Anda di halaman 1dari 9

Difraksi Sinar-X

Bagian II

KELOMPOK XII :

Sandi Pratama A241 15 060


Andisiti N.H A241 15 106
Hilda Devayanti A241 15 078
Kholasatun Nurul F A241 14 097
Siska Fauzia S Kasim A241 14 118
EKSPERIMEN DENGAN DIFRAKSI
SINAR-X

1. Hukum Bragg
Dari persamaan Hukum Bragg, pada difraksi sinar –
X membutuhkan Harga Ɵ dan λ yang saling bersesuaian.
Panjang gelombang sinar X yang mengenai kristal secara
sembarang tidak dipantulkan kembali. Standard difraksi
yang digunakan untuk menganalisis kristal terdiri dari :
a. Metode Laue
Metode difraksi ini tidak menggunakan berkas sinar
monokromatik dari spektrumnya, juga tidak
menggunakan karakteristik, melainkan menggunakan
spectrum kontiniu dari logam targetnya. Agar sudut
difraksi bernilai konstan, maka digunakan Kristal tunggal
sebagai spesimennya. Metode Laue biasanya digunakan
untuk menentukan orientasi kristal tunggal besar yang
bersifat relatif terhadap adanya pancaran. Metode ini
merupakan metode difraksi sinar X tertua. Radiasi putih
tercermin atau ditransmisikan melalui kristal tetap. Kristal
tetap adalah kristal yang memiliki bidang hkl, jarak d(hkl)
dan sudut Bragg (hkl) yang tetap.
Sinar yang terpantul akan ada jika sebuah panjang
gelombang yang tepat yang memuaskan
persamaan Bragg terdapat dalam sebuah spektrum
kontinyu. Sinar pantul yang berbeda memiliki
panjang gelombang yang berbeda sehingga
membuat pola laue yang terbentuk menjadi
berwarna. Metode ini sangat mudah dalam hal
operasi dan konsepnya.
b. Metode rotasi kristal
Dalam metode Kristal berputar ini berbeda
dengan metode Laue. Untuk metode Kristal berputar
menggunakan Kristal tunggal dan sinar-X
monokromatik. Proses metode Kristal berputar ini
terjadi ketika Kristal dan sampel uji coba di sinari oleh
sinar-X, dan sinar-X tersebut mengelilingi Kristal
sehingga Kristal pada orientasi tertentu akan
menghasilkan difraksi yang kemudian direkam oleh
film.
Kristal tunggal dirotasikan pada sumbu tetap
yang ditembak dengan berkas monokromatis. Arah
datang berkas sinar tegak lurus terhadap kristal.
Kemudian dibentuk grafik yang dihasilkan oleh variasi
𝜃 dengan fungsi waktu. Tehnik ini digunakan untuk
menentukan bentuk dan ukuran unit sel.
c. Metode Serbuk
Dalam metode ini, Kristal yang akan diamati
dalam bentuk serbuk, dan setiap serbuk berlaku
sebagai Kristal berukuran kecil dengan orientasi acak
dan diputar tidak melalui satu sumbu saja. Sampel
diletakkan diatas sebuah bidang dan disebarkan
secara merata dan disinari dengan berkas
monokromatis.
Karena serbuk memiliki kristal dalam jumlah besar,dan
setiap kristal memiliki orientasi masing-masing, setiap
puncak hamburan berhubungan dengan vektor kisi
yang lebih pendek dari
λ
4𝜋
.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai