Anda di halaman 1dari 21

BIMBINGAN TEKNIS JAFUNG

TEKNIK JALAN & JEMBATAN


SOSIALISASI PP 11 TAHUN 2017
(Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil)

Pembahasan terkait Jafung Teknik Jalan dan


Jembatan Ditjen Bina Marga

Balikpapan
13-14 Desember 2017
Pangkat : kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan berdasarkan tingkat
kesulitan, tanggungjawab, dampak dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang
digunakan sebagai dasar penggajian.

JABATAN PIMPINAN TINGGI

UTAMA

MADYA
PRATAMA

JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ADMINISTRASI
Utama Penyelia
ADMINSTRATOR
Madya Mahir
Muda Terampil
PENGAWAS
Pertama Pemula
PELAKSANA
KEAHLIAN KETERAMPILAN
SINGKATAN YANG PERLU DIKETAHUI

Jabatan Pimpinan Tinggi disingkat JPT


Jabatan Administrasi disingkat JA
Jabatan Fungsional disingkat JF
Pejabat yang Berwenang disingkat PyB
Pejabat Pembina Kepegawaian disingkat PPK
Batas Usia Pensiun disingkat BUP
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
disingkat PPPK
Jabatan Administrasi (JA)
Jabatan Administrasi yang selanjutnya
disingkat JA adalah sekelompok Jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan.

Pejabat
Administrasi adalah Pegawai ASN yang
menduduki JA pada instansi pemerintah.
JABATAN FUNGSIONAL (JF)
JF memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
JF dikelompokkan dalam klasifikasi Jabatan berdasarkan
kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.
Penetapan JF dilakukan oleh Menteri berdasarkan usulan dari
pimpinan Instansi Pemerintah dengan mengacu pada
klasifrkasi darr kriteria JF.
Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi
pratama, pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang
memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF.
RANGKAP JABATAN pasal 98
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian
kinerja organisasi, pejabat fungsional (JF) dilarang rangkap
Jabatan dengan JA atau JPT, kecuali untuk JA atau JPT yang
kompetensi dan bidang tugas Jabatannya sama dan tidak
dapat dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas JF.
Pengecualian yang dimaksud dalam Pasal ini seperti:
a. Jaksa yang diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi,
wakil kepala kejaksaan tinggi, kepala kej alsaan negeri, atau
kepala cabang kejaksaan negeri;
b. Perancang peraturan perundang-undangan ahli madya
yang diangkat menjadi Direktur Perancangan Peraturan
Perundang- undangan ada Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang- undangan; atau
c. Diplomat ahli utama yang diangkat menjadi Direktur Jenderal
Amerika Eropa
PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL

Pengangkatan PNS ke dalam JF keahlian dan JF


keterampilan dilakukan melalui :

Pengangkatan Pertama
Perpindahan dari Jabatan lain;
Penyesuaian/inpassing
Promosi
PERSYARATAN PENGANGKATAN PERTAMA pasal 75

Berstatus PNS
Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
sehat jasmani dan rohani;
berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai
dengan kualifrkasi pendidikan yang dibutuhkan.
mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi
pembina;
nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN PENGANGKATAN DARI
PERPINDAHAN DARI JABATAN pasal 76
Berstatus PNS
Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
sehat jasmani dan rohani;
berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan kualifrkasi pendidikan
yang dibutuhkan.
mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF yang akan diduduki
paling kurang 2 (dua) tahun;
nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
Berusia paling tinggi :
a. 53 (lima puluh tiga) tahun untuk JF ahli pertama dan JF ahli muda
b. 55 (lima puluh lima) tahun untuk JF ahli madya; dan
c. 60 (enam puluh) tahun untuk JF ahli utama bagi PNS yang telah menduduki JPT;
syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN PENGANGKATAN
MELALUI INPASSING pasal 77
Berstatus PNS
Memiliki integritas dan moralitas yang baik.
Sehat jasmani dan rohani;
Berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai
dengan kualifrkasi pendidikan yang dibutuhkan.
Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF
yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
Nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
Syarat lainnya yang ditetapkan oleh menteri.
PERSYARATAN PENGANGKATAN MELALU PROMOSI
pasal 85

mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,


Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh instansi pembina;
nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 87
Setiap PNS yang diangkat
menjadi pejabat fungsional wajib
dilantik dan diambil sumpah/janji
menurut agama atau
kepercayaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH pasal 87

