Anda di halaman 1dari 23

PPOK

Riski Savina Akbar


N 111 16 076

Pembimbing :
dr. Diah Mutiarasari., MPH
dr. Trieko Stefanus L
Pendahuluan
 PPOK  penyakit paru kronik dengan karakteristik
adanya hambatan aliran udara di saluran napas
yang bersifat progresif nonreversibel (Tidak dapat
kembali lagi) atau reversibel parsial.
 Di Amerika kasus kunjungan pasien PPOK di
instalasi gawat darurat mencapai angka 1,5 juta
 Di Indonesia, Menurut hasil penelitian Setiyanto
dkk. (2008) di ruang rawat inap RS. Persahabatan
Jakarta selama April 2005 sampai April 2007
menunjukkan bahwa dari 120 pasien,
Faktor Resiko PPOK
 Riwayat Merokok (Aktif atau Pasif )
 Riwayat terpajan polusi udara di
Lingkungan sekitar rumah ataupun
di tempat kerja
 Riwayat infeksi saluran pernapasan
bawah yang berulang
Patogenesis PPOK
Manifestasi Klinik
 Denyut jantung abnormal
 Sesak napas
 Henti nafas atau nafas tidak teratur dalam
aktivitas sehari-hari.
 Kulit, bibir atau kaku menjadi biru.
 Batuk menahun, atau disebut juga 'batuk
perokok' (smoker cough)
 Batuk berdahak (batuk produktif)
Penegakan Diagnostik
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
a) Spirometri
b) Radiologi
c) Analisa gas darah
 Penatalaksanaan
Laporan kasus
Identitas Pasien
 Nama Pasien : Tn. T
 Umur : 78 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Pengrajin Tapis
dan Pengasah Parang
 Pendidikan terakhir :-
 Alamat : Desa Kalora
Anamnesis
 Keluhan Utama : Batuk
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Pelayanan lansia di Desa
Kalora dengan keluhan Batuk yang berlangsung
kurang lebih 1 tahun. Batuk bersifat hilang timbul
yang terkadang disertai lendir. Batuk tidak pernah
disertai pengeluaran darah. Selain itu keluhan lain
yang dirasakan pasien yakni pasien mengatakan
terkadang mengalami sesak (Namun pada saat
datang ke pelayanan lansia os tidak mengalami
sesak), dan terkadang disertai demam yang
bersifat hilang timbul. Mual (-), Muntah (-). Pasien
juga mengaku kesulitan tidur pada malam hari.
BAB (+) Baik dan BAK (+) Lancar.
Riwayat sosial, ekonomi dan lingkungan :
 Pasien tinggal di pondok yang luasnya kurang lebih 4x3
m2
 Kondisi rumah pasien, dimana hanya terdapat satu
ruangan yang dimana ruangan tersebut sebagai ruang
istirahat sekaligus tempat pakaian.
 Pasien mengaku sering merokok di rumah
 Pasien merupakan keluarga ekonomi menengah
kebawah. Pasien bekerja jika hanya ada pesanan.
Penghasilan pasien tidak menentu.
 Untuk air minum pasien mendapatkan air mengalir dari
PDAM serta pasien tidak memasak air tersebut
melainkan langsung meminum air tersebut.
 Didalam rumah tidak terdapat hewan peliharaan
 Tidak terdapat ventilasi udara pada rumah pasien dan
cenderung tertutup, dinding rumah hanya ditutupi
tripleks.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Frek. Nadi : 82 x/menit
 Frek. Nafas : 24 x/menit
 Suhu : 36,7 º C
 Berat Badan : 46 kg
 Tinggi Badan : 153 cm
 IMT : 14.5 kg/m2
 Status Gizi : Kurang
Kepala-Leher
 Kepala : Deformitas (-)
 Rambut : Hitam, lurus
 Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-,
mata cekung (-)
 Telinga : Liang telinga lapang, serumen (+)
 Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
 Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Paru
Inspeksi:
 Bentuk & ukuran: bentuk dada kiri dan kanan
simetris, barrel chest (-), pergerakan dinding dada
simetris.
 Permukaan dada: papula (-), petechiae (-),
purpura (-), ekimosis (-), spider naevi (-), vena
kolateral (-), massa (-).
 Penggunaan otot bantu nafas: SCM aktif, tidak
tampak hipertrofi SCM, otot bantu abdomen aktif
dan hipertrofi (-).
 Retraksi dinding dada (+).
 Fossa jugularis: tak tampak deviasi
Palpasi:
 Trakea: tidak ada deviasi trakea, iktus kordis teraba di
ICS V linea parasternal sinistra.
 Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-).
 Gerakan dinding dada: simetris kiri dan kanan.
 Fremitus vocal: simetris kiri dan kanan.
Perkusi:
 Sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi:
 Cor: S1 S2 tunggal regular, mur-mur (-), gallop (-).
 Pulmo:
 Vesikuler (+) pada seluruh lapang paru .
 Rhonki (+/+).
 Wheezing (-/-).
Abdomen
Inspeksi:
 Bentuk: simetris
 Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-), venektasi
(-), ikterik (-), massa
 Distensi (-)
 Ascites (-)
Auskultasi:
 Bising usus (+) normal
 Metallic sound (-)
 Bising aorta (-)
Perkusi:
 Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
 Nyeri ketok (-)
Palpasi:
 Nyeri tekan epigastrium (-)
 Massa (-)
 Hepatomegali (-)
 Spleenomegali (-)
 Tes Undulasi (-)
 Shifting dullness (-)
DIAGNOSIS KERJA
 PPOK

PENATALAKSANAAN
 Ambroxol 3x1
 Salbutamol 2 mg 3x1 (Jika sesak timbul)
 Parasetamol 500 mg 3x1 (Jika demam timbul)
Non Medikamentosa
Edukasi:
 Menjelaskan kepada pasien tentang gejala-gejala
pada penyakit PPOK.
 Menjelaskan kepada pasien agar datang berobat
ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dan diberikan terapi.
 Sebaiknya memasak air sebelum diminum
 Menghentikan rokok agar tidak penyakit yang
diderita pasien semakin memberat.
 Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran
dan buah-buahan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh
 Sebaiknya dirumah pasien juga memiliki ventilasi.
Teori H. Bloom

Faktor Faktor Faktor Faktor


Genetik LIngkungan Perilaku Pelayanan
•Pencahayaan •Kebiasaan Kesehatan :
rumah merokok •Fakor kendala
•Kepadatan •Pengetahuan yakni karena
Hunian rumah yang kurang jauhnya lokasi
PKM Kinovaro
dengan desa
Kalora.
Kesimpulan

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)


adalah penyakit paru kronik dengan
karakteristik adanya hambatan aliran
udara di saluran napas yang bersifat
progresif nonreversibel (Tidak dapat
kembali lagi) atau reversibel parsial ,
serta adanya respons inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang
berbahaya . Pencegahan dari PPOK itu
sendiri dimulai dengan penerapan gaya
hidup sehat, menghindari rokok,
mengaplikasikan perilaku hidup bersih
dan sehat, serta menjaga kebersihan
rumah agar tetap sehat.
Saran
• Edukasi tentang hidup sehat
Promkes • Menghentikan konsumsi rokok

• Menjaga kesehatan lingkungan


Perlindunga
n terhadap • Menggunakan masker sebagai proteksi diri terhadap polusi
penyakit

• Jika ada didapatkan penderita PPOK segera dilakukan


penegakkan diagnosa dan pengobatan yang cepat dan
Penengaka
n Diagnosis tepat.

Pembatasa • Pengobatan dan perawatan sesuai protap agar mencegah


n
Kecatatan
terjadinya komplikasi

•Pada tingkat ini, pasien diberikan konseling tentang jika munculnya


gejala bertambah parah agar segera dibawa kepuskesmas, misalnya
Pemulihan
Kesehatan batuk terus-menerus serta sesak yang makin bertambah berat.
Dokumentasi Penelitian
Cont…
Cont…
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai