2. Eva Heni Astuti (24030115120043) 3. Roudhotul Zakiyah (24030115120044) 4. Arzia Rosyada (24030115120045) 5. Marlina (24030115120046) Enzim di dalam tubuh memiliki peranan yang sangat penting. Melalui suatu mekanisme dan cara kerja yang tersusun sedemikian rumit, enzim bekerja dalam proses pencernaan setiap makanan yang kita konsumsi. Tanpa adanya enzim-enzim tersebut, makanan akan dicerna dalam waktu yang sangat lama sehingga dapat diserap sarinya dan digunakan untuk menopang metabolisme tubuh. sebagian besar enzim bekerja secara khas yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Adapun perbedaan struktur kimia tiap-tiap enzim tersebut sedikit banyak akan berpengaruh terhadap bagaimana cara kerja enzim tersebut sebagai biokatalisator dalam proses pencernaan makanan Cara kerja enzim sebagai biokatalisator dilakukan melalui percepatan reaksi dengan cara menurunkan energi yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel hidup. Zat yang akan dikatalis oleh enzim disebut substrat. Substrat akan berikatan dengan enzim pada daerah yang disebut sisi aktif. Sisi aktif pada enzim hanya dapat berikatan dengan substrat tertentu. Oleh karena itu, enzim bekerja sebagai spesifik dan 1 jenis enzim hanya akan terlibat dalam satu jenis reaksi saja. meskipun enzim ikut serta dalam reaksi dan mengalami perubahan fisik selama reaksi, enzim akan tetap kembali ke keadaan semula jika proses reaksi telah selesai. Enzim merangsang laju reaksi kimia dengan pembentukan kompleks dan substrat sehingga dapat menekan energi aktivasi yang diperlukan tubuh dalam reaksi biokimia. Secara lebih jelas, mekanisme cara kerja enzim dapat dijelaskan melalui alur berikut: 1. Menciptakan lingkungan yang transisinya terstabilisasi untuk menurunkan energi aktivasi, misalnya dengan cara mengubah substrat. 2. Meminimalkan energi transisi dengan membuat lingkungan reaksi terdistribusi muatan berlawanan dan tanpa mengubah bentuk substrat sedikit pun. 3. Melalui pembentukan lintasan reaksi alternatif. 4. Menggiring substrat ke orientasi yang tepat untuk bereaksi dengan menurunkan entropi reaksi. bagian enzim yang aktif sebagai katalis dianggap memiliki gugus prostetik dengan bentuk sangat spesifik sehingga hanya dapat bereaksi dengan molekul yang bentuknya spesifik pula. Melalui anggapan tersebut, beberapa ahli mengambil hipotesis bahwa cara kerja enzim sesuai dengan teori teori kunci gembok (lock and key) yang dipopulerkan oleh Emil Fischer, serta teori teori induksi pas (induced fit) yang dipopulerkan oleh Daniel Kashland. Teori Lock and Key Menurut teori lock and key, cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kerja kunci dan gembok. Enzim diibaratkan sebagai kunci yang memiliki sisi aktif, sedangkan substratnya diibaratkan sebagai gembok. Substrat memasuki sisi aktif dari enzim seperti halnya kunci memasuki gembok. Substrat tersebut kemudian diubah menjadi produk tertentu. Produk inilah yang kemudian dilepaskan dari sisi aktif enzim untuk kemudian enzim siap menerima substrat baru. Teori Induced Fit Berdasarkan teori induksi pas (induced fit), enzim diibaratkan dapat melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan suatu substrat. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kecocokan dengan substrat dan membuat ikatan antara enzim dan substrat menjadi lebih reaktif Molekul enzim mempunyai sisi aktif tempat menempelnya substrat sehingga terbentuklah molekul kompleks enzim substrat. Pengikatan substrat menginduksi penyesuaian pada enzim sehingga meningkatkan kecocokan antara keduanya dan mendorong molekul kompleks enzim-enzim substrat ada dalam kondisi yang lebih reaktif. Saat substrat masuk ke dalam sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi melingkupinya dan membentuk kompleks. Saat produk sudah lepas dari kompleks, enzim berubah menjadi tidak aktif lagi dan menjadi bentuk yang lepas. Substrat lain pun kemudian kembali bereaksi dengan enzim tersebut.