Anda di halaman 1dari 45

KAJIAN SEDIMENTASI PADA WADUK GEROKGAK DI

KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Dantje Kardana N, M.sc
Ir. Yiniarti, Dipl. HE

Oleh:
Gede Lanang Sunu Perbawa
95011323

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013 1
LATAR BELAKANG

Waduk merupakan salah satu sumber air buatan


manusia yang sangat penting dan menghasilkan
manfaat yang besar.

Pembangunan waduk dapat menganggu


keseimbangan transpor sedimen pada suatu sungai.
Hal ini menyebabkan alur sungai yang di bendung
akan mempunyai karakteristik kecepatan aliran yang
sangat kecil dan sebagai penampung sedimen.

Waduk Gerokgak yang terletak di Kabupaten


Buleleng Provinsi Bali dimanfaatkan untuk
menyuplai kebutuhan air pertanian dan sebagian
untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi daerah
di sekitarnya.

2
LATAR BELAKANG

Dari hasil monitoring sedimen pada Inspeksi


Waduk Besar Gerokgak di Kabupaten Buleleng
2012 yang dilakukan oleh Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida diketahui laju sedimentasi
rata-rata saat ini lebih tinggi dari yang di
rencanakan sehingga menyebabkan umur
layanan waduk kurang dari yang direncanakan.

Beberapa cara dalam pemahaman pola


sedimentasi yang terjadi pada Waduk
Gerokgak adalah simulasi model dengan
menggunakan perangkat lunak MIKE 21 dan
perkiraan laju erosi pada daerah tangkapan air
dengan metode MUSLE (Modified Universal
Soil Loss Equation)

3
IDENTIFIKASI MASALAH

Waduk Gerokgak pertama kali


dilakukan pengisian air dan
pengoperasian tahun 2000,
selama 12 tahun perngoperasian
waduk yaitu sampai tahun 2012
telah terjadi endapan sedimen di
dalam daerah tampungan waduk.

Berdasarkan hasil monitoring sedimen


pada Inspeksi Besar Bendungan
Gerokgak di Kabupaten Buleleng
2012 yang dilakukan oleh Balai
Wilayah Sungai Bali-Penida diketahui
laju sedimentasi rata-rata selama 12
tahun pengoperasian waduk lebih
tinggi dari yang direncanakan
sehingga menyebabkan umur layanan
waduk kurang dari yang direncanakan.

4
MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Maksud: Tujuan:

1.Mengkaji karakteristik aliran


dan pola sedimentasi yang 1. Untuk mengetahui laju
terjadi pada Waduk Gerokgak sedimentasi dan perubahan
dengan melakukan simulasi topografi daerah genangan
aliran dan sedimentasi dengan pada Waduk Gerokgak.
perangkat lunak MIKE 21.

2. Mengetahui erosi lahan yang 2. Untuk mengetahui umur guna


terjadi pada daerah tangkapan waduk akibat dari sedimentasi
air Waduk Gerokgak dengan yang terjadi selama masa
menggunakan metode MUSLE. operasi Waduk Gerokgak.

5
LINGKUP PENELITIAN

Simulasi sedimentasi
Data yang dikumpulkan Perkiraan erosi lahan
pada Waduk Gerokgak
merupakan kompilasi pada daerah
menggunakan bantuan
data sekunder yang tangkapan air Waduk
perangkat lunak Mike 21
berupa topografi waduk,
data sedimen, dan data
Flow Model FM dengan Gerokgak dihitung
Modul Hydrodynamic (HD) dengan metode
hidrologi di Waduk
dan Modul Mud Transport MUSLE
Gerokgak.
(MT).

6
LOKASI STUDI: •Geografis : 8º11’20” LS dan 114º47’05” BT
•Administratif : Desa Gerokgak Kecamatan
WADUK Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Propinsi
Bali
GEROKGAK

125 m

7
DATA TEKNIS BENDUNGAN

Waduk/Reservoir
• Daerah Tangkapan Air Waduk : 20,00 km2
• Muka Air Banjir (QPMF) : El. 130,50 m
• Muka Air Normal : El. 126,00 m
• Muka Air Rendah (El. Intake) : El. 113,50 m
• Kapasitas Tampungan Bruto : 2.990.565,00 m3
• Kapasitas Tampungan Efektif : 2.448.568,00 m3
• Kapasitas Tampungan Mati : 541.997,00 m3
• Luas Daerah Genangan (MAN) : 31,08 Ha

Bendungan Utama
• Type : Urugan Batu dengan inti kedap air
• Panjang puncak : 440 m
• Lebar puncak : 6,00 m
• Elevasi puncak : EL. 131,00 m
• Tinggi Bendungan : 36,80 m dari dasar sungai (47,00 m dari pondasi)

8
DATA TEKNIS BENDUNGAN

Bangunan Pelimpah
• Type : Ogee, pelimpah tanpa pintu
• Elevasi : + 126,00 m
• Panjang : 30,00 m
• Panjang saluran peluncur : 158,5 m
• Panjang kolam olak : 40,0 m
• Lebar saluran : 20,0 m
• Kapasitas PMF : 606 m3/dt

Bangunan Pengambilan
• Type bangunan : Submerged Gate
• Dimensi : 3.00 x 3.00 m
• Panjang : 165 m
• Intake gate : 1 (satu) buah
• Diameter pipa : 50 cm
• Pintu operasi : Hollow cone  500 mm

9
Monitoring Sedimentasi Pada Waduk Gerokgak

Monitoring
sedimentasi pada
Waduk Gerokgak
dilaksanakan oleh
BWS Bali-Penida
pada tahun 2011
dan tahun 2012
dengan
melakukan survey
Echosounding.

10
Monitoring Sedimentasi Pada Waduk Gerokgak

Berdasarkan Laporan Inspeksi Besar Bendungan Gerokgak (2012):

•Laju pengendapan sedimentasi rata-rata selama 12 tahun


sampai dengan MAN 126,00 m sebesar 32,07 ribu
m3/tahun

•Perhitungan desain laju sedimen rata-rata 18,07 ribu


m3/tahun selama 30 tahun, sehingga laju sedimen yang
terjadi lebih besar dari saat desain.

•Diperkirakan umur waduk hanya 17 tahun atau hanya sekitar


5 tahun lagi waduk telah penuh sedimen pada El. 113,50m
(dasar ambang lubang intake)
11
PENGUMPULAN DATA

Jenis Data Kegunaan Sumber Keterangan

Peta topografi daerah


Input MIKE 21 BWS Bali-Penida Data sekunder
genangan waduk

Hasil Perhitungan
Inflow Waduk Input MIKE 21 Data sekunder
(NRECA)

Pola operasi dan


Input MIKE 21 BWS Bali-Penida Data sekunder
simulasi

Konsentrasi sedimen Input MIKE 21 Hasil Perhitungan Data sekunder

Kalibrasi Model MIKE


Echosounding waduk BWS Bali-Penida Data sekunder
21

Perhit. MUSLE dan


Curah hujan BWS Bali-Penida Data sekunder
Inflow waduk

Badan Informasi dan


Peta tataguna lahan Perhit. MUSLE Data sekunder
Geospasial

12
METODOLOGI PENELITIAN

Simulasi MIKE 21 Modul


HD dan MT

Hasil Pemodelan MIKE 21


Modull HD dan MT:
Deposisi Sedimen, Tegangan
Geser Dasar dan Perubahan
topografi dasar waduk

Evaluasi hasil pemodelan


sedimentasi Waduk Gerokgak
terhadap hasil pengukuran
sedimen (echo-sounding)

Selesai

13
Metode Perhitungan dalam Kajian Sedimentasi Waduk Gerokgak

1 Erosi lahan pada DTA waduk  Metode MUSLE

2 Debit yang masuk ke waduk  Metode NRECA (Th. Basah, Normal dan Kering)

Identifikasi inflow, outflow, debit spillway dan elevasi muka air waduk dari pola
3 operasi dan simulasi Waduk Gerokgak  Studi Monitoring Tahunan Bendungan
Gerokgak (2011) oleh BWS Bali-Penida

Perhitungan lengkung laju debit-sedimen pada Waduk Gerokgak  dari data debit
4 aliran (NRECA) dan data debit sedimen (MUSLE)  konsentrasi sedimen yang
masuk ke waduk

Simulasi sedimentasi pada Waduk Gerokgak dengan MIKE 21 (Th. Basah, Normal,
5 Kering dan Q2 Tahun)

14
Perhitungan Erosi Lahan dengan Metode MUSLE

Tataguna Lahan
DTA Gerokgak

DAS Gerokgak

Waduk
Gerokgak

DTA Waduk
Gerokgak

Luas DTA Waduk Gerokgak : 19.187 Km2


No Tataguna lahan Luas (Km2) Persetase (%)
1 Perkebunan / Kebun 0.145 0.75
2 Semak Belukar / Alang Alang 1.832 9.55
3 Sawah Tadah Hujan 0.340 1.77
4 Hutan Rimba 16.821 87.67
5 Tegalan / Ladang 0.019 0.10
6 Air Tawar Sungai 0.029 0.15
19.187 100.00

15
Perhitungan Erosi Lahan dengan Metode MUSLE

a. Perhitungan Erosivitas Hujan (Rm) Kalibrasi variabel a dan


b terhadap data
CH Harian (Th. pengukuran:
2001-2012) Rm = 9,33(VQ . QP)0,56
Volume
Hujan Faktor S
(Perbedaan CH Rm = a(VQ . QP)b
Limpasan dan Runoff)
Error Hasil Metode Vol. Sedimen
No
MUSLE (m3 /th)
(VQ) terhadap 1
Perhitungan
Pengukuran 32073.981
Kedalaman pengukuran 2 MUSLE 32033.176
Runoff = 0,217 %

CH Harian (Th.
2001-2012)

Debit
Intensitas
Puncak Hujan
(QP)
Koefisien
Runoff (c)

a dan b besarnya bervariasi utk tiap


lokasi berbeda di tetapkan dengan cara
mengkalibrasi dengan sedimentasi
waduk (Simons and Senturk, 1992) 16
b. Perhitungan Erodibilitas Tanah (K)

Waduk
Gerokgak

Tabel 2.2 Prakiraan nilai K untuk Beberapa Jenis Tanah


No Jenis Tanah Nilai K
1 Latosol (haplorthox) 0.09
2 Latosol merah (humox) 0.12
3 Latosol merah kuning (typic haplorthox) 0.26
4 Latosol coklat (typic tropodult) 0.23
5 Latosol (epiaquatic tropodult) 0.31
6 Regosol (troporthents) 0.14
7 Regosol (oxic dystropept) 0.12 – 0.16
8 Regosol (typic entropept) 0.29
Lanjut ke halaman berikut....... Peta Jenis
• Jenis tanah berupa
Tabel 2.3 Prakiraan nilai K untuk Beberapa Jenis Tanah (lanjutan)
No Jenis Tanah Nilai K
Tanah Latosol Cokelat dan
10 Gley humic (typic tropoquept) 0.13 Prov. Bali Litosol
untuk DTA
11 Gley humic (trapoquept) 0.20
12 Gley humic (aquic entropept) 0.26 • Faktor K sebesar 0,16 -
13
14
Lithosol (litic eutropept)
Lithosol (orthen)
0.16
0.29 Waduk 0,23  diambil nilai 0,16
15
16
Grumosol (chromudert)
Hydromorf abu-abu (tropofluent)
0.21
0.20 Gerokgak
17 Podsolik (tropudults) 0.16
18 Podsolik Merah Kuning (tropudults) 0.32
19 Mediteran (tropohumults) 0.10
20 Mediteran (tropaqualfs) 0.22 17
21 Mediteran (tropudalfs) 0.23
Sumber : Arsyad, 1989 dan Asdak, 1995
c. Perhitungan Faktor Tutupan Lahan (C)

e. Faktor Pengelolaan dan


Konservasi Tanah (P)

Nilai (P) mengacu pada


Soil Conservation
Service (1972) 
kemiringan 6,6 % dan
erosi di hilir : 0,1
d. Perhitungan Faktor LS

Dari pembacaan
nomogram, untuk
kemiringan 6,6 % dan
panjang sungai 5770
meter diperoleh faktor
LS = 10

18
Hasil Perhitungan Erosi Lahan dengan Metode MUSLE

•V
Rm • QQ
P

SY C

LS
P

19
Sedimen Yang Mengendap Pada Waduk Gerokgak

Perbandingan Vol. Sedimen Hasil Pengukuran (2012)


dengan Hasil Perhitungan MUSLE
Metode Vol. Sedimen Error
No
Perhitungan (m3 /th) (%)
1 Pengukuran (2012) 32073.981
2 MUSLE 32033.176 0.127

20
Perhitungan Umur Guna Waduk Berdasarkan Hasil
Perhtungan Vol. Sedimen dengan Metode MUSLE

•Vol. tampungan mati


(+113,5 m) penuh th.
MUSLE
2016  UG Waduk 15,92
th

•Vol. tampungan mati


Pengukuran (+113,5 m) penuh th.
2012 2016  UG Waduk
15,898 th

21
Perhitungan Debit yang Masuk ke Waduk (Inflow) dengan Metode
NRECA
Utk Luas DTA 19,187 Km2
Menggunakan data hujan 15 harian (2001-2012) parameter terpilih:
SMS = 500 mm
Perbandingan thd perhitungan FJ. MOCK PSUB = 0,3
GWF = 0,1
Perbandingan thd rumus empiris Van Der Weert GWSTOR = 2 mm

Korelasi
r = 0,952

Perbandingan Debit rata-rata Antara Metode Van Der Weert


dengan NRECA
Metode Q rata-rata Error
No
Perhitungan (m3 /s) (%)
22
1 Rumus Van Der Weert 0.603
2 NRECA 0.735 21.988
Perhitungan Debit yang Masuk ke Waduk (Inflow) dengan Metode
NRECA

Hasil perhitungan debit Inflow Waduk Gerokgak dengan menggunakan metode


NRECA tahun 2001 – 2012 sebagai berikut:

Q Max :7,774 m3/s


Q Rata-Rata :0,735 m3/s
Q Min :0,043 m3/s

23
Perhitungan Debit Tahun Basah, Tahun Normal dan Tahun Kering

Data debit diurutkan


berdasarkan bulan
dari besar ke kecil

Debit Tahun Basah  P = 20 %


Debit Tahun Normal P = 50 %
Debit Tahun Kering  P = 80 %

24
Perhitungan Debit Tahun Basah, Tahun Normal dan Tahun Kering

Debit Tahun Basah


Q Max : 3,839 m3/s
Q Rata-Rata : 1,177 m3/s
Q Min : 0,191 m3/s

Debit Tahun Normal


Q Max : 2,837 m3/s
Q Rata-Rata : 0,613 m3/s
Q Min : 0,112 m3/s

Debit Tahun Kering


Q Max : 0,893 m3/s
Q Rata-Rata : 0,227 m3/s 25
Q Min : 0,075 m3/s
Perhitungan Lengkung Laju Debit-Sedimen Pada Waduk Gerokgak

Karena tidak ada data pengukuran konsentrasi sedimen pada Waduk Gerokgak,
 pendekatan persamaan hubungan antara debit air dengan debit sedimen:
Qs = 0,0864 x C x Qw

Hubungan Qs dengan Qw  Qs = 88,707 Qw 1,358


Persm. Kurva berpangkat

26
Perhitungan Lengkung Laju Debit-Sedimen Pada Waduk Gerokgak

Perhitungan konsentrasi sedimen


Qs = 88,707 Qw 1,358  debit sedimen Qs untuk debit tahun basah, normal
untuk masing-masing kondisi debit  tahun dan kering dengan menggunakan
basah, normal dan kering. persamaan:
C = Qs / (0,0864 x Qw)

27
Konfigurasi Model Pada MIKE 21

Data topografi genangan


Waduk gerokgak dikonversi
menjadi koordinat X, Y dan Z
(elevasi)

Dibuat model daerah


genangan waduk dengan
menggunakan tool Mesh
Generator

28
Syarat Batas/Bundary
Condition

Inflow, Outflow dan Debit


Spillway  hasil identifikasi
dari pola operasi dan
simulasi Waduk Gerokgak
(Laporan Monitoring Tahunan
Bendungan Gerokgak Tahun
2011)

29
Parameter Pada MIKE 21

Modul Hydrodynamic (HD)

Parameter ini
disesuaikan pada proses
kalibrasi, dengan nilai
• Eddy Viscosity berkisar antara 20–40
m1/3/s
• Bed Resistance, bilangan Manning (M)
= 20 – 40 m1/3/s (n = 0,05 – 0,025)

Modul Mud Transport (MT)

• Tegangan Geser Kritis untuk Deposisi


(Critical Shear Stress for Deposition) =
τc d
• Tegangan Geser Kritis untuk Erosi
(Critical Shear Stress for Erosion) = τc e
30
Modul Hydrodynamic (HD)

Input data hasil perhitungan  output


dibandingkan dengan el. m. a. waduk dari
pola operasi dan simulasi Waduk
Gerokgak

Parameter yang disesuaikan adalah Bed


Resistance berupa Bilangan Manning
(M), dengan kisaran nilai antara 20 – 40
m1/3/s (n = 0,05 – 0,025)

Waktu simulasi dimulai dari tanggal 1


Maret 2011 dan berakhir pada tanggal
31 Maret 2011 dengan lama simulasi 1
(satu) bulan

n = 0,03125
31
Modul Mud Transport (MT)

Pemilihan parameter τc d dan τc e dilakukan dengan cara coba-coba dengan


menggunakan nilai default sebagai nilai awal, untuk τc d = 0,001 N/m2 dan untuk
τc e = 0,6 N/m2 - 2 N/m2

Parameter terpilih:
•τc d = 1e-06 N/m2  sedimen masuk ke dalam dan mengendap
di bagian tengah waduk
•τc e = 0,6 N/m2  terjadi erosi pada daerah hulu waduk 32
Simulasi Modul Hydrodynamic (HD) Modul Mud
Transport (MT)

Lama waktu simulasi dilakukan


selama 24 hari.

Dengan menggunakan
speedup factor sebesar 15,
1 hari simulasi =15 hari
untuk output perubahan
morfologi.

Total waktu simulasi selama 24


hari sama dengan 360 hari (1
tahun).

33
Hasil Simulasi Modul Hydrodynamic (HD) Modul Mud
Transport (MT) : Perubahan Topografi Dasar Waduk

34
Hasil Simulasi Modul Hydrodynamic (HD) Modul Mud
Transport (MT) : Ketebalan Lapisan Sedimen

35
Hasil Simulasi Modul Hydrodynamic (HD) Modul Mud Transport (MT) :
Konsentrasi Sedimen dan Perubahan Ketebalan Lapisan Sedimen

36
Profil Potongan/Irisan Topograsi Dasar Waduk Gerokgak Hasil Simulasi
Sedimentasi dengan MIKE 21

37
Kecepatann Aliran yang Terjadi Pada Waduk

38
Titik Hasil Observasi Pada Waduk Gerokgak Hasil Simulasi Sedimentasi
dengan MIKE 21

39
Titik Hasil Observasi Pada Waduk Gerokgak Hasil Simulasi Sedimentasi
dengan MIKE 21

τ > τc e = Terjadi
erosi

τ < τc d = Terjadi
deposisi

40
Perbandingan Hasil Simulasi dengan Hasil
Observasi/Pengukuran

Vol. Sedimen rata-rata simulasi MIKE 21 debit


tahun normal ~ vol. sedimen rata-rata selama
12 tahun masa operasi waduk dengan nilai error
terhadap data pengukuran sebesar 14,588 %.

Rekapitulasi Perhitungan Volume Sedimen dan Umur Guna


Waduk Gerokgak
Umur Guna
Volume Sedimen
Metode Perhitungan dan Waduk Dead
No yang Mengendap
Analisa Storage (+113,5
3 (tahun)
(m /th)
1 Pengukuran (2012) 32073.981 15.898
Volume Sedimen Hasil
2
Perhitungan MUSLE
Simulasi MIKE 21 (Debit
32033.176 15.920
Umur Guna waduk  mendekati
3
Tahun Basah) 55225.043 8.814 hasil pengukuran vol. sedimen
4
Simulasi MIKE 21 (Debit rata-rata hasil perhitungan MUSLE
Tahun Normal) 36752.993 13.747
Simulasi MIKE 21 (Debit
5
Tahun Kering) 15922.965 33.039
Simulasi MIKE 21 (Debit
6
Tahun Q2 Tahun) 37385.451 13.498 41
KESIMPULAN

1. Debit Inflow waduk dengan metode NRECA, perbandingan thd FJ. MOCK 
korelasi r = 0,952. perbandingan thd rumus Van Der Weert  error 21,988 %.

2. Erosi lahan yang masuk ke Waduk Gerokgak (2001-2012)  metode MUSLE


rata-rata sedimen yang mengendap pada Waduk Gerokgak sebesar 32033,176
m3/tahun, dengan error 0,127 % thd pengukuran.

3. Perhitungan konsentrasi sedimen layang yang masuk ke Waduk Gerokgak :


a. Qs = 88,707 Qw 1,358, dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,946.
b. Besarnya konsentrasi sedimen layang berbanding lurus dengan debit air.

4. Dari hasil simulasi sedimentasi dengan perangkat lunak MIKE 21 Flow Model
FM Modul Hydrodynamic (HD) dan Mud Transport (MT) diperoleh:
a. Simulasi sedimentasi pada waduk  MIKE 21: perubahan topografi dasar
waduk, ketebalan lapisan sedimen yang mengendap, konsentrasi sedimen
yang masuk ke dalam waduk dan besarnya tegangan gesar dasar (bed
shear stress) pada daerah genangan waduk.
b. Simulasi menunjukkan bahwa penggunaan parameter bilangan Manning
(M) sebesar 32 m1/3/s (n = 0,03125) error 7,668%.
c. Deposisi sedimen dan erosi yang terjadi  sesuai dengan karakteristik
umum suatu waduk  deposisi terjadi pada bagian dalam/tengah waduk 42
sedangkan erosi terjadi pada bagian hulu
KESIMPULAN

5. Vol. Sedimen rata-rata simulasi MIKE 21 debit tahun normal ~ vol. sedimen
rata-rata selama 12 tahun masa operasi waduk dengan nilai error terhadap
data pengukuran sebesar 14,588 %.

6. Umur guna Waduk Gerokgak  metode MUSLE adalah 14,015 tahun,


MIKE 21 untuk debit tahun basah, tahun normal, tahun kering dan Q2
tahun  8,814 tahun, 13,747 tahun, 33,039 tahun dan 13,498 tahun.

43
Saran

1. Pengelolaan DAS yang baik/Watershed Management  mengendalikan erosi


dan mengurangi sedimentas di hilir.

2. Tingginya sedimentasi pada Waduk Gerokgak  perlu dilakukan


pengendalian sedimen dan bila memungkinkan dilakukan pengerukan
terhadap sedimentasi yang terjadi di waduk.

3. Pengendalian sedimen  bangunan pengendali sedimen seperti yang


disebutkan pada butir 2 di atas  diikuti dengan program
penghijauan/reboisasi pada daerah hulu.

4. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi sedimentasi


dengan MIKE 21 (versi 2007)  perlu dilakukan perbaharuan terhadap
perangkat lunak MIKE 21 ke versi yang lebih baru (misalnya versi 2014).

44
52

Anda mungkin juga menyukai