KELOMPOK 5
1. YEMIMA ORISTA FAA 115 003
2. TESSA WULANDARI FAA 115 012
3. APRILOIS PERDANA FAA 115 038
4. KADEK DIAH P.K WARDANA FAA 115 049
5. MIKHAEL JEVON DANDAN FAA 115 050
Diagnosis banding
ISK ( infeksi saluran kemih )
Nefropati diabetik
Gagal ginjal akut
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis kerja
Terapi pasien
Hipotesis
Pasien 67 tahun di diagnosis mengalami infeksi
saluran kemih
Pertanyaan perjaring
1. jelaskan mengenai hubungan ISK dengan :
a. Kolaps
b. DM tipe 2
c. Antibiotik Amoksilin
2. Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem urogenital !
3. Jelaskan tentang diagnosi banding ! ( tabel)
a. ISK
b. Nefropati Diabetik
c. Gagal ginjal akut
Lanjutan : pertanyaan perjaring
2. Bakteriologis
a) Mikroskopis
Pada pemeriksaan mikroskopis dapat
digunakan air kemih segar tanpa diputar
atau tanpa pewarnaan Gram. Bakteri
dinyatakan positif bermakna bilamana
dijumpai satu bakteri lapangan pandang
minyak emersi.
b) Biakan bakteri
Pemeriksaan biakan bakteri contoh air
kemih dimaksudkan untuk memastikan
diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri
dalam jumlah bermakna =
10^5 organisme patogen/mL urin pada 2
contoh urin berurutan
3. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan
penunjang lainnya
Pemeriksaan radiologis pada ISK
dimaksudkan untuk mengetahui adanya
batu atau kelainan anatomis sedangkan
pemeriksaan lainnya, misalnya
ultrasonografi dan CT-scan
Nefropati diabetik
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
• Dari anamnesis Pemeriksaan Mata Pada • proteinuria satu kali
didapatkan gejala-gejala didapatkan kelainan retina pemeriksaan plus kadar
khas maupun keluhan tanda retinopati dengan kreatinin serum > 2,5 mg/dl
• albuminura menetap > 300
tidak khas dari gejala pemeriksaan Funduskopi,
mg/24 jam atau > 200
penyakit diabetes. berupa : ig/menit pada minimal 2x
• Keluhan khas berupa a. Obstruksi kapiler. pemeriksaan dalam waktu 3-
poliuri, polidipsi, polipagi, b. Mikroaneusisma, terutama 6 bulan
penurunan berat badan. daerah kapiler vena. • pemeriksaan laboratorium
• Keluhan tidak khas c. Eksudat berupa : aHard gula darah puasa ≥ 126 mg
berupa: kesemutan, luka exudateCotton wool % dan gula darah 2 jam
sukar sembuh, gatal-gatal patches. sesudah makan ≥ 200 mg %
• Mikroalbumin/makroalbumin
pada kulit d. Shunt artesi-vena,
• Biopsi ginjal menunjukkan
kapiler. adanya gambaran hipertrofi
e. Perdarahan bintik atau glomerulus, glomerulosklerosis
perdarahan bercak dan hialinosis arteriolar
f. Neovaskularisasi
Gangguan Ginjal Akut ( AKI )
Anamnesis Pem. Fisik Pem. Penunjang
Parameter Hasil
Pemeriksaan Dipstik
Glukosuria +
Nitrat +
Hematuria +
Leukosit +
Anamnesis
Pemeriksaan urine
Pemeriksaan darah untuk mengungkap adanya
proses inflamasi atau infeksi.
FPA untuk mengetahui adanya batu radio‐opak pd
sal.kemih atau adanya distribusi gas yang abnormal
pada PNA.
PIV mengungkap adanya PNA dan adanya
obstruksi sl.kemih.
SISTOURETROGRAFI untuk mengungkap adanya
refluks vesiko‐ureter, buli‐buli neurogenik.
USG untuk mengungkap adanya hidronefrosis, abses
perirenal perirenal terutama terutama pada pasien
gagal ginjal.
CT scan pemeriksaan ini lebih sensitif sensitif dalam
mendeteksi mendeteksi penyebab penyebab ISK
daripada USG, teteapi biaya relatif mahal.
Komplikasi
Gangguan ginjal
Sepsis
Penyempitan uretra
Wanita hamil yang berisiko melahirkan prematur
dan bayi yang terlahir dengan berat badan
rendah
Tatalaksana ISK
Infeksi saluran kemih bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan
yang banyak, antibiotika yang adekuat, dan kalau
perlu terapi asimtomatik untuk alkalinisasi urin:
Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah
48jam dengan antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3
gram, trimetoprim 200mg
Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisi
(lekositoria) diperlukan terapi konvensional selama 5-10
hari
Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak
diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa
lekositoria.
Reinfeksi berulang (frequent re-infection)
Disertai faktor predisposisi. Terapi antimikroba
yang intensif diikuti koreksi faktor resiko.
Tanpa faktor predisposisi