Anda di halaman 1dari 58

Pendahuluan

 Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir


telah ada sejak dulu dan terjadi dimana saja.
Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk
kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan
bersifat unik. Keunikan tersebut dikarnakan pelaku
pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri
 Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan
rencana dan dilakukan lebih dari 24 jam setelah
lahir maka disebut dengan pembunuhan bayi
biasa sedangakan pembunuhan tanpa rencana
yang dilakukan kurang dari 24 jam setelah lahir
maka disebut dengan infantiside
Definisi
 Infanticide  pembunuhan yang dilakukan oleh
seorang ibu terhadap anak kandungnya pada
saat lahir atau tidak tidak lama kemudian (<24
jam) karena takut ketahuan telah melahirkan
anak
Kriteria Infanticide

Pelaku • Ibu kandung

Korban • Anak Kandung

Alasan • Takut ketahuan telah melahirkan anak

• Pada waktu melahirkan atau beberapa


Waktu saat setelah melahirkan (<24 jam)
Landasan Hukum
 KUHP Pasal 341 :
 “Seorang ibu karena takut akan ketahuan
melahirkan anak pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
merampas nyawa anaknya, diancam karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana
penjara paling lama 7 tahun”.
 KUHP Pasal 342 : PAS dg rencana
 KUHP Pasal 343 : bagi orang lain yang
turut serta.
Mayat bayi ditempat yg tidak
semestinya
 KUHP Pasal 305 :
 Barang siapa menempatkan anak yang
umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan
atau meninggalkan anak itu dengan maksud
untuk melepaskan diri daripadanya.
 Masa hukuman 5 tahun 6 bulan
 KUHP Pasal 306 :
 Jika luka berat, diancam hukuman 7 tahun 6
bulan.
 Jika mengakibatkan kematian, diancam
hukuman 9 tahun.
Mayat bayi ditempat yg tidak
semestinya
 KUHP Pasal 181 :
 Barang siapa mengubur, menyembunyikan,
membawa lari atau menghilangkan mayat
dengan maksud menyembunyikan kematian
atau kelahirannya, diancam pidana penjara 9
bulan atau denda paling banyak Rp.4500,-
 KUHP Pasal 308 :
 Seorang ibu takut diketahui orang tentang
kelahiran anaknya, tidak lama sesudah
melahirkan, menempatkan anaknya untuk
ditemukan atau meninggalkannya dengan
maksud untuk melepaskan diri daripadanya,
ancaman hukuman sesuai 305 dan 306
dikurangi separuh.
Unsur-Unsur PAS
 Unsur Ibu : ibu kandung membunuh
anaknya sendiri.
 Unsur Waktu : pada saat dilahirkan atau
tidak lama kemudian.
 Unsur Psikis : takut ketahuan bahwa ia
melahirkan
Pemeriksaan Forensik
 Fokus pemeriksaan forensik :
 Apakah bayi lahir hidup/tidak?
 Apakah bayi dapat lahir diluar
kandungan/tidak (viabilitas)?
 Berapa umur bayi di dalam kandungan?
 Jika lahir hidup, berapa lama hidup diluar
kandungan?
 Apakah penyebab, mekanisme, dan cara
kematian?
Lahir Mati
 Lahir mati adalah kematian hasil konsepsi
sebelum keluar atau dikeluarkan dari
ibunya.
 Tanda-tanda lahir mati :
 Tidak bernapas dan menangis.
 Tidak ada denyut jantung dan denyut tali pusat.
 Tidak ada gerakan otot.
 Maserasi : pembusukan steril di dalam
kandungan, muncul mulai 3-4 hari kematian,
tampak jelas bila 8-10 hari kematian dalam
rahim
Lahir Mati
 Maserasi :
 Kulit ari terkelupas
 Badan teraba licin,
warna kemerahan
 Tampak gelembung
kulit ari berisi cairan
berwarna kemerahan
 Badan membengkak
dan sendi-sendi
terlepas
Lahir Mati

Pembusukan berlanjut, mayat bayi “membatu”, disebut “Lithopedion”


Lahir Hidup
 Dada telah mengembang, berbentuk
seperti barel.
 Sekat rongga badan turun menjadi
setinggi sela iga 4 atau iga 5.
 Konsistensi paru seperti spons dan
teraba derik udara.
 Permukaan paru seperti marmer.
 Uji apung paru positif.
MAMPU HIDUP DILUAR
KANDUNGAN
 28 minggu atau lebih
 Berat badan 1000 gram atau lebih
 Panjang badan kepala-tumit 35 cm atau lebih
 Lingkar kepala oksipito-frontal 23 cm atau lebih
 Tidak mengandung cacat bawaan yang tidak
memungkinkannya untuk hidup (incompatible with
life)
BAYI CUKUP BULAN

USIA KANDUNGAN 37 MINGGU - 42 MINGGU


 Ukuran antropometrik :
 Berat badan 2500 gram - 4000 gram
 Panjang Badan Kepala-Tumit 46 cm – 50 cm
 Lingkar.kepala Oksipito-frontal 30 cm atau lebih
 Diameter dada (antero-posterior) 8 cm – 9 cm
 Diameter perut (antero-posterior) 7 cm – 8 cm
 Lingkar dada 30 cm – 33 cm
 Lingkar perut 28 cm – 30 cm
DAUN TELINGA
 Lembek, datar dan bila
dilipat tetap terlipat . 28 – 33 minggu

 Mulai ada lipatan di tepi daun


telinga, bila dilipat kembali
perlahan-lahan . 24 – 36 minggu

 Tulang rawan tipis, setelah dilipat


cepat kembali. Sebagian telinga bagian
atas melipat 37 - 38,5 minggu

 Tulang rawan keras, daun telinga tetap tegang


terdapat lipatan dalam yang sempurna 38,5 – 40minggu
SUSU

DIAMETER TONJOLAN SUSU


 Tonjolan tidak ada 28 – 33 minggu
 1 – 2 mm 34 – 36 minggu
 2 – 4 mm 37 – 38 minggu
 7 mm 39 – 40 minggu
PUTING SUSU
GARIS TELAPAK KAKI

GARIS TELAPAK KAKI MASA KEHAMILAN


 Tidak terdapat 28 – 31 minggu
 Satu garis melintang di
sebelah depan 32 – 33 minggu
 Dua garis melintang di
sebelah depan 34 – 36 minggu
 Beberpa garis di dua
per tiga bagian depan 37 – 38 minggu
 Seluruh telapak kaki 38 – 40 minggu
GARIS TELAPAK KAKI
 KUKU JARI TANGAN
Kuku jari tangan sudah panjang melampaui jari,
ujung distalnya tegas dan relatif keras ( pd bayi yg
matur)

 ALAT KELAMIN LUAR


Bayi laki – laki matur : Testis sudah turun sempurna
pd dasar skrotum dan rugae pada kulit skrotum
sudah lengkap
Bayi perempuan matur : Labia minor sudah tertutup
dengan baik oleh labia mayor
ALAT KELAMIN LUAR
 RAMBUT KEPALA
Relatif keras, masing – masing helai terpisah satu
sama lain dan tampak mengkilat

 SKIN OPACITY
Bayi matur : Jaringan lemak bawah kulit cukup tebal
sehingga pembuluh darah perut tidak tampak atau
tampak samar – samar.

 PROCESSUS XYPHOIDEUS
Bayi matur : membengkok ke dorsal
 ALIS MATA
Sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah ada
Lahir Hidup
Permukaan paru seperti
marmer
Gambaran Mikroskopik Paru

Sudah bernapas Belum bernapas


Viabilitas
 Kriteria mampu hidup diluar kandungan :
 Umur kehamilan lebih dari 28 minggu.
 Berat bayi diatas 1000 gram.
 Lingkar kepala lebih dari 32 cm.
 Panjang kepala-tumit lebih dari 35 cm.
 Tidak ada kelainan bawaan yang berat.

Bila bayi tidak dapat hidup diluar kandungan, besar kemungkinan bayi
akan meninggal sendiri pada saat atau beberapa saat setelah dilahirkan.
Perkiraan Usia dalam Kandungan
GA Rumus Pj.Badan
1 1x1 1
2 2x2 4
3 3x3 9
4 4x4 16
5 5x5 25
6 6x5 30
7 7x5 35
8 8x5 40
9 9x5 45

Rumus De Haas Table Hadlock’s & co


Cukup Bulan dalam Kandungan
 Rambut-rambut halus di
tubuh bayi.
 Tumbuhnya kuku jari
tangan.
 Lipatan kulit telapak
kaki.
 Tulang rawan telinga.
 Diameter tonjolan
puting susu.
Cukup Bulan dalam Kandungan

Kuku jari tangan tumbuh Lipatan kulit telapak kaki


melebihi ujung jari melebih 2/3 panjang kaki
Perkiraan Usia diluar Kandungan
 Uji apung lambung-
usus
 Lambung= <1 jam
 Usus halus= 1-2 jam
 Usus besar= 5-6 jam
 Rektum= 12 jam
 Terdapat mekonium=
hingga 24 jam setelah
lahir.
Unsur Waktu
 Pada saat atau
beberapa saat
setelah melahirkan :
 Ujung potongan tali
pusat.
 Lemak bayi.
 Pakaian bayi.
 Susu dalam lambung.

Tali pusat dipotong tidak rata,


tidak diikat, dan tidak diperban
Unsur Ibu
 Harus dibuktikan bahwa perempuan
tersangka merupakan ibu yang
melahirkan bayi tersebut.
 Pemeriksaan :
 Tanda-tanda hamil/melahirkan : perdarahan
dari vagina (lokia), striae gravidarum, areola
mammae berwarna hitam gelap.
 Pemeriksaan penunjang : tes beta-hCG
positif, golongan darah identik dengan bayi,
tes DNA, golongan darah ibu sama dengan
golongan darah dari ari-ari.
Unsur Ibu
 Pada ari-ari yang
terpisah dari ibu :
 Golongan darah
tersangka ibu sama
dengan golongan darah
dari ari-ari.
 Pada ari-ari yang
melekat pada ibu :
 Golongan darah tali pusat
sama dengan golongan
darah bayi.
Unsur Psikis
 Motif yang mendasari :
 Fatal maltreatment (chronic abuse or neglect
with inflicted but unintended death)  5%
 Altruistic murder (believing it’s in the child’s best
interest)  54%
 Unwanted child  2%
 Revenge (against partner or spouse or
perpetrator)  6%
 Acute psychotic murder  33%
Unsur Psikis
 Postpartum Depression (PPD) occur in
10-20% mothers. Out of 40% have
thoughts of infanticidal.
 26% thoughts infanticidal during colic
episodes.
 Risk Factors :
 Family history of depression, stressful life
events, poor emotional support, sleep
deprivation, and certain personality traits.
Penyebab Kematian
 Sebagian besar kekerasan tumpul
daerah kepala dan leher :
 Pembekapan.
 Pencekikan.
 Penjeratan.
 Menggunakan alat seadanya yang
ditemukan di TKP.
 Dapat pula ditemukan kekerasan tajam
di daerah leher.
Kekerasan Tumpul pada PAS

Pencekikan Penjeratan
Kekerasan Tumpul pada PAS
Mekanisme kematian :
 Hambatan jalan napas
bagian atas :
 Gangguan masuknya
oksigen.
 Gangguan aliran darah ke
otak.
 Cara kematian : selalu
mati tidak wajar
(pembunuhan)
Pencekikan dan
pembekapan
CIRI BAYI SUDAH PERNAH
BERNAFAS
1. Dada telah mengembang
2. Diafragma telah turun ke sela iga 4 – 5 atau 5 – 6
3. Tepi paru menumpul, berat 1/ 35 berat badan akibat
padatnya vaskularisasi paru (paru lahir mati 1/70
berat badan )
4. Gambaran paru-paru mozaik (bercak merah tidak
homogen pada dasar merah tua)
5. Derik udara paru (krepitasi), perabaan spons
6. Uji apung paru positif
7. Uji apung usus (Berslau’s second life test) positif
UJI APUNG PARU
Arif Budijanto dkk, Pembunuhan Anak Sendiri, 1988

 Hasil baik, bila belum ada pembusukan


 Uji pengapungan mulai dilakukan pada alat dalam
leher (diikat dulu) dan alat dalam dada
 Berturut - turut diuji apung : kedua paru
dipisahkan dari trakea, tiap lobus paru, dan
kemudian dipotong kecil - tipis jaringan perifer
paru
 Bila potongan kecil – tipis mengapung diletakan
dalam karton lalu diinjak tanpa diputar dan
dimasukan kedalam air lagi.
 Tujuan diinjak untuk mengeluarkan udara/gas
selain residu udara.
UJI APUNG PARU
 Volume residu hanya keluar bila alveoli rusak.
 Tetap terapung berarti terdapat udara volume residu
atau dikatakan sebagai uji apung paru positif
 Positip berarti : pernah bernafas = lahir hidup
 Negatip berarti :
○ Mungkin belum pernah bernafas = lahir mati
○ sudah bernapas: resorbsi pd asfiksia / apnoe lama
pneumonia lobaris
segera tenggelam pd kelahiran
pembusukan lanjut
Pemeriksaan Mikroskopis HARUS dilakukan
untuk menarik kesimpulan akhir dengan benar
terutama bila hasil negatif
UJI TELINGA TENGAH
( middle ear test )
DASAR UJI TELINGA TENGAH Wreden - Wendt :
 Bayi telah bernafas pada waktu dilahirkan
 Dapat mengadakan gerakan menelan
 Tuba auditiva Eustachii terbuka karena aktivitas
muskulus tensor et levator veli palatini
 Udara masuk kedalam rongga telinga tengah
UJI TELINGA TENGAH
( middle ear test )

CARA MELAKUKAN :
 Digunting dengan kuat atau pahat kecil tegmen timpani
dibuka di bawah permukaan air dan diperhatikan
apakah keluar gelembung – gelembung dari telinga
tengah atau tidak
 Gelembung keluar POSITIF
 Gelembung tidak keluar NEGATIF
UJI LAMBUNG – USUS (UJI BRESLAU)
 BILA BAYI TELAH BERNAFAS LAMBUNG DAN USUS
BERISI UDARA YANG TERTELAN
 CARA MELAKUKAN :
 Doudenum di dekat Pilorus, Usus halus di daerah valvula
Bauhini dan Usus besar di daerah rekto – sigmoid diikat
dengan tali rami
 Seluruh alat pencernaan dimasukan kedalam air
 Alat pencernaan terapung POSITIF
 Alat pencernaan tidak terapung NEGATIF
 NOTE : bila tidak seluruhnya terapung perhatikan mana yang
tidak terapung, di uji sendiri – sendiri dg cara sama dengan
diatas
PUSAT PENULANGAN
DISTAL FEMUR
 sudah terdapat pada umur kehamilan 9 bulan
( 36 minggu)
 paling bermakna untuk menetukan maturitas

UJUNG PROKSIMAL TIBIA


 sudah terdapat pada umur kehamilan 38 minggu

KUBOID
 terdapat pada akhir masa kehamilan 40 minggu
PUSAT PENULANGAN

TALUS
 terdapat pada akhir masa kehamilan 7 bulan
( 28 minggu )

KALKANEUS
 terdapat pada akhir masa kehamilan 6 bulan
( 24 minggu)
PUSAT PENULANGAN
CARA PEMERIKSAAN
 Tidak langsung foto radiologi
Langsung  menggunakan pisau
 Memeriksa distal femur dan proksimal tibia
 tungkai bawah di fleksikan maksimal, disayat
 kulit dan jaringan bawah kulit dilepaskan dari dasar tulang
 tempurung disingkirkan
 dibuat irisan-irisan tipis ( 2 mm ) pada epifise femur
 mulai dari distal ke proksimal, dilanjutkan terus sampai
ditemukan pusat penulangan diafisal
 psat penulangan daerah berwarana merah di tengah epifise
yang berwarna putih keruh.
PUSAT PENULANGAN
 PEMERIKSAAN KALKANEUS, TALUS DAN KUBOID
 kaki dipegang dengan tangan kiri, tumit pada telapak
tangan jari – jari kaki mengarah ke pelaku otopsi
 buat irisan yang dalam pada telapak kaki
 di celah jari ke – 3 & jari ke 4
 irisan ini biasanya mengenai pusat penulangan kalkaneus
 dengan memperdalam irisan pertama akan teriris talus
 untuk kuboid dibuat di sebelah lateral dan sejajar dengan
irisan pertama.
GAMBARAN MIKROSKOPIS
PARU – PARU

Pada bayi yang sudah bernafas ada gambaran aerasi :


 Struktur dinding alveoli berbentuk epitel gepeng
 Tidak terlihat projections
 Alveoli dengan lumen lebar, dinding membundar atau
melengkung
 Amnioctic debris dapat ditemukan di lumen
GAMBARAN MIKROSKOPIS
PARU – PARU

Pada bayi yang belum bernafas gambaran khas :


 Struktur dinding alveoli berbentuk kuboid
 Dukti alveolaris dan alveolus mengembang oleh cairan
dengan dinding berliku dan banyak projections yang
menonjol ke lumen
 Alveoli seperti saku kumal (crumpled sac alveoli)
KEKERASAN DAN
SEBAB KEMATIAN

 Di DKI Jakarta paling banyak 90 – 95 persen dari


sekitar 30 – 40 kasus, membuat keadaan ASFIKSIA
MEKANIS yaitu pencekikan, penjeratan,
pembekapan dan penyumbatan
 Pemeriksaan penting alat leher lapis demi lapis
 5 – 10 persen KEKERASAN TUMPUL pada
KEPALA
 1 Kasus dalam 6 – 7 tahun KEKERASAN TAJAM
pada LEHER & DADA
TANDA – TANDA PERAWATAN

1. Tali pusat terpotong rata dan diikat ujungnya, diberi


antiseptik dan verban (bisa hilang sblm diperiksa).
2. Jalan nafas bebas.
3. Vernix kaseosa tidak ada lagi.
4. Berpakaian.
5. Air susu di dalam saluran cerna.

Ditemukan tanda no 1 saja diatas sudah cukup


membuktikan adanya tanda perawatan, melihat ciri
mediknya bila hal tersebut ada, maka bukan lagi
termasuk pembunuhan anak sendiri
HUBUNGAN
IBU DENGAN ANAK
UPAYA PEMBUKTIAN SEORANG TERSANGKA IBU
SEBAGAI IBU DARI ANAK YANG KITA PERIKSA
ADALAH SUATU HAL YANG PALING SUKAR

Ada beberapa cara dapat kita gunakan


1. Mencocokan waktu partus ibu dan waktu lahir anak
2. Mencari data antrophologi yang khas pada ibu dan
anak
3. Memeriksa golongan darah ibu dan anak
4. Sidik jari DNA
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai