Anda di halaman 1dari 35

Definisi

 Penyakit yang ditandai dengan neuropati optik


disertai penurunan lapangan pandang spesifik.
 Faktor risiko terpenting : TIO
 TIO (tekanan intraokular) :
 10-22 mmHg ; produksi oleh badan siliar
 Resistensi sistem trabecular-meshwork-schlemm’s
canal
 Tekanan vena episklera
Dinamika humor akuos
 Produksi melalui 3 proses :
 Sekresi aktif (80%)
 Ultrafiltrasi
 Difusi
 Komposisi :
 H+, Cl- ,askorbat, bikarbonat, protein free, GF,
enzim (karbonik anhidrase, lisozim, diamine
oxidase, aktivator plasminogen, dll)
 Variasi diurnal produksi humor akuos 2-6 mmHg/
24 jam. Variasi > 10 mmHg curiga glaukoma.
 Aliran keluar humor akuos :
 Trabecular (pressure dependent) 90%
 Uveoscleral (pressure independent) 10%
Badan silier  bilik mata belakang  celah antara iris
dan lensa  pupil  bilik mata depan  ± 10 – 25%
melalui uveosklera  anyaman trabekel  kanalis
schlemm  vena episklera.
 ANATOMI SUDUT
BILIK MATA DEPAN
 Garis Schwalbe (sisa
membran descemet
kornea)
 Anyaman trabekel
(trabecular meshwork)
 Kanalis Schlemm
 Taji sclera (scleral spur)
 Ciliary body band
 Iris perifer
PEMERIKSAAN
1. Riwayat
2. Pemeriksaan refraksi (koreksi kacamata)
3. Pemeriksaan luar rutin
 konjuntiva bulbi : Injeksi
 kornea: keratik presipitat, iris pigmen (glaukoma
sekunder)
 bilik mata depan:
 dalam (glaukoma kongenital)
 dangkal (sudut sempit)
 flare (glaukoma sekunder)
4. Pemeriksaan pupil
5. Tonometer
Jenis tonometer :
 Indentasi (Schiotz) : dipengaruhi regangan sklera
 Applanasi (Goldmann) : lebih akurat
 Non kontak (air puff, listrik)
6. Perimeter (menilai lapangan pandang)
 Nilai Normal: nasal 60°, temporal 90°, superior 50°,
inferior 70°
 Jenis perimeter :
 Octopus: akurat, komputer, 30°
 Goldman : s/d 85°
 Tangent screen
 Defek Lapang pandang pada glaukoma:
Pelebaran bintik buta Skotoma perifer meluas ke sentral
Skotoma parasentral (30°) Temporal island
Skotoma Bjerum Buta total
Skotoma Bjerum atas gabung
dengan bawah menjadi ring
scotoma dengan nasal step dari
Ronne
7. Gonioskopi :
 Memeriksa sudut bilik mata depan.
Harusnya dilakukan pada semua penderita
kooperatif.
 Jenis : direk (lensa Koeppe), indirek (lensa
Goldmann & Zeiss)
 Gradasi sudut dengan sistem Shaffer: 0 – 4
(grade 4 paling lebar )
 Terbuka : 20° – 40°
 Sempit : < 20°
8. Pemeriksaan fundus dengan ophthalmoskop
 Nilai c/d ratio naik (normal 0.1 – 0.4)
 Bentuk papil (retinal rim menipis, penggaungan)
 Nasalisasi a/v

9. Tonografi (angka kecepatan pengaliran humor akuos


melalui trabekel (outflow facility = C). C normal > 0.18).
 Prinsip : Penekanan kornea (2-4 menit) ↑ aliran
humor akuos dan ↓ TIO. C = perbedaan TIO pada
awal dan penekanan menit ke 2 dan 4.
10. Tes lain
 Ultrasonografi (USG), foto fundus,
 Profokasi :
 Tes minum air : 1 liter air dalam 5 menit, TIO diperiksa ½ jam
kemudian.
 Tes kamar gelap
 Tes midriatika
 Tes steroid : tetes steroid 0.1% 4 x/hari selama 4-6 minggu.
TIO meningkat > 8 mmHg: curiga glaukoma
PATOGENESA KERUSAKAN
GLAUKOMA
 Teori iskemik (indirek):
 predisposisi mikrosirkulasi papil

 Teori mekanik (direk):


 penekanan langsung pada papil
KLASIFIKASI GLAUKOMA
Glaukoma Sudut Terbuka (Open Angle Glaucoma) :
 Primer (Primary Open Angle Glaucoma/POAG)
 Sekunder (Secondary Open Angle Glaucoma/SOAG)
 Tekanan Normal (Normal Tension Glaucoma/NTG)
 Juvenil (Juvenile Open Angle Glaucoma)
 Tersangka Glaukoma (Glaukoma Suspect)
 Papil dan lapang pandang dalam batas normal, dengan
TIO meningkat
 Papil dan lapang pandang mencurigakan ke arah
glaukoma, TIO normal
Glaukoma Sudut Tertutup (Angle Closure
Glaucoma) :
 Primer dengan relatif blok pupil
 Sekunder dengan blok pupil (Secondary Angle Closure
Glaucoma/SACG)
 Sekunder tanpa blok pupil
 Akut (Acute Angle Closure)
 Subakut (Subacute Angle Closure/Intermitten)
 Kronis (Chronic Angle Closure)
 Plateau Iris Syndrome
Glaukoma pada anak-anak :
 Glaukoma Kongenital/Infantil Primer
 Sejak lahir sampai beberapa tahun pertama kehidupan

 Glaukoma yang disertai anomali kongenital


 misalnya disgenesis segmen anterior, aniridia

 Glaukoma sekunder pada anak-anak


 retinoblastoma, tumor
DIAGNOSA BANDING
Mata merah Mata tenang Skotoma
Glaukoma akut Glaukoma Glaukoma
simpleks simpleks
Konjungitivitis Hipertensi okuler Kelainan syaraf
optik
Iridosiklitis
Terapi
 Tujuan: mempertahankan keadaan dengan
menurunkan tekanan intraokular sehingga tidak
terjadi progresifitas kerusakan lapang pandang
dan diskus optikus.
 Terdiri dari:
 Obat : glaukoma simpleks, menurunkan TIO pada
glaukoma akut dan persiapan operasi
 Operasi
Obat anti glaukoma
 ß-blocker  menurunkan sekresi HA.
 Simpatomimetik  outflow HA dan inflow HA
 Miotik  kontraksi otot longitudinal badan silier
 outflow 
 Carbonic anhydrase inhibitor  inhibisi enzim
carbonic anhydrase
 Zat hiperosmotik  TIO  dengan osmolaritas
Operasi glaukoma
1. Iridektomi  glaukoma sudut tertutup
Indikasi :
 Setelah serangan  bila sudut terbuka, trabekel
baik, dan tidak ada PAS
 Pencegahan serangan akut
2. Goniotomi  membuka membran barkan
Indikasi :
 Glaukoma kongenital (kornea masih jernih)
3. Operasi filtrasi:
 Trabekulektomi
 Sklerektomi
 Combined (ekstraksi katarak dan trabekulektomi)
 Combined dan implantasi lensa intraokular
4. Filter buatan (Molteno, Krupin, Baerveldt,
Ahmed)
 Prosedur siklodestruktif: merusak badan silier agar
produksi berkurang (glaukoma absolut, glaukoma
neovaskular)
 Siklokrio 180o-360o
 Sikloablasi Nd Yag

 Laser: iridektomi, gonioplastik, trabekuloplastik


Glaukoma sudut terbuka primer
(POAG)
 Bilateral, paling banyak, defek lapang pandang
khas glaukoma, TIO >22mmHg, sudut
normal/terbuka, herediter, kornea kadang-
kadang edema, gejala minimal, mata tenang,
visus tetap baik.
 Prognosa baik bila:
 Diagnosa dini
 Terapi adekuat
 Faktor resiko :

Miopia tinggi CRVO (central retinal vein


occlusion
ARR (ablasi retina Distrofi Fuchs
regmatogen
Retinitis pigmentosa Diabetes Mellitus
Terapi
 Prinsip terapi seminimal mungkin ; tak
menimbulkan progresifitas kelainan kampus dan
diskus.
 Timolol 0,25-0,5%
 Adrenalin
 Bila TIO masih tinggi:
 Argon laser trabekuloplasti (ALT)
 Trabekulektomi
 Glaukoma normotensi
 Pertahankan TIO (trabekulektomi)
 Operasi bila:
 Alergi terhadap obat anti glaukoma
 Terjadi progresifitas
 Terapi obat maksimal tak mampu menurunkan TIO
 Tidak disiplin makan obat
 Penderita tak mengerti akibat penyakit glaukoma
 Tidak mampu beli obat
 Tidak dapat kontrol dengan teratur
Glaukoma sudut tertutup primer
(PACG)
 Outflow terganggu :
 Sempit/tertutupnya sudut oleh iris perifer
 Trabekelnya baik.
 Dibedakan atas:
 Stadium prodormal
 Serangan akut sampai kronis
 Glaukoma sudut sempit kronis tanpa serangan
 Glaukoma absolut
 Gejala:
 TIO ↑↑> 50 mmHg
 Pupil ireguler dan lebar, reaksi cahaya turun/hilang
 Edema kornea  aberasi dan vesikel
 COA dangkal
 Reaksi kongesti : injeksi konjungtiva dan episklera,
kemosis, edema palpebra
 Peradangan iris (flare dan sel) bila hebat
 Diagnosa pasti: gonioskopi
 Glaukomflecken (lensa), atrofi iris
Terapi
 Terapi awal: ↓ cepat TIO dengan obat:
 Zat hiperosmotik (gliserol 50% 1 ml/kgBB. 50 cc)
 Asetazolamide 500 mg, lalu 4 x 250 mg
 ß bloker 2 x gtt1
 Pilokarpin 0,2-6 % 2-4 x gtt1

 Tunggu 2 x 24 jam:
 TIO normal, pupil kecil bulat  iridektomi secepatnta
 TIO normal, pupil lebar, b.m.d dangkal 
trabekulektomi
 TIO tetap tinggi beri infus manitol  trabekulektomi
 Mata sebelahnya direncanakan untuk iridektomi
profilaksis.
 Pada glaukoma sudut sempit yang tanpa serangan,
terapi trabekulektomi.

 Prognosa lebih baik bila pada serangan segera


diterapi dengan baik.
Glaukoma sekunder
Umum Jarang
Glaukoma neovaskular (GNV) Glaukoma fakolitik: pada
Terapi : katarak hipermatur
Obat, PMP (pan retina
photocoagulation)
Glaukoma karena peradangan Blok pupil karena lensa
Terapi : intumesen
Dengan blok pupil: steroid topikal, ß
bloker, CAI, simpatomimetik,
iridotomi

Tanpa blok pupil: obat, operasi filtrasi


dan antimetabolik, filtrasi buatan,
siklokrio
Glaukoma ghost cell
Glaukoma kongenital
 Terjadi sejak lahir, herediter, resesif, bilateral.
Membran Barkan menghalangi trabekel
 Laki-laki > perempuan.
 Gejala: fotofobia, lakrimasi.
 Tanda:
 Kekeruhan kornea
 Megalokornea  buftalmos
 Penggaungan papil tapi kadang-kadang masih baik karena
masih elastis
 Bilik mata depan dalam
Terapi
 Operasi :
 Kornea jernih : goniotomi, gagal → trabekulektomi
 Kornea keruh : trabekulektomi

 Bila setelah operasi masih tinggi, dapat dibantu


dengan obat anti glaukoma.
-END-
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai