Anda di halaman 1dari 35

Foto: terbitsport.

com

TSI-374 PERENCANAAN BIAYA

03. ESTIMASI DAN JADWAL PROYEK


SEMESTER II TA 2016-2017

DETAIL Benny HIDAYAT, PhD


Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Andalas
BUDGET
The budget for a project is the
maximum amount of money the owner
is willing to spend for design and
construction to economically justify the
project.
The level of accuracy of the
approximate estimate can vary
significantly, depending upon the
amount of information that is known
about the project.
DEFENITIVE
ESTIMATING
Perusahaan kontruksi adalah 8% dari
perusahaan yang ada di US. Tingkat
kegagalan bisnis mencapai 16%.
Kegagalan disebabkan keterlambatan,
manajemen yang jelek, kurangnya
kontrol keuangan yang baik. Penyebab
utama kegagalan adalah penawaran
yang tidak realistik diakibatkan
estimasi yang buruk.
Estimasi yang akurat dibutuhkan sebagai
bagian yang krusial bagi kelangsungan
perusahaan kontraktor karena estimasi yang
terlalu tinggi akan berakibat tidak kompetitif
atau kecil kesempatan untuk mendapatkan
pekerjaan.
Sebaliknya jika penawaran terlalu rendah,
potensial untuk mendapatkan pekerjaan
dengan sedikit keuntungan.
Estimasi haruslah cukup rendah untuk
mendapatkan keuntungan tapi cukum tinggi
untuk mendapatkan pekerjaan.
SIMPLE UNIT COST
FORMULA
Jika sebuah proyek
dipecah menjadi n
n
y   UiQi
elemen untuk
estimasi. Qi adalah
quantity dari elemen
ke-i dan ui adalah
unit costnya. Total i1
cost dari proyek
adalah:
FORMULA BASED ON LABOR,
MATERIAL AND EQUIPMENT
n n
y   y i   Qi (Mi  Ei  WiL i )
i1 i1

Q  quantity; Mi  unit material cost

Ei unit equipment rate

Li  unit labor required

Wi  wage rate
KOMPONEN ESTIMASI
BIAYA
DIRECT DAN INDIRECT
COST
Direct cost: the cost all of permanent
equipment, material, labor and other
resourced involved in the fabrication,
erection, and installation of permanent
facilities.
Indirect cost: all costs other than direct cost
which do not become a permanent part of the
facilities but are required for the orderly
completion of the project. These may include,
but not limited to, construction management,
start-up costs, fees, insurance, and taxes
A. BIAYA MATERIAL
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan material
sampai ke lokasi proyek. Biaya material ini terdiri dari:
Harga material, yang tergantung dari jenis dan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Biaya pengangkutan (tranportation), merupakan
biaya pengangkutan materialdari tempat penjualan ke
lokasi proyek.
Biaya pengelolaan (material handling), meliputi biaya
muat, biaya bongkar, dan biaya penyimpanan di gudang.

Biaya material didapatkan dari supplier.


CONTOH BIAYA
HANDLING
No. Jenis Satuan Biaya Bongkar
Material
1. Semen Zak Rp. 150,-
2. Bata Merah Buah Rp. 5,-
3. Keramik Dus Rp. 100,-
4. Pasir Truck (engkel) Rp. 10.500,-
5. Besi Beton Batang Rp. 200,-
B. BIAYA TENAGA KERJA
Komponen yang sukar untuk dihitung
Upah tergantung dari beberapa faktor, seperti
peraturan setempat.
Metoda yang umum dipakai untuk menetukan
unit cost of labor: experience, historical
productivity data (data perusahaan atau
referensi), crew size calculation
CONTOH: LABOR UNIT PRICE
FROM
PRODUCTIVITY DATA
Example:
To form 100 ft2 (SF) of wall required 6 h
of carpenter time and 5 h of common
laborer time: the wage of carpenters is
$15.00/h; the wage rate for common
laborers is $10.00/h. Estimate the unit
labor cost per square foot.
Solution:
carpenter : 6h at $15.00/h = $90.00
laborer : 5h at $10.00/h = $50.00
Total labor cost per 100SF = $140.00
Labor cost per ft2 = $140.00/100
= $1.40
Menentukan unit labor cost dengan
cara crew size calculation
membutuhkan pengalaman dan
kemampuan untuk memvisualisasikan
proses konstruksi, kondisi lapangan,
volume material terlibat, jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dan jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Example:
75 cubic yards of concrete need to be placed.
Due to site condition it is determined that the
safest and best way is to use a crane and a 2
yd3 bucket. It is determined that to perform
the task efficiently four labor are needed- one
at the concrete truck, two at point of
placement and one on the vibrator. It is
assumed that supervision is by
superintendent. No finishing is required. Wage
rate of laborer is $10.00/h. What is the unit
labor cost per cubic yard of concrete placed?
INDEX UPAH PEKERJA
No. Jenis Tenaga Kerja Koefisien
1. Pekerja belum terlatih:
Calon pekerja 0.50
Pekerja ringan & serabutan 0.70
2. Pekerja terlatih 1.00
3. Tukang dan mandor:
Tukang & mandor pekerja kasar (tk. batu, tk. kayu, tk. ubin) 1.40
Tukang & mandor pekerja halus (tk. batu tempel) 1.60
4. Kepala tukang:
Kepala tukang pekerja kasar 1.80
Kepala tukang pekerja halus 2.00
5. Pekerja yang melayani alat-alat berat:
General foreman 4.00
Foremen 2.60
Operator kelas I / mechanic kelas I 2.40
Mechanic 2.00
Operator 2.00
Drivers 1.60
Assistant mechanic 1.20
Assistant operator / kenek 1.20
Labours 1.00
KOOFISIEN UPAH BERDASAR
WAKTU KONTRAK
No. Tenaga Kerja Koefisien

1. Pekerja harian, pekerja pungutan 1.50 –


2.00

2. Pekerja mingguan yang hanya bekerja untuk beberapa minggu 1.25

3. Pekerja bulanan: 1.00


Jangka waktu kontrak lebih dari 1 bulan
Pekerja langganan tanpa ikatan
4. Pekerja tetap: 0.75
Kontrak kerja lebih dari 1 tahun dan tanpa jaminan haru tua

5. Pekerja organik: 0.50


Pekerja tetap yang diberi jaminan hari tua dan mendapat beberapa
fasilitas
UPAH DAN PERSAINGAN
TENAGA KERJA
No. Tingkat Persaingan Kebutuhan Tenaga Kerja Koefisien

1. Tidak ada persaingan kebutuhan tenaga kerja 1.00

2. Ada persaingan kebutuhan tenaga kerja 1.50

3. Ada persaingan kebutuhan tenaga kerja yang 2.00


sangat ramai
UPAH DAN KEPADATAN
PENDUDUK
No. Tingkat Kepadatan Penduduk Koefisien Keterangan

1. Padat 1.00 Sebagian besar P. Jawa,


> 401 per km2 Madura, Bali

2. Sedang 1.50 Sebagian besar P. Jawa,


251 – 440 per km2 Sumatra, Sulawesi

3. Jarang 2.00 Sebagian besar P. Sumatra,


51 – 250 per km2 Sulawesi, Kalimantan,
Nusa Tenggara, Maluku

4. Kosong penduduk Tak tentu Sebagain besar Irian barat


0 – 50 per km2 Tergantung
lokasi
C. BIAYA PERALATAN
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan dan
operasional peralatan berat dan peralatan ringan. Yang
termasuk ke dalam biaya peralatan ini, yaitu:
Biaya kepemilikan, biaya untuk pembelian alat berat, yang
meliputi biaya bunga modal (5% - 15%), biaya pajak (1% -
5%), biaya asuransi (1% - 3%), biaya penyimpanan ( 1%),
biaya perbaikan alat, dan biaya depresiasi.
Biaya sewa, biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa
peralatan yang dipinjam.
Biaya sewa-beli, biaya yang dikeluarkan jika peralatan
tersebut didapat dengan cara sewa-beli (leasing)
Biaya operasi peralatan, biaya ini meliputi: biaya operator,
biaya bahan bakar, biaya pelumas dan filter, biaya perbaikan
ringan, penyetelan ringan dan pemeliharaan, serta biaya
perbaikan dan penggantian ban.
D. BIAYA SUBKONTRAK
Sebagian pekerjaan di serahkan kepada pihak
lain.
Biaya adalah sebesar penawaran dari
subkontraktor.
Kontraktor tetap membuat estimasi untuk
membandingkan penawaran subkontraktor.
BIAYA TIDAK LANGSUNG
(INDIRECT COST)
Biaya tidak langsung ini adalah segala
jenis biaya yang diperlukan untuk
mendukung jalannya pekerjaan pada
suatu proyek, tetapi tidak berhubungan
secara langsung dengan pembuatan
item pekerjaan tersebut. Biaya ini
meliputi:
 General condition
 Overhead
GENERAL CONDITION
(1)
Item:
 Bonds
 Permits
 Professional services
 Safety equipment
 Small tool
 Supervision
 Temporary facilities
 Travel and lodging
 Miscellananeous cost (e.g clean up)
 demobilization
GENERAL CONDITION
(2)
Contoh:
Pasal 16.
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja/tenaga kerja,
kebersihan halaman, bangunan-bangunan, gudang, alat-alat dan bahanbahan
bangunan selama pekerjaan berlangsung.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerjanya, guna menghindarkan bahaya yang mungkin
terjadi pada saat melaksanakan pekcrjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan memberi pertolongan kepada korban-korban dan segala biaya yang
dikeluarkan sebagai akibatnya, menjadi beban/tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan ketertiban, dalam hal para tenaga kerjanya tinggal sementara
dilokasi pekerjaan.
5. Hubungan antara para tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur
secara khusus, tunduk pada peraturan perburuhan yang berlaku.
GENERAL CONDITION
(3)
GENERAL CONDITION
(4)
Contoh:
Pasal 11.
NILAI KONRAK
1.Jumlah nilai kontrak pekerjaan tersebut pada Pasal 1 Perjanjian ini
sebesar Rp. 1.107.802.000,- (Satu milyar seratus tujuh juta delapan
ratus dua ribu rupiah) Termasuk PPN 10% yang dibebankan pada dana
DIP Proyek Pengembangan Universitas Andalas Nomor :
059/XXIII/008/4/2000 tanggal 1 April 2000,
2.Nilai borongan ini adalah harga yang pasti (lumpsum fixed price).
3.Dalam jumlah nilai kontrak tersebut diatas sudah termasuk segala
pengeluaran pemborong beserta pajak-pajak dan pungutan- pungutan
lainnya yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
ketentuan yang berlaku.
4.Nilai borongan juga telah termasuk biaya izin mendirikan
bangunan (IMB) sesuai dengan Perda Tk.II Padang dan biaya
Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK).
OVERHEAD (1)

Setiap kontraktor punya fixed cost


berhubungan dengan volume kontrak
yang dilaksanakan. Biaya item ini
biasanya dihitung pertahun lalu
dikurangi ke percentase yang
berdasarkan estimasi total volume per
tahun.
Contoh: sebuah kontraktor mempunyai
overhead $480.000 pertahun dan
volume tahunan pekerjaan $6.000.000.
jadi overhead sekitar 8%.
OVERHEAD (2)
Overhead termasuk, tapi tidak terbatas pada:
 Salaries (home office)
 Employee benefits
 Professional fees
 Insurance
 Office lease or rent
 Office stationery and supplies
 Depreciation
 Maintenance
 Job procurement and marketing
 Home office travel and entertainment
 Advertising.
RISK-MARKUP
 Tugas estimator untuk mengidentifikasi
semua elemen biaya biaya potensial dalam
sebuah proyek.
 Juga identifikasi elemen risiko dalam
kontrak yang bisa pada saat tinjauan
pelelangan.
 Tugas manajemen untuk menentukan
besarnya biaya elemen risiko dan profit;
bukan tugas estimator.
BIAYA KONTINGENSI
 Dihitung berdasarkan risiko-risiko yang
teridentifikasi.
 Kebanyakan kontraktor menghitung
berdasarkan pengalaman.
 There are no reasonable rules of thumb for
contingency markup.
PROFIT
 Dihitung dengan persentase dari biaya tenaga kerja
atau persentase biaya langsung dan tidak langsung.
 Besar bisa bervariasi antara 0-15% tergantung dari
situasi, ukuran proyek, kompetisi, ekonomi, klien, dll.
 Dalam jangka panjang kontraktor harus
menghasilkan keuntungan, untuk pengembalian
investasi.
TERIMAKASIH
File presentasi perkuliahan di folder dropbox
dengan alamat berikut:

https://goo.gl/AEtsmE

Anda mungkin juga menyukai