Anda di halaman 1dari 15

TUTORIAL KASUS HIDUP

Kelompok A UMY
Intan Hanifah M Amalia Fahmi W
Antonius Dimas M. Rizky Pratama
Ruly Dwi RI Intan Hazimi
Wildan Farik A Putri Meidiana
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. FY
Umur : 23 tahun
Alamat : Gawar, Panggung Harjo, Sleman
Jenis Kelamin : Laki laki
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Rekam Medis : 1824****
KRONOLOGI
Pada hari senin 25 September 2017 sekitar pukul 08.15 WIB terjadi kecelakaan
tunggal roda dua di jalur lambat jalan kabupaten menuju jalan tajem. Saat kejadian,
pasien mengendarai sepeda motor vario berwarna hitam. Pasien berniat menyalip
mobil tersebut dari arah kiri tetapi mobil tersebut memenuhi jalan. Sehingga
korban tidak mendapatkan ruang untuk menyalip yang membuat pasien bergeser
ke arah yang lebih kiri/ keluar jalan beraspal menuju jalan yang terdiri dari tanah.
Setelah beberapa saat berada di jalan bertanah, pasien tidak sadar jika di depannya
ada batu besar yang membuat pasien terjatuh dengan motornya kearah kiri. Posisi
pasien saat terjatuh adalah miring ke kiri dengan siku lengan kiri sebagai
tumpuannya, tetapi motor tidak menimpa tubuh pasien.
Berkisar 5 menit kemudian, polisi datang membawa dan mengantar pasien ke
RSUP Sardjito dengan mobil polisi .
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri lengan kiri
RPS : Senin tanggal 25 september 2017 mengalami
kecelakaan roda dua karena ingin berusaha menyalip mobil tetapi saat ingin
menyalip ada batu besar di depan dan akhirnya motornya terjatuh ke tanah.
RPD : HT disangkal , DM disangkal , Jantung disangkal
RPK : HT disangkal , DM disangkal , Jantung disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, kompos mentis
Vital Sign : TD 110/80 mmHg , HR 80x/menit, RR 20x/menit,
Suhu 36,7 derajat celcius
Pemeriksaan status lokalis :
Kepala : tidak terdapat luka, deformitas (-)
Leher : tidak terdapat luka, deformitas (-)
Dada :
a. Pada dada bagian kiri, 20 cm ke arah luar dari sumbu tengah tubuh, 6 cm dibawah ketiak terdapat
luka lecet geser dengan bentuk tidak beraturan, warna merah keunguan, arah dari luar ke dalam,
kondisi kotor, dasar jaringan bawah
b. Pada dada bagian kiri, 20 cm kearah luar dari sumbu tengah tubuh, 7 cm dibawah ketiak, terdapat
luka memar, bentuk tidak beraturan, warna keunguan, kondisi kotor, dengan ukuran panjang 3x4,5
cm.
Perut : tidak terdapat luka, jejas, ataupun nyeri tekan
Anggota gerak
Anggota gerak atas kiri: terpasang balut elastis berwarna coklat 5 cm diatas siku hingga 6 cm diatas
ujung jari, posisi lengan menghadap ke bawah
Anggota gerak atas kanan : tidak terdapat luka, memar, ataupun derik tulang
Anggota gerak bawah kiri : pada lutut kiri, terdapat luka lecet geser, bentuk tidak beraturan, warna
kemerahan, arah dari atas ke bawah, kondisi kotor, dasar jaringan kulit dengan ukuran 5x4 cm
Anggota gerak bawah kanan : tidak terdapat luka, memar, ataupun derik tulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin : dalam batas normal
Foto rontgen join elbow : fraktur completa obliqua di olecranon os ulna
sinistra dengan fiksasi eksterna berupa gips sevisirkular
PENATALAKSANAAN
Fiksasi luar dan bidai elastis
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ketorolak : 3x1 (IV)
Inj. Ranintidin : 2x1 (IV)
PROBLEM DEFINITION
1. Bagaimana sikap dokter ketika menghadapi kasus ini? (serta aspek Mediko
legal)
2. Apa yang harus diperhatiak dokter dalam membuat VeR korban hidup ?
3. Bagaimana pola trauma pada kasus ini?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan?
5. Bagaimana fungsi, cara kerja, indikasi obat yg diberikan pada pasien?
1. Bagaimana sikap dokter ketika menghadapi
kasus ini? (serta aspek Mediko legal)
Dokter melakukan penatalaksanaan sesuai hasil pemeriksaan, selanjutnya untuk
tujuan tertentu tentang kesehatan atau penyakit pasien, atas permintaan pasien atau
orang ketiga atas persetujuan pasien atau atas perintah undang-undang dokter dapat
mengeluarkan surat keterangan medis.
Pembuatan surat keterangan medis harus sesuai dengan hasil pemeriksaan dan
mampu dibuktikan kebenarannya apabila diminta.
Dalam kode etik kedokteran Indonesia pasal 7 mengatur sebagai berikut : seorang
dokter hanya memberi keterangan sesuai yang telah diperiksa sendiri kebenarannya
2. Apa yang harus diperhatiak dokter dalam
membuat VeR korban hidup ?
Harus tertulis, tidak boleh secara lisan.
Langsung menyerahkannya kepada dokter, tidak boleh dititip melalui korban atau
keluarganya. Juga tidak boleh melalui jasa pengiriman.
Bukan kejadian yang sudah lewat sebab termasuk rahasia jabatan dokter.
Ada alasan mengapa korban dibawa kepada dokter.
Ada identitas korban.
Ada identitas pemintanya.
Mencantumkan tanggal permintaan.
Korban diantar oleh polisi atau jaksa
Bagaimana pola trauma pada kasus ini?

Korban kecelakaan lalu lintas dapat diduga jenis cederanya dengan meneliti
riwayat trauma dengan cermat. Pada korban kecelakaan lalu lintas, biasanya
ditemukan trauma / tanda kekerasan yang dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok :
a. Trauma akibat kekerasan pertama oleh kendaraan (first impact)
b. Trauma akibat terjatuh
c. Trauma akibat terlindas
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang
sebaiknya dilakukan?

Pemeriksaan Laboratorium (darah lengkap)


Pemeriksaan Rontgen sesuai indikasi pada pasien (pada pasien ini sudah
sesuai yaitu foto polos elbow sinistra
Pemeriksaan Alkohol, kadar amphetamine atau obat-obat psikotropika atau
pemeriksaan NAPZA.
5. Bagaimana fungsi, cara kerja, indikasi obat yg
diberikan pada pasien?
Inf. Ringer Laktat 20 tpm
- Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik.
- Fungsi : elektrolit dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.
- Cara kerja : komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari
plasma darah dan menentukan tekanan osmotic. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler
dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot.
Inj. Ketorolac 30 mg/12 jam
- Indikasi :untuk penatalaksanaan nyeri akut yang berat jangka pendek (<5 hari)
- Fungsi :efek analgesic yang digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan pasca operasi ringan dan sedang.
- Cara kerja :termasuk dalam golongan NSAID yang memiliki aktivitas antipiretik yang lemah, mekanisme kerjanya dengan menghambat sintesis
prostaglandin dan dianggap sebagai analgesic perifer yang bekerja perifer yang tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiate.
Inj. Ranitidin 1 amp
- Indikasi : terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk tukak lambung, gerd, hipersekresi patologis.
- Fungsi : mencegah timbulnya gejala asam lambung.
- Cara kerja : Ranitidin menghambat kompetitif reseptor histamin H2 pada sel parietal menurunkan sekresi asam lambung pada kondisi basal maupun
terstimulasi makanan, insulin, asam amino, histamine maupun pentagastrin.

TERIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai