Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN JAGA 1

Jaga Malam, 18 Nov 2017

Oleh:
dr. Indri Syafriza
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. Saparudin
Jenis Kelamin : Laki – laki
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Wiraswastra
Tanggal Masuk : 17-11-2017
Anamnesis
Keluhan Utama
 Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu yang
lalu dan memberat sejak 3 hari ini

Riwayat Penyakit Sekarang


 Paien mengeluhkan sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu dan memberat
sejak 2 hari ini. Os mengatakan sering sesak nafas dalam 1 tahun ini
memberat jika batuk. Hal ini di alami os hilang timbul. Namun sesak
dialami pasien terus menerus sejak 2 minggu ini dan semakin memberat
sejak 2 hari ini.
 Pasien mengatakan, pasien batuk sejak 1 tahun ini .Hal ini di alami pasien
hilang timbul. Namun sejak 4 bulan yang lalu pasien mengatan batuk
dirasakan terus menerus. Batuk berdahak (+) , warna putih (+) darah (-).
Pasien menyangkal adanya penurunan berat badan dan keringat malam.
 Satu bulan ini pasien mengeluhkan tubuhnya semakin membengkak namun
menurutnya hanya tangan , kaki. Menurut pasien wajah pasien tidak
mengalami pembengkakan.
 Pasien tidak menyangkal adanya riwayat merokok lebih dari 10 tahun.
Namun pasien saat ini tidak merokok lagi.
 Pasien mengaku rutin kontrol ke paru obat rutin spiriva refill
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal adanya riwayat
hipertensi,jantung dan DM Tipe 2 sebelumnya
dikarenakan pasien tidak pernah kontrol

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, hati, gula
dalam keluarga kurang diketahui.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien menyangkal riwayat minum alkohol.
Pasien memiliki riwayat merokok ± 10 tahun.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Compos mentis
Tekanan Darah 80/60 mmHg
Frekuensi Nadi 100 x/menit
Frekuensi Napas 34x/i
Suhu 37,7 C
Mata Anemis (-), ikterik (-), reflex cahaya (+/+) normal. Pupil
isokor 3mm/3mm, hiperlakrimasi (-)
Leher Dalam Batas Normal
Paru Inspeksi :Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri,
retraksi (-), ketinggalan gerak (-/-),
Palpasi: Palpasi :Krepitasi(-), massa (-), fremitus taktil
lapang paru mengeras
Perkusi : Hipersonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi :Suara dasar ekspirasi memanjang, Rongki
basah halus (+) di di paru kanan bawah, Rongki basah
kasar (+) di paru kanan dan kiri atas, Wheezing (+) di
paru kiri tengah
Jantung S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen Inspeksi : membesar


Perkusi : timpani
Palpasi : Dinding abdomen membesar, ascites
(+), hepar membesar 2 jari BAC
Auskultasi : Bising usus + normal, 4-6 kali/menit
Ekstremitas - Akral: hagat, kering, CRT<2”
- Oedem: di jumpai pada ekstremitas atas dan
bawah
- Sianosis: tidak dijumpai
Pemeriksaan penunjang yang
diminta
 EKG
 Px/ lab:
Hb, Ht, Trombosit, Leukosit, Ureum, Creatinin,
CKMB, Troponin
• Ro Thorax PA
EKG
Kesan: Right Ventrikel Hipertrofi
Foto Thoraks
Kesan : Kardiomegali + efusi pleura + lung intertitial edema
Diagnosis
 Cor Pulmonale Chronic ec PPOK ec
Bronkitis kronis
 Pneumonia
Tatalaksana
 Oksigen 4 lpm
 IVFD RL drip dobutamin 1 amp 15gtt/i

 Konsul dr. Mirna Sp.P


Advice:
- Nebu combivent 3x1
- Methyl prednisolon 2x125 mg
- Cefotaxim 2x1 amp (skintest)

 Konsul dr. Ismir Sp.JP


Advice: tambahkan
- Digoxin 1x 0,5 mg
- Spironolakton 1x 25 mg
TINJUAN PUSTAKA
DEFENISI
 Kor pulmonal kronik adalah hipertrofi/dilatasi ventrikel
kanan akibat hipertensi pulmonal yang disebabkan
penyakit parenkim paru dan atau pembuluh darah paru
yang tidak berhubungan dengan kelainan jantung kiri.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan
penyebab utama insufisiensi respirasi kronik dan kor
pulmonal diperkirakan 80-90% kasus.
Global Initiative for Chronic Obstructive lung (GOLD)
(2011) mendefenisikan PPOK sebagai penyakit yang
disebabkan oleh Kerusakan komponen paru ditandai
dengan keterbatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversible, bersifat progresif dan berhubungan dengan
respon inflamasi abnormal paru pada gas atau partikel
berbahaya.
ETIOLOGI
(1) Penyakit pembuluh darah paru
(2) Tekanan darah pada arteri pulmonal oleh tumor
mediastinum, aneurisma,granuloma atau fibrosis
(3) Penyakit neuromuskular dan dinding dada
(4) Penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli,
termasuk PPOK. Penyakit paru lain adalah penyakit
paru intertitial dan gangguan pernafasan saat tidur.

Faktor resiko terjadinya PPOK adalah merokok.


Merokok merupakan penyebab kausal yang
terpenting.
Patogenesis
 Peningkatan afterload akan menyebabkan pembesaran
ventrikel kanan yang berlebihan. Hal ini terjadi karena
tahanan dipembuluh darah paru sebagai akibat gangguan
di pembuluh darah sendiri maupun akibat kerusakan
parenkim paru. Peningkatan afterload ventrikel kanan
dapat terjadi karena hiperinflasi paru akibat PPOK,
sebagai akibat kompresi kapiler alveolar dan
pemanjangan pembuluh darah dalam paru
 Peningkatan ini juga dapat terjadi ketika volume
paru turun mendadak akibat reseksi paru demikian
pula pada restriksi paru ketika pembuluh darah
mengalami kompresi dan berubah bentuk.
Pelebaran atau hipertropi ventrikel kanan pada kor
pulmonal kronis adalah efek langsung dari
kompensasi ventrikel akibat vasokonstriksi
pulmonal kronis dan hipertensi arteri pulmonalis
yang menyebabkan peningkatan beban kerja
ventrikel kanan. Ketika ventrikel kanan tidak
mampu lagi mengimbangi beban kerja melalui
dilatasi atau hipertropi, kegagalan ventrikel kanan
dapat terjadi
Diagnosis
Gejala Klinis
 Batuk Kronik
 Sesak nafas
 Mengi
 Penurunan aktivitas
Ukuran sesak nafas sesuai skala sesak menurut
British Medical Research Council (MRC )
Skala sesak Keluhan sesak berkaitan dengan aktivitas

0 Tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat

1 Sesak mulai timbul bila berjalan cepat atau naik tangga 1


tingkat
2 Berjalan lebih lambat karena merasa sesak

3 Sesak timbul bila berjalan 100 m atau setelah beberapa


menit
4 Sesak bila mandi atau berpakaian
Menurut klasifikasi GOLD tahun 2010 Kriteria PPOK ::
Derajat Klinis

PPOK Ringan - Dengan atau tanpa batuk


- Dengan atau tanpa produksi sputum
- Sesak nafas derajat sesak 1 sampai 2

PPOK Sedang - Dengan atau tanpa batuk


- Dengan atau tanpa produksi sputum
- Sesak nafas derajat 3

PPOK Berat - Sesak nafas derajat sesak 4 dan 5


- Eksaserbasi lebih sering terjadi

PPOK sangat Berat - Sesak nafas derajat sesak 4 dan 5 dengan gagal nafas
kronik
- Eksaserbasi lebih sering terjadi
- Disertai komplikasi kor pulmonal atau gagal jantung
kanan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Palpasi
•Bentuk dada : barrel chest  Fremitus melemah
 Sela iga melebar
•Terdapat cara bernafas purse lips
Perkusi
breathing
 Hipersonor
•Terlihat penggunaan dan hipertrofi Auskultasi
(pembesaran otot bantu nafas  Fremitus melemah

•Pelebaran sela iga  Suara nafas verikuler


melemah atau normal
•Bila telah terjadi gagal jantung kanan
 Ekspirasi memanjang
terlihat denyut vena jugularis leher dan  Mengi
edema tungkai  Rongki

