Anda di halaman 1dari 22

KAMI AWALI DENGAN UCAPAN

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

DOSEN PEMBIMBING
MUH. IRFAN RAMA,S.Sos., M.AP
PEMBENTUKAN PANCASILA SETELAH
KEMERDEKAAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II

EKI SASMITA (217-301-043)


HASRINA (217-301-060)
MIRNA DEWI (217-301-054)
SEPTIWAHYUNI (217-301-059)
MUH. ISRA IDRIS (217-301-032)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segalah rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan teman-teman yang telah membantu dan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini, dapat


menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca atau pendengar dari kelompol lain, untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
PEMBENTUKAN PANCASILA
SETELAH KEMERDEKAAN
1 juni 1945 adalah tanggal lahirnya panasila dari
pidato Ir. Soekarno dihadapan para anggota badan
penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).
Pancasila adalah dasar filsafat Negera Republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI
padatanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam
pembukaan Undan-Undang Dasar 1945 yang
diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun
II nomor 7 bersamaan dengan batang tubuh Undang-
Undang Dasar 1945.
Dalam kenyataannya, secara objektive
pancasila telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia
melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang.
Oleh karena itu, Presiden Republik Indonesia yang
pertama, yaitu presiden Seokarno pernah mengatakan
“jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” dari
perkataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah
mempunyai fungsi yang beragam bagi kehidupan.
Pancasila Era Kemerdekaan
Bangsa indonesia pasca kemerdekaan
mengalami banyak perkembangan, sesaat
setelah kemerdekaan indonesia pada 1945,
pancasila melewati masa-masa percobaan
demokrasi. Pada waktu itu, indonsia masuk
kedalam era percobaan demokrasi multipartai
dari sistem kabinet parlementer.
Selanjutnya, pada Pada akhirnya,
akhitr tahun 1959, sistem ini menghianati
pancasila melewati nilai-nilai yang ada
masa kelamnya dalam pancasila Itu
dimana presiden sendiri, salah satunya
Soekarno menerapkan adalah sila
sistem demokrasi. permusyawaratan.
Pada masa itu, Kemudian, pada 1965
presiden dalam rangka terjadi sebuah peristiwa
tetap memegang sejarah di indonesia
kendali politik dimana partai komunis
terhadap berbagai
kekuatan mencoba berusaha melakukan
untuk memerankan pemberontakan.
politik integrasi
paternalistik.
Pada 11 maret 1965, presiden soekarno
memberikan wewenang kepada jenderal
soeharto atas indonesia.Ini merupakan era
awal orde baru dimana pancasila mengalami
mistifikasi. pancasila pada masa itu menjadi
kaku dan mutlak pemaknaannya
pancasila pada masa pemetintahan
presiden soeharto kemudian menjadi core-
values (Somantri, 2006) yang pada akhirya
kembali menodai nilai-nilai dasar yang
sesungguhnya yang terkandung dalam pancasila
itu sendiri. Pada 1998, pemerintahan presiden
soeharto berakhir dan pancasila kemudian
mesuk kedalam era baru yaitu era demokrasi,
hingga hari ini.
Nilai-Nilai Pancasila Era Kemerdekaan
Nilai dan norma-norma yang terkandung
dalam pedoman penghayatan dan pengalama
pancasila (Ekaprasetya pancakarsa), yaitu:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Percaya dan takwa kepada tuhan yang masa
esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia
menempatkan pesatuan, kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bagsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Mengutamakan kepentingan negara dan masarakat dan
tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana serta bersikap adil.
Perumusan Pancasila
Dalam upaya merumuskan pancasila sebagai dasar
negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi
yang di kemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Iindonesia yaitu:
1. lima dasar oleh muhammad yamin, yang
berpidato pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad
yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut. peri
kebangsaan, peri kemanusiaan, periketuhanan,
perikerakyatan, dan kesejateraan rakyat dia
menyatakan bahwa kelima sila yang di rumuskan
itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan
hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang
di indonesia. Muhammad Hatta dalam memoarnya
meragukan pidato yamin tersebut.
2. pasca sila oleh soekarno yang di kemukakan
pada tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai
berikut: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,
dasar perwakilan, dasar permusyawaratan,
kesejahteraan, ketuhanan.
Selain rumusan-rumusan yang telah dikeluarkan
oleh Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno dialam
piagam jakarta, hasil BPUPKI, hasil PPKI,
konstitusi RIS, Undang-Undang Dasar 1945
(Dekrit Presiden 5 Juli 1959). Versi berbeda, versi
populer yang berkemban dimasyarakat, yaitu :
Rumusan Piagam Jakarta
“Dengan berdasar kepada : ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya,
menurut asar kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan
indonesia, dan kerakyataan yang di pimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
dengan mewujudkan keadilan sosial.
Rumusan Hasil BPUPKI
Pada sesi ke dua persidangan BPUPKI yang berlangsung
pada 10-17 juli 1945, dokumen “Rancangan Pembukaan
Hukum Dasar” (Piagam Jakarta) dibahas kembali secara
resmi dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 juli 1945.
Dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” tersebut
dipecah dan diperluas menjadi dua buah yaitu : Declaration
Of Independence.
Rumusan yang diterima oleh rapat pleno BPUPKI
tanggal 14 juli 1945 hanya sedikit berbeda dengan
rumusan piagam jakarta yaitu dengan menghilangkan
kata “serta” dalam sub anak kalimat terakhir. Rumusan
rancangan dasar negara hasil sidang BPUPKI yang
merupakan rumusan resmi peserta, jarang dikenal oleh
masyarakat luas.
Rumusan dalam kalimat :
“Dengan berdasar kepada: ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap,
persatuan indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dengan mewujudkan suatu keadilan bagi
seluruh rakyat indonesia.
Rumusan Hasil PPKI
Pagi harinya tanggal 18 agustus 1945 usul penghilangan
rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno PPKI.
Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk menghilangkan
frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus Hadikusumo. Rumusan dasar
negara yang terdapat dalam paragraf ke-4 pembukaan Undang-
Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi ke-2 dan nantinya
akan dipakai oleh bangsa indonesia hingga kini. UUD inilah yang
nantinya dikenal dengan UUD 1945. Rumusan kalimat “dengan
berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradap, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia”.
Rumusan Konstutisi RIS
Penduduk wilayah indonesia oleh NICA (Pemerintahan Sipil
Hindia-Belanda) menjadikan wilayah Repoblik Indonesia semakin
kecil dan terdesak. Akhirnya pada akhir 1949 Repoblik Indonesia
berpusat diyogyakarta (RI YOGYAKARTA) terpaksa menerima
bentuk negara federal yang disodorkan pemerintah kolonial belanda
dengan nama REPOBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS) dan hanya
menjadi sebuah negara bagian saja. Walaupun UUD yang disahkan
PPKI pada 18 agustus 1945 tetap berlaku bagi RI YOGYAKARTA,
namun RIS sendiri mempunyai sebuah konstitusi federal (konstitusi
RIS) sebagai hasil permufakatan seluruh negara bagian dari RIS.
Dalam konstitusi RIS rumusan dasar negera terdapat dalam
mukaddimah (pembukaan). Konstitusi RIS disetujui pada 14
desember 1949 oleh 16 negera bagian dan satuan kenegaraan yang
tergabung dalam RIS.
Rumusan kalimat “berdasar pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha
Esa, Perikemanusian, Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial”.
Rumusan Undang-Undang Dasar Sementara
Segera setelah RIS berdiri, negara itu mulai menempuh jalan
kehancuran. Hanya dalam hitungan bulan negara bagian RIS
membubarkan diri dan bergabung dengan negara bagian RI
YOGYAKARTA. Pada mei 1950hanya ada 3 negara bagian yang tetap
ada yaitu RI yogyakarta, NIT, NST. Setelah melalu beberapa
pertemuan yang intensif RI YOGYAKARTA dan RIS, sebagai kuasa
dari NIT dan NST, menyetujui pembentukan negera kesatuan dan
mengadakan perubahan konstitusi RIS menjadi UUD Sementara.
Perubahan tersebut dilakukan dengan menerbitkan UU RIS No. 7
Tahun 1950 tentang perubahan Konstitusi Sementara Repoblik
Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara (LN RIS)
tahun 1950 No. 56, (TLN RIS No 37) yansg disahkan tanggal 15
agustus 1950. Rumusan dasar negara kesatuan ini terdapat pada
paragraf ke-4 dari mukaddima (pembukaan) UUD Sementara tahun
1950.
Rumusan kalimat:
“berdasar pegakuan ke-Tuhanan Yang Maha Esa, perikemanusian,
kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial,....”
Rumusan UUD 1945
Kegagal konstituante untuk menyusun sebuah UUD yang akan
menggantika UUD Sementara yang disahkan 15 agustus 1950
menimbulkan bahaya bagi keutuhan negara. Oleh karena itu, pada
tanggal 05 juli 1959 presiden saat itu, soekarno, mengambil langkah
mengeluarkan dekrit kepala negara yang salah satu isinya
menetapkan berlakunya kembali UUD yang disahkan oleh PPKI oleh
18 agustus 1945 menjadi UUD Negara Indonesia menggantikan UUD
Sementara. Dengan pemberlakuannya kembali UUD 1945 maka
rumusan pancasila yang terdapat pada pembukaan UUD kembali
menjadi rumusan resmi yang digunakan.
Rumusan kalimat: “dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Dan
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Serta Dengan Mewujudkan Suatu
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,..”
Rumusan Versi Berbeda
Selain mengutip secara utuh rumusan dalam UUD 1945, MPR
pernah membuat rumusan yang agak sedikit berbeda. Rumusan ini
terdapat dalam lampiran ketetapan MPRS No. XX/MRS/1966
tentang Memorandum DPR-GR mengenai Sumber Tertip Hukum
Repoblik Indonesia dan Tata Urutan Pereturan Perundangan
Repoblik Indonesia.
Rumusan Versi Populer
Rumusan terakhir yang akan dikemukakan adalah rumusan yang
beredar dan diterima secara luas oleh masyarakat. Rumusan
pancasila versi populer inilah yang dikenal secara umum dan
diajarkan secara luas didunia pendidikan sebagai rumusan dasar
negara. Rumusan ini pada dasarnya sama dengan rumusan UUD
1945, hanya saja menghilangkan kata “ dan “ serta frasa “serta
dengan mewujudkan suatu” pada sub anak kalimat terakhir.
Rumusan ini pula yang terdapat dalam lampian tap.
MPR No II/MPR/1978 tentag Pedoman Penghayatan Dan
Pengalaman Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa).

Anda mungkin juga menyukai