Anda di halaman 1dari 31

SISTEM PERNAPASAN

Mar’atun Ulaa, S.Kep, Ns


PERNAPASAN (RESPIRASI)

 Adalah peristiwa menghirup udara dari


luar yang mengandung O2 ke dalam
tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 sebagai sisa
dari oksidasi keluar dari tubuh

 Inspirasi: menghisap udara

 Ekspirasi: menghembuskan udara


 Sistem respirasi berperan untuk menukar
udara dari luar ke permukaan dalam
paru-paru.
 Setelah udara masuk dalam sistem
pernapasan, akan dilakukan
penyaringan, penghangatan dan
pelembaban pada udara tersebut di
trakea agar tidak merusak permukaan
yang lembut pada sistem pernapasan
 Perbedaan tekanan membuat udara
masuk ke paru-paru melalui saluran
pernapasan
ORGAN-ORGAN SISTEM PERNAPASAN

Hidung = Naso = Nasal


 Hidung merupakan organ tubuh yang
berfungsi sebagai alat pernapasan dan
indra penciuman
 Dalam keadaan yang normal udara yang
masuk dalam sistem pernapasan
berhubungan dengan rongga hidung.
 Vestibulum rongga hidung berisi serabut-
serabut halus epitel yang berfungsi untuk
mencegah masuknya benda-benda asing
yang mengganggu proses pernapasan
 Rangka hidung bagian atas dibentuk oleh:
 Lamina kribrosa osis etmoidalis dan pars
nasalis osis frontalis
 Dinding lateral: oleh tulang keras dan tulang
rawan
 Sekat hidung (septum nasi) oleh tulang
karang dan tulang rawan
 Pada dinding lateral terdapat empat
tonjolan (konka):
 Konka suprima
 Konka nasalis superior
 Konka nasalis media
 Konka nasalis inferior
BAGIAN-BAGIAN HIDUNG

 Batang hidung: dinding depan hidung


yang dibentuk ole os nasalis
 Cuping hidung: bagian bawah dari lateral
hidung yang dibentuk oleh tulang rawan
 Septum nasi: yang membatasi dua rongga
hidung
 Dinding lateral rongga hidung (kavum
nasi)
OTOT-OTOT HIDUNG
Pada dinding hidung terdapat alat-alat
kecil yang berfungsi menggerakkan
hidung dan menghirup udara:
 M. Piramidalis
 M. Levator labii superior league nasi
 M. Dilator neres posterior
 M. Dilator neres anterior
 M. Kompressor nasi
 M. Kompressor nasi minor
 M. Depressor alaris nasi
FOSSA NASALIS
 Fossa nasalis terdiri atas ruang hidung (kavum
nasi) merupakan bagian dalam rongga hidung
yang dindingnya dilapisi oleh tunika mukosa
yang disebut dengan pituitary yang berfungsi
mengeluarkan sekret mukosa.
 Selaput lendir hidung dihasilkan oleh jaringan
kulit yang melekat pada perikondrium lamina
yang merupakan batas atas vestibulum krista
yang disebut dengan linea nasi, bagia belakang
berlanjut menjadi membran mukosa nasofaring.
 Bagian frontal hiatus maksilaris tertutup oleh
membran mukosa, sedangkan bagian oksipital
ditutupi oleh tunika mukosa.
PEMBULUH DARAH HIDUNG
 Arteri palatina, bercabang dua yaitu arteri
nasalis posterior lateralis dan arteri nasalis
posterior septi
 Arteri nasalis anterior berasal dari arteri
oftalmika yang mempunyai cabang anterior
lateralis dan anterior nasalis septi
 Vena hidung kribrosa, jaringan pada daerah
konka yang dikelilingi oleh serabut otot sirkuler
dan longitudinal bermuara pada:
 Pleksus venosus pterigoideus vena kanalis
 Vena fasialis mengikuti cabang arteri alviolaris
superior
 Vena oftalmika
 Perdarahan hidung disebut epistaksis yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah pena
di hidung
PERSARAFAN HIDUNG
 Nervus Olfaktorius saraf sensible (saraf
pembau): masuk melalui lubang-lubang di
lamina kribrosa etmoidalis
 Nervus Trigeminus: mempunyai cabang nervus
oftalmikus dengan ranting nervus nasalis
posterior superior dan nervus nasalis anterior
superior untuk dinding lateralis kavum nasi
superior dan konka nasalis media
 Nervus etmoidalis anterior: cabang dari
oftalmikus masuk ke dalam kavum nasi melalui
lubang frontal di lamina kribrosa os etmoidalis
 Nervus palatinus anterior: masuk ke dalam
kavum nasi melalui lubang dalam pars
perpendiklaris os palatine
FUNGSI HIDUNG
 Menghangatkan udara: oleh permukaan konka dan
septum nasalis. Setelah melewati faring suhu udara ±
360 C
 Melembabkan udara: sebelum melewati hidung dan
saat mencapai faring kelembaban udara menjadi ±
75%
 Menyaring udara oleh bulu-bulu hidung, rambut
vestibular, lapisan mukosiliar, dan lisozim (protein
dalam air mata). Fungsi ini dinamakan fungsi air
conditioning jalan pernapasan atas