Setiap PNS yang diangkat menjadi pejabat


fungsional wajib dilantik dan diambil sumpah/janji
menurut agama atau kepercayaannya kepada T\rhan
Yang Maha Esa.
Sumpah/janji Jabatan diambil oleh PPK
dilingkungannya masing-masing
PPK dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya
untuk mengambil sumpah/janji Jabatan.
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN
MUTASI
Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg
merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
PROMOSI
PNS dapat dipromosikan di dalam dan/atau antar JA dan JF
keterampilan, JF ahli pertama, dan JF ahli muda sepanjang
memenuhi persyaratan Jabatan, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi.
PNS yang menduduki Jabatan administrator dan JF ahli
madya dapat dipromosikan ke dalam JPT pratama sepanjang
memenuhi persyaratan Jabatan, mengikuti, dan lulus seleksi
terbuka, dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.
PNS yang menduduki JF ahli utama dapat dipromosikan ke
dalam JPT madya sepanjang memenuhi persyaratan Jabatan,
mengikuti, dan lulus seleksi terbuka, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi.
Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
PNS yang telah mencapai Batas Usia Pensiun diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS.
Batas Usia Pensiun PNS yaitu:
a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat administrasi,
pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli
pertama, dan pejabat fungsional keterampilan;
b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan
pejabat fungsional madya; dan
c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku
pejabat fungsional ahli utama.
Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki JF yang
ditentukan dalam undang-undang, berlaku ketentuan sesuai
dengan Batas Usia Pensiun yang ditetapkan dalam undang-
undang yang bersangkutan.
Paragraf 15
Organisasi Profesi
Pasal 101
(1) Setiap JF yang telah ditetapkan wajib memiliki 1
(satu) organisasi profesi JF dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal penetapan JF.
(2) Setiap pejabat fungsional wajib menjadi
anggota organisasi profesi JF.
(3) Pembentukan organisasi profesi JF
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi
instansi pembina.
(4) Organisasi profesi JF sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib menyusun kode etik dan
kode perilaku profesi.
LANJUTAN Pasal 101
(5) Organisasi profesi JF mempunyai tugas:
a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
b. memberikan advokasi; dan
c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas
pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.
6) Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf a
ditetapkan oleh organisasi profesi JF setelah
mendapat persetujuan dari pimpinan instansi
pembina.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara
pembentukan organisasi profesi JF dan hubungan
kerja instansi pembina dengan organisasi profesi JF
diatur dengan Peraturan Menteri.
SUB SEKTOR TEKNIS JFT BIDANG PUPR
SEKTOR / NAMA JFT SUB-SEKTOR
Sektor SDA / 1. Perencana SDA 5. Pantai
Teknik 2. Rawa 6. Air Tanah
Pengairan 3. Irigasi 7. Bendungan
4. Sungai
Sektor Bina Marga / 1. Sistem Jaringan Jalan 4. Jembatan
Teknik Jalan dan 2. PembangunanJalan 5. Terowongan
Jembatan 3. Preservasi Jalan
Sektor Cipta Karya / 1. Air Minum 3. Persampahan
Teknik Penyehatan Lingkungan 2. Drainase 4. Air Limbah
Sektor Cipta Karya / 1. Bangunan Gedung 3. Permukiman Perkotaan
Teknik Tata Bangunan 2. Penataan 4. Permukiman Perdesaan
dan Perumahan Kawasan
Lingkungan
Sektor Penyediaan 1. Rumah Formal
Perumahan/ Teknik Tata 2. Rumah Swadaya
Bangunan dan Perumahan
Sektor Bina Konstruksi 1. Investasi & Pasar Konstruksi
/ Pembina Jasa 2. Kelembagaan & SDM
Konstruksi 3. Pemberdayaan
19
BEZETTING DAN KEBUTUHAN JFT PUPR
JUMLAH AHLI AHLI AHLI AHLI TERAM
NAMA JFT UTAM MADY MUD PERTAM - PIL
A A A A
B K B K B K B K B K B K

1. Teknik Pengairan 427 3322 0 7 52 201 119 600 256 1620 0 894
2. Teknik Jalan dan 1182 2972 0 5 94 98 291 522 797 1550 0 797
Jembatan
3. Teknik Penyehatan 154 2430 0 4 24 10 45 664 85 1192 0 560
Lingkungan
4. Teknik Tata 135 2375 0 4 17 8 43 650 75 1162 0 551
Bangunan 1 330 0 2 1 10 0 134 0 184 0 42
dan
Perumahan
5. Pembina Jasa 108 294 0 6 32 25 33 97 43 166 0 0
Konstruksi
6. Penata Ruang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 2007 11765 0 28 220 352 531 2667 1256 5874 0 2844
B : Bezetting / Existing
K : Kebutuhan
Perlu validasi ulang dengan Unit Organisasi,
khususnya terkait jumlah JF untuk Satuan Kerja dan PPK Mandiri

Anda mungkin juga menyukai