunkan kualitas.
4. Simplisia yang tidak tahan sinar, misal yang mengandung
vitamin, pigmen, minyak perlu wadah aluminium foil,
plastik atau botol yang gelap.
5.Wadah yang sering digunakan : Karung, Kantong plastik,
Kantong kertas kedap udara, peti, drum kaleng/besi
berlapis, karton, peti kayu, botol/guci
Penyimpanan
1. Selama penyimpanan dapat terjadi penurunan mutu dan kerusakan
simplisia
2. Penyebab kerusakan utama simplisia adalah AIR dan KELEMBABAN.
Kadar air simplisia perlu dikendalikan
3. Perlu diperhatikan cara penyimpanan, mulai dari pengepakan,
pembungkusan, wadah, kondisi gudang, sistem pengawetan dan
pemeriksaan mutu secara berkala pada penyimpanan dalam jangka
lama
4.Simplisia berupa kayu, akar, kulit kayu,yang mengandung damar
kurang higroskopis
5. Daun dan herba kering dapat menyerap air 10 15%dari bobot
bahan, bahkan ada yang sampai 30%
6. Glikosida terurai pada kadar air 8%
7. Wadah simplisia harus tidak beracun, inert sehingga tidak
menyebabkan perubahan bau, rasa dan warna. Wadah harus dapat
melindungi simplisia yang disimpan dari penurunan mutu,
dehidrasi, penyerapan air, cemaran proses kimia intern
8.Penyimpanan simplisia kering biasanya dilakukan pada
suhukamar (15 30C), atau suhu sejuk (5-15C) atau
suhu dingin (0 5C). Disamping itu kelembaban udara
perlu serendah mungkin
9.Gudang harus dengan ventilasi yang cukup, tidak bocor.
Sinar matahari tidak langsung masuk ke gudang, dapat
mencegah masuknya hewan
10.Pengaturan simplisia di dalam gudang harus berpinsip
FIFO atau FEFO bagi simplisia-simplisia sejenis
Faktorfaktor yang mempengaruhi simplisia
Cahaya :
Panjang gelombang tertentu menimbulkan perubahan kimia
isomerisasi, polimerisasi dsb
Oksigen :
Menyebabkan terjadinya oksidasi senyawa tertentu pada
simplisia
Dapat berpengaruh pada bentuk fisik, misalnya Cair menjadi
kental atau padat, benbentuk butir dsb
Reaksi kimia intern :
Reaksi enzimatis, auto-oksidasi, polimerisasi dapat menyebabkan
perubahan senyawa kimia dalam simplisia
Dehidrasi /Penyerapan air
Kehilangan air yang berlebihan, atau menyerap air terlalu banyak
dapat merusak simplisia. Simplisia dapat menyusut karena
kekeringan, atau menjadi basah, mencair, kempal, berjamur karena
kebanyakan air.
PROSES PENGAWETAN
Secara umum Pengawetan terhadap tumbuhan dapat
dilakukan dengan cara basah atau kering. Cara dan bahan
pengawet yang digunakan bervariasi, bergantung pada sifat
objeknya.
Untuk organ tumbuhan yang berdaging, seperti buah,
biasanya dilakukan pengawetan dengan menggunakan awetan
basah. Sedangkan organ tumbuhan seperti daun, batang, dan
akar, dilakukan pengawetan dengan menggunakan awetan
kering.
pengeringan adalah suatu cara pengawetan simplisia dengan cara mengurangi
kadar air sehingga pembusukan dapat terhambat dalam proses ini. Kadar air
dan reaksi-reaksi zat aktif dalam simplisia akan berkurang, air yang masih
tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat menjadi pertumbuhan kapang
dan jasad renik laiinya.
Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air < 10%. Kadar air adalah
banyaknya hidrat yang terkandung atau banyaknya air yang diserap.
Dilakukan dengan 2 cara yaitu :
A. Dengan panas cahaya matahari langsung
cara ini dilakukan untuk mengeringkan simplisia yang relatif
keras (kayu,kulit kayu,akar,biji) dan mengandung zat aktif yang
relatif stabil.
B. Dengan cara dingin-anginkan dan tidak terkena cahaya matahari
langsung seperti simplisia yang lunak (bunga,daun) dan
mengandung zat aktif yang mudah menguap dan tidak tahan
terhadap panas matahari.
Alasan kenapa perlu diawetkan disebabkan sifat asal dari bahan yang
dikeringkan dapat berubah misalnya bentuk fisik dan kimianya
serta penurunan mutu,dll.
APA ITU SIMPLISIA?
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan.
Pemanfaatan simplisia
Herba dan akar digunakan untuk penyakit radang, infeksi saluran kencing, serta
untuk merangsang keluarnya air seni (diureticum), untuk penyembuhan diare,
busung air, blennorrhagia, infeksi saluran pencernaan, dan penyakit yang
disebabkan gangguan fungsi hati
Herbanya juga dimanfaatkan untuk luka, Cara penggunaan nya yaitu dengan cara
herba meniran dicuci bersih dan ditumbuk halus kemudian hasil tumbukan
dibalurkan pada bagian yang luka lalu ditutup dengan perban.
Buahnya berasa pahit digunakan untuk luka dan scabies
Akar segar digunakan untuk penyakit hati kuning. Dapat digunakan untuk
penambah nafsu makan dan obat anti demam
Tahapan Pembuatan simplisia
1. Pengumpulan bahan baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain :
Bagian tanaman yang digunakan
Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen
Waktu panen
Lingkungan tempat tumbuh
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di
dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat
bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.
Senyawa aktif terbentuk secara maksimal di dalam bagian tanaman atau tanaman
pada umur tertentu.
2. Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran kotoran atau bahan asing
lainnya dari bahan simplisia.
3. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang
melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan airbersih,misalnya air
dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang
mudah larut di dalam air yang mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu
yang sesingkat mungkin.
4. Perajangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan.
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan,pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru
diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dlaam keadaan utuh
selama satu hari. Perajangan dilakukan dengan pisau, dengan alat
mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran yang dikehendaki
5. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalahuntuk mendapatkan simplisia yang tidak
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan
dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Pengeringan simplisia
dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan suatu
alat pengeringan. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses
pengeringan adalah suhu pengeringan,kelembaban udara, aliran
udara,waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan. Cara pengeringan
yang salah dapat mengakibatkan terjadinya face harding yakni bagian
luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
6. Sortasi Kering
Setelah pengeringan sebenarnya tahap akhir pembuatan simplisia.
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti
bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-
pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
Proses ini dilkukan sebelum simplisia dibungkus untuk kemudian
dibungkus
Uji pencegahan,
Ekstrak dengan takaran 15,05 mg/kg bb menunjukkan penekanan
pembentukan batu kandung kemih sebesar 12,72 % (walaupun tidak
bermakna) dibandingkan dengan bobot batu kandung kemih rata- rata
yang terbentuk pada kelompok kontrol (+) (Xa).
Uji pengobatan
Tanpa pemberian bahan uji, bobot batu kandung kemih
rata-rata yang terbentuk pada
kelompok kontrol (+) (Xa) bertambah sebesar 46,05%
dibandingkan dengan bobot batu kandung kemih rata- rata
yang terbentuk pada awal upaya pengobatan.
Dengan pengobatan (pemberian) bahan uji
15,05 ml/kg bb terjadi peluruhan bobot batu kandung kemih
rata-rata yang terbentuk pada awal upaya pengobatan
sebesar 18,37% (P=0,05)