•Penampilan pink puffer atau blue


bloater
Pemeriksaan Penunjang
 Spirometri
 Peak flow meter
 Radiologi
 Elektrokardiografi
Penatalaksanaan
Tata Laksana Norfarmakologis
 Nutrisi
Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi
lemak rendah karbohidrat. Kebutuhan protein seperti
pada umumnya. Protein dapat meningkatkan ventilasi
semenit oksigen consumption dan respons ventilasi
terhadap hipoksia dan hiperkapnia
 Rehabilitasi PPOK
Latihan untuk meningkatkan kemampuan otot pernafasan
ini di programkan bagi penderita PPOK yang mengalami
kelelahan pada otot pernafasan sehingga tidak dapat
menghasilkan tekanan insipirasi yang cukup untuk
melakukan ventilasi maksimum yang dibutuhkan. Latihan
fisik bagi penderita PPOK dapat dilakukan berupa latihan
dinamik, menggunakan otot secara ritmis seperti jalan
joging, sepeda.
Tatalaksana Farmakologis
Bronkodilator
 Bronkodilator yang sering digunakan adalah β2-agonis,
antikolenergik dan metilxantin. Obat tadi diberikan
secara monoterapi atau kombinasi.
 Pemberian secara inhalasi (MDI) lebih menguntungkan
daripada cara oral atau parenteral karena efeknya cepat
pada organ paru dan efek sampingnya minimal.
 Bronkodilator kerja cepat ( fenoterol, salbutamol,
terbutalin) lebih menguntungkan daripada kerja lambat
(salmeterol, formeterol). Bila tidak segera memberikan
perbaikan bisa ditambah antikolkenergik sampai dengan
perbaikan gejala.
Antibiotik
Menurut GOLD 2010, Antibiotik diberikan pada pasien
sebagai berikut :
 Disertai tiga tanda cardinal : peningkatan sesak nafas,
peningkatan jumlah sputum, dan peningkatan
kekentalan/purulensi sputum
 Dengan peningkatan purulensi sputum dan disertai satu
tanda cardinal lainnya.
 Pasien yang membutuhkan ventilasi mekanik.
Antibiotik hendaknya diberikan dengan spektrum luas
yang bisa menghadapi H. Influenzae, S.Pneumoniae dan
M.catarrhalis sambil menunggu hasil kultur sensivitas
kuman
 Glukokortikoid
 Diuretika
 Antikoagulan
 Flebotomi
DISKUSI
 Pasien mengeluhkan batuk sejak 1 tahun ini dan
memberat sejak 4 bulan yang lalu. Batuk berdahak
warna putih (+). Terdapat riwayat merokok >10 tahun.
Hal ini sesuai dengan salah satu etiologi tersering pada
kor pulmonal kronik yaitu PPOK. Pada sat ini sudah
terjadi tanda – tanda berkurang nya ventilasi paru,
gejalanya antara lain batuk > 4bulan, sesak nafas, mengi,
sesak nafas ketika berjalan menanjak atau setelah
banyak bicara. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
kelainan berupa hipersonor, suara nafas berkurang,
ekspirasi memanjang, ronki basah dan kering, mengi.
 Pasien mengeluhkan sesak nafas sejak 4 bulan ini hal ini
dirasakan pasien hilang timbul dan mmemberat pada
saat batuk hal ini merupakan gejala paling umum terjadi
karena peningkatan kerja pernafasan akibat adanya
perubahan dalam elastisitas paru – paru (fibrosis
penyakit paru atau adanyaa over inflasi pada penyakit
PPOK ).
 Pada EKG didapatkan Hipertrofi ventrikel kanan, hal ini
terjadi oleh karena adalah efek kompensasi langsung
dari vasokonstriksi pulmoner kronis dan hipertensi arteri
pulmoner yang menyebabkan peningkatan kerja dan
beban ventrikel kanan. Saat ventrikel kanan tidak dapat
mengkompensasi dilatasi dan hipertrofi yang terjadi,
maka terjadilah gagal jantung kanan.
Daftar Pustaka
 Han MK et all. Pulmonary disease and the heart. Medscape.
2007;116(25): 2992-3005.
 Kor pulmonal kronik, syahruddin harun, ika prasetya wijaya, Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Internal Publishing,jakarta:2014
 Obstruksi Saluran Pernafasan Akut,PPOK eksaserbasi akut,
Bambang,S;Heni,R;Barmawi;H. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Internal Publishing,jakarta:2014
 Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan Penyakit Paru Oobstruksi
Kronis (PPOK);Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.Jakarta:;2003
 Penatalaksanaan penyakit paru obstruktif pada lansia dan pekerja
konstruksi; Resi,L; Fakultas Kedokteran Lampung;Lampung :2011
 Diagnosis dan tatalaksana Penyakit Paru Obstruksi Kronis;
wijaya,P, Dewa,M.Fakultas kedokteran universitas udayana, Bali
:2015
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai