Anda di halaman 1dari 104

SELALU CURIGA

Tutorial Skenario 2
Eric Hizkia Andrey Yoshua
1361050008
MEKANISME DEFENSIF
adalah proses tak sadar yang melindungi individu dari kecemasan melalui
pemutarbalikan kenyataan

Tujuan :
- memperlunak kegagalan
- mengurangi perasaan tidak nyaman
- mempertahankan harga diri
CIRI DARI MEKANISME DEFENSIF
Ciri dari mekanisme defensif
- Bekerja di tingkat tidak sadar
(sukar dinilai dan dievaluasi secara sadar)
- mekanisme pertahanan selalu menolak, memalsu, atau memutarbalikkan fakta
- mengubah persepsi seseorang sehingga kecemasan menjadi kurang
mengancam.
Pengelompokan MD berdasarkan derajat relative kematangannya :
- Defensi narsisistik
- Defensi immature
- Defensi neurotik
- Defensi matur
Defensi Narsisitik
Adalah pertahanan yang bersifat primitif (mendasar) dan biasanya
digunakan oleh anak-anak dan pasien psikotik
Terdapat jenis-jenis defensi narsisitik
PROYEKSI Impuls dari dalam diri yang tidak bisa diterima, dipresepsi dan
ditanggapi seolah-olah berasal dari luar diri
Proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai
kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik
PENYANGKALAN Tidak berani melihat dan mengakui kenyataan yang menakutkan
Merupakan pertahanan ego yang paling sederhana dan primitif
DISTORSI Realitas eksternal diubah secara besaar-besaran untuk disesuaikan
dengan kebutuhan dalam
Termasuk keyakinan megalomanik yang tidak realistik, halusinasi ,
waham khayalan
IDEALISASI PRIMITIF Objek eksternal yang dilihat sebagai semua baik atau semua
buruk secara tidak realistik
Objek yang dikatakan baik dipandang sebagai omnipoten/ideal
dan yag buruk dibesar besarkan
IDENTIFIKASI Aspek diri yang tidak diinginkan akan dipandang sebagai milik
PROYEKTIF orang lain sehingga merasa sama dengan orang lain
SPLITTING Penggeseran presepsi secara cepat dari satu kategori ke kategori
lain yang ekstrim
Splitting membagi suatu objek atau pengalaman menjadi dua, yakni
baik dan buruk. Mekanisme ini tidak mampu melihat daerah abu-
abu di antaranya.
DEFENSI IMMATURE
Adalah mekanisme defensif yang terdapat pada orang dewasa dan pasien
non-psikotik
Terdapat jenis-jenis defensi narsisitik
1. PEMERANAN Pemeran mempunyai sifat yaitu dapat mengurangi kecemasan
yang dibangkitkan oleh berbagai keinginan yang terlarang
dengan membiarkan ekspresinya dan melakukannya
2. PROYEKSI Impuls dari dalam diri yang tidak bisa diterima, dipresepsi dan
ditanggapi seolah-olah berasal dari luar diri
Perasaan dan keinginan seorang individu dihubungkan dengan
orang lain karena perasaan dirinya tidak bisa ditolerir atau
menyakitkan
3. BLOCKING Mekanisme pembelaan dengan cara berdiam diri atau
mematung
Penghambatan secara tiba-tiba atau sementara proses pikir, afek
dan impuls
4. Kebencian pada orang lain akibat kesedihan karena kematian,
HYPOCHONDRI kesendirian, atau impuls agresif yang tidak dapat diterima
ASIS ditransformasikan kepada kebencian pada diri sendiri dan keluhan2
akan rasa sakit, penyakit somatic
5. REGRESI Untuk mencegah ketegangan dan konflik yang timbul pada
perkembangan sekarang, seseorang kemabali ke fase
sebelumnya
Regresi juga merupakan fenomena normal, karena sejumlah
tertentu regresi adalah diperlukan untuk relaksasi, tidur, dan
6. IDENTIFIKASI Menambah rasa harga diri dengan menyamakan dirinya dengan
sesuatu hal yang dikaguminya
Memerankan peran penting dalam perkembangan ego, namun
dapat digunakan sebagai MD
7. INTROJEKSI Mekanisme pembelaan dengan cara menirukan atau memasukkan
obyek yang dicinta
Dapat dikatakan sebagai identifikasi primitif
Introjeksi pada hal yang di takuti dapat mencegah kecemasan, jika
pada objek yang disukai dapat mencegah rasa sakit dari
perpisahan
8. PERILAKU PASIF- Mekanisme pembelaan berupa sikap melakukan pemusuhan
AGRESIF dengan cara diam- diam atau secara pasif menyerang orang lain.
Manifestasi perilaku pasif-agresif adalah kegagalan, penundaan,
dan penyakit yang lebih mempengaruhi orang lain dibandingkan
diri sendiri.
9. FANTASI SKIZOID Mekanisme pembelaan yan diperlihatkan dengan cara melamun.
Melalui khayalan, orang menuruti kemunduran autistik untuk
memecahkan konflik dan mendapatkan pemuasan
Orang tidak sepenuhnya percaya pada khayalan atau ingin
memerankannya
10. SOMATISASI Mekanisme pembelaan dengan cara mengalihkan situasi yang
dihadapi pada eluhan-keluhan fisik (seperti hipokondriasis) tetapi rasa
DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI
DEFINISI
Skizofrenia berasal dari bahasa yunani, schizein yang artinya terpisah dan
phren yang artinya jiwa.

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh di


tandai dengan terdapatnya perpecahan(schism) antara pikiran,emosi dan
perilaku pasien yang terkena.
SKIZOFRENIA
Sekelompok gangguan jiwa berat yang umumnya ditandai oleh distorsi
proses pikir dan persepsi yang mendasar, alam perasaan yang menjadi
tumpul dan tidak serasi, tetapi kesadarannya tetap jernih dan kemampuan
intelektual biasanya dapat dipertahankan.

Kapita Selekta edisi IV


EPIDEMIOLOGI
Prevalensi 1 %
Gejala negatif : pria > wanita
Fungsi sosial memburuk : pria > wanita
Lebih sering lahir pada musim dingin dan awal semi
50 % pernah mencoba bunuh diri, dan 10 % meninggal
Lebih banyak pada sosial ekonomi lemah, dan penduduk perkotaan.
Pada laki2 dimulai pada
usia lebih muda (15-25
tahun), sedangkan
pada perempuan lebih
lambat (25-35)
Awitan Skizofrenia
pada usia dibawah 10
tahun ataudiatas 60
tahun adalah sangat
jarang.
DISTRIBUSI FREKWENSI VARIABEL TERHADAP PENYAKIT
SKOZOFRENIA PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI
RUMAH SAKIT DR. ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATRA
SELATAN TAHUN 2007
HUBUNGAN ANTARA PERAN DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN
BERBAGAI KOVARIAT LAINNYA
DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKIZOFRENIA PADA PENDERITA
GANGGUAN JIWA YANG
DIRAWAT INAP DI RS DR.ERNALDI BAHAR SUMATERA SELATAN
TAHUN 2007
ETIOLOGI & FAKTOR
PREDISPOSISI
ETIOLOGI
Faktor Biologis

Neurobiological
Abnormalitas struktur otak seperti pada:
Serebral korteks, membuat keputusan dan berpikir tingkat tinggi, seperti pemikiran abstrak.
Sistem limbik, mengatur perilaku emosional, memori dan pembelajaran.
Basal ganglia, mengkordinasi gerakan. Terdapat pergerakan yang aneh seperti berjalan yang kaku,
menyeringai wajah, dan gerakan stereotipik.
Hipotalamus, merugulasi hormon di tubuh seperti kebutuhan makan, minum dan seks.
Locus ceruleus, membuat sel saraf dapat meregulasi tidur dan terlibat dalam perilaku dan mood.
Substantia nigra, sel yang memproduksi dopamin dan terlibat dalammengontrol pergerakan yang
kompleks, berfikir dan respon emosi

Hipotesis Dopamin
Skizofrenia disebabkan oleh peningkatan aktivitas dopaminergik
Berdasarkan dua pengamatan:
Pertama, kecuali clozapine, berhubungan dengan kemampuan untuk bertindak sebagai antagonis
reseptor
Kedua, obat-obatan yang meningkatkan aktivitas dopaminergik, misalnya amfetamin
Neuroimunologi
Terjadi penurunan produksi interleukin-2 sel T, penurunan jumlah dan
responsifitas limfosit perifer, kelainan pada reaktivitas seluler dan
humoral terhadap neuron, dan adanya antibodi di arahkan ke otak.