Ketika bernapas biasa udara yang masuk melalui


celah olfaktori sebesar 5-10 %, sedangkan ketika
menghirup udara dengan keras udara pernapasan
yang masuk sebesar 20%
REFLEKS BATUK
 Merupakan cara paru-paru mempertahankan
diri untuk bebas dari benda asing.
 Bronkus dan trakea sangat sensitif sehingga
setiap benda asing atau penyebab iritasi lain
akan merangsang refleks batuk
 Proses rangsangan secara otomatis dicetuskan
oleh sirkuit neuron medula oblongata yang
menyebabkan:
 Sekitar 2,5 liter udara diinspirasikan
 Epiglotis dan pita suara menutup rapat udara di
dalam paru-paru
 Otot perut berkontraksi kuat mendorong diafragma
 Pita suara dan epiglotis tiba-tiba terbuka lebar
sehingga udara yang tertekan dalam paru-paru
dengan cepat keluar, biasanya udara yang bergerak
cepat membawa benda asing yang terdapat dalam
bronkus dan trakea
FARING & NASOFARING
Faring terdiri atas:
 Nasofaring
 Orofaring
 Laringo faring

Nasofaring adalah bagian faring yang terdapat di


dorsal kavum nasi dan berhubungan dengan
kavum nasi melalui konka dinding lateral yang
dibentuk oleh:
 M. Tensor palatini
 M. Levator vili palatini membentuk palatum
mole
 M. Konstruktor faringis superior
 Bagian lateral dinding nasofaring memiliki dua
lubang:
 Osteum farin, terletak di antara nasofaring
dengan orofaring yang dibatasi oleh istmus
faringis yaitu suatu penyempitan faring yang
dibentuk oleh permukaan kranial palatum mole,
arkus faringeo palatinus, dan dinding belakang
nasofaring ke bawah dengan orofaring. Orofaring
dilapisi oleh mukosa sehingga permukaannya
memiliki tonjolan otot dan tulang. Dengan
adanya palatum mole dapat mencegah makanan
dan minuman masuk ke dalam rongga hidung
ketika menelan
 Lubang medial (tuba faringeo timpanika
eustakii)
 Lubang medial (tuba faringeo timpanika
eustakii). Pada dinding lateral terdapat
penonjolan, melalui penonjolan ini terlihat suatu
lipatan ke dalam lumen faring. Otot ini dianggap
sebagai bagian dorsal M. Farongeo patinus.
Pembesaran tonsil akan memperkecil konka
sehingga mengganggu pernapasan melalui
hidung dan dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran.
OROFARING
 Orofaring mempunyai dua hubungan sebagai
berikut:
 Ventral dengan kavum oris, batas istmus
fausium terdiri atas palatum molle arkus
glasopalatinus dekstra dan sinistra dorsum
lingua. Di antara kedua arkus ini terdapat
jaringan limpoid disebut tonsil palatina (mandel)
yang terdapat dalam lekukan yang disebut fossa
tonsilaris. Fossa ini seluruhnya ditempati oleh
tonsil untuk mencegah masuknya kuman
melalui rongga mulut
 Kaudal pada radiks lingual
LARING (PANGKAL TENGGOROKAN)

 Laring atau pangkal tenggorok


merupakan jalinan tulang rawan yang
dilengkapi dengan otot, membran
jaringan ikat, dan ligamentum.
 Tepi tulang dari pita suara kiri dan
kanan yang membatasi daerah epiglotis
disebut supraglotis dan bagian bawah
disebut subglotis
RANGKA LARING
Rangka laring terdiri atas bagian-bagian sbb:
 Kartilago tiroidea

 Kartilago krikoidea

 Kartilago aritenoidea

 Kartilago epiglotika

 Os hioid dan kartilagines: laring (tulang) lidah


bentuknya seperti tapak kuda terdiri atas:
 Korpus ossis hioid (bagian tengah)
 Kornu minus (tiga tonjolan tulang kecil) yang
mengecil ke kranialis di pertengahan tulang
 Kornu mayus: bagian belakang tulang mulai dari
bagian lateral korpus hioid
ARTIKULASI LARING

 Artikulasi krikoitiroidea: suatu sumbu


yang hampir tegak lurus pada fasia
artikularis yang terletak di dalam bidang
frontal
 Artikulasi krikoaritenoidea: pergerakan
artikulasi ke medioventro kaudal dan
latero dorsokranial, pergerakan ke arah
yang sama
VOKALIS
 Berbicara
melibatkan sistem respiratori
yang meliputi bagian-bagian sbb:
 Pusat khusus pengaturan bicara
 Pusat respirasi di dalam batang otak
 Artikulasi dan struktur resonansi

 Berbicar
mempunyai dua fungsi
mekanisme yang terpisah, yaitu:
 Fonasi
 Artikulasi dan resonansi
FONASI
 Fonasi disesuaikan dengan vibrator atau pita suara
yang bentuknya seperti lipatan sepanjang dinding
lateral laring yang posisinya diatur oleh otot khusus
dalam batas laring.
 Getaran pita suara bergetar ke arah lateral, getaran
ini terjadi apabila pita suara satu sama lain
berdekatan dan dihembuskan udara.
 Tinggi nada diciptakan oleh laring yang dapat diubah
dengan dua cara:
 Peregangan atau pengendoran pita suara
 Mengubah bentuk massa tepi-tepi pita suara
 Bila dikeluarkan suara yang berfrekuensi sangat
tinggi, M. Tiroaritenoidus berkontraksi sedemikian
rupa shg tepi pita suara meruncing dan menipis
 Bila frekuensi rendah dikeluarkan, otot aritenoideus
berkontraksi dengan pola berbeda maka tepi pita
suara menebal dan agak tumpul.
ARTIKULASI & RESONANSI
3 organ utama yang berfungsi dalam
artikulasi:
 Bibir
 Lidah
 Palatum

 Organ yang berfungsi dalam resonansi:


 Mulut
 Hidung (paranasalis)
 Faring
 Rongga dada
TEORI FIBRASI PITA SUARA

 Aerodinamik: fibrasi pita suara palsu


bergantung pada tinggi tekanan udara
subglotik
 Neuromuskular: variasi pita suara terjadi
akibat kontraksi otot intrins
GANGGUAN BICARA
 Disfasia: kesukaran untuk mengerti pembicaraan atu
berbicara karena kerusakan sebagian besar hemisfer
serebri, gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit
serebrovaskuler atau tumor
 Disartria: kerusakan artikulasi atau mengucapkan
kata dengan tidak benar disebabkan kelainan kontrol
neuromuskular dari otot artikulasi
 Dislalia: kelainan lidah, bibir, gigi dan palatum, atau
alat bicara perifer
 Distritmia (gagap): kerusakan ritme dengan interupsi
tiba-tiba. Kecepatan bicara dan pengeluaran suara
jarang ditemukan.
 Disfoni: kelainan tinggi nada. Kualitas dan tingginya
suara disebabkan oleh kelainan dalam laring,
persarafan, dan kelainan psikogenik termasuk suara
parau.
 Afoni: tidak ada suara sama sekali
TRAKEA (BATANG TENGGOROK)
 Trakea atau batang tenggorok adalah tabung
berbentuk pipa seperti huruf C yang dibentuk
oleh tulang rawan.
 Terletak diantara vertebra servikalis VI sampai
ke tepi bawah kartilago krikoidea vertebra
torakalis V, panjangnya sekitar 13 cm dan
diameternya 2,5 cm dan dilapisi oleh otot polos.
 Mempunyai dinding fibroelastis yang tertanam
dalam balok-balok hialin yang berfungsi untuk
mempertahankan trakea tetap terbuka.
 Pada bagian bawah trakea torakalis ke IV,
trakea bercabang 2 menjadi bronkus kiri dan
bronkus kanan
 Trakea dibentuk oleh tulang-tulang
rawan berbentuk cincin yang terdiri dari
15 – 20 cincin.
 Bagian dalam trakea terdapat septum
yang disebut karina, terletak agak kekiri
dari bidang median
 Selain itu juga terdapat sel bersilia yang
berguna untuk mengeluarkan benda
asing yang masuk ke jalan pernapasan
BRONKUS (CABANG TENGGOROKAN)
 Merupakan lanjutan dari trakea terletak pada vertebra
torakalis IV dan V.
 Bronkus mempunyai struktur yang sama dengan trakea
dan terletak mengarah ke paru-paru
 Bagian-bagian bronkus:
 Bronkus dekstra: panjangnya 2,5 cm masuk ke hialus
pulmonalis, memiliki 3 cabang, yaitu: bronkus lobaris medius,
bronkus lobaris inferior, dan bronkus lobaris posterior.
 Bronkus sinistra: lebih sempit dan lebih panjang dari pada
bronkus kanan, sekitar 5 cm. Memiliki 2 cabang, yaitu:
bronkus lobaris superior dan bronkus lobaris inferior
 Bronkiolus lobaris (bronkioli = cabang bronkus)
merupakan cabang yang lebih kecil dari bronkus
prinsipalis
 Pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau alvioli
(yang merupakan tempat pertukaran udara antara oksigen
dan karbon dioksida)
PARU-PARU
 Adalah salah satu organ sistem
pernapasan yang berada di dalam
kantong yang dibentuk oleh pleura
parietalis dan pleura viseralis.
 Kedua paru-paru sangat lunak, elastis,
sifatnya ringan terapung di dalam air,
dan berada di dalam rongga torak
 Masing-masing paru-paru mempunyai
apeks yang tumpul dan menjorok ke atas
kira-kira 2,5 cm di atas klavikula.
 Apeks pulmo: berbentuk bundar menonjol ke
arah dasar yang melebar melewati aparatus
torasis superior 2,5 – 4 cm di atas ujung iga
pertama

 Pleura: adalah suatu membran serosa yang halus


membentuk suatu kantong tempat paru-paru
berada yang berjumlah dua buah, yaitu kiri dan
kanan, serta tidak saling berhubungan

 Pleura mempunyai 2 lapisan, yaitu:


1. Lapisan permukaan dis. Pleura parietal: yang
langsung berhubungan dengan paru-paru serta
memasuki fisura paru-paru dan memisahkan lobus-
lobus dari paru-paru
2. Lapisan dalam dis. Pleura viseral, lapisan ini
berhubungan dengan fasia endotorasika dan
merupakan permukaan dalam dari dinding
toraks. Sesuai dengan letaknya pleura parietalis
memiliki empat bagian sbb:
 Pleura kostalis: menghadap ke permukaan lengkung
kosta dan otot-otot yang terdapat di antaranya
 Pleura servikalis: bagian pleura yang melewati
aparatus torasis superior, memiliki dasar lebar,
berbentuk seperti kubah, dan diperkuat oleh
membran suprapleura
 Pleura diafragmatik: bagian pleura yang berada di
atas diafragma
 Diafragma mediastinalis: bagian pleura yang
menutup permukaan lateral mediastinum serta
susunan yang terletak di dalamnya
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai