Anda di halaman 1dari 30

Kala 1 Fase laten Memanjang

Disusun oleh
Ayunovia Riszkyria Husada Adika

Pembimbing:
dr.Alwin MH, Sp.OG

KKS BAGIAN ILMU OBSTETRY AND GYNECOLOGY


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD Dumai
2017
IDENTITAS

Nama : Ny.M Nama Suami : Tn.J
Usia : 26tahun Usia : 29 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Security
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : jawa Suku : jawa
Alamat : jl. Kebun Bukit Kapur
RM : 194737
ANAMNESIS

Seorang pasien masuk kamar bersalin RSUD Kota
Dumai pada tanggal 8 Desember 2017 jam 15.30 WIB
kiriman dari bidan Nora

Keluhan Utama:
nyeri perut menjalar ke pinggang sejak 1 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:
nyeri perut menjalar ke pinggang sejak 1 hari SMRS.
keluar darah bercampur lendir dari jalan lahir.
Pasien masih merasakan gerakan janin. Mual dan
muntah tidak ada. BAK dan BAB normal. Hari
Pertama Haid Terakhir yaitu 7 Maret 2017 dengan
taksiran tanggal persalinan 14 Desember 2017.

Riwayat Ante Natal Care (ANC) :
Pasien pernah periksa 4x di klinik

Riwayat Obat
obat maag, penambah darah, dan vitamin

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi (-)
Riwayat astma (-)
Riwayat penyakit jantung dan DM tidak ada
Riwayat trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : DM (+)



Riwayat Haid:
Manarchea :LUPA
Haid :Teratur
Siklus Haid :28 hari
Lama : 7 hari

Riwayat Perkawinan:
Merupakan pernikahan yang pertama

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :


anak pertama lahir normal tidak ada penyulit lainnya

Riwayat Keluarga Berencana (KB) :


Pasien menggunakan KB suntik 1 bulan
PEMERIKSAAN FISIK

Status generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 82x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC

Pemeriksaan Fisik Umum
Mata : anemis -/-, ikterus -/-
Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-),
Paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wh (-)
Abdomen : luka operasi (-), striae
gravidarum (+), linea nigra (+), cembung sesuai
kehamilan
Ekstremitas : akral teraba hangat, CRT < 2
detik, turgor kulit normal, edema-
Status obstetrikus :
Muka : Cloasma gravidarum (-)
Mammae : Hiperpigmentasi areola (+)
Abdomen :
Inspeksi : cembung dengan ukuran sesuai usia kehamilan, striae


gravidarum (+), linea nigra (+)
Palpasi :
L1 : Fundus uteri 3 jari dibawah procesuss xyphoideus,
teraba massa lunak, bulat dan tidak melenting (kesan
bokong)
L2 : Teraba tahanan terbesar di sebelah kanan dan teraba
bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri (pu-ka)
L3 : Teraba masa bulat keras (kepala)engaged
L4 : Kepala sudah masuk pintu atas panggul.
Tinggi fundus uteri = 40 cm
His : +
Auskultasi DJJ : 153 x/menit (reguler)
Taksiran Berat Janin : 4.340 gr
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 8 desember 2017
Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 10,8 12-15 GR/DK%
Hematokrit 30 36-52 %
Leukosit 14.300 4000-11000 mm3
Trombosit 144.000 150 rb- 450 mm3
rb
Masa 2 2-7 menit
perdarahan
Masa 3 <5 menit
pembekuan
Protein Negative Negative -
Ureum 13 20-40 MG/DL
Creatinin 0.6 0,5-1,2 MG/DL
SGOT 19 <40 uL
SGPT 8 <30 uL
Glukosa Darah 86 <140 MG/DL
Diagnosis

G2P1A0H1 gravid 39-40 minggu inpartu kala 1 fase laten
memanjang + Janin presentasi kepala tunggal hidup
intrauterine + makrosomia
Rencana Tindakan
Observasi ibu dan janin
Pantau tanda vital, pembukaan, his dan DJJ
IVFD RL 20 tpm
Oksigen 2-3 L
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
Persalinan pervaginam
Jika terjadi Partus tidak maju lakukan Sectio caesarea
Follow up
Tanggal SOAP

8 Desember 2017 S: Perut terasa sakit menjalar ke pinggang.


15.30

O: TD: 110/70 N: 80x RR: 20x T: 36,5 DJJ: 153x His (+) 2kali
dalam 10 menit dengan durasi >40detik
VT : pembukaan 2-3cm. Ketuban utuh.
A: G2P1A0 gravid 39-40 minggu inpartu kala 1 fase laten + Janin tunggal
hidup intrauterine presentasi kepala+ makrosomia
P: beri O2, pantau djj, TTV
09 Desember 2017 S: nyeri perut terasa sakit,gembung,muntah, BAB(-) 4 hari.
23.00 O: TD: 120/80 N: 80x RR: 20x T: 36,5 DJJ: 158x His (+) 2kali dalam 10
menit dengan durasi >40detik
VT: pembukaan 3 cm,Ketuban utuh, Hodge 1, Preskep.
A: G2P1A0 gravid 39-40 minggu inpartu kala 1 fase laten memanjang + Janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala+makrosomia
P: IV Line,cefotaxime dosis 1 gr,ranitadine, ondancentron, urine cateter, O2,
dulcolax supp persiapan SC
10 Desember 2017 S: p/v(+)

11.00

O: TD: 120/70 N: 84 x RR:20x T: 36 U: 100cc

A: Post SC

P: Seccio caesarea. Post SC jam 11.00 WIB dengan: By JK: Laki-laki, BBL: 4.340
gr, AS: 6/8, PB: 50 cm, anus (+), meco (+), plasenta lahir spontan kesan lengkap,
IV Line, cateter

11 Desember 2017 S: nyeri jahitan


07.00 O: TD: 120/80 N: 80x RR: 20x T: 36,1
A: post sc hari 1
P: IV Line, aff Cateter urine, inj, bedrest+,oral, ketrolax
12 Desember 2017 S: p/v
07.00 O: TD: 120/80 N: 76x RR: 20x T: 36,5
A: post sc hari 2
P: aff infus, obat oral

Cefadroxil 2x1, myotonik,pct

13 Desember 2017 S: p/v, mobilisasi


07.00 O: TD: 120/80 N: 76x RR: 20x T: 36,5
A: post sc hari 3
P: pasien berobat jalan
Cefadroxil 2x1
Paracetamol 3x1
Himacoford
ANALISIS KASUS

Berdasarkan anamnesis, PF dan Pem. Penunjang ibu
didiagnosis kala 1 fase laten memanjang+ makrosomia
Pasien kehamilan multigravida dengan durasi >24 jam
tetap mengalami pembukaan pembukaan 3 cm, dan pada
hasil tingi fundus uteri didapatkan 40cm yang artinya TBJ
diperoleh 4.340gr
Menurut friedman dan sachtleben kala 1 fase laten
berkepanjangan apabila lama fase ini > 20 jam pada
primigravid dan 14 jam pada ibu mutipara. Dan
makrosomia jika bayi baru lahir dengan berat badan >
4000gr.

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang
adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan
serviks, turunnya kepala dan putar paksi selama 2 jam
terakhir.

ETIOLOGI
Penyebab partus tak maju antara lain adalah kelainan
letak janin, kelainan panggul, kelainan his,
pimpinan partus yang salah, janin besar atau ada
kelainan kongenital, perut gantung, grandmulti dan
ketuban pecah dini.
diagnosis
Tanda dan Gejala
Diagnosa

Belum inpartu
1. Serviks tidak membuka
Tidak didapatkan his/his tidak teratur

Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8


Fase laten memanjang

jam inpartu dengan his yang teratur

3.- Pembukaan serviks melewati kanan garis Fase aktif memanjang


waspada partograf
Inersia uteri
a. - Frekuensi his kurang dari 3 x his per 10 menit
CPD
dan lamanya kurang dari 40 detik
Obstruksi kepala
b. - Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin
yang dipresentasi tidak maju, sedangkan his baik
c. - Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin
yang dipresentasi tak maju dengan caput, terdapat
moulase hebat, oedema serviks, tanda ruptura uteri
imins, gawat janin
Partus tak
maju

Faktor Faktor kecemasan dan


Faktor tenaga
panggul ketakutan ibu

Kelainan
Cemas menghadapi Inersia
letak bentuk
proses uteri
janin

Fundus
Menyebabkan Proses persalinan berkontr
cefalo pelvik tidak lancar aksi tidak
efektif

Proses
persalinan kelelahan
menjadi
lama

Sectio caesarea
PENATALAKSANAAN

Penanganan secara umum (menurut Sarwono
Prawirohardjo)
a. Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil
tersebut termasuk tanda-tanda vital dan tingkat
hidrasinya. Apakah ia kesakitan dan gelisah, jika
ya pertimbangkan pemberian analgetik.
b. Tentukan apakah pasien benar-benar inpartu
c. Upaya mengedan ibu menambah resiko pada
bayi karena mengurangi jumlah O2 ke plasenta,
maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan
secara spontan dan mengedan dengan tidak
menahan napas terlalu lama dan perhatikan DJJ
2. Penanganan secara khusus
Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam


dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan pemeriksaan
dengan jalan penilaian ulang serviks :
Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks
serta tak didapatkan tanda gawat janin, kaji ulang
diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam keadaan
inpartu
Bila ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan
serviks lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan
oksitosin atau prostoglandin. Lakukan drip oksitosin
dengan 5 unit dalam 500 cc dekstrose atau NaCl mulai
dengan 8 tetes per menit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes
sampai His adekuat (maksimum 40 tetes/menit) atau
diberikan preparat prostaglandin. Lakukan penilaian ulang
setiap 4 jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah
dilakukan pemberian oksitosin lakukan seksio sesarea.

Pada daerah yang prevelensi HIV tinggi, dianjurkan membiarkan ketuban
tetap utuh, selama pemberian oksitosin untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya penularan HIV
Bila didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin 5 unit dalam 500 cc
dekstrose atau NaCl mulai dengan 8 tetes permenit setiap 15 menit
ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimum 40 tetes/menit atau
diberikan preparat prostaglandin, serta berikan antibiotika kombinasi
sampai persalinan yaitu amplisilin 29 gr IV. Sebagai dosis awal dan 1 gr IV
setiap 6 jam ditambah dengan gestamisin setiap 24 jam.
Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca persalinan
Jika dilakukan seksiosesarea, lanjutkan antibiotika ditambah metronidazol
500 mg IV setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam.
makrosomia
Makrosomia atau bayi
besar adalah bila berat badan
bayi melebihi dari 4000 gram.(Wiliiam, 2001). Dalam
dunia kedokteran makrosomia disebut giant baby.
Menurut Cunningham (2005) semua neonatus
dengan berat badan 4000 gram atau lebih tanpa
memandang usia kehamilan dianggap sebagai
makrosomia
Karakteristik Makrosomia


a) Mempunyai wajah berubi (menggembung),
pletoris(wajah tomat)
b) Badan montok dan bengkak
c) Kulit kemerahan
d) Lemak tubuh banyak
e) Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata
Etiologi

Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayah
ibu dapat menurun pada bayi.
Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan
selama kehamilan, porsi makanan yang dikonsumsi
ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu.
Ibu dengan diabetes milletus
Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi
makrosomia
Komplikasi

Komplikasi Makrosomia terdapat pada Ibu yaitu: Ibu
mengalami robekan perineum, Persalinan dengan operasi
Caesar, Kehilangan darah dalam jumlah banyak saat
persalinan, Ruptur uteri dan serviks.
Sedangkan komplikasi pada bayi adalah sebagai berikut:
1. Bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan
kadangkala bayi lahir dengan trauma tulang leher dan
bahu.
2. Distosia bahu.
3. Hipoglikemia.
penanganan

1.Pada disproporsi sefalo dan feto-pelvic yang sudah
diketahui dianjurkan untuk seksio caesar.
2. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin
hidup dilakukan episiotomi yang cukup lebar dan
janin diusahakan lahir, atau bahu diperkecil dengan
melakukan kleidotomi unilateral atau bilateral.
Setelah dilahirkan dijahit kembali dengan baik dan
untuk cedera postkleidotomi dikonsulkan ke bagian
bedah.
Sectio Caesarea

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut
dan dinding uterus atau vagina atau suatu
histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam
rahim.
indikasi

Riwayat SC pada kehamilan sebelumnya.
Cefalopelvic Disproportion (CPD) yang merupakan
ketidak-seimbangan antara ukuran kepala dengan
panggul. .
Ruptur uteri imminens.
Partus lama.
Partus tak maju
Pre-eklampsi dan Hipertensi gestasional

Anda mungkin juga menyukai