Komplikasi kelahiran
Paparan seperti komplikasi dan hipoksia prenatal pada wanita
hamil dapat meningkatkan resiko menderita skizofrenia.
Malnutrisi
Kekurangan asam folat pada janin akan menyebabkan mutasi
sehingga fungsi otak tidak normal dan dapat berkembang
menjadi skizofrenia.
Virus
Virus influenza, measles, polio, herpes simpleks tipe 2, difteria
dan pneumononia yang terjadi selama masa kehamilan dapat
mengganggu perkembangan otak dan merubah anatomi
susunan saraf pusat pada janin
ETIOLOGI
Faktor Genetik
Teori psikoanalitik
Terdapat konstribusi genetik pada sebagian atau mungkin semua bentuk
skizofrenia, dan proporsi yang tinggi dari variasi dalam kecendrungan skizofrenia
sehubungan dengan efek genetik.
Populasi Prevalensi
(%)
Populasi umum 1,0
Saudara kandung bukan kembar pasien 8,0
skizofrenia
Anak dengan salah satu orangtua penderita 12,0
skizofrenia
Kembar dizigotik pasien skizofrenia 12,0
Anak yang kedua orangtuanya menderita 40,0
skizofrenia
Prevalensi skizofrenia pada populasi spesifik
ETIOLOGI
Faktor Psikososial

Teori psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan skizofrenia berasal dari
perkembangan yang terfiksasi. Fiksasi pertumbuhan berat yang
terjadi pada masa awal kehidupan, ini mengakibatkan defek
pada perkembangan ego dan defek-defek ini memberikan
konstribusi terhadap gejala-gejala skizofrenia (Sadock dan Sadock,
2007).
ETIOLOGI
Dinamika keluarga
Sejumlah pasien skizofrenia berasal dari keluarga-keluarga
yang disfungsi. Perilaku keluarga patologis dapat
meningkatkan stres emosionalyang merupakan hal yang
rentan pada pasien skizofrenia untuk mengatasinya.
Dinamika keluarga tersebut berupa double bind
communication , schisms and skewed family,
pseudomutual dan pseudohostile families, dan emosi yang
diekspresikan secara tinggi.
FAKTOR PREDISPOSISI
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang
merupakan gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan
berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh.
Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang
mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta
selalu menyendiri.
Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau
tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal
aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya,
presepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak
terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat
rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam
pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
FAKTOR LAIN YANG BERPERAN UNTUK
MUNCULNYA GEJALA SKIZOFRENIA
Misalnya stressor lingkungan dan faktor genetik.
Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita
skizpfrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga
tak mampu mengatasi.
Beberapa obat-obatan terlarang seperti ganja,
halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat
menimbulkan gejala-gejala psikosis
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala positif (Positive Symptom): Berupa
peningkatan atau distorsi dari fungsi yang
normal
Gejala Negatif (Negative Symptom):Berupa
pengurangan atau kehilangan dari fungsi
normal
Gejala positif ( Positive Symptom ):
Waham
Halusinasi
Inkoherensi, sosialisasi longgar,
peningkatan pembicaraan
Perilaku yang sangat kacau
Gejala Negatif ( Negative Symptom ) :
Ekspresi afektif yang datar
Alogia ( kemiskinan pembicaraan )
Avolition ( ketidakmampuan memulai
dan mempertahankan aktivitas yang
bertujuan )
Anhedonia
Penarikan sosial
Defisit kognitif
PERJALANAN GANGGUAN
SKIZOFRENIA
a. Fase prodromal
b. Fase gejala aktif
c. Fase residual
FASE PRODROMAL
Fase prodromal ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi
kehidupan, sebelum aktif gejala gangguan, serta mencakup 2 gejala positif/
negatif
FASE AKTIF GEJALA
Fase aktif gejala ditandai dengan munculnya gejala-gejala skizofrenia secara
jelas. Penderita memiliki kelaianan pada kemampuan untuk melihat realitas
dan kesulitan dalam mencapai insight,
FASE RESIDUAL
Fase residual ditandai dengan menghilang beberapa gejala klinis skizofrenia.
Yang tinggal hanya satu atau dua gejala sisa, yaitu penarikan diri dan
perilaku aneh.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
WAWANCARA (STATUS PSIKIATRI&STATUS
MENTAL)
I. DATA PRIBADI / IDENTITAS
Nama :

Umur : 30 tahun
Pendidikan :

Pekerjaan : ...
Perkawinan : Sudah menikah
Agama :

Alamat :

Suku :

RIWAYAT PSIKIATRI
Keluhan utama (jiwa & fisik) :
Marah marah tanpa sebab
RPS :
Sudah tiga minggu yang lalu marah marah tanpa sebab dan memukul
istrinya juga menghancurkan barang barang dirumah
RIWAYAT PSIKIATRI (CONTD)
a. Apa sebelumnya ada demam? (faktor organik)
b. Apa pernah mengalami jatuh, atau mengalami kecelakaan? Atau
mengalami perlukaan pada kepala? (Penyakit fisik, stresor biologik)
c. Stresor Psikososial :
5 bulan yang lalu penderita di PHK dari tempat dia bekerja
RIWAYAT
d. Ada tidaknya hendaya :
PSIKIATRI (CONTD)
- Tidak mau mandi, insomia (Fungsi perawatan diri)
- Fungsi pekerjaan/akademik/sekolah
- Tidak mau lagi ikut kegiatan di kampungnya, mengurung
diri di kamar (Fungsi sosial)
RIWAYAT PSIKIATRI (CONTD)
RPD :
a. Apa pernah sakit seperti ini sebelumnya? (Gangguan psikiatrik)
b. Apa pernah menderita sakit sampai dirawat? (Gangguan fisik)
c. Apa pernah memakai narkoba, alkohol? (Gangguan zat psikoaktif)
d. Skema perjalanan gangguan
RIWAYAT PSIKIATRI (CONTD)
RKP :
a. Riwayat perkembangan fisik
b. Riwayat perkembangan kepribadian
- Masa kanak-kanak
- Masa remaja
- Masa dewasa
c. Riwayat pendidikan
d. Riwayat pekerjaan
e. Kehidupan beragama
f. Riwayat kehidupan seksual & pernikahan
RIWAYAT PSIKIATRI (CONTD)
b. Riwayat Perkembangan Kepribadian

- Masa kanak-kanak
Anak diharapkan, no berapa, masa kehamilan, proses
persalinan, kesehatan ibu saat hamil, infeksi perinatal
- Masa Anak Awal (sampai 3 tahun )
Kebiasaan makan & minum, tumbuh kembang anak, pengasuh,
aspek motorik, kognitif, emosional, perilaku, sosial
- Masa Anak Pertengahan (3 11 tahun)
Pola asuh, kemandiriaan, aspek motorik, kognitif, emosional,
perilaku sosial
- Masa Kanak Akhir dan Remaja (11 18 tahun)
Hubungan dengan teman sekelompok, keluarga, masalah
emosional & fisik
RIWAYAT PSIKIATRI (CONTD)
- Masa Dewasa
c. Riwayat Pendidikan SD, SMP, SMA, prestasi, tak naik
kelas, bolos, pergaulan, hubungan dengan guru & teman
d. Riwayat Pekerjaan Dimana, kapan, berapa lama,
hubungan dengan teman kerja / atasan, kualitas
pekerjaan (rajin, malas), pindah pindah pekerjaan, gaji
berapa, cukup / tidak
e. Riwayat Keagamaan
Ketaatan, pindah-pindah agama
f. Riwayat seksual & pernikahan
Menikah, pilihan sendiri, dijodohkan, dipaksa menikah,
kualitas pernikahan, KDRT, perselingkuhan, problem
pernikahan
RIWAYAT PSIKIATRI (CONTD)
Riwayat Keluarga :
- Anak ke berapa? Berapa bersaudara?
- Apa di dalam keluarga ada yang sakit seperti ini? (Kakak dari penderita)
- Gambar pohon keluarga
Situasi kehidupan sosial sekarang:
Tinggal dimana? Dengan siapa? Siapa pencari nafkah?
STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM
Penampilan: Seorang laki-laki, kulit sawo matang, kurus,
tampak sesuai umurnya terlihat murung, kebersihan dan
kerapihan cukup, datang ke poliklinik psikiatri
Kesadaran: jernih (kompos mentis)
Aktivitas dan Perilaku: Gelisah, berjalan mondar-mandir
Sikap terhadap pemeriksaan: bicara sedikit
Mood dan efek: mood disforik, afek serasi hiperaktif
AFEK
Dokter: Bagaimana perasaan anda saat ini?
Pasien: Kesal dok (disforik)
Pasien: Sedih dok (hipotimia)
Pasien: Senang dok (hipertimia)
GANGUAN PERSEPSI
Pertanyaan Kesimpulan
Apa pernah dengar suara bisik- Halusinasi akustik
bisik di telinga tapi ga ada orang
yang bicara?
Apa pernah lihat bayangan yang Halusinasi visual
orang lain tidak melihat?
Apa pernah mencium bau- Halusinasi olfaktori
bauan yang orang lain tidak
membaui
Apa pernah merasa asam, pahit, Halusinasi Gustatori
asin, asam padahal tidak makan
apa-apa?
Apa pernah merasa seperti ada Halusinasi Taktil
yg meraba-raba padahal ga ada
apa-apa?
GANGUAN PERSEPSI (1)
Pertanyaan Kesimpulan
Ini apa? Ilusi
Apa ada meraa bagian tubuh Depersonalisasi
yang berubah?
Apa merasa sekelilingnya Derelalisasi
berubah?
Siapa presiden sekarang? Fungsi kognitif
100-7= Perhatian/konsentrasi
5x4=
GANGUAN PERSEPSI (2)
Pertanyaan Kesimpulan
Waktu: sekarang kira-kira jam Orientasi
berapa?
Tempat: ini dimana?
Orang: saya siapa?
Segera: coba ulangi 2739 Daya ingat
Pendek: tadi pagi saya makan
apa?
Panjang: Kapan ulang tahun?
Coba gambarkan pukul 8 Visuospasial
Apa arti panjang tangan? Pikiran abstrak
Bagaimana Kemampuan menolong diri
mandi,tidur,BAB,BAK? sendiri
Anda hobi apa? Bakat kreatif
PIKIRAN (1)
Arus pikir: linear, tersendat, banyak ide
Bentuk pikir: realistik,austistik (ngomong sendiri)
PIKIRAN (2)
Pertanyaan Kesimpulan ISI PIKIR
Apa merasa punya kelebihan? Waham kebesaran
Apa merasa jadi nabi,malaikat?

Merasa bersalah atau berdosa? Waham nihilistik

Apa merasa di kejar-kejar? Waham kejar


Apa merasa ada yg meracun?
Apa merasa ada yang mengguna-
guna?

Apa merasa pikiran di sedot? Waham aneh (bizarre)


Apa merasa ada pikiran yang
menyusup?
Apa merasa ada pikiran yg
disiarkan?
IMPULS, DAYA NILAI DAN RTA
Impuls: terkendali atau tidak terkendali
Daya nilai: Apa bedanya semangka dengan bola?
Reality testing ability (RTA = kemampuan menilai realitas): tergangu bila ada
waham, halusinasi atau inkoherensi
ILUSI
Ini apa? (pegang bolpen)
Suara apa (jentikan jari atau tepuk tangan)?
Aroma apa? (dekatkan secangkir kopi)
Apa rasanya? (beri permen)
Tangan siapa yang menyentuh? (sentuh tangan pasien)
TILIKAN (1)
Tilikan :
Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu
situasi
1. Tilikan Derajat 1
Penyangkalan total terhadap penyakitnya
2. Tilikan Derajat 2
Ambivalensi terhadap penyakitnya
3. Tilikan Derajat 3
menyalahkan faktor lain sebagai penyebabnya
TILIKAN (2)

4. Tilikan Derajat 4
Sadar dirinya sakit, butuh bantuan, tapi tidak memahami
penyebab sakitnya
5. Tilikan derajat 5
Sadar sakitnya & faktor penyebabnya tapi tidak menerapkan
dalam perilaku
6. Tilikan derajat 6
Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai perbaikan
PEMERIKSAAN FISIK
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

(tanggal/bulan/tahun)
A. Status Internus
1. Keadaan Umum : ...................
2. Berat/Tinggi Badan : . kg/ . cm
3. Kesadaran : ...................
4. Tanda Vital : Tekanan Darah : . mmHg
Frekuensi Nadi : . x/mnt
Frekuensi Nafas : . x/mnt
Suhu : . O C
5. Kepala : ...................
6. Leher : ...................
7. Toraks : ...................
8. Pulmo : ...................
6. Abdomen : ...................
7. Ekstremitas : ...................
8. Lain lain : ...................
B. Status Neurologis :
Kesan :
.

C. Laboratorium
a. Pemeriksaan darah rutin
b. kimia klinik
c. urinalisa

(Hasil terlampir, sertakan data berapa kali dilakukan dan sertakan


tanggal/bulan/tahun pemeriksaan)

D. Pemeriksaan Penunjang
EKG :
.
Foto Toraks :
.
CT Scan :
.
EEG :
.

Disesuaikan dengan kondisi fisik (sertakan tgl/bln/thn pemeriksaan)


Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis di dapatkan :

Berdasarkan riwayat gangguan penyakit pasien, gejala marah


tanpa sebab, memukul, dan memecahkan barang.

Kriteria diagnostik ditegakkan dengan menggunakan


pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III.

Pada kasus ini memenuhi pedoman diagnostik F.20 :

halusinasi akustik & visual (+), waham aneh (+), waham


rujukan (+), waham kejar (+), tilikan derajat 1.
Berdasarkan riwayat pribadi pasien menunjukkan
:

Aksis I : diagnosis klinis/ kondisi lain yang menjadi


perhatian.
( F.20.0 Schizoprenia Paranoid )
Aksis II : Ciri atau gangguan kepribadian/ retardasi
mental .
( Tidak Ada Diagnosis )
Aksis III : Diagnosis dengan pemerikdaan fisik dan
laboratorium/ riwayat/ observasi.
( Tidak Ada Diagnosis )
Aksis IV : Stresor psikososial (penyebab/pencetus)
( PHK )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium

Periksa darah
Pungsi lumbal
Pemeriksaan Pencitraan : CT-Scan &
MRI
Tujuan :
Melihat adanya kerusakan/kelainan pada otak
menyebabkan gangguan mental organik
Dexamethason Suppression Test (DTS)

Dexamethasone penindasan tes (DST)


digunakan untuk menilai fungsi kelenjar
adrenal dengan mengukur bagaimana
tingkat kortisol berubah saat diinjeksi
deksametason

Dapat untuk menilai hiperaktifitas dan


kecenderungan orang untuk bunuh diri
dan sangat berkaitan dengan depresi
seseorang

Pasien diberikan 1 mg DTS per oral jam


11 malam dan melakukan Pemeriksaan
darah pada keesokan harinya pukul 8
pagi / 4 sore
MHPG Urin dan Cek 5-IAA pada Cairan
LCS
Pasien yang depresi memiliki MHPG urin (metabolit
utama NE) dan 5-IAA (metabolit utama 5-HT)

Penelitian terbaru --> tidak hanya terkait 2 hal diatas


tetapi hipometabolisme pada otak bagian frontal/
menyeluruh juga dapat menyebabkan depresi
PROGNOSIS
Prognosis Baik :

(1) Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas


(2) Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang baik
(premorbid)
(3) Adanya gejala efektif ( depresi )
(4) Subtipe paranoid
(5) Subtipe katatonik
(6) Sudah menikah
(7) Banyak symptoms positif
(8) Kebingungan
(9) Tension, Cemas hostilitas
PROGNOSIS
Prognosis Buruk :

(1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus


tidak jelas
(2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk
(premorbid )
(3) Menarik diri , tingkah laku yang autistik
(4) Tipe Hebeprenik dan tipe tak tergolongkan
(5) Belum menikah
(6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga
(7) Adanya gejala neurologik
(8) Banyak symptoms negatif
(9) Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Berpura-pura /
Epilepsi lobus Malingering dan Gangguan psikotik
temporalis Gangguan buatan lain

Gangguan
Gangguan Mood
Kepribadian
1. EPILEPSI LOBUS TEMPORALIS
A. Definisi
Kejang berulang tanpa provokasi yang berasal dari medial atau lateral
lobus temporalis, biasanya berupa kejang parsial sederhana tanpa gangguan
kesadaran atau tanpa aura dan dapat kejang parsial kompleks dengan
gangguan kesadaran.
B. Gejala
Aura yang timbul dapat berupa gejala penciuman, ilusi, halusinasi
penglihatan dan pendegaran.
Fenomena psikis yang timbul adalah deja vu, cemas dan takut.
2. GANGGUAN KEPRIBADIAN
Gangguan kepribadian skizotipal, skizoid, dan ambang memiliki gejala
yang paling mirip
Gangguan kepribadian memiliki gejala yang ringan dan riwayat terjadi
seumur hidup pasien
GANGGUAN KEPRIBADIAN
SKIZOID
A. Definisi
Gangguan kepribadian skizoid ditandai rasa tidak nyaman yang dialami
mereka dalam interaksi manusia.
B. Gejala
Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi
bagian dari keluarga.
Hampir selalu memilih aktifitas seorang diri.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
AMBANG
A. Definisi
Gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara
neurosis dan psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek
dan citra diri yang sangat tidak stabil.
B. Gejala
Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam
mengendalikan kemarahan.
Ide paranoid dan berhubungan dengan stres.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
PARANOID
A. Definisi
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan dan
ketidakpercayaan pada orang lain pada umumnya berlangsung lama.
B. Gejala
Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan,
membahayakan dan mengkhianati dirinya.
Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian,
cedera atau kelalaian.
3. BERPURA-PURA / MALINGERING
DAN GANGGUAN BUATAN
Pada skizofrenia fase gejala prodormal
Pada gangguan berpura-pura mempunyai suatu alasan ( hukum atau
finansial )
4. GANGGUAN PSIKOTIK LAIN
Dilihat dari onset :
Skizofreniform : durasi 1 bulan tapi kurang dari 6 bulan
Gangguan psikotik singkat : gejala berlangsung selama 1 hari tapi kurang dari 1
bulan
Gangguan waham : terdapat waham non bizare yang timbul selama kurang-
kurangnya 1 bulan tanpa gejala skizofrenia atau gangguan mood
PENATALAKSANAAN
TERAPI
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
ANTIPSIKOTIKA
Antipsikotika Klasik (typis)
Antipsikotika yang terutama efektif pada simptom positif

Antipsikotika atypis
Bekerja efektif melawan symptom negative, yang praktis kebal terhadap obat
klasik. Efek sampingnya lebih ringan, khususnya gangguan ekstrapiramidal dan
dyskinesia tarda. Tetapi sebaiknya dihindari penggunaannya terhadap lansia
karena beresiko kerusakan ginjal akut.
ANTIPSIKOTIKA TYPIS
Levomepromazin
Memiliki efek analgetik lebih kuat 60% morfin, hipotensi dan mengantuk
Dosis : pada nyeri hebat : IM 12.5-25mg
Oral 4-6 dd 12.5-50mg
Haloperidol
Memiliki khasiat antipsikotik dan anti-emetic kuat. Sering terjadi dystonia dan akathisia,
dan pada dosis tinggi menimbulkan kejang-kejang
Dosis : Psikosis oral 2-4 dd 1,5-5mg
Pimozida
Antipsikotik kuat dan panjang. Efek terapi baru nyata setelah beberapa waktu, tetapi
bertahan lama (1-2 hari). Tidak layak diberikan pada keadaan eksitasi dankegelisahan
akut, yang memerlukan sedasi akut. Efek sedasinya lebih ringan dibanding obat lain.
Dapat menyebabkan aritmia
Dosis : Oral 1 dd 1-2mg, dinaikan tiap 2 mgg sampai max. 6mg sehari
ANTIPSIKOTIKA ATYPIS
Klozapin
Khasiat antipsikotiknya lemah dan bekerja noradrenolitik, antikolinergik, dan anti-histamine kuat. Efek sedative cepat
dimulainya, efek antipsikotiknya setelah 1-6 bulan. Tetapi penggunaannya dibatasi oleh resiko agranulositosis
berbahaya (1-2%). Oleh kerena itu gambaran darah harus dimonitor selama 5-6 bulan pertama dari terapi
Dosis : Oral, IM 25-50mg sehari, berangsur dinaikan sampai max. 600mg sehari
Risperidon
Berkhasiat antipsikotik dan antiserotonin kuat. Efek samping yang bersifat umum adalah sukar tidur, gelisah, rasa takut
dan nyeri kepala
Dosis : Oral 2 dd 1mg, max. 2 dd 5mg
Olanzapine
Sering digunakan untuk schizophrenia dan sama ampuhnya dengan haloperidol. Efek samping tersering mengantuk
dan kenaikan berat badan.
Dosis : Permulaan 1 dd 10mg, pemeliharaan 7.5-17.5mg sehari
Quetiapine
Efektif terhadap gejala positif dan negative. Risiko terhadap efek samping ekstrapiramidal tampaknya lebih ringan
daripada obat-obatan klasik. Efek samping mengantuk (2 mgg pertama), rasa penat, pusing, dan peningkatan berat
badan
Dosis : hari pertama 2 dd 25mg, hari kedua 2dd 50mg, hari ketiga 2 dd 100mg, hari keempat 2 dd 150mg, bila perlu
dinaikan lagi hingga dosis pemeliharaan 450mg sehari.
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI
Family Interventions

Cognitive Behavior Therapy

Social Skill Training

psychiatryonline.org/guidelines
FAMILY INTERVENTIONS
Pihak keluarga pasien sangat diharapkan ikut
berpartisipasi dalam pengobatan secara collaborative
untuk mencapai kesembuhan sosial
Tujuan utama pengobatan adalah ditunjukkan sebagai
psychoeducation untuk mengurangi kemungkinan
relaps pada pasien
Therapy family intervention yang effektif melainkan
sebagai berikut
Edukasi tentang penyakit beserta cara penanganannya
Latihan kemampuan setiap anggota keluarga dalam
mengatasi masalah terhadap pasien
Meningkatkan kemampuan komunikasi dan mengurangi
tingkat distress anggota keluarga yang tergabung dalam
family interventions

psychiatryonline.org/guidelines
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY
Assumsi dari cognitive therapy adalah proses normal psychological pasien
dapat meningkat maupun menurunkan tingkat kesembuhan dan
keparahan dari gejala psikotik
Therapist menolong pasien melalui pertanyaan yang telah dibuat yang
berkaitan dengan gejala yang diyakini oleh pasien sendiri
Therapist meminta pasien untuk menguraikan pengalamannya dalam
mengalami halusinasi dengan cara yang detail dan jelas

psychiatryonline.org/guidelines
SOCIAL SKILL TRAINING
Tujuan utama adalah untuk memulihkan peran penderita di kehidupan
sosial
Mengajari pasien perilaku spesifik yang penting untuk mencapai kesuksesan
dalam kehidupan sosial
Skill diajarkan melalui kombinasi modeling yang dibuat oleh therapist
(demonstration)
Pasien memperagakan dan mengulangi hal-hal yang telah diajarkan oleh
therapist

psychiatryonline.org/guidelines
EDUKASI TERHADAP PASIEN
Pasien Mengatasi waham dan halusinasi
Tetap menjaga kesehatan tubuh

Mengkontrol pola hidup dan kegiatan

Keluarga penderita dalam sehari-hari


Memberikan support terhadap
penderita
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin j. Sadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri klinis. Edisi
2.Jakarta: EGC, 2012.2.
Maslim, rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-
III.Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Atma Jaya, 2001

Anda mungkin juga menyukai